Anda di halaman 1dari 44

‫الرِح ْي ِم‬

َّ ‫ْح ِن‬
ٰ ْ ‫الر‬ ِ ‫بِس ِم‬
َّ ‫هللا‬ ْ
Menjalani Hidup Penuh
Manfaat dengan Menghindari
Berfoya-foya, Riya’, Sum’ah,
Takabur dan Hasad
Muslim yang baik adalah muslim yang berakhlak mulia
Rian Hidayat,
S.Pd.I., M.Pd., Gr
Kita Mulai Dengan Membaca
Setelah mempelajari Bab 3 ini peserta didik diharapkan kompeten dalam:
• 1. Menganalisis manfaat menghindari sikap hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah,
takabbur, dan hasad
• 2. Membuat karya berupa quote dan mempublikasikan di media sosial
• 3. Menghindari sikap hidup sikap hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabbur, dan
hasad
• 4. Terbiasa bersikap rendah hati dalam kehidupan sehari-hari

Larangan Untuk:
Berfoya-foya Riya-Sum’ah Takabbur Hasad
Pembahasan dalam PPT ini mencakup:
1. Menghindari Sifat Hidup Berfoya-foya
2. Menghindari Sifat Riya dan Sum’ah
3. Menghindari Sifat Takabur
4. Menghindari Sifat Hasud

Kata Kunci: • Akhlak Mulia • Larangan Berfoya • Larangan Riya’ • Larangan Sum’ah • Larangan Takabur • Larangan
Hasad
Belajar dari Gambar

Amatilah gambar-gambar,
kemudian sampaikanlah pesan-
pesan moral untuk setiap gambar!!
Kisah seorang Bani Anshar dan Abdullah bin ‘Amr
Pada sebuah kesempatan di masjid Nabawi, ketika para sahabat duduk-duduk bersama Rasulullah Saw., beliau
berkata : “akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga”. Abdullah bin Amr bin Ash
meneliti orang yang lewat tersebut, menginap di rumahnya selama tiga malam, ternyata amalannya biasa. Abdullah
bin Amr lalu bertanya tentang amalan khusus yang bisa memasukannya ke surga…

Jawab pemuda Anshar kepada Abdullah


bin Amr, “benar, amalanku seperti yang
engkau lihat. Hanya saja aku tidak
pernah berbuat curang kepada
seorang pun. Aku juga tidak pernah
iri ataupun hasad kepada seseorang
atas karunia yang telah diberikan
Allah kepadanya”.
01

Larangan Untuk Berfoya-foya

Israf Tabzir

Diulang 23 dalam Qur’an Diulang 3 dalam Qur’an


Berfoya-foya merupakan pola pikir, sikap dan tindakan yang tidak seimbang dalam
memperlakukan harta

Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf) dan boros (tabzir) dalam
membelanjakan harta, keduanya termasuk perbuatan setan.

Islam menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana, seimbang dan proporsional


LARANGAN
FOYA-FOYA

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan; dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya”. (QS. al-Isra’/17: 26-27)
Larangan Israf (Berlebih-lebihan)

َ َ ‫ل‬ َ َ ُ ْ َ ُ ُ َ ُ َ ْ َ َ َّ
َْ َ
‫ا‬ َ ََْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ ْ ْ ْ
٦٧ ً‫وال ِذين ِاذآ انفقوا لم يس ِرفوا ولم يقتروا وكان بين ذَِ َوا‬

“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan


Yang Maha Pengasih) orangorang yang
apabila menginfakkan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di
antara keduanya secara wajar”. (QS. al-
Furqan/25: 67)
Contoh Israf dan Tabzir
Dalam hal makan minum Dalam hal bicara Dalam hal waktu di sosmed

Dalam hal belanja Dalam hal penampilan


Menghindari Hidup Berfoya-foya
Contoh Perilaku Israf dan Tabzir Contoh Perilaku Israf dan Contoh Perilaku Israf dan Tabzir
Tabzir
Dalam makan dan minum: Dalam penampilan
Seseorang mengambil banyak Dalam berbicara Memakai perhiasan emas di kedua
makanan dan minuman pada suatu Berkata-kata yang tidak tangan, leher, jari-jemari dan kaki
acara tasyakuran. pentingdan tidak perlu, baik pada saat pertemuan warga.
Ia takut tidak mendapat bagian, tanpa secara langsung bertemu Berpakaian mahal, mewah lengkap
sama sekali tidak mempertimbangkan dengan lawan bicara ataupun dengan tas import dari luar negeri.
daya tamping perut. melalui media elektronik,
Akhirnya ia tidak sanggup termasuk media sosial.
menghabiskan makanan dan minuman
tersebut
Dampak Negatif Perilaku Israf dan Tabzir

