1
Contoh dari perilaku Tabzir:
4. Kumpul-kumpul yang tidak jelas tujuannya. Ini termasuk tabẓir dalam soal
waktu atau kesempatan.
2
Cara menghindari perilaku Tabzir:
2. Bersedekah
Seseorang yang menggunakan hartanya untuk bersedekah akan
mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Sedekah merupakan
cara terbaik untuk membelanjakan harta yang dimiliki.
3. Tidak berlebihan
Perilaku konsumtif yang berlebihan merupakan ciri perbuatan tabzir.
Karenanya, hal tersebut perlu dihindari dengan membelanjakan harta untuk
sesuatu yang berguna.
Adapun amal yang paling disukai Allah Swt adalah amal yang dikerjakan
terus-menerus (istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan
kebersahajaan. Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat.
3
II.Sifat Riya’ dan Sum’ah
Sifat Riya’ adalah suatu penyakit yang dapat menghilangkan amalan baik
seorang hamba dan penyakit itu dikenal dengan penyakit hati. Jika, penyakit hati
tidak dihindari dan terus-menerus dilakukan, maka pahala kebaikan yang dimiliki
oleh seorang hamba muslim berkurang. penyakit hati dalam Islam cukup banyak
dan salah satunya adalah riya’. Penyakit hati yang satu ini, bukan hanya dapat
mengurangi pahala seorang muslim saja, tetapi bisa juga membuat dirinya dijauhi
oleh orang-orang terdekat. Riya’ adalah penyakit hati yang harus dihindari karena
dapat merusak amal kebaikan manusia.
Sikap Sum'ah adalah sikap atau sifat gemar menunjukkan amal perbuatan
yang telah dilakukan kepada orang lain. Harapannya untuk mendapat sanjungan
dan pujian. Sum’ah merupakan syirik kecil dan bagian dari penyakit riya, ujub dan
takabur. Seorang Muslim hendaknya berhati-hati dengan penyakit hati ini, karena
sum’ah akan merusak nilai amalan.
“Barang siapa yang berdiri karena riya dan sum’ah, maka Allah akan
memperlihatkan aibnya." (HR. Ahmad)
4
Contoh dari perilaku Riya’:
1. Riya Pakaian
Riya pakaian contohnya saat kita mengenakan hijab panjang hanya karena
untuk mendapatkan penilaian atau dianggap sebagai orang alim oleh orang
lain.
2. Riya Ucapan
Riya ucapan biasanya dilakukan dengan membaca Al-Qur’an dengan suara
yang merdu dan fasih di hadapan orang hanya karena ingin dipuji saja.
Hatinya tidak ikhlas dalam membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an
melainkan hanya untuk mendapatkan pujian manusia.
3. Riya Perbuatan
Riya perbuatan ini biasanya dilakukan pada saat shalat dengan menampakan
kekhusyukan saat melakukan shalat, berlama-lama saat berdiri, sujud, ruku’,
dan sejenisnya.
4. Riya Syirik
Riya syirik adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk
menjalankan perintah Allah SWT, tetapi juga dilandasi dengan niat agar
mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus. Hal ini biasanya
dilakukan dengan memfoto kegiatan ibadah atau perbuatan baik, yang
kemudian diunggah di media sosial.
1. Menceritakan kepada orang lain bahwa dia telah memberikan sedekah kepada
anak yatim dengan harapan mendapatkan pujian dari orang lain.
2. Memberi tahu orang lain bahwa dia telah membantu warga membereskan
barang-barang pindahan dan ingin dipuji orang lain.
5
Cara menghindari perilaku Riya’:
1. Perbaiki Niat
Cara menghindari riya’ yang pertama yakni dengan memperbaiki niat. Kita
harus ingatlah bahwa segala macam perbuatan kita tergantung pada niat.
Apabila niat kita baik, semata-mata karena Allah SWT, maka insyaAllah itu
akan dicatat sebagai pahala.
2. Berdoa dan Memohon Ampunan Allah SWT
Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk melibatkan Allah SWT dalam
segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya.
Jangan pernah lelah berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan iman dan
dilindungi dari bisikan setan.
3. Merendah Diri
Manusia terkadang sering lupa diri. Kenikmatan dunia yang begitu
memukau seperti halnya harta benda, kedudukan, wajah yang rupawan, dan
keturunan seringkali membuat manusia menjadi sombong dan riya’ (pamer).
Padahal semua kenikmatan tersebut pemberian dari Allah SWT.
6
III.Sifat Takabur
takabur atau sombong merupakan anak dari ujub, akar dari sombong sendiri
adalah ujub. Jadi, ujub melahirkan kesombongan. Namun, terdapat juga perbedaan
antara ujub dengan sombong. Adapun ujub tak memerlukan orang lain, sementara
sombong membutuhkan orang lain sebagai pembandingnya. Sifat takabur
kemudian dibedakan menjadi dua, yakni:
Takabur dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga. Dalam setiap hadis
yang dikeluarkan oleh Rasulullah SAW, beliau juga selalu mengingatkan kepada
umat Islam jika sifat takabur ataupun sombong benar-benar dapat menghalangi
seseorang dalam masuk surga. Hadis-hadis ini juga menegaskan bahwa
kesombongan kemudian akan menjadi penghalang bagi manusia untuk masuk
surga, sehalus apapun rasa sombong ini.
Takabur dapat dilihat secara lahiriah (yang tampak), sehingga mudah dilihat
oleh orang lain dan takabur yang tersimpan di dalam hati serta hanya kita yang tidak
mengetahui. Beberapa hadits dan ayat dalam Al-Qur’an yang kemudian
menjelaskan tentang perilaku takabur, di antaranya terdapat dalam hadis Rasulullah
SAW berikut ini,
الناس
َّ الحق وغمط
َّ الكبَّ بطر
“Kesombongan adalah menolak kebenaran serta merendahkan manusia”.
[HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]
7
Selain itu Allah SWT juga berfirman,
”Orang fakir yang sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak
berbicara oleh Allah pada hari kiamat tiba, Allah juga tidak akan menyucikan,
tidak akan memandang mereka, serta bagi mereka azab yang pedih.” (HR.
Muslim).
Takabur sebagai suatu sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Bahkan, Allah
SWT juga memberikan azab bagi orang-orang yang kemudian memiliki sifat ini.
Berdasarkan sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ali bin Abi
Thalib R.A. Rasulullah SAW menegaskan bahwa “seseorang yang memiliki sifat
takabur sesungguhnya telah mengambil ataupun merampas pakaian Allah SWT.”
Dengan kata lain, takabur menjadi sifat yang tidak seharusnya dimiliki oleh
manusia, apapun yang dimilikinya serta posisi atau jabatannya.
Seseorang yang takabur juga dapat dikenali melalui ciri-cirinya. Adapun ciri-
ciri orang yang bersifat takabur adalah sebagai berikut.
1. Terlihat Angkuh
Orang yang takabur cenderung terlihat angkuh dan sombong, dan suka
memandang rendah kepada orang lain.
8
Contoh dari sikap Takabur:
1. Merasa apa yang datang dari dirinya sendiri semua serba hebat dan agung.
3. Tidak mau belajar kepada orang lain sebab ia sudah merasa pandai.
5. Bangga dan gembira kalau segala sesuatu timbul dari gagasannya dan suka
sekali memopulerkan apa yang ada pada dirinya, dan sebaliknya tidak suka
kesejahteraan yang dicapai oleh orang lain.
Dengan berbagai dampak buruk yang dapat kamu alami jika memiliki sifat
takabur tersebut, tentunya kamu harus benar-benar menghindari sifat ini. Tentu
kamu tak ingin kehidupan di dunia serta akhirat yang kamu jalani untuk menjadi
tidak tenang serta tidak dirahmati oleh Allah SWT.
Karena sifat takabur kemudian menjadi salah satu sifat yang dibenci oleh
Allah SWT, maka orang Islam harus berupaya untuk menghindarinya. Beberapa
cara menghindari sifat takabur ini dapat dilakukan dan menjadi bagian dari amalan
yang shalih. Berikut ini beberapa cara menghindari takabur yang perlu kamu
ketahui.
2. Mensyukuri segala nikmat Allah SWT. Dengan memiliki rasa syukur di dalam
diri, hal ini kemudian dapat mengurangi keinginan untuk bersikap takabur.
9
IV.Sifat Hasad
Hasad adalah bahasa arab yang berasal dari kata hasada- yahsidu- ihsid, yang
artinya adalah iri dan dengki. Hasad, yakni memiliki angan-angan agar kenikmatan
milik orang lain hilang dari dirinya. Kenikmatan tersebut bisa berarti dalam hal
apapun, termasuk urusan agama dan dunia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasad
adalah perasaan negatif yang muncul tanpa alasan yang jelas, saat mengetahui
orang lain mendapatkan hal yang baik. Hal baik tersebut dapat berupa harta,
jabatan, benda, serta prestasi. Sebagaimana pengertiannya, hasad adalah salah satu
sifat tercela. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita untuk mengetahui dengan detail
apa itu hasad, agar dapat menyadari jika suatu waktu merasakan hal ini dan dapat
dengan cepat mengatasi hasad yang muncul tersebut.
Hasad termasuk salah satu penyakit hati yang sudah ada sejak lama. Hal ini
pernah terjadi di antara putra Nabi Adam AS, yakni Qobil yang tega membunuh
saudara kembarnya sendiri, Habil, lantaran kurbannya tidak diterima oleh Allah
SWT. Sebagaimana firman-Nya,
Allah SWT mengajarkan kepada orang yang beriman agar selalu berlindung
kepada-Nya dari hasad dan perbuatan orang yang melakukan hasad, sebagaimana
Allah SWT berfirman,
َ َ َْ ْ َ
َّاسدَّ ِاذا َح َسد
ِ
َ ش
ح َّ ِّ َّ و ِم
ن
"dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki." (QS Al Falaq: 5)
Pada umumnya, orang jarang menyadari saat dirinya sedang memiliki sifat
hasad. Akan tetapi, ada beberapa ciri orang yang sedang merasakan hasad, seperti
yang tergambar dalam sikap di berikut ini.
10
Contoh perilaku Hasad:
4. Timbul perasaan untuk mencelakakan orang lain, karena ingin lebih unggul
dari orang lain.
5. Berperilaku sombong, karena merasa dirinya lebih baik dari orang lain
sehingga apabila orang lain mendapatkan nikmat dari Allah swt ia tidak
senang atau tidak suka.
6. Membuat tidak percaya diri, karena merasa tersaingin oleh orang lain.
1. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah swt berikan kepada kita.
2. Menyadari bahwa perilaku hasad adalah perilaku tercela yang harus kita
hindari dan memiliki bahaya yang telah saya sebutkan diatas.
7. Tidak sombong atau tidak membanggakan diri sendiri, dan meyakini bahwa
semua yang kita miliki adalah titipan dari Allah swt. Sehingga kita tidak
perlu merasa tersaingi apabila orang lain mendapatkan suatu kenikmatan
dari Allah swt.
11