Secara bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik, sedangkan
menurut istilah perilaku ialah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah
swt, yang akan menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang banyak.
Kata israf berasal dari bahasa Arab berarti bersuka ria sampai melewati batas.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan)
jdiartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan
aturan (nilai) tertentu yang berlaku
Dengan jelas Allah Swt. melarang kita, hamba-Nya berlebih-lebihan dalam hal
makan dan minum. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum dapat menyebabkan
dampak negatif bagi tubuh seperti munculnya penyakit tertentu. Kelebihan
mengonsumsi gula dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes, kelebihan dalam
mengonsumsi garam dapat menyebabkan hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.
Demikianlah, kadang diam itu lebih baik daripada berbicara yang tidak jelas arahnya.
Jika berkata atau berbicara, ia harus berbicara tentang sesuatu yang baik. Ada saatnya
kita harus berbicara atau diam. Kita harus berbicara ketika melihat kemungkaran.
Ketika melihat atau mengetahui seseorang berbuat kemungkaran, kita harus
mengingatkannya dengan perkataan. Kita ingatkan orang tersebut bahwa
perbuatannya merupakan kemungkaran dan mengajaknya untuk berbuat sesuai
dengan syariat Islam. Selain itu, kita harus berbicara ketika melihat ketidakadilan.
Kita harus mengatakan kebenaran meskipun pahit rasanya. Kita harus berbicara
sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.
Penyebab Israf
Perilaku israf dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu. Di antara penyebab sikap
israf sebagai berikut.
1. Lemahnya akal pikiran dalam memandang dan mempertimbangkan dalam
pendayagunaan harta secara benar dan tepat guna.
2. Ingin mendapat pujian orang lain (riya).
3. Malas dalam berpikir.
4. Lemah jiwa dan agamanya.
Cara Menghindari Israf
Hal yang dapat dilakukan untuk menghindarkan perilaku israf dari dalam hati
antara lain sebagai berikut.
1. Menjauhi semua penyebabnya dan selalu bertawakal kepada Allah.
2. Berlatih mengatur pengeluaran dengan manajemen yang benar.
3. Memahami segala akibatnya jika bersikap berlebihan.
4. Mengingat keadaan fakir atau kalau suatu saat jatuh miskin.
5. Menyalurkan harta melalui zakat, sedekah, dan infak.
Setiap orang selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih kemewahan
kehidupan dunia sebagai suatu yang menyenangkan dan membahagiakan, tanpa
mempe-rhatikan ketentuan agama. Anggapan dan keinginan seperti itu sampai
sekarang terus mewarnai sebagian masyarakat, berkeinginan memiliki harta kekayaan
yang melimpah sekalipun dengan jalan yang tidak wajar, tidak sesuai dengan
peraturan negara dan hukum agama. Akibatnya, timbullah kecurangan dimana-mana
yang merugikan semua pihak.
Allah melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan
melarang membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan
agar setiap muslim dapat mengatur nilai pengeluaran sesuai keperluannya, tepat yang
dituju sebagimaha ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara
boros hanya untuk kesenangan semata.
Sikap boros ini merupakan tabiat setan yang harus dihindari oleh setiap pribadi
muslim, Allah berfirman dalam Q.S. Al Isra ayat 27:
Rasulullah saw. telah melihat seorang laki-laki berwudu lain beliau bersabda,
Janganlali kamu berlebih-lebihan. Janganlah kamu berlebih-lebihan.
Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada diri
sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Jika kontrol tersebut tidak
ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap pemborosan yang dilarang dalam
Islam.
Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata sebagai tabiat buruk yang
harus ditinggalkan karena Allah memberikan pelajaran bahwa Qarun dengan harta
kekayaannya telah dibenamkan ke dalam bumi. Ternyata harta yang tidak diridai
Allah tidak memperoleh manfaat apa-apa.
Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak boleh sombong dengan menzalimi
diri sendiri ataupun orang lain, karena perilaku zalim akan berakibat menyengsarakan
diri sendiri ataupun orang lain. Melalui sunahnya, Rasulullah saw. menjelaskan
secara tegas larangan makan, minum, berpakaian dan bersedekah secara berlebihan.
Segala sesuatu yang dllarang Allah dan Rasul-Nya pastinya terdapat madarat yang
sangat merugikan bagi kehidupan manusia.
Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi hidup yang sederhana sebatas
mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan. Karena itu, segala hal
yang berlebihan tidak akan memperoleh kebaikan bagi yang melakukannya.
Sesungguhnya orang yang dapat menerima dengan baik dan mengamalkan nasihat
yang benar hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun. Termasuk di dalamnya orang
yang patuh meiaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka
menerima dengan baik dan ikhlas apa yang diberikan Allah kepadanya. Selalu
berusaha sesuai ketentuan-Nya serta membelanjakan hartahya untuk kepentingan diri
maupun masyarakat.
Allah swt melarang kita untuk berbuat ghibah, dan menyuruh kita untuk menjauhinya
karena ghibah digambarkan dengan sesuatu yang sangat jijik dan kotor yaitu ghibah
sama saja dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Selengkapnya dalam
firman Allah swt dalam Q.S. Al Hujarat ayat 12 :
.... Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mat? Tentu kamu merasa jijik...
Setelah mengerti pengertian ghibah, yang harus diketahui bahwa tidak semua jenis
ghibah dilarang oleh Allah swt, ada beberapa jenis ghibah yang dibolehkan dengan
maksuda dan tujuan tertentu, yang mana tujuan itu benar dan tidak mungkin tercapai
kecuali dengan ghibah. Berikut ini perilaku ghibah yang diperbolehkan :
Melaporkan perbuatan aniaya/kejahatan yang dilakukan seseorang
Usaha untuk mengubah kemungkinan dan membantu seseorang keluar dari
perbuatan maksiat
Ghibah untuk tujuan nasihat
Ghibah untuk memperingatkan pada kaum muslimin tentang suatu fatwa
Memberi penjelasan dengan suatu sebutan yang terkenal pada diri seseorang
meskipun itu sesuatu yang buruk, seperti si bisu, si pincang dan lain
sebagainya.
Membicarakan keburukan orang lain melalui lisan (misalnya antara ibu ibu
rumah tetangga saat arisan yang membicarakan tetangganya yang tidak
shalat).
Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui bahasa isyarat
Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui gerakan tubuh dengan
maksud mengolok-ngolok (misalnya, kepala dimiring-miringkan untuk
mengejek tetangganya yang memiliki kepala miring).
Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui media massa seperti
koran, majalah, media sosial, media berita online dan lain sebagainya.
Jikal hal-hal yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar, maka bisa
mendatangkan fitnah, dalam Al Quran fitnah itu disebutkan lebih kejam
daripada pembunuhan.
Mendatangkan kerusakan/permusuhan atau sikap tidak senang kepada
seseorang
Tidak ada manfaatnya, waktu terbuang sia-sia
Mendapatkan dosa dari Allah swt
Cara menghindari perilaku ghibah (menggunjing)
Berikut ini cara menghindari perilku ghibah :
Menyadari bahwa perilaku ghibah tidak disukai oleh Allah swt dan dilarang
untuk dilakukan
Berusaha untuk menjauhi perilaku ghibah dan melakukan kegiatan yang lebih
bermanfaat daripada ghibah
Menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan ghibah
Berkumpul dengan orang-orang yang shalih, dan meninggalkan sekelompok
orang yang sedang menggunjing (ghibah)
Mengingatkan orang lain yang sedang ghiba
Pengertian Fitnah
Dalam bahasa sehari-hari kata fitnah diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan
suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut
tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut
memfitnah.. Fitnah merupakan sifat yang tercela, karena usaha seseorang untuk
mencemarkan nama baik orang lain, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan
menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat akan negative
kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam
dari pembunuhan. Sebagaimana firman Allah Swt:
Artinya :Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas.Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai
mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan
fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi
mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika
mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikianlah
Balasan bagi orang-orang kafir.Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu
hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka
tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.(QS. Al
Baqarah : 190-193)
Dalam upaya mencegah perbuatan menyebarkan fitnah, lebih dulu perlu diketahui
sumber fitnah itu sendiri. Fitnah itu dapat terjadi diantaranya karena hal-hal sebagai
berikut :
Yang artinya, Bahwa finah itu juga dapat timbul karena kebodohan merajalela, ilmu
telah tercabut, dan banyak kekacuan serta pembunuhan.(HR. Bukhari dan Muslim)
Terhadap orang yang suka menyebar fitnah kita sebaiknya melakukan hal-hal berikut
:
1. Jangan cepat-cepat percaya pada ucapan orang itu sebaiknya ucapan itu di cek
kebenaranya (Al Hujurat 6) :
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat 6)
2. Memberi nasehat dengan bijaksana bahwa menyebar fitnah itu termasuk dosa
besar dan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Fitnah itu termasuk dosa yang
besar yang akan mendatangkan bencana, baik bagi yang memfitnah maupun yang
difitnah.
3. Jangan menyiarkan berita (fitnah) yang telah kita terima dari orang lain. Karena
kalau dilakukan berarti kita ikut melakukan fitnah yang dilarang olehAllah dan
berdosa.
4. Jangan berprasangka buruk terhadap orang yang difitnah. Allah SWT berfirman :
Oleh karena itu upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran fitnah atau menangkal
fitnah, setiap manusia, terutama muslim,.
1). Gemar untuk mengadakan aksi sosial (beramal saleh) secara terus-menerus.
2). Jangan kikir (pelit), artinya harus memiliki hati pemurah (dermawan) dengan
merealisasikannya dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan
lain-lain.
3). Memupuk silaturahmi atau membina persaudaraan. Ikut aktif melaksanakan amar
makruf nahi munkar, yaitu mengjak kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran.
4). Amanah (terpercaya), artinya segala perkataan dan prbuatannya sangat dipercaya
mengandung kebenran, tidak berbohong dan memegang teguh amanah yang
dipercayakan kepadanya. Perilaku menunjukkan sikap membenci perbuatan mengadu
domba, diantaranya adalah sebagai berikut ;
1). Mempertebal iman karena akan semakin mempertinggi pribadinya dan dapat
mengikis nafsu jahat yang hendak mencengkeram dirinya.
3). Menyadari dirinya sebagai hamba Allah yang mempunyai kedudukan sama dan
tidak saling menguasai.
2. 4). Beramal saleh, yaitu berbuat baik dengan senantiasa memberikn apa saja
yang bermanfaat kepada sesame, khususnya kaum dhuafa.
Dosa Besar
Ulama fukaha sepakat bahwa pengertian Dosa besar yaitu dosa yang pelakunya
diancam dengan hukuman dunia , adzab di akhirat dilaknat ALLOH swt dan
Rosululloh saw.
Syirik yaitu: Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang
merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping
berdoa kepada Allah
Artinya: Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan.
d) QS Az-Zumar (39):65
Artinya: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang
musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah
mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Jenis Syirik
Syirik Besar
mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal didalam neraka,
a.l:
Artinya: Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak kemanfaatan, dan mereka
berkata: Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. Katakanlah:
Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di
langit dan tidak dibumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka
mempersekutukan.
menunjukan suatu bentuk ibadah untuk selain AllahQS Huud (11): 15-16
Artinya: Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna
dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan(15). Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah
mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan(16).
3. Syirik Ketaatan
mentaati selain Allah dalam hal maksiat kepada AllahQS At-Taubah (9):31)
Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan.
