PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tabzir yang artinya pemborosan. Secara istilah tabzir adalah
membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan
dijalan Allah. Tabzir dan israf sekilas memiliki arti yang sama tetapi tabzir dan israf
adalah dua hal yang berbeda.
Lawan dari berlebih-lebihan adalah hemat, sederhana atau seperlunya.Setiap
manusia dalam mengurangi hidup pastilah behadapan dengan berbagai persoalan,
baik persoalan yang berkaitan dangan harta benda maupun dengan persolan lainnya
yang memerlukan sebuah penyelesaian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tabdzir?
2. Apa saja dalil tentang tabdzir?
3. Apa saja bentuk tabdzir?
4. Apa saja nilai negatif sifat tabdzir?
5. Apa saja akibat perbuatan tabdzir?
6. Bagaimana upaya untuk menghindari sikap tabdzir?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar dapat mengetahui Apa yang dimaksud dengan tabdzir
2. Agar dapat mengetahui Apa saja dalil tentang tabdzir
3. Agar dapat mengetahui Apa saja bentuk tabdzir
4. Agar dapat mengetahui Apa saja nilai negatif sifat tabdzir
5. Agar dapat mengetahui Apa saja akibat perbuatan tabdzir
6. Agar dapat mengetahui Bagaimana upaya untuk menghindari sikap tabdzir
BAB II
PEMBAHASAN
Kemudian Rasulullah Saw. menegaskan bahwa, sikap boros atau tabzir tidak
saja dalam hal makan atau minum, akan tetapi juga dalam beribadah, sebagaimana
sabdanya :
ُ
التسرف راى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم رجال يتوضأ فقال التسرف
Artinya : Rasulullah Saw. telah melihat seorang laki-laki berwudhu', lalu beliau
bersabda "Jangan kamu berlebih-lebihan. Jangan kamu berlebih-lebihan" (HR. Ibnu
Majah dari Ibnu Umar).
Allah menegaskan bahwa, orang yang berlaku boros adalah saudara syaitan,
karena sama-sama ingkar terhadap nikmat Allah Swt. Ungkapan ini merupakan
celaan terhadap orang-orang yang boros. Menghambur-hamburkan kekayaan di luar
perintah Allah, memperturutkan godaan syaitan. Allah berfirman :
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya. (al-Isra' : 27).
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sikap tabdzir
merupakan sikap yang tidak baik dan harus kita jauhi dan kita harus terus
berupaya agar kiranya kita tidak memiliki sikap tabdzir tersebut, dan mari kita
upayakan semua kegiatan yang kita lakukan itu semata adalah untuk Allah
SWT semata.
B. Saran
Saran dari penulis ialah kita harus tetap berada di dalam istiqomah untuk
beramal dengan cara yang benar dan baik seperti yang ada di dalam Al –
Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA