Anda di halaman 1dari 33

Perilaku tercela

Secara bahasa sifat tercela adalah sikap atau perbuatan yang tidak baik, sedangkan
menurut istilah perilaku ialah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah
swt, yang akan menimbulkan kerugian bagi dirinya dan orang banyak.
Kata israf berasal dari bahasa Arab berarti bersuka ria sampai melewati batas.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas (berlebihan)
jdiartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan
aturan (nilai) tertentu yang berlaku

Contoh dan Bentuk Israf

Israf dalam Makan dan Minum


Israf dalam makan dan minum sangat dibenci oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa
Allah menyediakan semua yang ada di bumi ini untuk kepentingan manusia.
Meskipun demikian, bukan berarti kita harus memuaskan keinginan untuk makan dan
minum semua yang ada. Makan dan minum melebihi kebutuhan akan membawa
dampak tidak baik bagi tubuh kita. Tubuh akan menjadi letih. Hal ini dapat dengan
mudah kita rasakan saat kita berlebih-lebihan makan dan minum saat berbuka puasa.
Jika berlebih-lebihan saat berbuka puasa, dapat dipastikan kita akan lemas dan
kekenyangan serta menjadi tidak nyaman. Akibat fisik lain dari israf makan dan
minum adalah tubuh akan menjadi gemuk. Kegemukan yang berlebihan atau obesitas
tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena akibat buruk yang dibawa oleh israf dalam
makan dan minum, Allah Swt. dengan tegas melarang kita untuk berlebih-lebihan
saat kita makan dan minum.
Artinya: . . . Makan dan minumlah tetapi janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Q.S. al-Ara f [7]: 31)

Dengan jelas Allah Swt. melarang kita, hamba-Nya berlebih-lebihan dalam hal
makan dan minum. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum dapat menyebabkan
dampak negatif bagi tubuh seperti munculnya penyakit tertentu. Kelebihan
mengonsumsi gula dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes, kelebihan dalam
mengonsumsi garam dapat menyebabkan hipertensi, dan beberapa penyakit lainnya.

2. Israf dalam Berbicara


Israf lain yang dilarang dalam agama adalah israf atau berlebihan saat berbicara.
Berlebihan saat berbicara akan membawa dampak buruk. Berlebihan saat berbicara
akan menyebabkan bosan bahkan benci lawan bicaranya. Lebih berbahaya lagi jika
yang dibicarakan adalah aib orang lain atau berbicara tentang informasi yang belum
tentu kebenarannya dapat menjadi fitnah terhadap orang lain. Oleh karena itu,
Rasulullah mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga lisan agar tidak mudah
berbicara yang berlebih-lebihan. Jika tidak dapat berkata yang baik dan bijaksana,
lebih baik diam. Perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda: barang siapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam. (H.R. Muttafaq
Alaih)

Demikianlah, kadang diam itu lebih baik daripada berbicara yang tidak jelas arahnya.
Jika berkata atau berbicara, ia harus berbicara tentang sesuatu yang baik. Ada saatnya
kita harus berbicara atau diam. Kita harus berbicara ketika melihat kemungkaran.
Ketika melihat atau mengetahui seseorang berbuat kemungkaran, kita harus
mengingatkannya dengan perkataan. Kita ingatkan orang tersebut bahwa
perbuatannya merupakan kemungkaran dan mengajaknya untuk berbuat sesuai
dengan syariat Islam. Selain itu, kita harus berbicara ketika melihat ketidakadilan.
Kita harus mengatakan kebenaran meskipun pahit rasanya. Kita harus berbicara
sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebih-lebihan.

3. Israf dalam Perbuatan


Tentu kita pernah mendengar istilah overacting. Overacting adalah berlebih-
lebihan saat melakukan sesuatu hingga terkesan dibuat-buat. Sikap overacting ini
tentu tidak disukai oleh orang lain. Overacting dapat kita temukan dalam banyak
sekali bentuknya. Misalnya berlebihan saat menerangkan sesuatu dengan gaya yang
berlebihan pula, berlebihan dalam berpakaian (tidak menggunakan adab berpakaian
yang baik), dan berlebihan saat mengendarai mobil baru.
Contoh lain adalah tindakan overreactive biasanya muncul karena ketidaktahuan
atau ketakutan yang berlebihan pelakunya tentang sesuatu yang dihadapinya.
Ketidaktahuan atau ketakutan itu menyebabkannya tidak dapat berpikir secara jernih.
Oleh karena itu, langsung bereaksi saat ada sesuatu di hadapannya. Tindakan yang
diambil pun tidak jarang tindakan yang kurang tepat.

4. Israf dalam Menuntut Hak


Israf ini dilakukan dalam keadaan umum dan terkadang muncul dalam tindakan
yang bersifat aksi. Israf dapat juga terjadi saat kita berusaha menuntut hak secara
membabi buta. Contoh yang paling mudah adalah saat kita merasa disakiti oleh
tindakan orang lain. Saat itu kita merasa disakiti maka kita akan berusaha
membalasnya dengan kadar yang berlebihan bahkan melampaui batas. Hanya karena
tersenggol ketika berjalan di trotoar, lantas kita memarahinya bahkan memukulnya.
Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan.

Penyebab Israf
Perilaku israf dapat disebabkan oleh hal-hal tertentu. Di antara penyebab sikap
israf sebagai berikut.
1. Lemahnya akal pikiran dalam memandang dan mempertimbangkan dalam
pendayagunaan harta secara benar dan tepat guna.
2. Ingin mendapat pujian orang lain (riya).
3. Malas dalam berpikir.
4. Lemah jiwa dan agamanya.
Cara Menghindari Israf
Hal yang dapat dilakukan untuk menghindarkan perilaku israf dari dalam hati
antara lain sebagai berikut.
1. Menjauhi semua penyebabnya dan selalu bertawakal kepada Allah.
2. Berlatih mengatur pengeluaran dengan manajemen yang benar.
3. Memahami segala akibatnya jika bersikap berlebihan.
4. Mengingat keadaan fakir atau kalau suatu saat jatuh miskin.
5. Menyalurkan harta melalui zakat, sedekah, dan infak.

Pengertian Tabzir. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, boros diartikan


berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan dalam pemakaian uang ataupun
barang. Secara istilah, boros sebagai perbuatan yang dilakukan dengan cara
menghambur-hamburkan uang atupun barang karena kesenangan ataupun kebiasaan

1. Bentuk-bentuk Sikap Tabzir

Setiap orang selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih kemewahan
kehidupan dunia sebagai suatu yang menyenangkan dan membahagiakan, tanpa
mempe-rhatikan ketentuan agama. Anggapan dan keinginan seperti itu sampai
sekarang terus mewarnai sebagian masyarakat, berkeinginan memiliki harta kekayaan
yang melimpah sekalipun dengan jalan yang tidak wajar, tidak sesuai dengan
peraturan negara dan hukum agama. Akibatnya, timbullah kecurangan dimana-mana
yang merugikan semua pihak.