Terlalu sibuk mengurusi Menimbulkan Dapat memicu Berpotensi


kebahagiaan duniawi, sifat iri, dengki frustasi apabila menimbulkan
melalaikan akhirat dan pamer hartanya habis sifat kikir
Cara Menghindari Sifat Israf dan Tabzir

Membelanjakan Membiasakan Bergaya hidup


harta sesuai bersedekah dan sederhana
dengan skala membantu orang
prioritas kebutuhan lain

Selalu bersyukur Bertindak selektif Bersikap rendah


dan terencana hati
Larangan Kikir
ْ‫ُ َ َ ْ ا َّ ُ ْ َ ْل ُه َو َش ٌّرَّل ُه ْمۗ َس ُ َ َّ َُ ْو َن ًَ َبخ ُلوا‬ ْ َ ْ ُ ‫َ َ َ ْ َ ََّ َّ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ل ل ُ ُ ه‬
ِ ‫ي طو‬ ‫ولا يحسبن ال ِذين يبخلون ِبم ٓ اتىهم اّٰلل ًِن فض ِل ٖه هو خيرا لهمۗ ب‬
ٌ ْ َ َ ُْ َ َْ َ ُ‫َ ه‬ ْ َْ َ ‫ل‬ ‫ل‬ َّ ُ َْ ‫َْ َ ْ لَ َ ه‬
١٨٠ ࣖ ‫ّٰلل ًِيراث السمو ِت والار ِضۗ واّٰلل ِبم تعملون خ ِبير‬ ِ ‫ِب ٖه يوم ال ِقيم ِةۗ ِو‬
“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira
bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan
dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa
yang kamu kerjakan." (QS. Ali Imran/3: 180)

“Dari Jabir bin Abdullah r.a., bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan zalim, karena
kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan
umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan
bagi mereka”. (HR. Muslim)
02

Larangan Untuk
Riya’ dan Sum’ah

Riya’ Sum’ah

Bahasa: memperlihatkan Bahasa: memperdengarkan

melakukan ibadah dengan niat supaya mendapat memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada
pujian atau penghargaan dari orang lain. orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.
Contoh Riya’ dan Sum’ah
َّ َ َ
‫ََ ُْ ُ ه َ ْ َ ْ ْ ل‬ َّ َ َ ٗ َ َ ُ ْ ُ ْ َّ َ ‫ْ َ ل ًَ ُ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ل ُ ْ ْ َ َ ْ َ ل‬
ِ ‫يٰٓ يُّه ال ِذين ا نوا لا تب ِطلوا صدَ ِتكم ِب لم ِن والاذىۙكال ِذي ين ِفق ً له ِرئ ۤء الن ِس ولا يؤ ًِن ِب‬
ۗ‫ّٰلل واليو ِم الا ِخ ِر‬
ْ َ َ ُ ‫َ َ ْ ُ ٌ َ َ َ َ ٗ َ ٌ َ َ َ َ ٗ َ ْ ا َ َ ْ ُ ْ َ َ ل َ َّ َ َ ُ ْ َ ه‬ َ ْ َ َ ََ َُٗ َ َ
ْ
‫ان علي ِه تراب ف ص به و ِابل فتركه صلداۗ لا يق ِدرون على شي ٍء ِّم كسبواۗ واّٰلل لا يه ِدى‬َ
ْ‫ل‬ ٍ ‫فمثله كمث ِل صفو‬
َ ْ َ ْ َْ
٢٦٤ ‫القوم اِك ِف ِرين‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu


dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti
orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya
(orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka
tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. al-
Baqarah/2: 264).
Larangan Riya’ dalam Hadits Nabi

