Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI KELOMPOK AKIDAH AKHLAK

MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

Kelompok 3 Kelas : XI IPA 1 NILAI

Nama : -Dyah Purnamasari Fauzi


-Hanifah Windi Permatasari
-Nurussaadah TTD Guru Mapel :
-Rachmat Herlambang
-Rodhiyan Muhammad TTD Wali Siswa :
-Selvi Nurlianti
Tabdzir
1. Pengertian Tabzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang
artinya pemborosan. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta
benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena
adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk halhal yang tidak disenagi oleh
Allah serta ingin dipuji oleh orang lain.

2. Dalil tentang tabdzir

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya. (al-Isra' : 27).



Artinya : Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang
yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di
antara keduanya secara wajar. (surat al-Furqan ayat 67,)

Artinya : Rasulullah Saw. telah melihat seorang laki-laki berwudhu', lalu beliau
bersabda "Jangan kamu berlebih-lebihan. Jangan kamu berlebih-lebihan" (HR. Ibnu
Majah dari Ibnu Umar).

3. Bentuk-Bentuk Sikap Tabzir


Adapun bentuk-bentuk perbuatan yang menjurus ke sikap tabzir di antaranya
adalah :
a. Menganggap kemewahan hidup di dunia sebagai suatu kesenangan dan kebahagiaan
dan berusaha meraihnya tanpa mempedulikan ketentuan agama.
b. Mencari kekayaan yang berlimpah dengan segala cara dengan jalan yang tidak wajar
dan dilarang agama, sehingga menimbulkan kecurangan, kejahatan dan penipuan yang
merugikan pihak lain.
c. Membelanjakan harta yang dimiliki secara boros tanpa memperhitungkan azas manfaat
dan mudaratnya. Sementara larangan berlaku boros bertujuan supaya setiap muslim dapat
mengatur pengeluaran sesuai keperluan.
d. Kikir dalam membelanjakan harta untuk berbuat kebajikan, seperti wakaf, infaq
ataupun sedekah.

4. Nilai Negatif Sikap Tabzir


Sebagaimana dijelaskan bahwa, sikap tabzir dipicu oleh sikap pamer dan sikap sombong,
di mana kedua sifat itu menyebabkan kehancuran pada diri sendiri, karena tidak memiliki
kontrol pribadi dan sosial. Jika diri sudah lepas kontrol, maka akan menimbulkan sikap
boros.
Sikap mendambakan kemewahan dunia semata, yang ditimbulkan oleh sifat pamer dan
sombong merupakan tabiat buruk yang harus dihindari. Allah telah memberikan isyarat
dalam al-Qur'an, bahwa akibat kesombongan dan kecongkakkan, Qarun beserta harta
kekayaannya yang menjadi kebanggaan dan keangkuhannya dibenamkan oleh Allah ke
dalam perut bumi. Hal ini memberikan peringatan kepada umat sesudahnya bahwa,
ternyata harta yang tidak diridhai Allah tidak memperoleh manfaat.

5. Akibat dari Perbuatan Tabzir


Setiap aturan yang telah Allah buat untuk Hamba-Nya sudah pasti mengandung
hikmah/manfaat bagi hamba-Nya, begitupun larangan terhadap perbuatan tabzir ( boros ).
Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari perbuatan tabzir, yaitu :
a. Mendapat murka Allah
b. Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah
c. Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat
d. Mendapat cacian dari orang lain.

6. Upaya Menghindari Sikap Tabzir


Supaya umat manusia terhindar dari sikap tabzir, Islam melalui risalah yang dibawa oleh
Rasulullah Saw. telah memberikan batas-batasan dan ketentuan dalam segala aspek
kehidupan umatnya, termasuk dalam hal makan, berpakaian ataupun dalam beribadah. Di
antara ketentuan itu adalah :
a. Islam melarang makan dan minum, berpakaian, berhias ataupun dalam bersedekah
secara berlebihan.
b. Islam menganjurkan hidup sederhana, yang dimaksud sederhana di sini bukan berarti
harus hidup melarat, tetapi sederhana sekedar mencukupi kebutuhan yang diperlukan
tanpa berlebihan dan sewajarnya.
c. Islam melarang bersikap sombong dengan menzalimi diri sendiri ataupun orang lain,
karena menyebabkan kesengsaraan.
Setiap yang dilarang dalam Islam sudah tentu mengandung mudarat yang dapat
merugikan kehidupan manusia. Sementara setiap suruhan sudah pasti juga memiliki
manfaat yang akan menguntungkan bagi keselamatan hidup.
Orang yang mau menerima dan mengamalkan secara baik nasehat yang benar hanyalah
orang-orang yang sabar dan tekun, termasuk di dalamnya orang yang patuh
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, akan menerima dengan
baik dan ikhlas apa yang telah ditentukan Allah terhadapnya.

7. Hikmah :
Kita tidak boleh boros karena merupakan tabiat setan, yang membuat kerugian dan
kesengsaraan hidup di kemudian hari.
Kita dilarang membelanjakan harta dengan sesuka hati, karena itu berakibat pada
kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat

Anda mungkin juga menyukai