Allah melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan
melarang membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan
agar setiap muslim dapat mengatur nilai pengeluaran sesuai keperluannya, tepat yang
dituju sebagimaha ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara
boros hanya untuk kesenangan semata.

Sikap boros ini merupakan tabiat setan yang harus dihindari oleh setiap pribadi
muslim, Allah berfirman dalam Q.S. Al Isra ayat 27:

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu


adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Sementara Rasulullah saw. bersabda :

Rasulullah saw. telah melihat seorang laki-laki berwudu lain beliau bersabda,
Janganlali kamu berlebih-lebihan. Janganlah kamu berlebih-lebihan.

1. Nilai Negatif Sikap Tabzir

Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada diri
sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Jika kontrol tersebut tidak
ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap pemborosan yang dilarang dalam
Islam.

Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata sebagai tabiat buruk yang
harus ditinggalkan karena Allah memberikan pelajaran bahwa Qarun dengan harta
kekayaannya telah dibenamkan ke dalam bumi. Ternyata harta yang tidak diridai
Allah tidak memperoleh manfaat apa-apa.

1. 4. Upaya Menghindari Sikap Tabzir

Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak boleh sombong dengan menzalimi
diri sendiri ataupun orang lain, karena perilaku zalim akan berakibat menyengsarakan
diri sendiri ataupun orang lain. Melalui sunahnya, Rasulullah saw. menjelaskan
secara tegas larangan makan, minum, berpakaian dan bersedekah secara berlebihan.
Segala sesuatu yang dllarang Allah dan Rasul-Nya pastinya terdapat madarat yang
sangat merugikan bagi kehidupan manusia.

Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi hidup yang sederhana sebatas
mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan. Karena itu, segala hal
yang berlebihan tidak akan memperoleh kebaikan bagi yang melakukannya.

Sesungguhnya orang yang dapat menerima dengan baik dan mengamalkan nasihat
yang benar hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun. Termasuk di dalamnya orang
yang patuh meiaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka
menerima dengan baik dan ikhlas apa yang diberikan Allah kepadanya. Selalu
berusaha sesuai ketentuan-Nya serta membelanjakan hartahya untuk kepentingan diri
maupun masyarakat.

Pengertian / definisi ghibah


Definisi dari ghibah adalah membicarakan keburukan/kejelekan/kekurangan orang
lain untuk mencari-cari kesalahan orang lain baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak,
ataupun bentuk lahiriah lainnya. Ghibah atau menggunjing ini tidak hanya sebatas
lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan (media cetak, media online, sms dll),
atau dengan menggunakan gerakan tubuh.

Allah swt melarang kita untuk berbuat ghibah, dan menyuruh kita untuk menjauhinya
karena ghibah digambarkan dengan sesuatu yang sangat jijik dan kotor yaitu ghibah
sama saja dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati. Selengkapnya dalam
firman Allah swt dalam Q.S. Al Hujarat ayat 12 :

.... Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mat? Tentu kamu merasa jijik...

Setelah mengerti pengertian ghibah, yang harus diketahui bahwa tidak semua jenis
ghibah dilarang oleh Allah swt, ada beberapa jenis ghibah yang dibolehkan dengan
maksuda dan tujuan tertentu, yang mana tujuan itu benar dan tidak mungkin tercapai
kecuali dengan ghibah. Berikut ini perilaku ghibah yang diperbolehkan :
Melaporkan perbuatan aniaya/kejahatan yang dilakukan seseorang
Usaha untuk mengubah kemungkinan dan membantu seseorang keluar dari
perbuatan maksiat
Ghibah untuk tujuan nasihat
Ghibah untuk memperingatkan pada kaum muslimin tentang suatu fatwa
Memberi penjelasan dengan suatu sebutan yang terkenal pada diri seseorang
meskipun itu sesuatu yang buruk, seperti si bisu, si pincang dan lain
sebagainya.

Contoh perilku ghibah


Setelah mengetahui pengertian ghibah dan ghibah yang dibolehkan, berikut ini kami
berikan contoh perilaku ghibah :

Membicarakan keburukan orang lain melalui lisan (misalnya antara ibu ibu
rumah tetangga saat arisan yang membicarakan tetangganya yang tidak
shalat).
Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui bahasa isyarat
Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui gerakan tubuh dengan
maksud mengolok-ngolok (misalnya, kepala dimiring-miringkan untuk
mengejek tetangganya yang memiliki kepala miring).
Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui media massa seperti
koran, majalah, media sosial, media berita online dan lain sebagainya.

Bahaya perilaku gibah


Perilaku ghibah juga ada bahayanya, dan berikut ini bahaya yang akan diterima bila
melakukan perilaku ghibah yaitu :

Jikal hal-hal yang dibicarakan adalah sesuatu yang tidak benar, maka bisa
mendatangkan fitnah, dalam Al Quran fitnah itu disebutkan lebih kejam
daripada pembunuhan.
Mendatangkan kerusakan/permusuhan atau sikap tidak senang kepada
seseorang
Tidak ada manfaatnya, waktu terbuang sia-sia
Mendapatkan dosa dari Allah swt
Cara menghindari perilaku ghibah (menggunjing)
Berikut ini cara menghindari perilku ghibah :

Menyadari bahwa perilaku ghibah tidak disukai oleh Allah swt dan dilarang
untuk dilakukan
Berusaha untuk menjauhi perilaku ghibah dan melakukan kegiatan yang lebih
bermanfaat daripada ghibah
Menjauhi hal-hal yang dapat mendatangkan ghibah
Berkumpul dengan orang-orang yang shalih, dan meninggalkan sekelompok
orang yang sedang menggunjing (ghibah)
Mengingatkan orang lain yang sedang ghiba

Pengertian Fitnah

Dalam bahasa sehari-hari kata fitnah diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan
suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut
tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut
memfitnah.. Fitnah merupakan sifat yang tercela, karena usaha seseorang untuk
mencemarkan nama baik orang lain, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan
menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat akan negative
kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam
dari pembunuhan. Sebagaimana firman Allah Swt:

Artinya :Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas.Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai
mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan
fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi
mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika
mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikianlah
Balasan bagi orang-orang kafir.Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu
hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka
tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.(QS. Al
Baqarah : 190-193)

Nabi Muhammad SAW. bersabda Dari Huzaifah r.a, ia berkata, Rasulallah


saw.bersabda tidak akan masuk surga orang yang suka menyebar fitnah. (HR
Bukhari dan Muslim) Dalam hadits lain Nabi bersabda : Artinya :"Sejahat jahat
hamba Allah ialah orang yang berjalan ke sana ke mari menyebarkan fitnah yang
memecah belah antara yang berkasih-kasihan, dan suka mencela yang baik-
baik"(hadits)

Dalam upaya mencegah perbuatan menyebarkan fitnah, lebih dulu perlu diketahui
sumber fitnah itu sendiri. Fitnah itu dapat terjadi diantaranya karena hal-hal sebagai
berikut :

1). Penyakit hati seperti syirik, angkuh, dengki, dan kikir.