“Dari Mahmud bin Labid berkata, Rasulullah Saw. berkata: “Syirik kecil
adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para sahabat
bertanya, apakah syirik kecil itu ya Rasulullah? Jawab beliau: Riya’, besok
di hari kiamat, Allah menyuruh mereka mencari pahala amalnya, kepada
siapa tujuan amal mereka itu, firman-Nya, ‘carilah manusia yang waktu
hidup di dunia, kamu beramal tujuannya hanya untuk dipuji atau disanjung
oleh mereka, mintalah pahala kepada mereka itu”. (HR. Ahmad).
Macam-macam Riya’
Tingkatan Riya’

Riya’ Khalish Riya’ Syirik

melakukan suatu perbuatan karena niat menjalankan perintah


melakukan ibadah hanya untuk mendapat pujian dari
Allah, dan sekaligus juga karena ingin mendapatkan sanjungan
manusia semata. dari orang lain.

Bentuk Riya’

Riya’ dlm Niat Riya’ dlm Perbuatan

Contoh: Seseorang berkata bahwa ia ikhlas beribadah


Contoh: Seseorang memakai baju muslim lengkap
karena Allah padahal dalam hatinya tidak demikian,
dengan surbannya agar disangka sebagai orang shaleh.
maka hal ini termasuk riya’ dalam niat.
Ciri-ciri Riya dan Sum’ah

Selalu menyebut dan Beramal hanya sekadar Malas atau enggan


mengungkit amal baik ikut-ikutan bersama melakukan amal shaleh
yang pernah dilakukan orang lain apabila tidak dilihat oleh
orang lain

Melakukan amal Amalannya selalu Ekspresi amal Tampak lebih rajin dan
kebaikan apabila ingin dilihat dan berbeda karena bersemangat dalam beramal
didengar agar dipuji sedang dilihat oleh saat mendapat sanjungan,
sedang berada di
sebaliknya semangatnya akan
tengah khalayak ramai oleh orang lain orang lain atau tidak turun apabila mendapat
cemoohan dari orang lain
Dampak Negatif Perilaku Riya’ dan Sum’ah

Muncul rasa tidak Muncul rasa gelisah


Merusak nilai pahala dari
puas atas amal yang saat melakukan amal
suatu ibadah, bahkan bisa
telah dikerjakan kebaikan
hilang sama sekali

Mengurangi Menyesal apabila Menimbulkan sentimen


kepercayaan dan amalnya tidak pribadi dari orang lain
simpati dari orang diperhatikan oleh karena adanya perasaan
lain orang lain iri dan dengki
Meluruskan niat

Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt.

CARA Memohon pertolongan Allah Swt.


MENGHINDARI
RIYA &
SUM’AH Memperbanyak rasa syukur

Memperbanyak ingat kematian

Membiasakan hidup sederhana


03

Larangan Untuk Takabur

Sombong Merendahkan

Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat, lebih
hebat dibanding orang lain. Orang takabur selalu meremehkan dan merendahkan orang lain,
tidak mau mengakui kehebatan dan keberhasilan orang lain, dan menolak kebenaran.
Firman Allah Swt
ُ َ ْ َ َ ‫َّ َّ ْ َ ََّ ُ ْ ل ل َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ُ َ َّ ُ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ََّ َ َ ه‬
‫ِان ال ِذين كذبوا ِب ي ِتن واستكبروا عنه لا تفتح لهم ابواب السم ِۤء ولا يدخلون الجنة حتى ي ِلج الج َمل‬
َْ ْ ُْ ْ َ َ ‫َ َ ل‬ ْ
٤٠ ‫الخي ِطۗ وكذَِ نج ِزى المج ِر ًِين‬ َ ِ ‫ِف ْي َس ِم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan
masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat.” (QS. al-A’raf/7: 40).

َ ْ ُ ‫َ َّ ْ َ ََّ ُ ْ ل ل َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ ٰۤ َ َ ْ ل ُ َّ ُ ْ ْ َ ل‬
٣٦ ‫وال ِذين كذبوا ِب ي ِتن واستكبروا عنه ٓ اول ِٕىَ اصحب الن ِرِۚ هم ِفيه خ ِلدون‬

“Tetapi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya,
mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”. (QS. al-A’raf/7: 36).
Hadits Rasulullah Saw

