Anda di halaman 1dari 17

ISRAF

KHOIRUL MARHAMAH
XI IPS 2
PENGERTIAN ISRAF
Israf merupakan perilaku tercela. Secara bahasa, kata israf berarti berlebih-lebihan. Dalam
Islam israf ditujukan untuk semua tindakan manusia yang melebihi kadar yang
dibutuhkan. Israf termasuk perbuatan yang dipandang tidak baik, bahkan dalam beberapa
hal dilarang oleh agama. Israf atau berlebih-lebihan dilarang oleh agama. Israf dalam
memenuhi hajat dan keinginan nafsu terhadap segala sesuatu yang halal secara hukum
syari’at tidak haram, tetapi secara moral sikap ini cenderung merusak tatanan akhlak dan
etika hidup. Selain tidak pernah menemukan kepuasan, sikap ini lambat laun akan
membawa seseorang pada tindak penyalahgunaan hak orang lain. Perilaku berlebihan ini
dapat terjadi dalam berbagai hal, seperti makan, minum, penggunaan harta atau materi,
ucapan maupun tindakan merupakan perbuatan israf atau mubazir.
CONTOH ISRAF

ISRAF DALAM MAKAN DAN ISRAF DALAM


MINUM BERBICARA
01 02

ISRAF DALAM ISRAF DALAM


PERBUATAN MENUNTUT HAK
03 04
1.ISRAF
DALAM MAKAN DAN
MINUM
Israf dalam makan dan minum sangat dibenci oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa Allah menyediakan
semua yang ada di bumi ini untuk kepentingan manusia. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus
memuaskan keinginan untuk makan dan minum semua yang ada. Makan dan minum melebihi
kebutuhan akan membawa dampak tidak baik bagi tubuh kita. Tubuh akan menjadi letih. Hal ini dapat
dengan mudah kita rasakan saat kita berlebih-lebihan makan dan minum saat berbuka puasa. Jika
berlebih-lebihan saat berbuka puasa, dapat dipastikan kita akan lemas dan kekenyangan serta menjadi
tidak nyaman. Akibat fisik lain dari israf makan dan minum adalah tubuh akan menjadi gemuk.
Kegemukan yang berlebihan atau obesitas tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena akibat buruk yang
dibawa oleh israf dalam makan dan minum, Allah Swt. dengan tegas melarang kita untuk berlebih-
lebihan saat kita makan dan minum.
.
َ ‫ ُ ْام ُس ْس ِر ِفح‬
‫ َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َو ََل ت ُ ْس ِرفُوا ۚ ِإنَّهُ ََل حُ ِب ا‬....

Artinya: .” Makan dan minumlah tetapi


janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
—(Q.S. al-A’ra f [7]: 31)
2.ISRAF
DALAM BERBICARA
Israf lain yang dilarang dalam agama adalah israf atau berlebihan saat berbicara.
Berlebihan saat berbicara akan membawa dampak buruk. Berlebihan saat berbicara
akan menyebabkan bosan bahkan benci lawan bicaranya. Lebih berbahaya lagi jika yang
dibicarakan adalah aib orang lain atau berbicara tentang informasi yang belum tentu
kebenarannya dapat menjadi fitnah terhadap orang lain. Oleh karena itu, Rasulullah
mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga lisan agar tidak mudah berbicara yang
berlebih-lebihan. Jika tidak dapat berkata yang baik dan bijaksana, lebih baik diam.
NH

Artinya: Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda:


barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaklah ia berkata yang baik atau diam

—(H.R. Muttafaq ‘Alaih)


3.ISRAF
DALAM
PERBUATAN
Tentu kita pernah mendengar istilah overacting. Overacting adalah
berlebih-lebihan saat melakukan sesuatu hingga terkesan dibuat-buat.
Sikap overacting ini tentu tidak disukai oleh orang lain. Overacting
dapat kita temukan dalam banyak sekali bentuknya. Misalnya berlebihan
saat menerangkan sesuatu dengan gaya yang berlebihan pula, berlebihan
dalam berpakaian (tidak menggunakan adab berpakaian yang baik), dan
berlebihan saat mengendarai mobil baru.
Contoh lain adalah tindakan overreactive biasanya muncul karena
ketidaktahuan atau ketakutan yang berlebihan pelakunya tentang sesuatu
yang dihadapinya. Ketidaktahuan atau ketakutan itu menyebabkannya tidak
dapat berpikir secara jernih. Oleh karena itu, langsung bereaksi saat
ada sesuatu di hadapannya. Tindakan yang diambil pun tidak jarang
tindakan yang kurang tepat.
4.ISRAF
DALAM MENUNTUT
HAK
Israf ini dilakukan dalam keadaan umum dan terkadang muncul dalam tindakan
yang bersifat aksi. Israf dapat juga terjadi saat kita berusaha menuntut hak secara
membabi buta. Contoh yang paling mudah adalah saat kita merasa disakiti oleh
tindakan orang lain. Saat itu kita merasa disakiti maka kita akan berusaha
membalasnya dengan kadar yang berlebihan bahkan melampaui batas. Hanya
karena tersenggol ketika berjalan di trotoar, lantas kita memarahinya bahkan
memukulnya. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan.
PENYEBAB

● Lemahnya akal pikiran dalam memandang dan mempertimbangkan dalam


pendayagunaan harta secara benar dan tepat guna.
● Ingin mendapat pujian orang lain (riya’)
● Malas dalam berpikir
● Lemah jiwa dan agamanya.
Cara menghindari israf

● Memahami segala akibatnya jika bersikap berlebihan.


● Berlatih mengatur pengeluaran dengan manajemen yang benar
● Menjauhi semua penyebabnya dan selalu bertawakal kepada Allah.
● Mengingat keadaan fakir atau kalau suatu saat jatuh miskin
● Menyalurkan harta melalui zakat, sedekah, dan infak. (Sumber referensi: Buku PAI
Tohyar)
“Israf merupakan penyakit hati
yang masih mungkin untuk
diobati.”
Jazakumullah
hu khoiron ☺

Anda mungkin juga menyukai