4. Syirik Mahabbah (Kecintaan)
menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaanQS Al-Baqarah (2):165
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa , bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya
Syirik Kecil
syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatanQS At-Takwir (81):29
Artinya: Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki Allah,
Tuhan semesta alam.
syirik dalam hal keiginan dan niat, seperti riya (ingin dipuji orang) dan sumah
(ingin didengar orang)(QS Al-Kahfi (18):110) Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya
aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.
A. Pengertian Durhaka
Durhaka kepada orang tua adalah berbuat buruk kepada mereka dan menyia -
nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -uquuq (durhaka) berasal dari
kata al-aqqu yang berarti al-qathu (memutus, merobek, memotong,
membelah). Adapun menurut syara adalah setiap perbuatan atau ucapan
anak yang menyakiti kedua orang tuanya
Uquuqul walidain (durhaka kepada orang tua) adalah dosa besar. Yang dimaksud
dengan al-uquuq (durhaka) adalah mematahkan tongkat ketaatan dan memotong
(memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya. Jadi, yang
dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan
tongkat ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara
orang tua dengan anaknya, meninggalkan sesuatu yang disukai keduanya, dan tidak
menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh mereka berdua. Sebesar apa pun
ibadah yang dilakukan oleh seseorang hamba, itu semua tidak akan mendatangkan
manfaat baginya jika masih diiringi perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya.
Sebab, Allah swt. menggantung semua ibadah itu sampai kedua orang tuanya ridha.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa dia berkata, Tidaklah seorang muslim
memiliki dua orang tua muslim, (kemudian) dia berbakti kepada keduanya karena
mengharapkan ridha Allah, kecuali Allah akan membukakan dua pintu untuknya
maksudnya adalah pintu surga. Jika dia hanya berbakti kepada satu orang tua (saja),
maka (pintu yang dibukakan untuknya) pun hanya satu. Jika salah satu dari keduanya
marah, maka Allah tidak akan meridhai sang anak sampai orang tuanya itu
meridhainya. Ditanyakan kepada Ibnu Abbas, Sekalipun keduanya telah
menzaliminya? Ibnu Abbas menjawab, Sekalipun keduanya telah menzaliminya.
Oleh karena itu ketika ada seseorang yang memaparkan kepada Rasulullah saw.
tentang perbuatan-perbuatan ketaatan (perbuatan-perbuatan baik) yang telah
dilakukannya, maka Rasulullah saw. pun memberikan jawaban yang sempurna yang
dikaitkan dengan satu syarat, yaitu jika orang itu tidak durhaka kepada kedua orang
tuanya.
Diriwayatkan dari Amr bin Murah Al-Juhani r.a. bahwa dia berkata, Seorang lelaki
pernah mendatangi Nabi saw. kemudian berkata, Wahai Rasulullah, aku telah
bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang haq), kecuali Allah dan bahwa engkau adalah
utusan Allah. Aku (juga) telah melaksanakan shalat lima (waktu), menunaikan zakat
dari hartaku, dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Nabi menjawab, Barangsiapa
yang meninggal dalam keadaan (seperti) ini, maka dia akan bersama para nabi,
shiddiqiin, dan syuhada pada hari Kiamat nanti seperti ini beliau memberi isyarat
dengan dua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah)sepanjang dia tidak durhaka
kepada kedua orang tuanya.
Diantara bentuk durhaka adalah :
Durhaka kepada kedua orang tua adalah haram dan termasuk dosa besar.