“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: ‘Rasulullah Saw. bersabda, Allah Yang Maha Mulia lagi
Maha Agung berfirman: ‘Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan kebesaran
(kesombongan) adalah selendang-Ku, maka barangsiapa yang menyaingi Aku
dalam salah satunya maka Aku pasti akan menyiksanya” (HR. Muslim)
Dampak Negatif Perilaku Takabur

Dibenci oleh Allah Swt. Dibenci dan dijauhi Mata hatinya terkunci dari
dan rasul-Nya oleh masyarakat memperoleh hidayah
kebenaran

Mendapatkan siksa Dimasukkan ke


dan kehinaan di dalam neraka
akhirat
Cara Menghindari Sifat Takabur

Menyadari Menyadari bahwa Berusaha selalu


kekurangan dan hidup di dunia hanya menghargai orang
kelemahan dirinya sementara lain

Bersifat rendah hati Ikhlas dalam


(tawadhu’) melakukan ibadah
04

Larangan Untuk Hasad

Tidak senang akan nikmat orang Hilang nikmat itu

Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain
karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut.
Larangan Hasad
ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ َّ ٌ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ْ َّ ٌ ْ َ َ ْ َ ‫َ َ َ َ َ َّ ْ َ َ َّ َ ه ُ َ ْ َ ُ ْ َ ل‬
َٔ
‫لنس ۤ ِء ن ِصيب ِّم اكتسبنۗوسـلوا‬
ِ ِ‫لرج ِل ن ِصيب ِّم اكتسبواۗ و‬ ِ ۗ‫ولا تتمنوا ً فضل اّٰلل ِب ٖه بعضكم على بع ٍض‬
ِ
‫َّ ه َ َ َ ُ َ ْ َ ْ ا‬ ْ َ َ‫ه‬
٣٢ ‫اّٰلل ًِ ْن فض ِل ٖهۗ ِان اّٰلل كان ِبك ِل شي ٍء ع ِليم‬

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas
sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan
(pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. an-Nisa’/4: 32).

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw. bersabda: ’jauhilah hasad (dengki), karena hasad
dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”. (HR. Abu Dawud)
Ciri-ciri Orang Berperilaku Hasad

Melakukan ghibah Memuji orang yang Merasa gembira terhadap


terhadap orang yang dihasadi saat berada musibah yang menimpa
didengkinya di hadapannya orang yang dihasadi

Hilyatul Auliya
Jilid 4 halaman 47
Dua Hasad yang Boleh

“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., berkata: “Nabi


Saw. bersabda: ‘Tidak boleh hasad kecuali pada
dua orang: (1). Orang yang diberi harta
kekayaan oleh Allah lalu digunakan untuk
menegakkan haq dan kebaikan, (2). Orang yang
diberi oleh Allah hikmah (ilmu) lalu diamalkan
dan diajarkan kepada orang lain.” (HR. Ahmad)
Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan ia
mendapatkan nikmat tersebut

Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak


3 JENIS HASAD
BERBAHAYA
mendapatkan apa yang membuat orang tersebut bahagia. Asalkan
MENURUT IMAM orang lain jatuh menderita, maka ia merasa bahagia.
GHAZALI

Merasa tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
kepada orang lain, meskipun ia tidak mengharapkan hilangnya nikmat
dari orang tersebut. Ia benci apabila orang lain dapat menyamai atau
melebihi apa yang diterimanya dari Allah Swt.
Dampak Negatif Perilaku Hasad

Menentang takdir Allah Hati menjadi susah Menghalangi keinginan


Swt. berdoa kepada Allah Swt.

Meremehkan nikmat Merendahkan


dari Allah Swt. martabat orang lain
Cara Menghindari Sifat Hasad

Meyakini keadilan Memperbanyak rasa Menjaga sifat rendah


Allah Swt. syukur hati (tawadhu’)

Senang membantu Mempererat tali Mendahulukan


orang lain silaturahmi kepentingan umum
Tentang Penulis
• Rian Hidayat, S.Pd.I., M.Pd., Gr
• GPAI SMP-SMA Semesta Semarang
• Konselor MIBS Semarang
• Pengurus MGMP PAI SMA Kota Semarang
• Pengurus MGMP PAI SMA Jawa Tengah
• FB: Rian Hidayat Abi
• IG: @rianhidayatabi
• Twitter: @rianhidayatabi
• Youtube 1: Rian Hidayat Abi
• Youtube 2: Pendidikan Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai