Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TUGAS PORTO FOLIO 2 (TPF 2)


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Nama : MUHAMMAD IKHWANUDIN


Kelas : X TO-1
No.Absen : 24

SMK N 1 ADIWERNA KABUPATEN


TEGAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat
menimba ilmu di SMKN 1 ADIWERNA.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada
mata pelajaran yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi siswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri
umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum wr.wb

DAFTAR ISI
BAB III
Menjalin Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari
Berfoya-foya,Riya', Sum'ah, Takabur, dan Hasad

A. Menghindari Diri dari Perilaku/ Sifat Hidup Berfoya-Foya


B. Menghindari Diri dari Perilaku/ Sifat Riya’ dan Sum’ah
C. Menghindari Diri dari Perilaku/ Sifat Takabbur
D. Menghindari Diri Dari Perilaku/ sifat Hassad
E. Rangkuman

BAB III
Menjalin Hidup Penuh Manfaat dengan Menghindari
Berfoya-foya,Riya', Sum'ah, Takabur, dan Hasad
 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bab 3 ini peserta didik diharapkan kompeten dalam :
1. menganalisis manfaat menghindari sikap hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabbur,
dan hasad
2. membuat karya berupa quote dan mempublikasikan di media sosial
3. menghindari sikap hidup sikap hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabbur, dan
hasad
4. terbiasa bersikap rendah hati dalam kehidupan sehari-hari

 Ruang Lingkup Materi Pelajaran PAIBP Itu Ada 5 Aspek:


 Aspek Al-Qur'an dan Al-Hadist
 Aspek Akidah/ Keimanan/ Ketauhidan
 Aspek Akhlak/ Adab/ Etika
 Aspek Fiqih/ Hukum
 Aspek Tarekh/ Sejarah

 Pokok-Pokok Ajaran Islam Ada 3, Yaitu :


 Iman→ Akidah
 Islam→ Fiqih
 Ikhsan→ Akhlak
 Pengertian Akhlak
Akhlak adalah segala perbuatan, ucapan, sikap, perilaku, tingkah laku, tindakan
yang dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang.
 Macam-macam Akhlak ada 2, yaitu:
 Akhlak Mahmudah : Terpuji / Karimah / mulia
 Akhlak Majmumah : Sayiah / tercela.

A. Menghindari Diri dari Perilaku/ Sifat Berfoya-Foya


a) Definisi/ Pengertian Berfoya-Foya

Hakekat foya-foya adalah melakukan suatu kegiatan secara berlebihan


atau boros.Kebanyakan manusia memiliki cenderungan terhadap uang dan harta
melimpah. Meskipun ada manusia yang tidak begitu tertarik dengan harta
duniawi, mereka berlaku zuhud dengan lebih mengutamakan kehidupan akhirat.
Jenis manusia seperti ini jumlahnya sangatlah kecil.
Secara kodrat alamiah, manusia memang memiliki tabiat mencintai harta.
Pada saat uang dan hartanya melimpah, perilakunya bisa berubah menjadi lebih
konsumtif. Ia akan mudah membuat keputusan untuk membeli barang-barang
mewah, meskipun barang tersebut kurang begitu penting bagi diri dan
keluarganya. Sesungguhnya gaya hidup seperti itu salah, karena termasuk
kategori menghamburkan harta, pemborosan dan berfoya-foya.

Berfoya-foya merupakan pola pikir, sikap dan tindakan yang tidak


seimbang dalam memperlakukan harta. Harta merupakan cobaan bagi pemiliknya,
jika harta digunakan dengan baik maka harta bisa bermaaat baginya, sebaliknya
kalau harta dikelola secara salah maka akan mencelakakannya. Harta bisa menjadi
tercela jika dijadikan tujuan utama oleh pemiliknya, dan dalam proses mencarinya
tidak diniatkan untuk beribadah kepada Allah Swt.

Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf)


dan boros (tabzir) dalam membelanjakan harta, keduanya termasuk perbuatan
setan. Sebaliknya, Islam menganjurkan umatnya untuk hidup bersahaja, seimbang
dan proporsional.

Perhatikan Q.S al-Isra’/17: 26-27 berikut ini!

Artinya: “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan(hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Q.S al-
Isra’/17: 26-27)

Allah Swt. sangat tidak menyukai seseorang yang mempergunakan harta


secara berlebihan (israf) dan tanpa manfaat. Mereka menghamburkan harta sia-sia
dan melupakan hak-hak orang lain atas hartanya.

Seseorang disebut berperilaku israf apabila ia membelanjakan harta


melewati batas kepatutan menurut ajaran Islam, dan tidak ada nilai manfaatnya
untuk kepentingan dunia maupun akhirat. Sifat israf ini dipengaruhi oleh godaan
uang dan harta pada seseorang yang lemah imannya.

b) Contoh perilaku / perbuatan Berfoya-Foya

 Contoh tabzir dan israf dalam makan dan minum:


Seseorang mengambil banyak makanan dan minuman pada suatu acara
tasyakuran. Ia takut tidak mendapat bagian, tanpa sama sekali tidak
mempertimbangkan daya tampung perut. Akhirnya ia tidak sanggup
menghabiskan makanan dan minuman tersebur.

 Contoh tabzir dan israf dalam berbicara:

Berkata-kata yang tidak penting dan tidak perlu, baik secara langsung
bertemu dengan lawan bicara ataupun melalui media elektronik, termasuk
media sosial. Contoh lain misalnya, menggunakan kuota internet untuk
searching dan chatting hal-hal yang tidak perlu.

 Contoh tabzir dan israf dalam penampilan:

Memakai perhiasan emas di kedua tangan, leher, jari jemari, dan kaki pada
saat pertemuan warga. Berpakaian mahal, mewah lengkap dengan tas
import dari luar negeri.Selain di atas, masih banyak lagi contoh perilaku
tabzir dan israf dalam kehidupan sehari-sehari.

c) Dampak negatif sifat hidup berfoya-foya

Banyak dampak negatif dari sikap hidup berfoya-foya, di antaranya :

 Terlalu sibuk mengurusi kebahagiaan duniawi, melalaikan akhirat


 Menimbulkan sifat iri, dengki, dan pamer
 Dapat memicu frustasi apabila hartanya habis
 Berpotensi menimbulkan sifat kikir

d) Cara menghindari sifat hidup berfoya-foya

Agar terhindar dari sifat hidup berfoya-foya, lakukanlah hal-hal berikut ini :

1) Membelanjakan harta sesuai dengan skala priorias kebutuhan


2) Membiasakan bersedekah dan membantu orang lain
3) Bergaya hidup sederhana
4) Selalu bersyukur
5) Bertindak selektif dan terencana
6) Bersikap rendah hati

e) Hikmah/ Manfaat dari menghindari perilaku Berfoya-foya

 Membuat harta yang dimiliki menjadi lebih bermanfaat dan tidak habis sia-
sia.
 Hidup menjadi lebih baik dan lebih bahagia.
 Mendapat pahala dari Allah sehingga dapat memberatkan amalan kebaikan.
 Memudahkan jalan untuk masuk ke dalam surga kelak di alam akhirat.

B. Menghindari Diri dari Perilaku/ Sifat Riya’ dan Sum’ah


a) Definisi/ Pengertian Riya' dan Sum'ah

Secara bahasa, sum’ah berarti memperdengarkan. Secara istilah, sum’ah


yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan
kepada orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan. Sedangkan riya’,
secara bahasa berarti menampakkan atau memperlihatkan. Secara istilah, riya’
yaitu melakukan ibadah dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan
dari orang lain.

Riya’ dan sum’ah merupakan sifat tercela yang menyebabkan amal ibadah
menjadi sia-sia. Sifat riya’ dan sum’ah bisa muncul pada diri seseorang pada saat
melakukan ibadah ataupun setelah melakukannya. Rasulullah Saw. menegaskan
bahwa riya’ termasuk syirik khafi, yaitu syirik yang samar dan tersembunyi. Hal
ini dikarenakan sifat riya’ terkait dengan niat dalam hati, sedangkan isi hati
manusia hanya diketahui oleh Allah Swt.

Perhatikan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2: 264 berikut ini :

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima),
seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu)
seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa
pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang kafir. " (Q.S. al-Baqarah/2: 264)

b) Contoh perilaku / perbuatan Riya' dan Sum'ah


Riya' dalam Islam itu ada dua jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Riya' dunia, yaitu karena mengharapkan jabatan atau kedudukan dalam


hati manusia dengan perantara kerja dunia.
2) Riya' ibadah, atau juga dikenal dengan istilah Sum'ah, yaitu dalam
beribadah karena Allah Swt. saja. Suatu contoh seorang yang shalat
dengan bacaan keras supaya didengar dan dilihat oleh orang lain.

c) Ciri-ciri dan dampak negatif perbuatan Riya'dan Sum'ah

Riya’ dan sum’ah merupakan penyakit hati yang merusak amal seseorang.
Kedua sifat ini sulit terdeteksi, namun memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat
atau dirasakan.

Seseorang yang bersifat riya’ dan sum’ah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Selalu menyebut dan mengungkit amal baik yang pernah dilakukan


 Beramal hanya sekadar ikut-ikutan bersama orang lainMalas atau enggan
melakukan amal shaleh apabila tidak dilihat oleh orang lain
 Melakukan amal kebaikan apabila sedang berada di tengah khalayak ramai
 Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh orang lain
 Ekspresi amal berbeda karena sedang dilihat oleh orang lain atau tidak
 Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam beramal saat mendapat
sanjungan, sebaliknya semangatnya akan turun apabila mendapat
cemoohan dari orang lain.

Perbuatan riya’ dan sum’ah akan berdampak negatif bagi pelakunya dan
masyarakat secara umum.

Dampak negatif tersebut antara lain :

 Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan


 Muncul rasa gelisah saat melakukan amal kebaikan
 Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali
 Mengurangi kepercayaan dan simpati dari orang lain

d) Cara menghindari diri dari perbuatan Riya'dan Sum'ah

1) Meluruskan niat
2) Menyadari diri bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt
3) Memohon pertolongan Allah Swt
4) Memperbanyak rasa syukur
5) Memperbanyak ingat kematian
6) Membiasakan hidup sederhana
7) Memaksakan diri untuk ikhlas beramal
8) Memperdalam ilmu-ilmu agama

e) Hikmah/ Manfaat dari menghindari perilaku Ria dan Sum'ah

 Terbebas dari api neraka.


 Mendapat pahala dari Allah SWT.
 Allah SWT meridhoi setiap kebaikan yang kita lakukan.
 Amal perbuatan kita tidak akan sia-sia.

C. Menghindari Diri dari Perilaku/ Sifat Takabbur


a) Definisi/ Pengertian Takabur

Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau


merasa lebih kuat, lebih hebat dibanding orang lain. Orang takabur selalu
meremehkan dan merendahkan orang lain, tidak mau mengakui kehebatan dan
keberhasilan orang lain, dan menolak kebenaran. Pendapat orang lain dianggap
tidak ada gunanya, dan tak mau menerima saran dari orang lain.

Sifat takabur termasuk penyakit hati yang sangat dibenci oleh Allah Swt.,
karena membuat seseorang ingin terus menerus menunjukkan kehebatan dirinya
di hadapan orang lain.

Allah Swt.berfirman dalam Q.S al-A’raf/7: 40 berikut ini :

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan


menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi
mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam
lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat jahat. " (Q.S al-A’raf/7: 40)

b) Contoh perilaku/ perbuatan Takabur

 Takabur karena kelebihan fisik, misalnya tampan, cantik, dan kuat.


 Takabur karena kekuatan fisiknya dalam melawan musuh
 Takabur karena ilmu, akal, dan kecerdikannya dalam memahami ilmu-ilmu
agama dan juga urusan-urusan keduniaannya
 Takabur karena keturunan. Artinya, sombong dirinya karena merasa dirinya
keturunan ningrat atau bangsawan
 Takabur karena banyak anaknya yang dapat diandalkan
 Takabur karena harta yang berlimpah

c) Dampak negatif dari perbuatan Takabur

 Dibenci dan dijauhi oleh masyarakat


 Dibenci oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya
 Mata hatinya terkunci dari memperoleh hidayah kebenaran
 Mendapatkan siksa dan kehinaan di akhirat
 Dimasukkan kedalam neraka

d) Cara menghindari diri dari perbuatan Takabur

1) Menyadari keKurangan dan kelemahan dirinya


2) Menyadari bahwa hidup didunia hanya sementara
3) Berusaha selalu menghargai orang lain
4) Bersifat rendah hati (Tawadhu)
5) Ikhlas dalam melakukan ibadah

e) Hikmah/ Manfaat dari menghindari perilaku Takabur


 Semakin dekat dengan Allah
 Menumbuhkan sifat keimanan yang lebih kuat
 Senantiasa bersifat rendah hati
 menumbukan kesadaran bahwa ada yang lebih hebat dari segalanya

D. Menghindari Diri Dari Perilaku/ sifat Hassad


a) Pengertian Hassad (Dengki)

Menurut Imam Al-Ghazali, Hassad memiliki dua tingkatan yaitu pertama,


tidak suka orang lain mendapatkan nikmat dan ingin menghilangkannya; kedua,
keinginan memperoleh nikmat berupa yang dimiliki orang lain, tanpa bermaksud
atau berharap hilangnya nikmat itu pada orang lain.

