Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PAI

Menjalin Hidup Penuh Manfaat


Dengan Menghindari Berfoya-foya, Riya’, Sum’ah Takabur, Dan Hasad

Disusun Oleh kelas X-TEI 2 kelompok:


1 Andra Bagas Priatama
2.Andri Faris
3.Anisa Aeni
4.Raihan Nur Alviansyah
5.Sultan Maulana

SMK NEGERI 39 JAKARTA


2022
I.Sifat berfoya-foya (Tabdzir atau Israf)
Sifat Tabzir dan Israf memiliki kemiripan perngertian dan makna. Tabzir
(boros) adalah perilaku membelanjakan harta tidak pada jalannya. Dengan kata lain,
yang dimaksud pemborosan yaitu mengeluarkan harta tidak haq. Apabila seseorang
mengeluarkan harta sangat banyak tetapi untuk hal-hal yang dibenarkan oleh Islam,
maka bukan termasuk pemborosan. Sebaliknya, jika seseorang mengeluarkan harta
meskipun sedikit, tetapi untuk hal-hal yang dilarang agama, maka ia termasuk
pemboros.

Perbuatan boros merupakan perilaku tercela, perilaku setan yang dilarang


dalam Islam. Allah berfirman,

ً‫ن ل َر ِّبهَّ َك ُف ْورَّا‬َُّ ‫ان الشَّ ْي ٰط‬َ ََ ْْ ٰ َ َ ْ ْْٓ ُ َ َ ْ ِّ َ ُ ْ


ِ َّ ‫يَّۗوك‬
َّ ِ ‫ان الشي ِط‬
َّ ‫ن كانوا ِاخو‬ َّ ‫ِانَّ المبذ ِري‬
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan
setan adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’: 27)

Sifat Israf adalah perilaku seseorang yang mempergunakan harta secara


berlebihan dan tanpa manfaat. Mereka menghamburkan harta sia-sia dan
melupakan hak-hak orang lain atas hartanya. Seseorang disebut berperilaku israf
apabila ia membelanjakan harta melewati batas kepatutan menurut ajaran Islam,
dan tidak ada nilai manfaatnya untuk kepentingan dunia maupun akhirat. Sifat israf
ini dipengaruhi oleh godaan uang dan harta pada seseorang yang lemah imannya.

Allah sendiri dengan tegas membenci orang-orang yang berperilaku Ishraf.


Sebagaimana firman-Nya,
َ ُ َ ْْ َ ُ ُ َ ُ َ ُْ ََ ُ ُ َ ْٓ ْ َ ٰ َ
َّ‫ٱشبواَّ َول‬‫ل َم ْس ِجدَّ وكلواَّ و‬
َِّّ ‫ند ك‬ َّ ‫م ِع‬ َّ ‫ن َءاد ََّم خذواَّ ِزينتك‬ َّ ِ ‫ي ب‬
ْ ‫ل ُيحبَّ ْٱل ُم‬ َ ُ ْٓ ‫ُت ْْس ُف‬
ََّْ ‫ْسِف‬
‫ي‬ ِ ِ َّ ‫ۥ‬‫ه‬ ‫ن‬‫إ‬ِ َّ
ۚ ‫ا‬َّ
‫و‬ ِ
“...Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf: 31)

Ishraf atau sikap berlebihan merupakan penyakit yang sangat merugikan.


Tidak hanya dalam makanan, berlebihan terhadap apapun juga akan berdampak
negatif.

1
Contoh dari perilaku Tabzir:

1. Memberi sumbangan untuk kegiatan hura-hura dan kemaksiatan, misalnya


untuk acara pesta minum-minuman keras. Walaupun dia tidak
ikut meminumnya, maka sumbangannya tersebut termasuk pada perbuatan
tabẓir.

2. Mengkonsumsi makanan yang tidak ada manfaatnya dan justru


membahayakan, misalnya membeli minum-minuman keras, narkoba, dan
lain-lain.

3. Membeli sesuatu yang tidak diambil manfaatnya.

4. Kumpul-kumpul yang tidak jelas tujuannya. Ini termasuk tabẓir dalam soal
waktu atau kesempatan.

5. Segala sesuatu pembelanjaan yang tidak memperhitungkan tujuan dan


kemanfaatan dan hanya menuruti kesenangan.

Contoh dari Perilaku Israf:

1. Israf dalam makan dan minum, misalnya mengkonsumsi makanan melebihi


nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Termasuk dalam kategori ini adalah
bermewah-mewahan dalam makan dan minum.

2. Israf dalam berpakaian, misalnya memakai pakaian dengan mode pakaian


yang justru tidak sesuai dengan syari’at, misalnya terlalu panjang atau
terlalu kecil.

3. Israf dalam penggunaan air, misalnya mencuci pakaian dengan


menggunakan air yang berlebihan atau membiarkan kran air terbuka
sehingga air terbuang percuma.

4. Israf dalam penggunaan listrik, misalnya tidak mematikan lampu setelah


selesai dipakai, tidak mematikan kipas angin setelah tidak dipakai.

5. Israf dalam penggunaan alat komunikasi, misalnya mengobrol dengan


ponsel berlama-lama, main game online dan sejenisnya sehingga melupakan
waktu istirahat, waktu belajar dan waktu ibadah.

6. Israf dalam ibadah, misalnya melaksanakan salat lail semalam suntuk


sehingga ketiduran dan tidak melaksanakan salat subuh.

2
Cara menghindari perilaku Tabzir:

1. Bersyukur atas nikmat Allah SWT,


Bersyukur merupakan salah satu bentuk terima kasih seorang hamba atas
harta, waktu, dan kesehatan yang telah diberikan Allah. Dengan bersyukur,
seseorang tidak akan menghambur-hamburkan nikmat yang didapat.

2. Bersedekah
Seseorang yang menggunakan hartanya untuk bersedekah akan
mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Sedekah merupakan
cara terbaik untuk membelanjakan harta yang dimiliki.

3. Tidak berlebihan
Perilaku konsumtif yang berlebihan merupakan ciri perbuatan tabzir.
Karenanya, hal tersebut perlu dihindari dengan membelanjakan harta untuk
sesuatu yang berguna.

Cara Menghindari perilaku Israf:

Rasulullah Saw. melarang umatnya berpuasa terus-menerus, melarang shalat


di seluruh malam untuk memberi hak anggota tubuh istirahat, melarang membujang
bagi yang mampu menikah, atau melarang meninggalkan makan daging.

Adapun amal yang paling disukai Allah Swt adalah amal yang dikerjakan
terus-menerus (istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit. Islam mengajarkan
kebersahajaan. Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu syahwat.

Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal sehat. Sebagian besar


keburukan itu disebabkan seseorang tidak sanggup mengendalikan nafsunya.
Janganlah mendekati hal-hal yang dapat mendorong diri untuk berbuat yang tidak
baik ataupun melampaui batas.

Orang yang memiliki kesederhanaan tidak suka melakukan sesuatu yang


melebihi kewajaran, karena akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau
pencipta-Nya.

3
II.Sifat Riya’ dan Sum’ah

Sifat Riya’ adalah suatu penyakit yang dapat menghilangkan amalan baik
seorang hamba dan penyakit itu dikenal dengan penyakit hati. Jika, penyakit hati
tidak dihindari dan terus-menerus dilakukan, maka pahala kebaikan yang dimiliki
oleh seorang hamba muslim berkurang. penyakit hati dalam Islam cukup banyak
dan salah satunya adalah riya’. Penyakit hati yang satu ini, bukan hanya dapat
mengurangi pahala seorang muslim saja, tetapi bisa juga membuat dirinya dijauhi
oleh orang-orang terdekat. Riya’ adalah penyakit hati yang harus dihindari karena
dapat merusak amal kebaikan manusia.