2). Ucapan yang salah atau menyimpang dari yang sebenarnya.

3). Kebodohan, sebagaimana hadis Nabi Muhammad saw.

Yang artinya, Bahwa finah itu juga dapat timbul karena kebodohan merajalela, ilmu
telah tercabut, dan banyak kekacuan serta pembunuhan.(HR. Bukhari dan Muslim)

Terhadap orang yang suka menyebar fitnah kita sebaiknya melakukan hal-hal berikut
:

1. Jangan cepat-cepat percaya pada ucapan orang itu sebaiknya ucapan itu di cek
kebenaranya (Al Hujurat 6) :

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al Hujurat 6)

2. Memberi nasehat dengan bijaksana bahwa menyebar fitnah itu termasuk dosa
besar dan perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Fitnah itu termasuk dosa yang
besar yang akan mendatangkan bencana, baik bagi yang memfitnah maupun yang
difitnah.
3. Jangan menyiarkan berita (fitnah) yang telah kita terima dari orang lain. Karena
kalau dilakukan berarti kita ikut melakukan fitnah yang dilarang olehAllah dan
berdosa.

4. Jangan berprasangka buruk terhadap orang yang difitnah. Allah SWT berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurat : 12)
Mengadu domba adalah menyebarkan sesuatu yang tidak disukai pihak lain atau
menyampaikan berita-berita buruk kepada orang lain sehingga timbul kebencian dan
dendam sehingga hubungan antar teman mnjadi retak atau putus akibat berita atau
cerita yang belum tentu kebenarannya. Allah swt.berfirman ;
Artinya : "Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah," (QS Al-Qalam ; 10
11)

Hadits Nabi Muhammd saw.


Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasanya suatu kali Rasuallah saw. Melewati dua kuburan,
bersabda, Penghuni dua kubur ini mendapatkan siksa karena dosa besar. Benar dosa
itu besar. Yang seorang, dulu kesana kemari mengadu domba, sedangkan yang
seorang lagi tidak membuat penutup ( tidak berhati-hati dari kencingnya). (HR
Bukhari Muslim)

Oleh karena itu upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran fitnah atau menangkal
fitnah, setiap manusia, terutama muslim,.

1). Gemar untuk mengadakan aksi sosial (beramal saleh) secara terus-menerus.

2). Jangan kikir (pelit), artinya harus memiliki hati pemurah (dermawan) dengan
merealisasikannya dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan
lain-lain.

3). Memupuk silaturahmi atau membina persaudaraan. Ikut aktif melaksanakan amar
makruf nahi munkar, yaitu mengjak kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran.
4). Amanah (terpercaya), artinya segala perkataan dan prbuatannya sangat dipercaya
mengandung kebenran, tidak berbohong dan memegang teguh amanah yang
dipercayakan kepadanya. Perilaku menunjukkan sikap membenci perbuatan mengadu
domba, diantaranya adalah sebagai berikut ;

1). Mempertebal iman karena akan semakin mempertinggi pribadinya dan dapat
mengikis nafsu jahat yang hendak mencengkeram dirinya.

2). Meningkatkan ketaqwaannya dengan patuh melaksanakan perintah Allah,


menjauhi larangan Allah swt.dan takut terhadap siksa (azab) Allah. Ketaqwaan inilah
yang dapat membebaskan manusia dari cengkeraman kekuasaan karena akan
meninggikan harkat dan martabatnya sebagai manusia.

3). Menyadari dirinya sebagai hamba Allah yang mempunyai kedudukan sama dan
tidak saling menguasai.

2. 4). Beramal saleh, yaitu berbuat baik dengan senantiasa memberikn apa saja
yang bermanfaat kepada sesame, khususnya kaum dhuafa.

Dosa Besar

Ulama fukaha sepakat bahwa pengertian Dosa besar yaitu dosa yang pelakunya
diancam dengan hukuman dunia , adzab di akhirat dilaknat ALLOH swt dan
Rosululloh saw.

Syirik yaitu: Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang
merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping
berdoa kepada Allah

Memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban),


bernadzar, berdoa dan sebagiannya kepada selain-Nya

Firman Allah dalam:a) QS Luqman (31):13

Artinya: Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar.b) QS
Al-Maidah (5):72
Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: Sesungguhnya
Allah ialah Al Masih putera Maryam, padahal Al Masih berkata: Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun.c) QS Al-Anam (6):88

Artinya: Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan.

d) QS Az-Zumar (39):65

Artinya: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada yang


sebelummu, Jika kamu mempersekutukan, niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

e). QS At-Taubah (9):5

Artinya: Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang
musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah
mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.

Jenis Syirik

Syirik Besar

mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal didalam neraka,
a.l:

1. Memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah


2. Mendekatkan diri kepadaNya dengan penyembelihan kurban atau nadzar
untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaithan
3. Takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau syaithan
QS Yunus (10):18

Artinya: Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak kemanfaatan, dan mereka
berkata: Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. Katakanlah:
Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di
langit dan tidak dibumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka
mempersekutukan.

Syirik besar ada 4 macam:

1. Syirik Dakwah (Doa)

disamping dia berdoa kepada Allah ia berdoa kepada selainNyaQS Al-Ankabut


(29):65
Artinya: Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka
sampai ke darat, tiba-tiba mereka mempersekutukan.

2. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan

menunjukan suatu bentuk ibadah untuk selain AllahQS Huud (11): 15-16
Artinya: Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna
dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan(15). Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah
mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan(16).

3. Syirik Ketaatan

mentaati selain Allah dalam hal maksiat kepada AllahQS At-Taubah (9):31)
Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan.
4. Syirik Mahabbah (Kecintaan)

menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaanQS Al-Baqarah (2):165
Artinya: Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat
siksa , bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya

Syirik Kecil

tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Isalm

Syirik kecil ada 2 macam:

1. Syirik Zhahir (nyata)

syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatanQS At-Takwir (81):29
Artinya: Dan kamu tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki Allah,
Tuhan semesta alam.

2. Syirik Khafi (tersembunyi)

syirik dalam hal keiginan dan niat, seperti riya (ingin dipuji orang) dan sumah
(ingin didengar orang)(QS Al-Kahfi (18):110) Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya
aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.

Durhaka Terhadap Orang Tua

A. Pengertian Durhaka

Durhaka kepada orang tua adalah berbuat buruk kepada mereka dan menyia -
nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -uquuq (durhaka) berasal dari
kata al-aqqu yang berarti al-qathu (memutus, merobek, memotong,
membelah). Adapun menurut syara adalah setiap perbuatan atau ucapan
anak yang menyakiti kedua orang tuanya

Uquuqul walidain (durhaka kepada orang tua) adalah dosa besar. Yang dimaksud
dengan al-uquuq (durhaka) adalah mematahkan tongkat ketaatan dan memotong
(memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya. Jadi, yang
dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan
tongkat ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara
orang tua dengan anaknya, meninggalkan sesuatu yang disukai keduanya, dan tidak
menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh mereka berdua. Sebesar apa pun
ibadah yang dilakukan oleh seseorang hamba, itu semua tidak akan mendatangkan
manfaat baginya jika masih diiringi perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya.
Sebab, Allah swt. menggantung semua ibadah itu sampai kedua orang tuanya ridha.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa dia berkata, Tidaklah seorang muslim
memiliki dua orang tua muslim, (kemudian) dia berbakti kepada keduanya karena
mengharapkan ridha Allah, kecuali Allah akan membukakan dua pintu untuknya
maksudnya adalah pintu surga. Jika dia hanya berbakti kepada satu orang tua (saja),
maka (pintu yang dibukakan untuknya) pun hanya satu. Jika salah satu dari keduanya
marah, maka Allah tidak akan meridhai sang anak sampai orang tuanya itu
meridhainya. Ditanyakan kepada Ibnu Abbas, Sekalipun keduanya telah
menzaliminya? Ibnu Abbas menjawab, Sekalipun keduanya telah menzaliminya.
Oleh karena itu ketika ada seseorang yang memaparkan kepada Rasulullah saw.
tentang perbuatan-perbuatan ketaatan (perbuatan-perbuatan baik) yang telah
dilakukannya, maka Rasulullah saw. pun memberikan jawaban yang sempurna yang
dikaitkan dengan satu syarat, yaitu jika orang itu tidak durhaka kepada kedua orang
tuanya.

Diriwayatkan dari Amr bin Murah Al-Juhani r.a. bahwa dia berkata, Seorang lelaki
pernah mendatangi Nabi saw. kemudian berkata, Wahai Rasulullah, aku telah
bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang haq), kecuali Allah dan bahwa engkau adalah
utusan Allah. Aku (juga) telah melaksanakan shalat lima (waktu), menunaikan zakat
dari hartaku, dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Nabi menjawab, Barangsiapa
yang meninggal dalam keadaan (seperti) ini, maka dia akan bersama para nabi,
shiddiqiin, dan syuhada pada hari Kiamat nanti seperti ini beliau memberi isyarat
dengan dua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah)sepanjang dia tidak durhaka
kepada kedua orang tuanya.
Diantara bentuk durhaka adalah :

B. Hadits dan Al-Quran yang mencakup tentang durhaka kepada kedua


orang tua

Durhaka kepada kedua orang tua adalah haram dan termasuk dosa besar.
Allah Swt, berfirman:

Artinya:dan Tuhanmu menghendaki supaya kamu tidak menyembah keculai


kepada-Nya dan berbakti kepada kedua orang tua, jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya, sampai

berumur lanjut dalam pemeliharaannmu, maka sekali -kali janganlah

kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan

yang mulia.( QS. Al-Isro [17]: 23)

Diriwayatkan dari Abdurohman bin Abi Bakkah, dari ayahnya, dia

berkata: Rasulullah saw bersabda: Artinya:Maukah kalian (jika) aku


beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar? Kami (para sahabat
) menjawab: Mau, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Menyekutukan
(sesuatu) dengan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. Saat itu beliau
bersandar, lalu beliau duduk, kemudian bersabda: Ketahuilah (juga) sumpah
palsu dan kesaksian palsu. Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian
palsu. Beliau terus mengulang-ngulang perkataan itu, sehingga aku berkata:
Beliau tidak mau diam. (Shahih Bukhori, juz 187, hlm. 372, Hadits No.
5519)

Macam-Macam Durhaka Terhadap Orang Tua

A. Macam-Macam Durhaka Terhadap Orang Tua


1. Berkata ah dan tidak memenuhi panggilan orang tua.

Allah berfirman, "Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya


sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". (QS.al-Isra': 23).
Allah berfirman, "Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis
bagi kamu keduanya, apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku
akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku?". (QS.
Al-Ahqaf: 17).

2. Memaki kedua orang tua atau menyebabkan dicelanya kedua orang tua.

Dari Abdullah bin 'Amr bahwasanya Rasulullah berkata, "Termasuk dosa besar
seseorang memaki kedua orang tuanya". Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, apakah
seseorang memaki kedua orang tuanya?". Rasulullah menjawab, "Ya, dia memaki
bapak orang lain sehingga orang lain tersebut memaki bapaknya. Dia memaki ibu
orang lain sehingga orang tersebut memaki ibunya".[9]

3. Menentang perintah keduanya dan tidak mentaatinya.


Aku berkata, Dalam hadits ini banyak faedah yang berharga dan keunikan yang
langka, panjang untuk menjelaskannya namun yang terpenting bagi kita di antaranya
adalah betapa besarnya (masalah) berbakti kepada orang tua secara khusus terhadap
ibu. Dan bahwasanya tidak diperkenankan bermaksiat terhadap kedua orang tua
dalam perkara baik dan shalih. Dalam hadits tersebut juga ada terkabulnya doa orang
tua sebagaimana datang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya
dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda:
"Tiga doa yang terkabulkan tidak diragukan lagi: doa orang tua terhadap anaknya,
doa orang yang safar dan doa orang yang terdhalimi".
Hadits ini dihasankan oleh Imam al-Albani di dalam Shahih al-Jami': 3033. dalam
hadits tersebut bisa diambil faedah, apabila ada permasalahan yang saling
bertentangan maka didahulukan yang paling penting dan paling wajib, karena Juraij
mendahulukan shalat sunat atas mendatangi panggilan ibunya. Wallahu a'lam.

4. Bernasab kepada selain bapaknya dan berlepas diri darinya.


Dari Sa'd dari bapaknya yaitu Ibrahim, Abdurrahman bin 'Auf berkata kepada
Shuhaib, "Bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu bernasab kepada selain
bapakmu". Shuhaib berkata, "Tidak menggembirakanku bila aku memiliki ini dan itu
dan aku mengucapkan hal itu. Akan tetapi aku dicuri ketika aku masih kecil".[13]

Ini adalah sejauh-jauhnya tingkatan durhaka dia berlepas diri dari bapaknya dan
bernasab kepada selain bapaknya padahal dia mengetahuinya. Mungkin karena
meninggalkan nasab yang rendah atau mengharapkan nasab yang tinggi atau takut
untuk mengakui nasabnya atau mendekatkan diri kepada orang lain dengan bernasab
kepadanya. Dalam hadits ini terdapat pengingkaran dan mengkufuri kenikmatan yang
telah diberikan bapaknya kepada dirinya dan ini termasuk dosa besar.

5. Memutuskan silaturahmi dan meninggalkannya.


Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda

"Tidak ada sesuatu yang Allah ditaati padanya yang lebih cepat pahalanya dari pada
silaturahmi. Dan tidak ada sesuatu yang lebih cepat hukumannya dari berbuat
kedhaliman, memutuskan silaturahmi dan sumpah palsu menjadikan rumah-rumah
tanpa penghuni".[14]

Dari Jubair bin Muth'im berkata, Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga
orang yang memutuskan silaturahmi".[15]

An-Nawawi berkata, "Hadits ini memiliki dua tafsiran:

Pertama: Dibawa kepada orang yang menghalalkan memutuskan silaturahmi dengan


tanpa sebab dan tanpa syubhat disertai pengetahuannya akan haramnya memutuskan
silaturahmi. Ini kafir dan kekal dalam neraka tidak akan masuk surga selamanya.