Hassad berasal dari bahasa Arab yaitu (hassad-yahsudu/yahsidu) yang


artinya iri, dengki. Hassad merupakan suatu sikap seseorang yang tidak senang
terhadap orang yang memperoleh keberuntungan, kenikmatan atau karunia dari
Allah Swt. Sifat ini dapat timbul apabila ia merasa tidak senang terhadap
keberhasilan orang lain.

Menurut Imam Ghazali, ada tiga jenis hasad yang membahayakan manusia,
yaitu :
1) Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan ia
mendapatkan nikmat tersebut
2) Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak
mendapatkan apa yang membuat orang tersebut bahagia. Asalkan orang lain
jatuh menderita, maka ia merasa bahagia.
3) Merasa tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. kepada
orang lain, meskipun ia tidak mengharapkan hilangnya nikmat dari orang
tersebut. Ia benci apabila orang lain dapat menyamai atau melebihi apa yang
diterimanya dari Allah Swt.

Allah Swt. secara tegas melarang sifat hasad. Perhatikan Q.S an-Nisa’/4: 32 di
bawah ini :

b) Macam-macam Hasad

1) Hasad tercela, dalam Hasad yang yang sifatnya tercela ini biasanya seseorang
yang berangan-angan hilangnya nikmat saudaranya, dan hukumnya adalah
haram.
2) Hasad yang terpuji (gibtah), hasad yang terpuji dapat berupa keinginan yang
serupa dengan saudaranya dalam hal kebaikan dan tidak berharap nikmat
saudaranya hilang.

c) Dampak negatif sifat Hasad

 Menentang takdir Allah Swt.


 Hati menjadi susah
 Menghalangi keinginan berdoa kepada Allah Swt.
 Meremehkan nikmat dari Allah Swt.
 Merendahkan martabat orang lain
 Dibenci dalam lingkungan masyarakat
 Merusak tali silaturahmi
 Menghancurkan persaudaraan yang ada pada dirinya

d) Cara menghindari diri dari perilaku Hasad


1) Meyakini keadilan Allah Swt.
2) Memperbanyak rasa syukur.
3) Menjaga sifat rendah hati (tawaduk).
4) Senang membantu orang lain.
5) Mempererat tali silaturahmi.
6) Mendahulukan kepentingan umum.

e) Hikmah/ Manfaat dari menghindari diri dari perilaku Hasad

 Hidup kita akan menjadi tenang dan tentram.


 Hati menjadi tenang dan tentram.
 Mempunyai banyak teman.
 Selalu bersyukur atas pemberian Allah.

E. Rangkuman
a) Harta merupakan cobaan bagi pemiliknya, jika harta digunakan dengan baik maka harta
bisa bermanfaat baginya, sebaliknya kalau harta dikelola secara salah maka akan
mencelakakannya.

b) Islam melarang perilaku :


1) Berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf),
2) Boros (tabzir) dalam membelanjakan harta,
3) Pamer (riya’),
4) Sum’ah,
5) Sombong (takabur),
6) dan Dengki (hasad).

c) Tabzir (boros) adalah perilaku membelanjakan harta tidak pada jalannya atau
mengeluarkan harta tidak haq.

d) Seseorang disebut berperilaku israf apabila ia membelanjakan harta melewati batas


kepatutan menurut ajaran Islam, dan tidak ada nilai manfaatnya untuk kepentingan dunia
maupun akhirat.

e) Riya’ yaitu melakukan dan memperlihatkan amal ibadah dengan niat supaya mendapat
pujian atau penghargaan dari orang lain.

f) Sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan


kepada orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.

g) Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat,
lebih hebat dibanding orang lain.
h) Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain
karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut.

i) Syarat diterimanya amal ada tiga :


1) Beramal dengan landasan ilmu,
2) Berniat ikhlas karena Allah Swt.,
3) Melakukan dengan sabar dan ikhlas.

j) Benteng amal itu ada tiga, yaitu :


1) Merasa bahwa hidayah itu datangnya dari Allah Swt.,
2) Berniat meraih ridha Allah Swt. agar dapat mengalahkan hawa nafsu,
3) Berharap pahala dari Allah Swt. dengan menghilangkan riya’ dan sum’ah.

k) Sifat hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, hasad dapat dihindari dengan
menerapkan sifat rendah hati (tawadhu’).

Anda mungkin juga menyukai