Allah SWT berfirman,


ََ ٰ َ ُْ ُْ ََ َ ۤ َ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َ
َّ ‫اّلل و‬
‫ل‬ َِّ ‫ن ِب‬ َّ ‫ل يؤ ِمنو‬ َّ ‫اس و‬ َّ ِ ‫م ِرئا َّء الن‬َّ ‫ن امواله‬ َّ ‫ن ين ِفقو‬ َّ ‫وال ِذي‬
ً َ ۤ َ ً َ َ ٰ ُ ٰ ْ ْ
‫ن لهَّ ق ِرَّْينا ف َسا ََّء ق ِر ْينَّا‬ َُّ ‫ن الش ْيط‬ َّْ ‫ِبال َي ْو ِ َّم اْل ِخ َِّرَّۗ َو َم‬
َّ ِ ‫ن يك‬
“Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya dan kepada
orang lain (ingin dilihat dan dipuji) dan orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan setan sebagai
temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.”
(QS. An-Nisa : 38)

Sikap Sum'ah adalah sikap atau sifat gemar menunjukkan amal perbuatan
yang telah dilakukan kepada orang lain. Harapannya untuk mendapat sanjungan
dan pujian. Sum’ah merupakan syirik kecil dan bagian dari penyakit riya, ujub dan
takabur. Seorang Muslim hendaknya berhati-hati dengan penyakit hati ini, karena
sum’ah akan merusak nilai amalan.

Rasulllah SAW bersabda,

“Barang siapa yang berdiri karena riya dan sum’ah, maka Allah akan
memperlihatkan aibnya." (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda,


َّ َّ
َُّ ‫ائ‬
‫اّلل ِب َِّه‬ َّ ِ ِ ‫ائ ُي َر‬
َّ ِ ِ ‫ن ُي َر‬ َُّ ‫ن َسم ََّع َسم ََّع‬
َّْ ‫ َو َم‬،‫اّلل ِب ِه‬ َّْ ‫َم‬
“Siapa yang memperdengarkan amalanya (kepada orang lain), Allah akan
memperdengarkan (bahwa amal tersebut bukan untuk Allah). Dan siapa saja yang
ingin mempertontonkan amalnya, maka Allah akan mempertontonkan aibnya
(bahwa amalan tersebut bukan untuk Allah)”. (HR. Bukhari)

4
Contoh dari perilaku Riya’:

1. Riya Pakaian
Riya pakaian contohnya saat kita mengenakan hijab panjang hanya karena
untuk mendapatkan penilaian atau dianggap sebagai orang alim oleh orang
lain.

2. Riya Ucapan
Riya ucapan biasanya dilakukan dengan membaca Al-Qur’an dengan suara
yang merdu dan fasih di hadapan orang hanya karena ingin dipuji saja.
Hatinya tidak ikhlas dalam membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an
melainkan hanya untuk mendapatkan pujian manusia.

3. Riya Perbuatan
Riya perbuatan ini biasanya dilakukan pada saat shalat dengan menampakan
kekhusyukan saat melakukan shalat, berlama-lama saat berdiri, sujud, ruku’,
dan sejenisnya.

4. Riya Syirik
Riya syirik adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk
menjalankan perintah Allah SWT, tetapi juga dilandasi dengan niat agar
mendapat perhatian dan pujian dari manusia sekaligus. Hal ini biasanya
dilakukan dengan memfoto kegiatan ibadah atau perbuatan baik, yang
kemudian diunggah di media sosial.

Contoh dari perilaku Sum’ah:

1. Menceritakan kepada orang lain bahwa dia telah memberikan sedekah kepada
anak yatim dengan harapan mendapatkan pujian dari orang lain.

2. Memberi tahu orang lain bahwa dia telah membantu warga membereskan
barang-barang pindahan dan ingin dipuji orang lain.

3. Menyumbangkan sebagian hartanya untuk pembangunan mesjid, setelah itu


ia menceritakan kepada tetangga-tetangganya bahwa ia baru saja bersedekah.

4. Membersihkan masjid, setelah itu ia menceritakan kepada orang2 tentang hal


yang baru saja diperbuatnya itu.