Kedua: Makna hadits tersebut, tidak akan masuk surga dari awalnya bersama orang-
orang yang terdahulu masuk surga, akan tetapi dia dihukum dengan diakhirkan masuk
surga dengan batas waktu yang dikehendaki Allah(bagi mereka yg hanya memutus
silaturrohmi dengan tetap meyakini hukumnya asal)".[16]

B. Tingkatan durhaka
Wahai anak yang berbakti Semoga Allah memberi ilham kepadamu untuk
berbakti dan memberi taufik kepadamu untuk bertakwa-, ketahuilah bahwa durhaka
memiliki tingkatan, sebagiannya lebih jelek dari sebagian yang lain. Sebagaimana
berbakti juga memiliki tingkatan sebagiannya lebih tinggi dengan sebagian yang lain.
Al-Hulaimi berkata, "Durhaka kepada kedua orang tua adalah dosa besar yakni
pabila dalam kedurhakaan tersebut disertai celaan atau makian atau pukulan maka ini
perbuatan keji. Tetapi jikaa kedurhakaan tersebut berupa merasa berat melaksanakan
perintah keduanya ataupun larangan keduanya dan bermuka masam di hadapan
keduanya dan merasa bosan terhadap keduanya namun disertai melaksanakan
ketaatan dan senantiasa diam, maka ini termasuk dosa kecil.
Namun apabila apa yang dia lakukan menyebabkan kedua orang tuanya menahan
diri dari memerintahnya sehingga keduanya mendapatkan kemudharatan, maka ini
termasuk dosa besar.

C. Sebab Anak Durhaka dan Cara Mengatasinya


Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang durhaka kepada kedua
orang tuanya, diantaranya:

1. Tidak mengetahui keagungan orang tua dan tidak mengetahui hukuman atas
kedurhakaan itu, baik hukuman di dunia maupun di akhirat kelak.
2. Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan
sebagian anak atas sebagian lainnya atau dalam kata lain adanya
ketidakadilan yang diberikan orang tua kepada anak -anaknya.
3. Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil.
4. Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang mendorong
sahabatnya menentang orang tuanya.
Diriwayatkan dari Abu Hurariroh r.a., dia berkata : Rasulullah saw
bersabda:
Artinya : (Akhlak) seseorang itu tergantung pada akhlak sahabat karibnya.
Karena itu, hendaklah salah seorang diantara kalian
memperhatikan siapa yang digauli (nya). (Musnad Imam Ahmad, Juz 16.
hlm: 226, no Hadits 7685)

Itulah factor-faktor yang menyebabkan anak durhaka kepada orang tuanya.


Namun jika ditelaah lebih lanjut, faktor utamanya adalah kesalahan orangtua dalam
mendidik anak. Kesalahan tersebut bisa berupa kesalahan dalam menerapkan cara
yang digunakan; seperti terlalu banyak aturan atau sikap orangtua yang terlalu keras
dan kasar terhadap anak.
Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan
orangtua dalam mendidik anak. Inilah cara yang diajarkan Allah SWT kepada
Rasulullah SAW dalam mendidik umatnya. Allah berfirman:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
(Ali Imran: 159).

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, Kelembutan


adalah hiasan bagi segala sesuatu. (HR. Muslim, bab Al-Birru).
Sikap lemah lembut dalam mendidik anak merupakan faktor yang sangat mendukung
keberhasilan pendidikan anak. Orangtua selayaknya memahami bahwa anaknya
bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat salah, dan bukan pula setan yang tidak
memiliki sisi kebaikan.
Dalam bukunya Nasha`ih li Al-Abaa` Qabla Uquq Al-Abnaa`, Prof. Saad Karim
menjelaskan, ketika seorang anak melakukan kesalahan, tidak selayaknya orangtua
langsung memberikan hukuman yang bert. Yang harus dilakukan oleh orangtua
adalah memberikan nasehat dan petunjuk, menjelaskan kesalahan sang anak dengan
cara yang bijak, sambil memberikan keterangan tentang perilaku dan sikap yang
benar. Setelah itu, memberikan bimbingan dan arahan.
Salah seorang ulama yang merupakan pakar sosiologi, Ibnu Khaldun, pernah
mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan. Dia menjelaskan
bahwa pendidikan yang didasari oleh sikap kasar dan keras seringkali menghasilkan
manusia-manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh.
Mengomentari hal yang sama, Prof. Jamal Al-Kasyif menyatakan, Seorang anak
yang tumbuh dalam situasi dan kondisi yang keras dan kasar akan mengalami
perkembangan mental tidak sehat. Pengaruh dan dampak buruknya bervariasi, bisa
cepat bisa juga lambat.
Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan,
cinta, dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji. Dia
akan menjadikan kepercayaan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.
Dia akan tumbuh menjadi manusia yang mengusung kepercayaan diri, berterus terang

Akibat Durhaka Terhadap Orang Tua


Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa dalam
kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di akhirat. Akibat itu
antara lain:

1. Hukuman di dunia.
Dari Anas berkata, Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang menanggung dua anak
perempuan sampai dewasa maka aku dan dia akan masuk surga dan Rasulullah
mengisyaratkan dua jarinya jari telunjuk dan jari tengah-) dan juga ada dua pintu
yang disegerakan hukumannya di dunia yaitu: kedhaliman dan durhaka".[22]

1) Menderita saat Saktatul maut


Penderitaan anak yang durhaka kepada orang tuanya saat sakratul mautnya
pernah menimpa pada salah seorang sahabat Nabi saw. Berikut ini kisahnya:
Kisah nyata di zaman Nabi saw

Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang
kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lilha illallh,
tapi pemuda itu lisannya terkunci.

Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang
pemuda sedang menghadapi sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah. Rasulullah saw bertanya lagi:
Apakah Anda murka padanya? Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara
dengannya selama 6 tahun. Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia! Sang ibu berkata:
Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.

Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lilha


illallh.
Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lilha illallh. Rasulullah saw
bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi? Sang pemuda menjawab: Aku
melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan,
pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah
padanya.

Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:

Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak,
terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. 1)

Sang pemuda kini dapat mengucapkannya. Nabi saw bertanya lagi: Sekarang
lihatlah, apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang
laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia
mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian
beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: Aku tidak
melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih,
dan cahayanya meliputi keadaanku.
2) Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan
Imam Jafar Ash-Shadiq (sa) berkata: Dosa yang mempercepat kematian
adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi
kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.
2. Hukuman di Akhirat
1) Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: Sesungguhnya yang pertama kali
dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: Aku adalah Allah, tiada Tuhan
kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku
meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka
kepadanya.

2) Dilaknat oleh Allah swt


Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): Wahai Ali, Allah
melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak yang durhaka kepada mereka. Wahai
Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya
sebagaimana akibat yang pasti menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya

Ya Allah, jangan jadikan daku orang yang menyebabkan kedua orang tuaku
dilaknat oleh-Mu karena kedurhakanku pada mereka. Ya Allah, jadikan daku anak
yang berbakti kepada kedua orang tuaku sehingga Engkau sayangi mereka karena
kebarbaktianku pada mereka. Duhai saudaraku, di sinilah letak hubungan erat yang
tak terpisahkan antara kita dan kedua orang tua kita. Betapa pentingnya menanamkan
pendidikan akhlak yang mulia pada anak-anak kita, sehingga kita meninggalkan
warisan yang paling berharga yaitu anak-anak yang saleh, yang dapat mengalirkan
kebahagiaan dan kedamaian pada kita bukan hanya di dunia tetapi juga di alam
Barzakh dan akhirat.

3) Dikeluarkan dari keagungan Allah swt


Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: Allah mengharamkan durhaka kepada
kedua orang tua karena durhaka pada mereka telah keluar dari pengagungan terhadap
Allah swt dan penghormatan terhadap kedua orang tua.

4) Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah swt


Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: Demi Ketinggian-Ku, keagungan-
Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang
tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan
menerimanya.
5) Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt
Imam Jafar Ash-Shadiq (sa) berkata: Barangsiapa yang memandang kedua
orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya,
maka shalatnya tidak diterima.

6) Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamat


Rasulullah saw bersabda: Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat
kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang
yang disebutkan namaku lalu ia tidak bershalawat kepadaku.

Naudzubillh, semoga kita tidak tergolong kepada mereka yang tidak


diizinkan untuk berjumpa dengan Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa), karena hal
ini harapan dan idaman bagi setiap muslimin dan mukminin. Sudah tidak berjumpa di
dunia, tidak berjumpa pula di akhirat. Naudzubillh, semoga kita semua dijauhkan
dari akibat ini.

7) Diancam dimasukkan ke dalam dua pintu neraka


Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya
murka, maka baginya akan dibukakan dua pintu neraka.

8) Tidak akan mencium aroma surga


Rasulullah saw bersabda: Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua
orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu
tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,
memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina

9) Menderita saat Saktatul maut


Penderitaan anak yang durhaka kepada orang tuanya saat sakratul mautnya pernah
menimpa pada salah seorang sahabat Nabi saw. Berikut ini kisahnya:

Kisah nyata di zaman Nabi saw

Pada suatu hari Rasulullah saw mendatangi seorang pemuda saat menjelang
kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lilha illallh,
tapi pemuda itu lisannya terkunci.

Rasulullah saw bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang
pemuda sedang menghadapi sakratul maut: Apakah pemuda ini masih punya ibu?
Sang ibu menjawab: Ya, saya ibunya, ya Rasulullah. Rasulullah saw bertanya lagi:
Apakah Anda murka padanya? Sang ibu menjawab: Ya, saya tidak berbicara
dengannya selama 6 tahun. Rasulullah saw bersabda: Ridhai dia! Sang ibu berkata:
Saya ridha padanya karena ridhamu padanya.

Kemudian Rasulullah saw membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lilha


illallh.

Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lilha illallh. Rasulullah saw
bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi? Sang pemuda menjawab: Aku
melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan,
pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah
padanya.

Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:

Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak,
terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang. 1)

Sang pemuda kini dapat mengucapkannya. Nabi saw bertanya lagi: Sekarang lihatlah,
apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-
laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia
mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian
beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat? Sang pemuda menjawab: Aku tidak
melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih,
dan cahayanya meliputi keadaanku.

Pengertian Saksi Palsu

adalah seseorang yang memberikan kesaksian suatu peristiwa yang ia ketahui, tetapi
bertentangan dengan kenyataannya. Seseorang memberikan kesaksian sebuah
kejadian dan ia tidak mengetahui kesaksiannya sesuai dengan fakta yang sebenarnya
atau justru bertentangan dengan fakta yang sebenarnya.

engertian Pembunuhan

Pembunuhan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dan atau
beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau beberapa orang meninggal
dunia.Para ulama mendefinisikan pembunuhan dengan suatu perbuatan manusia yang
menyebabkan hilangnya nyawa.Hukuman bagi orang yang membunuh orang islam
dengan sengaja,sebagaimana dijelaskan dalam AL-Quran:Dan barang siapa yang
membunuh orabg mukmin dengan sengaja,maka balasannya ialah jahanam,kekal ia
didalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan azab
yang besar baginya{QS.An-Nisa:93}

178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu
pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih[111].

[111] Qishaash ialah mengambil pembalasan yang sama. qishaash itu tidak
dilakukan, bila yang membunuh mendapat kemaafan dari ahli waris yang terbunuh
yaitu dengan membayar diat (ganti rugi) yang wajar. pembayaran diat diminta
dengan baik, umpamanya dengan tidak mendesak yang membunuh, dan yang
membunuh hendaklah membayarnya dengan baik, umpamanya tidak menangguh-
nangguhkannya. bila ahli waris si korban sesudah Tuhan menjelaskan hukum-hukum
ini, membunuh yang bukan si pembunuh, atau membunuh si pembunuh setelah
menerima diat, Maka terhadapnya di dunia diambil qishaash dan di akhirat dia
mendapat siksa yang pedih.

Artinya:Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atasmu Qishos berkenaan


dengan orang-orang yang dibunuh{QS.AL-Baqoroh:178

B. Bentuk-Bentuk Pembunuhan

1. Pembunuhan Sengaja

Pembunuhan sengaja{Amd}adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorangdengan


tujuan untuk membunuh orang lain dengan menggunakan alat yang dipandang layak
untuk membunuh.Hukumannya wajib qishos,nantinya si pembunuh wajib dibunuh
pula,kecuali bila dimaafkan oleh keluarga yang terbunuh dengan membayar
diyat{denda}atau dimaafkan sama sekali.[1]

v Unsur-Unsur Pembunuhan Sengaja:


1. Korban adalah orang yang hidup
2. Perbuatan si pelaku yang mengakibatkan kematian korban
3. Ada niat bagi si pelaku untuk menghilangkan nyawa korban

v Alat Yang Digunakan Dalam Pembunuhan Sengaja:

1. Alat yang umumnya dan secara tabiatnya dapat digunakan untuk membunuh
seperti pedang,tombak,dll.
2. Alat yangkadang-kadang digunakan untuk membunuh sehingga tidak jarang
mengakibatkan kematian seperti cambuk,tongkat.
3. Alat yang jarang mengakibatkan kematian pada tabiatnya seperti
menggunakan tangan kosong.[2]

1. Pembunuhan Tidak Sengaja

Pembunuhan tidak sengaja{Khata}adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang


dengan tidak ada unsur kesengajaan yang mengakibatkan orang lain meninggal
dunia,dan tidak menggunakan alat yang secara lazim tidak mematikan.Hukumannya
tidak wajib qishos tetapi wajib membayar denda{diat} ringan dan diangsur dalam 3
tahun.Sebagai contoh seseorang melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon
tersebut tiba-tiba tumbang dan menimpa orang yang lewat lalu meninggal dunia.

1. Pembunuhan Semi Sengaja

Pembunuhan Semi Sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain dengan tujuan mendidik.Sebagai contoh seorang guru memukulkan
sebuah penggaris kepada kaki seorang muridnya,tiba-tiba muridnya meninggal
dunia,maka pembuatan guru tersebut dinyatakan pembunuhan semi sengaja{syibhu al
amdi}.Bentuk ini tidak wajib qishos tetapi wajib membayar diyat berat dan dapat
diangsur hingga 3 tahun.

Unsur-Unsur Pembunuhan Semi Sengaja:

1. Pelaku melakukan suatu perbuatan yang mengakibatkan kematian.


2. Ada maksud penganiayaan atau permusuhan.
3. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan kematian korban.
C. Syarat Wajib Qishos

1) Orang yang membunuh sudah baligh dan berakal

2) Yang membunuh bukan ayah yang dibunuh

3) Orang yang dibunuh tidak kurang derajatnya dari yang membunuh

4) Orang yang dibunuh adalah orang yang terpelihara dan dilindungi darahnya
oleh islam[3]

D. Jenis Denda{Diyat}

Diyat ialah denda pengganti jwa yang tidak berlaku atau tidak diberlakukan padanya
hukuman bunuh.Diyat ada 2 macam:

1) Diyat{denda}Berat

Seratus ekor unta,dengan rincian 30 ekor unta betina umur 3-4 tahun,30 ekor unta
betina 4-5 tahun,dan 40 ekor unta betina yang sudah bunting.

Denda berat ini wajib:

1. Sebagai ganti hukuman qishos yang dimaafkan bagi yang melakukan


pembunuhan dengan sengaja dan dengan alat yang dapat membunuh.[4]
2. Sebab pembunuhan semi{seperti}sengaja,dibayar selama 3 tahun,tiap tahun
1/3nya.

2) Diyat{denda}Ringan

Seratus ekor unta,dengan rincuan 20 ekor unta betina umur1-2tahun,20 ekor unta
betina 2-3 tahun,dan 20 ekor umur 3-4 tahun,dan 20 ekor umur 4-5 tahun.

Sangsi Hukum Bagi Pembunuh

Berdasarkan ayat-ayat AL-Quran dan AL-Hadits yang dikutip diatas dapat dipahami
bahwa sanksi hokum atas delik pembunuhan adalah sbb:

1. Pelaku pembunuhan yang disengaja,pihak keluarga korban dapat memutuskan


salah satu dari tiga pilihan,yaitu 1}Qishos,yaitu hukuman pembalasan
setimpal dengan penderitaan korbannya,2}Diyat,yaitu pembunuh harus
membayar denda sejumlah 100 ekor unta,200 ekor sapi atau 1000 ekor
kambing,atau bentuk lain seperti uang senilai harganya.Diyat tersebut di
serahkan kepada pihak keluarga korban,3}pihak keluarga memaafkannya
apakah harus dengan syarat atau tanpa syarat.
2. Pelaku pembunuhan yang tidak disengaja,pihak keluarga diberikan
pilihan,yaitu:1}Pelaku membayar diyat}Membayar kifarah{memerdekakan
budak mukmin,3}Jika tidak mampu maka pelakunya diberi hukuman
moral,yaitu berpuasa selama 2 bulan ber urut-turut

A. Pengertian Zina Menurut Pandangan Islam

Zina (bahasa Arab: , bahasa Ibrani: -zanah) adalah perbuatan bersanggama


antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan
(perkawinan).

Secara umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual,
tapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia
termasuk dikategorikan zina.

B. Hukum BerZina Dalam Islam

Berdasarkan hukum Islam, perzinaan termasuk salah satu dosa besar. Dalam agama
Islam, aktivitas-aktivitas seksual oleh lelaki/perempuan yang telah menikah dengan
lelaki/perempuan yang bukan suami/istri sahnya, termasuk perzinaan. Dalam Al-
Quran, dikatakan bahwa semua orang Muslim percaya bahwa berzina adalah dosa
besar dan dilarang oleh Allah.

Zina adalah dosa besar urutan ke tiga, setelah musyrik dan membunuh.
Allah berfirman: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta
Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan)
yang benar dan tidak berzina. (QS. Al-Furqaan: 68).

Imam Al-Qurthubi mengomentari, Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang
lebih besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.
(lihat Ahkaamul Quran, 3/200).
C. Hukuman Bagi Pezina

Tentang perzinaan di dalam Al-Quran disebutkan di dalam ayat-ayat berikut; Al


Israa 17:32, Al Araaf 7:33, An Nuur 24:26. Dalam hukum Islam, zina akan
dikenakan hukum rajam.

Di dalam Islam, pelaku perzinaan dibedakan menjadi dua, yaitu pezina muhshan dan
ghayru muhshan. Pezina muhshan adalah pezina yang sudah memiliki pasangan sah
(menikah), sedangkan pezina ghayru muhshan adalah pelaku yang belum pernah
menikah dan tidak memiliki pasangan sah.

Hukumnya menurut agama Islam bagi seseorang yang melakukan zina adalah sebagai
berikut:

Jika pelakunya sudah menikah melakukannya secara sukarela (tidak dipaksa,


tidak diperkosa), mereka dicambuk 100 kali, kemudian dirajam(di kubur
hidup-hidup sampai leher) kemudian ditaruh batu-batu disekitarnya dan setiap
orang berhak untuk melemparinya
Jika pelakunya belum menikah, maka mereka didera (dicambuk) 100 kali.
Kemudian diasingkan selama setahun

D. Macam Macam Zina

Sebuah hadits Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw telah bersabda yang
artinya:
Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua
kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari
oleh alat kelamin. (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah).dan

Setiap Bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua mata pun berzina, dan
zinanya adalah melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya adalah
menyentuh. Kedua kaki berzina, zinanya adalah melangkah menuju perzinaan.
Mulut berzina, zinanya adalah mencium. Hati dengan berkeinginan dan berangan-
angan. Dan kemaluanlah yang membenarkan atau menggagalkannya. (HR
Bukhari).
E. Dampak Negatif Perzinaan

Mengapa zina dilarang agama? Islam melarang perbuatan zina karena dampak
negatifnya yang sangat besar. Akibat buruk yang ditimbulkan akibat perzinaan antara
lain:

1. Menghancurkan masa depan anak. Anak yang dihasilkan dari hubungan gelap
(perzinaan) akan menghadapi masa kanak-kanaknya dengan tidak bahagia
karena ia tidak memiliki identitas ayah yang jelas.
2. Merusak keturunan yang sah bila perzinaan menghasilkan seorang anak atau
lebih. Keturunan yang sah menurut Islam adalah anak yang dilahirkan dari
pernikahan yang sah. Bila hubungan gelap itu dilakukan dengan dua atau
lebih laki-laki, maka akan mengaburkan hubungan nasab atau keturunan
kepada bapak yang sebenarnya.
3. Mendorong perbuatan dosa besar yang lain, seperti menggugurkan
kandungan, membunuh wanita yang telah hamil karena perzinaan, atau bunuh
diri karena menanggung rasa malu telah berzina.
4. Menimbulkan berbagai jenis penyakit kelamin seperti, misalnya AIDS, bila
perzinaan dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Walaupun saat ini telah
ada alat pengaman hubungan cekcual, namun hal tersebut tidak menjamin
bebas tertular penyakit cekcual menular.
5. Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai mati.
Hukuman sosial bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di masyarakat, dan
hukuman ini akan berlaku seumur hidup.