Allah Swt, berfirman:
2. Memaki kedua orang tua atau menyebabkan dicelanya kedua orang tua.
Dari Abdullah bin 'Amr bahwasanya Rasulullah berkata, "Termasuk dosa besar
seseorang memaki kedua orang tuanya". Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, apakah
seseorang memaki kedua orang tuanya?". Rasulullah menjawab, "Ya, dia memaki
bapak orang lain sehingga orang lain tersebut memaki bapaknya. Dia memaki ibu
orang lain sehingga orang tersebut memaki ibunya".[9]
Ini adalah sejauh-jauhnya tingkatan durhaka dia berlepas diri dari bapaknya dan
bernasab kepada selain bapaknya padahal dia mengetahuinya. Mungkin karena
meninggalkan nasab yang rendah atau mengharapkan nasab yang tinggi atau takut
untuk mengakui nasabnya atau mendekatkan diri kepada orang lain dengan bernasab
kepadanya. Dalam hadits ini terdapat pengingkaran dan mengkufuri kenikmatan yang
telah diberikan bapaknya kepada dirinya dan ini termasuk dosa besar.
"Tidak ada sesuatu yang Allah ditaati padanya yang lebih cepat pahalanya dari pada
silaturahmi. Dan tidak ada sesuatu yang lebih cepat hukumannya dari berbuat
kedhaliman, memutuskan silaturahmi dan sumpah palsu menjadikan rumah-rumah
tanpa penghuni".[14]
Dari Jubair bin Muth'im berkata, Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga
orang yang memutuskan silaturahmi".[15]
Kedua: Makna hadits tersebut, tidak akan masuk surga dari awalnya bersama orang-
orang yang terdahulu masuk surga, akan tetapi dia dihukum dengan diakhirkan masuk
surga dengan batas waktu yang dikehendaki Allah(bagi mereka yg hanya memutus
silaturrohmi dengan tetap meyakini hukumnya asal)".[16]
B. Tingkatan durhaka
Wahai anak yang berbakti Semoga Allah memberi ilham kepadamu untuk
berbakti dan memberi taufik kepadamu untuk bertakwa-, ketahuilah bahwa durhaka
memiliki tingkatan, sebagiannya lebih jelek dari sebagian yang lain. Sebagaimana
berbakti juga memiliki tingkatan sebagiannya lebih tinggi dengan sebagian yang lain.
Al-Hulaimi berkata, "Durhaka kepada kedua orang tua adalah dosa besar yakni
pabila dalam kedurhakaan tersebut disertai celaan atau makian atau pukulan maka ini
perbuatan keji. Tetapi jikaa kedurhakaan tersebut berupa merasa berat melaksanakan
perintah keduanya ataupun larangan keduanya dan bermuka masam di hadapan
keduanya dan merasa bosan terhadap keduanya namun disertai melaksanakan
ketaatan dan senantiasa diam, maka ini termasuk dosa kecil.
Namun apabila apa yang dia lakukan menyebabkan kedua orang tuanya menahan
diri dari memerintahnya sehingga keduanya mendapatkan kemudharatan, maka ini
termasuk dosa besar.
1. Tidak mengetahui keagungan orang tua dan tidak mengetahui hukuman atas
kedurhakaan itu, baik hukuman di dunia maupun di akhirat kelak.
2. Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan
sebagian anak atas sebagian lainnya atau dalam kata lain adanya
ketidakadilan yang diberikan orang tua kepada anak -anaknya.
3. Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil.
4. Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang mendorong
sahabatnya menentang orang tuanya.
Diriwayatkan dari Abu Hurariroh r.a., dia berkata : Rasulullah saw
bersabda:
Artinya : (Akhlak) seseorang itu tergantung pada akhlak sahabat karibnya.
Karena itu, hendaklah salah seorang diantara kalian
memperhatikan siapa yang digauli (nya). (Musnad Imam Ahmad, Juz 16.
hlm: 226, no Hadits 7685)
1. Hukuman di dunia.
Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang menanggung dua anak
perempuan sampai dewasa maka aku dan dia akan masuk surga dan Rasulullah
mengisyaratkan dua jarinya jari telunjuk dan jari tengah-) dan juga ada dua pintu
yang disegerakan hukumannya di dunia yaitu: kedhaliman dan durhaka".[22]
Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang
kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lilha illallh,
tapi pemuda itu lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang
pemuda sedang menghadapi sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah. Rasulullah saw bertanya lagi:
Apakah Anda murka padanya? Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara
dengannya selama 6 tahun. Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia! Sang ibu berkata:
Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.
Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak,
terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. 1)
Sang pemuda kini dapat mengucapkannya. Nabi saw bertanya lagi: Sekarang
lihatlah, apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang
laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia
mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian
beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: Aku tidak
melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih,
dan cahayanya meliputi keadaanku.
2) Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan
Imam Jafar Ash-Shadiq (sa) berkata: Dosa yang mempercepat kematian
adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi
kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.
2. Hukuman di Akhirat
1) Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: Sesungguhnya yang pertama kali
dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: Aku adalah Allah, tiada Tuhan
kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku
meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka
kepadanya.
Ya Allah, jangan jadikan daku orang yang menyebabkan kedua orang tuaku
dilaknat oleh-Mu karena kedurhakanku pada mereka. Ya Allah, jadikan daku anak
yang berbakti kepada kedua orang tuaku sehingga Engkau sayangi mereka karena
kebarbaktianku pada mereka. Duhai saudaraku, di sinilah letak hubungan erat yang
tak terpisahkan antara kita dan kedua orang tua kita. Betapa pentingnya menanamkan
pendidikan akhlak yang mulia pada anak-anak kita, sehingga kita meninggalkan
warisan yang paling berharga yaitu anak-anak yang saleh, yang dapat mengalirkan
kebahagiaan dan kedamaian pada kita bukan hanya di dunia tetapi juga di alam
Barzakh dan akhirat.
Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang
kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lilha illallh,
tapi pemuda itu lisannya terkunci.
Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang
pemuda sedang menghadapi sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah. Rasulullah saw bertanya lagi:
Apakah Anda murka padanya? Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara
dengannya selama 6 tahun. Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia! Sang ibu berkata:
Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lilha illallh. Rasulullah saw
bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi? Sang pemuda menjawab: Aku
melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan,
pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah
padanya.
Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak,
terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. 1)
Sang pemuda kini dapat mengucapkannya. Nabi saw bertanya lagi: Sekarang lihatlah,
apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-
laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia
mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian
beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: Aku tidak
melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih,
dan cahayanya meliputi keadaanku.
adalah seseorang yang memberikan kesaksian suatu peristiwa yang ia ketahui, tetapi
bertentangan dengan kenyataannya. Seseorang memberikan kesaksian sebuah
kejadian dan ia tidak mengetahui kesaksiannya sesuai dengan fakta yang sebenarnya
atau justru bertentangan dengan fakta yang sebenarnya.
engertian Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan atau
beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau beberapa orang meninggal
dunia.Para ulama mendefinisikan pembunuhan dengan suatu perbuatan manusia yang
menyebabkan hilangnya nyawa.Hukuman bagi orang yang membunuh orang islam
dengan sengaja,sebagaimana dijelaskan dalam AL-Quran:Dan barang siapa yang
membunuh orabg mukmin dengan sengaja,maka balasannya ialah jahanam,kekal ia
didalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan azab
yang besar baginya{QS.An-Nisa:93}
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih[111].
[111] Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak
dilakukan, bila yang membunuh mendapat kemaafan dari ahli waris yang terbunuh
yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta
dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang
membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-
nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum
ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah
menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia
mendapat siksa yang pedih.
B. Bentuk-Bentuk Pembunuhan
1. Pembunuhan Sengaja
1. Alat yang umumnya dan secara tabiatnya dapat digunakan untuk membunuh
seperti pedang,tombak,dll.
2. Alat yangkadang-kadang digunakan untuk membunuh sehingga tidak jarang
mengakibatkan kematian seperti cambuk,tongkat.
3. Alat yang jarang mengakibatkan kematian pada tabiatnya seperti
menggunakan tangan kosong.[2]
Pembunuhan Semi Sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain dengan tujuan mendidik.Sebagai contoh seorang guru memukulkan
sebuah penggaris kepada kaki seorang muridnya,tiba-tiba muridnya meninggal
dunia,maka pembuatan guru tersebut dinyatakan pembunuhan semi sengaja{syibhu al
amdi}.Bentuk ini tidak wajib qishos tetapi wajib membayar diyat berat dan dapat
diangsur hingga 3 tahun.
4) Orang yang dibunuh adalah orang yang terpelihara dan dilindungi darahnya
oleh islam[3]
D. Jenis Denda{Diyat}
Diyat ialah denda pengganti jwa yang tidak berlaku atau tidak diberlakukan padanya
hukuman bunuh.Diyat ada 2 macam:
1) Diyat{denda}Berat
Seratus ekor unta,dengan rincian 30 ekor unta betina umur 3-4 tahun,30 ekor unta
betina 4-5 tahun,dan 40 ekor unta betina yang sudah bunting.
2) Diyat{denda}Ringan
Seratus ekor unta,dengan rincuan 20 ekor unta betina umur1-2tahun,20 ekor unta
betina 2-3 tahun,dan 20 ekor umur 3-4 tahun,dan 20 ekor umur 4-5 tahun.
Berdasarkan ayat-ayat AL-Quran dan AL-Hadits yang dikutip diatas dapat dipahami
bahwa sanksi hokum atas delik pembunuhan adalah sbb:
Secara umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual,
tapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia
termasuk dikategorikan zina.
Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar. Dalam agama
Islam, aktivitas-aktivitas seksual oleh lelaki/perempuan yang telah menikah dengan
lelaki/perempuan yang bukan suami/istri sahnya, termasuk perzinaan. Dalam Al-
Quran, dikatakan bahwa semua orang Muslim percaya bahwa berzina adalah dosa
besar dan dilarang oleh Allah.
Zina adalah dosa besar urutan ke tiga, setelah musyrik dan membunuh.
Allah berfirman: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta
Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan)
yang benar dan tidak berzina. (QS. Al-Furqaan: 68).
Imam Al-Qurthubi mengomentari, Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang
lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.
(lihat Ahkaamul Quran, 3/200).
C. Hukuman Bagi Pezina
Di dalam Islam, pelaku perzinaan dibedakan menjadi dua, yaitu pezina muhshan dan
ghayru muhshan. Pezina muhshan adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah
(menikah), sedangkan pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah
menikah dan tidak memiliki pasangan sah.
Hukumnya menurut agama Islam bagi seseorang yang melakukan zina adalah sebagai
berikut:
Sebuah hadits Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw telah bersabda yang
artinya:
Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua
kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari
oleh alat kelamin. (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah).dan
Setiap Bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua mata pun berzina, dan
zinanya adalah melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya adalah
menyentuh. Kedua kaki berzina, zinanya adalah melangkah menuju perzinaan.
Mulut berzina, zinanya adalah mencium. Hati dengan berkeinginan dan berangan-
angan. Dan kemaluanlah yang membenarkan atau menggagalkannya. (HR
Bukhari).
E. Dampak Negatif Perzinaan
Mengapa zina dilarang agama? Islam melarang perbuatan zina karena dampak
negatifnya yang sangat besar. Akibat buruk yang ditimbulkan akibat perzinaan antara
lain:
1. Menghancurkan masa depan anak. Anak yang dihasilkan dari hubungan gelap
(perzinaan) akan menghadapi masa kanak-kanaknya dengan tidak bahagia
karena ia tidak memiliki identitas ayah yang jelas.
2. Merusak keturunan yang sah bila perzinaan menghasilkan seorang anak atau
lebih. Keturunan yang sah menurut Islam adalah anak yang dilahirkan dari
pernikahan yang sah. Bila hubungan gelap itu dilakukan dengan dua atau
lebih laki-laki, maka akan mengaburkan hubungan nasab atau keturunan
kepada bapak yang sebenarnya.
3. Mendorong perbuatan dosa besar yang lain, seperti menggugurkan
kandungan, membunuh wanita yang telah hamil karena perzinaan, atau bunuh
diri karena menanggung rasa malu telah berzina.
4. Menimbulkan berbagai jenis penyakit kelamin seperti, misalnya AIDS, bila
perzinaan dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Walaupun saat ini telah
ada alat pengaman hubungan cekcual, namun hal tersebut tidak menjamin
bebas tertular penyakit cekcual menular.
5. Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai mati.
Hukuman sosial bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di masyarakat, dan
hukuman ini akan berlaku seumur hidup.
Lalu, bagaimanakah cara menghindarkan diri dari perilaku zina? Beberapa cara
efektif yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan zina adalah
sebagai berikut:
Pergaulan bebas masyarakat modern sangat rentan terhadap perilaku perzinaan. Mari
menjaga tingkah laku diri kita sehingga terhindar dari bahaya perzinaan. Semoga
artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dalam usaha membentengi keluarga dari
akibat buruk perzinaan.
Pengertian Riba : Landasan Hukum Riba
Riba hukumnya adalah haram berdasarkan pada firman-firman Allah swt dan sabda-
sabda Rasulullah saw, di antaranya adalah sebagai berikut:
Artinya: orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al Baqarah [2]: 275).
Islam melarang riba (bunga) atas jual beli atau perniagaan, pengertian riba tambahan
dalam jual beli (riba fadl) adalah jual beli satu jenis barang dari barang-barang ribawi
dengan barang sejenisnya dengan nilai (harga) lebih, misalnya: misalnya, jual beli
satu kwintal beras dengan satu seperempat kwintal beras sejenisnya, atau jual beli
satu sha kurma dengan satu setengah sha kurma, atau jual beli satu ons perak
dengan satu ons perak dan satu dirham.
Riba dalam utang piutang (nasiah) terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sebagai
berikut:
Hakikat pengertian riba adalah contohnya seperti ini, si A mempunyai piutang pada si
B yang akan dibayar pada suatu waktu. Ketika telah jatuh tempo, si A berkata kepada
si B, engkau melunasi utangmu atau aku beri tempo waktu dengan uang tambahan.
Jika si B tidak melunasi utangnya pada waktunya, si A meminta uang tambahan dan
memberi tempo lagi. Begitulah hingga akhirnya, dalam beberapa waktu, utang si B
menumpuk berkali-kali lipat dari utang awalnya.
*Riba nasiah berasal dari kata fiil madli nasaa yang berarti menunda,
menangguhkan, menunggu, atau merujuk pada tambahan waktu yang diberikan pada
pinjaman dengan memberikan tambahan atau nilai lebih. Dengan demikian, riba
nasiah identik dengan bunga dan pinjaman.
. Definisi Miras
Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat
mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan
fungsi-fungsi organ tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan,
menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, serta membuat gembira.[1]
2. Jenis-Jenis Miras
Jenis-jenis miras yang di temui di Indonesia antara lain anggur, bourbon, brendi,
brugal, calpirinha, chianti, jagermeister, mirin, prosecco, rum, sake, sampanye,
shochu, tuak, vodka.[2]
3. Dampak Miras
Dampak penyalahgunaan miras bagi pelakunya:
1) Gangguan Fisik : meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan
kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf,
mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta
gangguan seks lainnya
2) Gangguan Jiwa : dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan
belajar dan gangguan jiwa tertentu.
3) Gangguan Kamtibmas: perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan
perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian
diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak
terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-
norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan
tindakan pidana atau kriminal.
4) Penggunaan minuman beralkohol menimbulkan dampak buruk terhadap dan
merusak fungsi hati, pankreas, pencernaan, otot, darah dan tekanan darah,
kelenjar endokrin dan jantung