5
Cara menghindari perilaku Riya’:
1. Perbaiki Niat
Cara menghindari riya’ yang pertama yakni dengan memperbaiki niat. Kita
harus ingatlah bahwa segala macam perbuatan kita tergantung pada niat.
Apabila niat kita baik, semata-mata karena Allah SWT, maka insyaAllah itu
akan dicatat sebagai pahala.
2. Berdoa dan Memohon Ampunan Allah SWT
Sudah menjadi keharusan bagi kita untuk melibatkan Allah SWT dalam
segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya.
Jangan pernah lelah berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan iman dan
dilindungi dari bisikan setan.
3. Merendah Diri
Manusia terkadang sering lupa diri. Kenikmatan dunia yang begitu
memukau seperti halnya harta benda, kedudukan, wajah yang rupawan, dan
keturunan seringkali membuat manusia menjadi sombong dan riya’ (pamer).
Padahal semua kenikmatan tersebut pemberian dari Allah SWT.

Cara menghindari perilaku Sum’ah:

1. Memperbanyak Rasa Syukur


Bersyukur dalam setiap situasi dan kondisi, bukan hanya bersyukur saat
sedang mendapat karunia berupa nikmat-Nya, misalnya baru mendapatkan
kelapangan rezeki yang halal.

2. Memperbanyak Ingat Kematian


Kematian menjadi salah satu hal yang ditakutkan seluruh umat manusia.
Bagi umat Muslim, kematian tak hanya soal akhir kehidupan, tetapi juga
berakhirnya kesempatan mencari bekal pahala untuk di akhirat.

3. Membiasakan Hidup Sederhana


Gaya hidup sederhana lebih mengedepankan kestabilan finansial seseorang.
Sehingga, pelakunya akan terus menabung dan berinvestasi untuk mencapai
kesejahteraan di kemudian hari.

6
III.Sifat Takabur

Takabur adalah sikap sombong, merasa paling tinggi, hingga akhirnya


merendahkan orang lain. Orang takabur akan memperlihatkan kelebihannya untuk
membuktikan diri bahwa ialah yang terbaik sambil mengejek serta merendahkan
orang lain. Takabur merupakan salah satu sifat tercela yang sebaiknya dijauhi,
karena bisa membuat seseorang berkeinginan dalam menampakkan kehebatan
dirinya yang terus menerus di hadapan orang lain. Bahkan, dengan sifat takabur,
seseorang bisa juga dijauhi oleh orang-orang terdekat.

takabur atau sombong merupakan anak dari ujub, akar dari sombong sendiri
adalah ujub. Jadi, ujub melahirkan kesombongan. Namun, terdapat juga perbedaan
antara ujub dengan sombong. Adapun ujub tak memerlukan orang lain, sementara
sombong membutuhkan orang lain sebagai pembandingnya. Sifat takabur
kemudian dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Seseorang yang menolak kebenaran yang disampaikan oleh orang lain,


padahal ia memahami bahwa kebenaran ada pada orang tersebut. Kemudian,
ia menolaknya karena orang yang menyampaikan kebenaran itu dirasa lebih
muda atau lebih rendah kedudukannya jika dibanding dirinya.

2. Seseorang yang menganggap dirinya memiliki keistimewaan melebihi orang


lain. Selalu merasa dirinya paling lebih jika dibandingkan orang lain. Dengan
hal ini, ia bersikap congkak kepada sesama hamba Allah serta merendahkan
mereka, karena menurutnya ia jauh lebih tinggi martabatnya.

Takabur dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga. Dalam setiap hadis
yang dikeluarkan oleh Rasulullah SAW, beliau juga selalu mengingatkan kepada
umat Islam jika sifat takabur ataupun sombong benar-benar dapat menghalangi
seseorang dalam masuk surga. Hadis-hadis ini juga menegaskan bahwa
kesombongan kemudian akan menjadi penghalang bagi manusia untuk masuk
surga, sehalus apapun rasa sombong ini.

Takabur dapat dilihat secara lahiriah (yang tampak), sehingga mudah dilihat
oleh orang lain dan takabur yang tersimpan di dalam hati serta hanya kita yang tidak
mengetahui. Beberapa hadits dan ayat dalam Al-Qur’an yang kemudian
menjelaskan tentang perilaku takabur, di antaranya terdapat dalam hadis Rasulullah
SAW berikut ini,

‫الناس‬
َّ ‫الحق وغمط‬
َّ ‫الكبَّ بطر‬
“Kesombongan adalah menolak kebenaran serta merendahkan manusia”.
[HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]

7
Selain itu Allah SWT juga berfirman,

‫إن هللا ال‬ َّ ِ ْ ‫وال تصغر خذك للناس وال تفش‬


َّ " ‫ف األرض مرخا‬
‫فخور‬
َّ ‫يجب كل مختال‬
َّ
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (dikarenakan sombong)
dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong serta terlalu membanggakan diri.”