F. Hikmah Pengharaman Perilaku Zina

Perilaku zina merusak moral masyarakat dan melemahkan sendi-sendi kepribadian


bangsa. Adapun hikmah pengharaman perilaku zina adalah sebagai berikut:

1. Menjaga keturunan agar terhindar dari ketidakjelasan nasab.


2. Dapat menjaga kesucian dan martabat manusia.
3. Hukuman berat bagi pelaku zina memberikan pelajaran bagi orang lain berupa
rasa takut mendekati zina dan melakukannya.
4. Terpelihara dari penyakit kotor yang ditimbulkan dari perzinaan seperti
penyakit kelamin dan AIDS.
5. Terhindar dari kejahatan-kejahatan lain yang diakibatkan setelah melakukan
perzinaan seperti pengguguran janin dan pembunuhan karena ingin
menghindar dari rasa malu.

G. Cara Menghindari Perzinaan

Lalu, bagaimanakah cara menghindarkan diri dari perilaku zina? Beberapa cara
efektif yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan zina adalah
sebagai berikut:

1. Hindari mendekati tempat-tempat maksiat yang dapat memberikan peluang


dan kesempatan untuk berzina. Sekali kita melangkah masuk ke tempat
tersebut, akan sulit untuk berpaling dari beragam kemaksiatan.
2. Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina, seperti
berpacaran, berciuman, berpelukan dengan lawan jenis, menonton film porno,
atau membaca buku-buku yang di dalamnya terdapat konten pornografi.
Mendekati hal-hal yang menjurus kepada zina akan menyebabkan orang
tersebut terobsesi untuk melakukan perzinaan.
3. Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi tempat-tempat
maksiat. Sebab, teman yang saleh akan menebarkan kebaikan kepada
temannya, serta selalu mengingatkan tentang bahaya perzinaan.
4. Menambah ilmu pengetahuan agama dengan menghadiri majelis-majelis
taklim. Selain itu, kita juga perlu mengunjungi orang-orang saleh yang akan
mengingatkan diri untuk selalu waspada terhadap godaan nafsu dan jebakan
ilusi setan dalam perzinaan.
5. Membaca buku-buku keislaman yang secara spesifik mengingatkan
pembacanya mengenai bahaya perzinaan. Dengan memahami bahayanya,
seseorang akan menyadari pentingnya menghindari zina dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Membaca Al-Quran sambil merenungi tafsirnya, mengindahkan sabda-sabda
Nabi, dan mendengarkan nasihat ulama tentang pentingnya menjauhi segala
macam dosa, termasuk berzina dan mendekati zina.

Pergaulan bebas masyarakat modern sangat rentan terhadap perilaku perzinaan. Mari
menjaga tingkah laku diri kita sehingga terhindar dari bahaya perzinaan. Semoga
artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dalam usaha membentengi keluarga dari
akibat buruk perzinaan.
Pengertian Riba : Landasan Hukum Riba

Riba hukumnya adalah haram berdasarkan pada firman-firman Allah swt dan sabda-
sabda Rasulullah saw, di antaranya adalah sebagai berikut:

Firman Allah swt:

Artinya: orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual
beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al Baqarah [2]: 275).

Macam Macam Riba yang Harus Diketahui

Riba Tambahan Dalam Jual Beli (Riba Fadl)

Islam melarang riba (bunga) atas jual beli atau perniagaan, pengertian riba tambahan
dalam jual beli (riba fadl) adalah jual beli satu jenis barang dari barang-barang ribawi
dengan barang sejenisnya dengan nilai (harga) lebih, misalnya: misalnya, jual beli
satu kwintal beras dengan satu seperempat kwintal beras sejenisnya, atau jual beli
satu sha kurma dengan satu setengah sha kurma, atau jual beli satu ons perak
dengan satu ons perak dan satu dirham.

#Riba Dalam Utang Piutang (Riba Nasiah)

Riba dalam utang piutang (nasiah) terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sebagai
berikut:

*Riba jahiliyah, riba inilah yang diharamkan Allah dalam firmannya:

Hakikat pengertian riba adalah contohnya seperti ini, si A mempunyai piutang pada si
B yang akan dibayar pada suatu waktu. Ketika telah jatuh tempo, si A berkata kepada
si B, engkau melunasi utangmu atau aku beri tempo waktu dengan uang tambahan.
Jika si B tidak melunasi utangnya pada waktunya, si A meminta uang tambahan dan
memberi tempo lagi. Begitulah hingga akhirnya, dalam beberapa waktu, utang si B
menumpuk berkali-kali lipat dari utang awalnya.

Di antara bentuk lain riba jahiliyah ialah si A meminjamkan uang sebesar Rp


100.000,- kepada si B hingga waktu tertentu dan si B harus mengembalikan
hutangnya plus uang tambahan (riba) sebesar Rp. 150.000,-.

*Riba nasiah berasal dari kata fiil madli nasaa yang berarti menunda,
menangguhkan, menunggu, atau merujuk pada tambahan waktu yang diberikan pada
pinjaman dengan memberikan tambahan atau nilai lebih. Dengan demikian, riba
nasiah identik dengan bunga dan pinjaman.

. Definisi Miras

Miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat
mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan
fungsi-fungsi organ tubuh. Efek yang ditimbulkan adalah memberikan rangsangan,
menenangkan, menghilangkan rasa sakit, membius, serta membuat gembira.[1]
2. Jenis-Jenis Miras

Jenis-jenis miras yang di temui di Indonesia antara lain anggur, bourbon, brendi,
brugal, calpirinha, chianti, jagermeister, mirin, prosecco, rum, sake, sampanye,
shochu, tuak, vodka.[2]

3. Dampak Miras
Dampak penyalahgunaan miras bagi pelakunya:
1) Gangguan Fisik : meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan
kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf,
mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta
gangguan seks lainnya
2) Gangguan Jiwa : dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan
belajar dan gangguan jiwa tertentu.
3) Gangguan Kamtibmas: perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan
perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian
diri sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak
terkontrol akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-
norma dan sikap moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan
tindakan pidana atau kriminal.
4) Penggunaan minuman beralkohol menimbulkan dampak buruk terhadap dan
merusak fungsi hati, pankreas, pencernaan, otot, darah dan tekanan darah,
kelenjar endokrin dan jantung

Anda mungkin juga menyukai