Rasulullah SAW juga bersabda,

”Orang fakir yang sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak
berbicara oleh Allah pada hari kiamat tiba, Allah juga tidak akan menyucikan,
tidak akan memandang mereka, serta bagi mereka azab yang pedih.” (HR.
Muslim).

Ciri-Ciri Orang dengan Sikap Takabur:

Takabur sebagai suatu sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Bahkan, Allah
SWT juga memberikan azab bagi orang-orang yang kemudian memiliki sifat ini.
Berdasarkan sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ali bin Abi
Thalib R.A. Rasulullah SAW menegaskan bahwa “seseorang yang memiliki sifat
takabur sesungguhnya telah mengambil ataupun merampas pakaian Allah SWT.”
Dengan kata lain, takabur menjadi sifat yang tidak seharusnya dimiliki oleh
manusia, apapun yang dimilikinya serta posisi atau jabatannya.

Seseorang yang takabur juga dapat dikenali melalui ciri-cirinya. Adapun ciri-
ciri orang yang bersifat takabur adalah sebagai berikut.

1. Terlihat Angkuh
Orang yang takabur cenderung terlihat angkuh dan sombong, dan suka
memandang rendah kepada orang lain.

2. Selalu Ingin Menjatuhkan Orang Lain


Orang yang takabur juga tidak suka melihat seseorang yang lebih hebat,
sukses, ataupun lebih populer, dan selalu ingin menjatuhkannya dengan cara
apapun.

8
Contoh dari sikap Takabur:

1. Merasa apa yang datang dari dirinya sendiri semua serba hebat dan agung.

2. Kurang sadar terhadap kedudukan dirinya, menyanjung dirinya sendiri dan


menganggap suci dirinya serta bersih dari segala dosa.

3. Tidak mau belajar kepada orang lain sebab ia sudah merasa pandai.

4. Jika usahanya gagal akan melemparkan kesalahannya kepada orang lain.

5. Bangga dan gembira kalau segala sesuatu timbul dari gagasannya dan suka
sekali memopulerkan apa yang ada pada dirinya, dan sebaliknya tidak suka
kesejahteraan yang dicapai oleh orang lain.

6. Membuat orang lain membencinya.

7. Hilangnya rasa saling hormat dan menghormati.

Cara menghindari sifat Takabur:

Dengan berbagai dampak buruk yang dapat kamu alami jika memiliki sifat
takabur tersebut, tentunya kamu harus benar-benar menghindari sifat ini. Tentu
kamu tak ingin kehidupan di dunia serta akhirat yang kamu jalani untuk menjadi
tidak tenang serta tidak dirahmati oleh Allah SWT.

Karena sifat takabur kemudian menjadi salah satu sifat yang dibenci oleh
Allah SWT, maka orang Islam harus berupaya untuk menghindarinya. Beberapa
cara menghindari sifat takabur ini dapat dilakukan dan menjadi bagian dari amalan
yang shalih. Berikut ini beberapa cara menghindari takabur yang perlu kamu
ketahui.

1. Meningkatkan keimanan serta ketaqwaan. Keduanya dapat ditingkatkan


dengan meningkatkan ibadah. Selain agar tidak memiliki sifat takabur, orang
yang beriman serta bertakwa juga akan memahami cara untuk menghindarkan
diri agar tak berbuat dosa.

2. Mensyukuri segala nikmat Allah SWT. Dengan memiliki rasa syukur di dalam
diri, hal ini kemudian dapat mengurangi keinginan untuk bersikap takabur.

3. Istiqomah dalam bersyukur juga kemudian dapat dilakukan dengan berusaha


selalu mengucapkan rasa syukur atas semua pemberian Allah, serta berupaya
sabar saat menghadapi masalah.

9
IV.Sifat Hasad

Hasad adalah bahasa arab yang berasal dari kata hasada- yahsidu- ihsid, yang
artinya adalah iri dan dengki. Hasad, yakni memiliki angan-angan agar kenikmatan
milik orang lain hilang dari dirinya. Kenikmatan tersebut bisa berarti dalam hal
apapun, termasuk urusan agama dan dunia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasad
adalah perasaan negatif yang muncul tanpa alasan yang jelas, saat mengetahui
orang lain mendapatkan hal yang baik. Hal baik tersebut dapat berupa harta,
jabatan, benda, serta prestasi. Sebagaimana pengertiannya, hasad adalah salah satu
sifat tercela. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita untuk mengetahui dengan detail
apa itu hasad, agar dapat menyadari jika suatu waktu merasakan hal ini dan dapat
dengan cepat mengatasi hasad yang muncul tersebut.

Hasad termasuk salah satu penyakit hati yang sudah ada sejak lama. Hal ini
pernah terjadi di antara putra Nabi Adam AS, yakni Qobil yang tega membunuh
saudara kembarnya sendiri, Habil, lantaran kurbannya tidak diterima oleh Allah
SWT. Sebagaimana firman-Nya,

‫ن‬ ْ ‫ن ْال ٰخ‬


ََّ ‫ْسي‬ ََّ ‫حم‬ َ َ ْ ََ ََ َ َ ْ َ َ َْ ُ َْ َ ْ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ل ا ِخي َِّه فقتلهَّ فاصب‬
َّ َّ ‫ت لهَّ نفس َّه قت‬
َّ ‫فطوع‬
"Kemudian, hawa nafsunya (Qabil) mendorong dia untuk membunuh saudaranya.
Maka, dia pun (benar-benar) membunuhnya sehingga dia termasuk orang-orang
yang rugi."

Allah SWT mengajarkan kepada orang yang beriman agar selalu berlindung
kepada-Nya dari hasad dan perbuatan orang yang melakukan hasad, sebagaimana
Allah SWT berfirman,
َ َ َْ ْ َ
َّ‫اسدَّ ِاذا َح َسد‬
ِ
َ ‫ش‬
‫ح‬ َّ ِّ َّ ‫و ِم‬
‫ن‬
"dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki." (QS Al Falaq: 5)

Pada umumnya, orang jarang menyadari saat dirinya sedang memiliki sifat
hasad. Akan tetapi, ada beberapa ciri orang yang sedang merasakan hasad, seperti
yang tergambar dalam sikap di berikut ini.

10
Contoh perilaku Hasad:

1. Tidak mensyukuri nikmat yang Allah swt berikan.

2. Tidak senang terhadap kesuksesan/keberhasilan seseorang.

3. Senang jika seseorang menderita.

4. Timbul perasaan untuk mencelakakan orang lain, karena ingin lebih unggul
dari orang lain.

5. Berperilaku sombong, karena merasa dirinya lebih baik dari orang lain
sehingga apabila orang lain mendapatkan nikmat dari Allah swt ia tidak
senang atau tidak suka.

6. Membuat tidak percaya diri, karena merasa tersaingin oleh orang lain.

Cara menghindari perilaku Hasad:

1. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah swt berikan kepada kita.

2. Menyadari bahwa perilaku hasad adalah perilaku tercela yang harus kita
hindari dan memiliki bahaya yang telah saya sebutkan diatas.

3. Menyadari bahwa perilaku dengki dapat menghanguskan kebaikan yang


telah kita perbuat.

4. Berpikir positif atas segala kejadian yang menimpa kita.

5. Tetap percaya diri dan optimis.

6. Menghindari suatu permusuhan dengan orang lain yang dapat


mengakibatkan dengki terhadap orang lain.

7. Tidak sombong atau tidak membanggakan diri sendiri, dan meyakini bahwa
semua yang kita miliki adalah titipan dari Allah swt. Sehingga kita tidak
perlu merasa tersaingi apabila orang lain mendapatkan suatu kenikmatan
dari Allah swt.

11

Anda mungkin juga menyukai