Anda di halaman 1dari 42

Menjalani hidup penuh manfaat dengan

menghindari berfoya-foya, riya’,


sum’ah, takabur dan hasad
Nimaisya Gina Herapati(26) X5
Berfoya - foya
1. Pengertian berfoya - foya
Berfoya – foya atau tabzir berasal dari kata
Bahasa Arab, yaitu bazara, yubaziru tabzir yang
artinya pemborosan. Sehingga berfoya – foya
adalah membelanjakan / mengeluarkan harta
benda yang tidak ada manfaatnya, tidak
memperhatikan seseorang lain dan bukan dijalan
Allah, sifat ini timbul dikarenakan adanya
dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal
– hal yang tidak disenangi oleh Allah serta ingin
dipuji oleh orang lain

Sabda Rasulullah menyebutkan, “seseorang pada hari kiamat


nanti pasti akan ditanya tentang empat hal, umur dihabiskan
untuk apa, masa muda dipergunakan untuk apa, harta benda
bagaimana cara mendapatkanya dan bagaimanapula
memanfaatkanya, serta ilmu pengetahuan diamalkan untuk
apa”
2. Dalil Naqli berfoya - foya

HR. Ibnu
Al – Isra : 27 Al – Furqan : 67 Majah dari Al An’am :141
Ibnu Umar

Allah menegaskan bahwa Rasulullah SAW menegaskan


orang yang berlaku boros bahwa boros juga berada
adalah saudara syaitan. dalam beribadah

Mengenai seseorang untuk Bahwa manusia tidak


membelanjakan harta boleh melakukan hal
dengan tidak berlebihan dan secara berlebihan
tidak kikir
1. Al – Isra : 27
‫ِإﱠن اْﻟُﻣَﺑ ِذ ِّرﯾَن َﻛﺎﻧ ُوا ِإْﺧَواَن اﻟ ﱠ‬
‫ﺷَﯾﺎِطﯾِن ۖ َوَﻛﺎَن‬
‫طﺎُن ِﻟَر ِﺑِّﮫ َﻛﻔ ُوًرا‬ َ ‫ﺷْﯾ‬
‫اﻟ ﱠ‬
Artinya : “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya.”
2. Al – Furqan : 67
‫َواﻟﱠِذْﯾَن ِاذَآ ا َْﻧﻔَﻘ ُْوا ﻟَْم ﯾ ُْﺳِرﻓ ُْوا َوﻟَْم ﯾَْﻘﺗ ُُرْوا َوَﻛﺎَن‬
‫ﺑَْﯾَن ٰذِﻟَك ﻗََواًﻣﺎ‬
Artinya : “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha
Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara
wajar,.”
3. HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar

Artinya : “Rasulullah SAW. telah melihat seorang laki-laki berwudhu, lalu


beliau bersabda “jangan kamu berlebih-lebihan. jangan kamu berlebih-
lebihan” (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar)
4. Al An’am :141
‫ع‬َ ‫ت َواﻟﻧﱠْﺧَل َواﻟﱠزْر‬ ٍ ‫ﺷﺎ‬ َ ‫ت َوَﻏْﯾَر َﻣْﻌُرو‬ ٍ ‫ﺷﺎ‬ َ ‫ت َﻣْﻌُرو‬ َ ‫وَ◌ھَُو اﻟﱠِذي أ َْﻧ‬
ٍ ‫ﺷﺄ َ َﺟﻧﱠﺎ‬
‫ﺷﺎِﺑٍﮫ ۚ ﻛُﻠ ُوا ِﻣْن ﺛ ََﻣِرِه ِإذَا‬
َ َ ‫ﺷﺎِﺑًﮭﺎ َوَﻏْﯾَر ُﻣﺗ‬َ َ ‫ُﻣْﺧﺗ َِﻠﻔًﺎ أ ُﻛُﻠ ُﮫ ُ َواﻟﱠزْﯾﺗ ُوَن َواﻟﱡرﱠﻣﺎَن ُﻣﺗ‬
‫ب اْﻟُﻣْﺳِرِﻓﯾَن‬‫ﺻﺎِدِه ۖ َوَﻻ ﺗ ُْﺳِرﻓ ُوا ۚ ِإﻧﱠﮫ ُ َﻻ ﯾ ُِﺣ ﱡ‬َ ‫أ َﺛَْﻣَر َوآﺗ ُوا َﺣﻘﱠﮫ ُ ﯾَْوَم َﺣ‬
Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (HR. Ibnu Majah dari Ibnu
Umar)
3. Mengapa perilaku tersebut tercela dan apa
akibatnya
01 02
orang yang suka melebih-lebihkan atas Orang yang boros cenderung memiliki sifat
hartanya terhadap apa yang membuatnya negatif seperti iri dengki dalam islam, kikir
kurang bermanfaat. Akan menjauhkan dan, sebagainya. Sifat tersebut bisa muncul
seiring dengan sifat boros yang dimilikinya.
dari kehidupan sosial yang seharusnya Dimana saat seseorang hanya terpaku pada
mereka jalin satu diantara yang lainnya. materi yang dimiliki untuk memenuhi segala

03
keinginannya.

Dalam firman Allah SWT pada QS. Israa’ ayar: 26-27, sifat pemboros merupakan suatu sifat
yang harus dijauhkan dari kehidupan seoseorang karena syaitan telah masuk untuk
menggoda hawa nafsu yang akan terus berada dalam hati kita, maka bahaya hidup
boros dalam islam inilah yang sangat dibenci Allah SWT
4. Bagaimana cara menghindarinya
dalam Quran surat Al A'raf ayat 31 berfirman,
‫ٰﯾﺒَِﻨ ْٓﻲ ٰادََم ُﺧﺬُْوا ِزْﯾﻨَﺘ َُﻜْﻢ ِﻋْﻨﺪَ ُﻛِّﻞ َﻣْﺴِﺠٍﺪ ﱠوُﻛﻠُْﻮا َواْﺷَﺮﺑُْﻮا َوَﻻ ﺗ ُْﺴِﺮﻓُْﻮۚا ِاﻧﱠٗﮫ َﻻ ﯾُِﺤ ﱡ‬
‫ﺐ اْﻟُﻤْﺴِﺮﻓِْﯿَﻦ‬
Artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.

1. Memiliki sikap syukur yang tinggi agar tidak 3. Menghindari pergaulan dengan orang-
memboroskan harta yang kita terima orang yang memiliki sifat tabzir agar
tidak terjerumus

2. Menambah keimanan yang kuat bahwa 4. Bersedekah dan berinfak di jalan Allah
tabzir adalah perilaku setan Subhanahu wa ta’ala.
02
Riya
1. Pengertian
2. Dalil Naqli
3. Mengapa perilaku tersebut tercela dan
apa akibatnya
4. Bagaimana cara menghindarinya
Riya
1. Pengertian Riya

• Riya Menurut bahasa artinya pamer,


memperlihatkan, memamerkan, atau ingin Riya’ ditimbulkan oleh beberapa faktor
memperlihatkan yang bukan sebenarnya, sebagai berikut:
• Senang karena lezatnya pujian orang
lain.
• Lari dari celaan.
• Menurut istilah islam arriya’ ‫اﻟرﯾﺎء‬berasal dari kata kerja raa ‫راءى‬ • Rakus akan apa yang
yang bermakna memperlihatkan , yaitu memperlihatkan suatu diperoleh/terdapat pada orang lain
ibadah dan amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah
tetapi karena sesuatu selain Allah, dengan harapan agar
mendapat pujian atau penghargaan dari orang lain. Sedang
memperdengarkan ucapan tentang ibadah dan amal salehnya
kepada orang lain disebut sum’ah (ingin didengar).
2. Dalil Naqli Mengenai Riya

QS AL-BAQARAH QS. AL MAUN : 6


: 264

QS. AN NISA : 38 QS. AL ANFAL : 47


QS AL-BAQARAH : 264

‫ﺻﺪَﻗَﺎﺗُِﻜْﻢ ﺑِﺎْﻟَﻤ ِّﻦ َواْﻷ َذَٰى َﻛﺎﻟﱠِﺬي ﯾُْﻨِﻔُﻖ َﻣﺎﻟَﮫُ ِرﺋ َﺎَء اﻟﻨﱠﺎِس‬
َ ‫ﯾَﺎ أ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﱠِﺬﯾَﻦ آَﻣﻨُﻮا َﻻ ﺗ ُْﺒِﻄﻠُﻮا‬
‫ﺻﺎﺑَﮫُ َواﺑٌِﻞ‬َ َ ‫ب ﻓَﺄ‬ٌ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ ﺗ َُﺮا‬ َ ‫ِ َواْﻟﯿَْﻮِم اْﻵِﺧِﺮ ۖ◌ ﻓََﻤﺜ َﻠُﮫُ َﻛَﻤﺜ َِﻞ‬O‫َوَﻻ ﯾُْﺆِﻣُﻦ ﺑِﺎﱠ‬
َ ‫ﺻْﻔَﻮاٍن‬
‫ُ َﻻ ﯾَْﮭِﺪي اْﻟﻘَْﻮَم اْﻟَﻜﺎِﻓِﺮﯾَﻦ‬h ‫ﺴﺒُﻮا ۗ◌ َو ﱠ‬
َ ‫ﺷْﻲٍء ِﻣﱠﻤﺎ َﻛ‬ َ ‫ﻋﻠَٰﻰ‬َ ‫ﺻْﻠﺪًا ۖ◌ َﻻ ﯾَْﻘِﺪُروَن‬ َ ُ‫ﻓَﺘ ََﺮَﻛﮫ‬
“Dan (juga) orang-orang yang menafkankan harta-harta mereka karena riya
kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi
temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”
QS. AN NISA : 38
‫َواﻟﱠِﺬﯾَﻦ ﯾُْﻨِﻔﻘُﻮَن أ َْﻣَﻮاﻟَُﮭْﻢ ِرﺋ َﺎَء اﻟﻨﱠﺎِس َوَﻻ‬
‫ﯾُْﺆِﻣﻨُﻮَن ِﺑﺎﱠ=ِ َوَﻻ ِﺑﺎْﻟﯿَْﻮِم اْﻵِﺧِﺮ ۗ◌ َوَﻣْﻦ‬
‫ﺴﺎَء ﻗَِﺮﯾﻨًﺎ‬ َ ‫ﺸْﯿ‬
َ َ‫ﻄﺎُن ﻟَﮫُ ﻗَِﺮﯾﻨًﺎ ﻓ‬ ‫ﯾَُﻜِﻦ اﻟ ﱠ‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
QS. AL MAUN : 6

ُ ‫ﱠ‬
‫اﻟِﺬﯾَﻦ ھْﻢ ﯾَُﺮاُءوَن‬
“Orang-orang yang berbuat riya.”
QS. AL ANFAL : 47

َ َ‫َوَﻻ ﺗ َُﻜﻮﻧُﻮا َﻛﺎﻟﱠِﺬﯾَﻦ َﺧَﺮُﺟﻮا ِﻣْﻦ ِدﯾَﺎِرِھْﻢ ﺑ‬


‫ﻄًﺮا َوِرﺋ َﺎَء‬
‫ُ ِﺑَﻤﺎ ﯾَْﻌَﻤﻠُﻮَن‬K
‫ِ ۚ◌ َو ﱠ‬K ‫ﺳِﺒﯿِﻞ ﱠ‬ َ ‫ﺼﺪﱡوَن َﻋْﻦ‬ ُ َ‫اﻟﻨﱠﺎِس َوﯾ‬
ٌ ‫ُﻣِﺤﯿ‬
‫ﻂ‬
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari
kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada
manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah
meliputi apa yang mereka kerjakan.”
3. Mengapa perilaku tersebut tercela dan apa
akibatnya
Riya seperti ini dilarang untuk dilakukan sesuai dengan dalil firman Allah swt. yang berbunyi :
‫ ٱﻟﱠِﺬﯾَﻦ ُھۡﻢ ﯾَُﺮآُءوَن‬.‫ﺳﺎُھﻮَن‬
َ ‫ﺻَﻼِﺗِﮭۡﻢ‬ َ ‫ﻞ ِﻟّۡﻠُﻤ‬ٞ‫ﻓََﻮۡﯾ‬
َ ‫ ٱﻟﱠِﺬﯾَﻦ ُھۡﻢ‬.‫ﺼ ِﻠّﯿَﻦ‬
َ ‫ﻋﻦ‬
Artinya : Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang mengerjakan shalatnya
dengan lalai dan riya dengan amal mereka dan enggan meminjamkan barang yang berguna.

Riya’ juga merupakan dosa besar karena tergolong dalam Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, dan diriwayatkan
perbuatan syirik yang mendatangkan murka Allah SWT. oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa
Balasannya tidak lain adalah siksa api neraka Riya’ dapat golongan yang pertama kali dihisab adalah yang mati syahid,
menimpa siapa saja bahkan termasuk orang mukmin yang mempelajari dan mengajarkan ilmu, dan bersedekah, Akan
shaleh dan shalehah sekalipun. Allah SWT justru melempar ketiganya ke dalam api neraka
karena amal ibadah yang mereka lakukan tidak dengan niat
kepada Allah SWT. Firman Allah SWT yang artinya;
Perbuatan riya’ termasuk ke dalam syirik kecil sehingga “Dan apabila mereka (kaum munafikin) berdiri mengerjakan
dilarang oleh agama Islam dan hukumnya adalah haram. shalat, maka mereka berdiri dalam keadaan malas dan riya’ di
Riya’ berbahaya karena merupakan salah satu daripada hadapan manusia dan tidaklah mereka mengingat Allah kecuali
penyakit hati yang menjadikan seseorang masuk dalam sedikit sekali.” (Q. S. An Nisa ayat 142).
golongan orang munafik. .
.
Sadar bahwa yang menentukan Tumbuhkan rasa takut bahwa ibadah
baik atau buruk, surga atau akan ditolak jika tidak dikerjakan
neraka, hanyalah Allah SWT enggan ikhlas hanya kepada Allah SWT

Mengendalikan Berdoa kepada Allah


4. Bagaimana cara
Hati SWT agar dihindarkan
menghindari riya
dari sifat riya

Tidak terpengaruh Hidup dalam


oleh orang lain kesederhanaan

Memperbanyak Belajar untuk


bersyukur ikhlas
Sadar bahwa yang menentukan baik atau Tumbuhkan rasa takut bahwa ibadah akan ditolak
buruk, surga atau neraka, hanyalah Allah jika tidak dikerjakan enggan ikhlas hanya kepada
SWT Allah SWT
à Sebelum melakukan sesuatu, kita harus ingat àDalam mengerjakan ibadah selalu dibawa
bahwa Allah maha melihat dengan rasa kemauan dan bukan paksaan

Berdoa kepada Allah SWT agar dihindarkan


Mengendalikan Hati
dari sifat riya
àmenunda kesenangan sesaat demi mendapatkan àSelalu mengingat keberadaan Allah SWT dan
hasil yang lebih baik selalu berdoa kepadanya

Tidak terpengaruh oleh orang lain Hidup dalam kesederhanaan


àDalam mengambil keputusan tidak didorong àMembeli barang – barang yang emang dibutuhkan
oleh keinginan orang lain, tetapi dari diri sendiri (tidak boros) dan tidak suka memamerkan harta

Memperbanyak bersyukur
Belajar untuk ikhlas
àYakin dengan sepenuh hati bahwa apa yang
à sesuatu yang menyengajakan suatu perbuatan karena Allah kita capai dan kita dapatkan semua itu tatkala
SWT. dan mengharapkan ridha-Nya serta memurnikan dari berasal dari Allah dan atas kehendak juga
segala macam kotoran dan godaan kuasanya
Sum’ah
1. Pengertian
2. Dalil Naqli
3. Mengapa perilaku tersebut tercela
dan apa akibatnya
4. Bagaimana cara menghindarinya
1. Pengertian Sum’ah
● Sum’ah merupakan sikap seorang muslim yang
membicarakan atau memberitahukan amal shalihnya
-yang sebelumnya tidak diketahui atau tersembunyi-
kepada manusia lain agar dirinya mendapatkan
kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka, atau
mengharapkan keuntungan materi.

Izzudin bin Abdussalam yang membedakan • Kata sum’ah ( ‫ )اﻟﺴﻤﻌﺔ‬berasal dari kata ‫ ﺳّﻤﻊ‬samma’a
antara riya dan sum’ah. Bahwa riya adalah sikap (memperdengarkan) kalimat samma’an naasa bi
seseorang yang beramal bukan untuk Allah; ‘amalihi digunakan jika seseorang menampakkan
sedangkan sum’ah adalah sikap seseorang yang
menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia amalnya kepada manusia yang semula tidak
bicarakan hal tersebut kepada manusia. mengetahuinya.
2. Dalil Naqli Mengenai Sum’ah

1. QS. Al-Baqarah : 264


‫ﺻدََﻗﺎِﺗﻛُْم ِﺑﺎْﻟَﻣِّن َواْﻷ َذَٰى َﻛﺎﻟﱠِذي ﯾ ُْﻧِﻔُق َﻣﺎﻟَﮫ ُ ِرﺋ َﺎَء‬َ ‫يَ◌ا أ َﯾﱡَﮭﺎ اﻟﱠِذﯾَن آَﻣﻧ ُوا َﻻ ﺗ ُْﺑِطﻠ ُوا‬
‫ﺻﺎﺑَﮫ ُ َواِﺑٌل‬ َ َ ‫ب َﻓﺄ‬ٌ ‫ﺻْﻔَواٍن َﻋﻠَْﯾِﮫ ﺗ َُرا‬َ ‫ َواْﻟﯾَْوِم اْﻵِﺧِر ۖ َﻓَﻣﺛ َﻠ ُﮫ ُ َﻛَﻣﺛ َِل‬c
ِ ‫اﻟﻧﱠﺎِس َوَﻻ ﯾ ُْؤِﻣُن ِﺑﺎ ﱠ‬
‫ُ َﻻ ﯾَْﮭِدي اْﻟَﻘْوَم اْﻟَﻛﺎِﻓِرﯾَن‬c‫ﺳﺑ ُوا ۗ َواﱠ‬ َ ‫ﺷْﻲٍء ِﻣﱠﻣﺎ َﻛ‬ َ ‫ﺻْﻠدًا ۖ َﻻ ﯾَْﻘِدُروَن َﻋﻠَٰﻰ‬ َ ُ ‫َﻓﺗ ََرَﻛﮫ‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
Dalil Naqli Mengenai Sum’ah

2. HR. Bukhari
Rasulullah SAW juga memperingatkan dalam haditsnya:
“Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah
dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.”(HR. Bukhari)

Penjelasan hadits diatas adalah, Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya
adalah diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya artinya
diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya.
3. Mengapa perilaku tersebut tercela dan apa
akibatnya
Mengapa perilaku Sum’ah tercela :
sikap sum’ah itu senang mendengar atau memperdengarkan amalan baik yang pernah kita lakukan.
Nah, lebih parah jika ada orang yang merasa bangga ketika perbuatan maksiatnya disebut-sebut orang
dan dia berusaha untuk memberikan image bahwa dirinya memang pernah berbuat dosa dan merasa
bangga dengan dosa-dosa tersebut. Melakukan Sum’ah sama dengan membuka aib sendiri, dan itu
merupakan hal tercela

Akibat perbuatan Sum’ah :


1. Muncul rasa ketidak puasan terhadap apa
yang telah dikerjakannya 4. Mengurangi kepercayaan dan rasa
simpati dari orang lain
2. Muncul rasa hampa dan gelisah di saat
berbuat sesuatu 5. Menyesal melakukan sesuatu apabila orang
3. Merusak nilai kebaikan dan pahala ibadah, lain tidak melihat dan memperhatikannya
bahkan bisa hilang sama sekali
Sadarlah bahwa Allah senantiasa Memegang dalil dan hadist dilarangnya
mengetahui gerak-gerik kita. Sum’ah sebagai pedoman

Tidak mempedulikan Kita harus sadar dan tahu


komentar baik pujian 4. Bagaimana cara
atau celaan manusia menghindari Sum’ah bahwa yang kita perbuat itu
benar dan baik.

Memperbanyak
meminta ampun pada
Allah
03
Takabur

1. Pengertian
2. Dalil Naqli
3. Mengapa perilaku tersebut tercela dan apa akibatnya
4. Bagaimana cara menghindarinya
1. Pengertian Takabur

• Sifat takabur secara kebahasaan berasal dari kata kabura yang artinya besar. Sedangkan
orang yang memiliki sifat takabur merupakan orang orang yang hidup dengan membanggakan
dirinya sendiri dan menganggap tidak ada orang lain yang leih besar selain dirinya. Maka dari
itu sifat takabur ini menjadi sifat yang dibenci oleh Allah SWT. Ciri ciri takabur sendiri pada
dasarnya dapat kita lihat secara langsung seperti tidak bisa menerima kebenaran yang datang
selain dari dirinya sendiri, suka meremehkan orang lain, dan lain sebagainya.

• Contoh sifat takabur dapat kita temukan dalam berbagai


cerita di masa lalu seperti kisah Abu Jahal yang tidak mau
menerima kebenaran Rassulullah SAW dan Fir’aun yang
tidak mau mengakui kerasulan Nabi Musa A.S
2. Dalil Naqli mengenai Takabur

1. QS Al – Luqman : 18
‫ب ﻛُﱠل‬
‫ َﻻ ﯾ ُِﺣ ﱡ‬c ِ ‫ﺻ ِﻌّْر َﺧد ﱠَك ِﻟﻠﻧﱠﺎِس َوَﻻ ﺗ َْﻣِش ِﻓﻲ اْﻷ َْر‬
َ ‫ض َﻣَرًﺣﺎ ۖ ِإﱠن ا ﱠ‬ َ ُ ‫َوَﻻ ﺗ‬
‫ُﻣْﺧﺗ َﺎٍل َﻓُﺧوٍر‬
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

2. QS. Al Qashash 83
ُ ‫ﺳﺎدًا ۚ َواْﻟﻌَﺎِﻗﺑَﺔ‬ ِ ‫وا ِﻓﻲ اْﻷ َْر‬nُ ‫ِﺗْﻠَك اﻟد ﱠاُر اْﻵِﺧَرة ُ ﻧَْﺟﻌَﻠ َُﮭﺎ ِﻟﻠﱠِذﯾَن َﻻ ﯾ ُِرﯾد ُوَن ﻋُﻠ‬
َ ‫ض َوَﻻ َﻓ‬
‫ِﻟْﻠُﻣﺗ ﱠِﻘﯾَن‬
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin
menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan
(yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
2. Dalil Naqli mengenai Takabur

3. Qs. Al Isra’ 37
‫ض َوﻟَْن ﺗ َْﺑﻠ َُﻎ اْﻟِﺟﺑَﺎَل طُوًﻻ‬ ِ ‫َوَﻻ ﺗ َْﻣِش ِﻓﻲ اْﻷ َْر‬
َ ‫ض َﻣَرًﺣﺎ ۖ ِإﻧﱠَك ﻟَْن ﺗ َْﺧِرَق اْﻷ َْر‬
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”

4. QS. Al-mu’min :60


َ ‫ب ﻟَﻛُْم ۚ ِإﱠن اﻟﱠِذﯾَن ﯾَْﺳﺗ َْﻛِﺑُروَن َﻋْن ِﻋﺑَﺎدَِﺗﻲ‬
‫ﺳﯾَْدُﺧﻠ ُوَن‬ ْ ‫وَ◌َﻗﺎَل َرﺑﱡﻛُُم اْدﻋُوِﻧﻲ أ َْﺳﺗ َِﺟ‬
‫َﺟَﮭﻧﱠَم دَاِﺧِرﯾَن‬
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-
Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
3. Mengapa perilaku tersebut tercela
dan apa akibatnya

takabur tentunya adalah sikap yang dibenci Rasullah dan


tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Untuk itu,
sikap takabur sudah semestinya dihindari oleh umat islam
dan menjadikan sikap tawadhu atau rendah diri sebagai
sikap yang diterapkan dalam kehidupan.

1. Terhalang dari Mendapatkan Kebenaran Ayat-Ayat Allah


(QS Al – A’raf : 146) Dampak bersifat
Takabur
2. Terkunci Mata dan Hatinya (QS Al-Mukmin:35)

3. Akan dibenci oleh Allah SWT (QS An Nahl : 23)

4. Mendapat kehinaan dan siksaan akhirat

5. Tidak akan mendapatkan Surga


4. Bagaimana cara menghindarinya

1. Ikhlas melakukan perbuatan amal 5. Menyadari bahwa segala kelebihan kita


adalah karunia Allah

2. Berusaha selalu rendah hati atau bersikap 4. Selalu berusaha menghormati dan menghargai
tawadhu di depan Allah dan sesama manusia orang lain

3. Menyadari segala kekurangan sebagai manusia. 6. Tidak membedakan perlakuan dengan


sesama manusia
4. Bagaimana cara menghindarinya
5. Menyadari bahwa segala kelebihan kita
1. Ikhlas melakukan perbuatan amal adalah karunia Allah
à Dalam melakukan perbuatan amal seperti memberi à Tidak merasa sombong dan memahami bahwa
rezeki, sorang muslim harus memiliki sifat kerelaan dan tanpa karunia Allah, kita tidak bisa mencapai suatu
tidak adanya unsur paksaan hal

2. Berusaha selalu rendah hati atau bersikap 4. Selalu berusaha menghormati dan menghargai
tawadhu di depan Allah dan sesama manusia orang lain
àMenunduk kepada kebenaran dan menerimanya dari àSelalu bersikap sopan santun kepada siapa
siapa pun datangnya, baik dalam keadaan suka maupun saja tanpa memandang apapun
tidak suka

6. Tidak membedakan perlakuan dengan


3. Menyadari segala kekurangan sebagai manusia.
sesama manusia
à Sadar bahwa tidak adanya manusia à Tidak bersikap diskriminasi dan saling
yang sempurna menyayangi satu sama lain
Hasad
1. Pengertian
2. Dalil Naqli
3. Mengapa perilaku tersebut tercela
dan apa akibatnya
4. Bagaimana cara menghindarinya
1. Pengertian Hasad
● Hasad disebut juga dengki. Pengertian hasad
atau dengki adalah rasa tidak senang atas
kenikmatan yang diperoleh orang lain dan
menginginkan nikmat yang ada pada orang
lain itu hilang.

● Orang hasad adalah orang yang –tanpa alasan


yang rasional—tidak senang kepada segala
kelebihan dan keutamaan yang dimiliki orang
lain, baik kelebihan itu berupa harta benda,
kekayaan, kedudukan, kehormatan, dan lain-
lain.

Menurut Imam al-Ghazali hasad memiliki dua tingkatan: pertama, Anda tidak
suka orang lain mendapatkan ni’mat dan Anda ingin menghilangkannya; kedua,
keinginan memperoleh ni’mat serupa yang dimiliki orang lain, tanpa bermaksud
atau berharap hilangnya ni’mat itu pada orang lain, ini yang biasa disebut dengan
istilah ghibhah.
2. Dalil Naqli Mengenai Hasad
1. Q.S An-Nisa ayat 32
‫ﺳﺎِء‬ َ َ ‫ب ِﻣﱠﻣﺎ اْﻛﺗ‬
َ ّ‫ﺳﺑ ُوا ۖ َوِﻟﻠ ِﻧ‬ ٌ ‫ﺻﯾ‬ِ َ‫ض ۚ ِﻟﻠِّرَﺟﺎِل ﻧ‬ ٍ ‫ﺿﻛُْم َﻋﻠَٰﻰ ﺑَْﻌ‬ َ ‫ُ ِﺑِﮫ ﺑَْﻌ‬c‫ﺿَل اﱠ‬ ‫َوَﻻ ﺗ َﺗ ََﻣﻧﱠْوا َﻣﺎ َﻓ ﱠ‬
‫ﺷْﻲٍء َﻋِﻠﯾًﻣﺎ‬َ ‫ َﻛﺎَن ِﺑﻛُِّل‬c ْ ‫ ِﻣْن َﻓ‬c
َ ‫ﺿِﻠِﮫ ۗ ِإﱠن ا ﱠ‬ َ ‫ﺳْﺑَن ۚ َواْﺳﺄ َﻟ ُوا ا ﱠ‬
َ َ ‫ب ِﻣﱠﻣﺎ اْﻛﺗ‬
ٌ ‫ﺻﯾ‬ ِ َ‫ﻧ‬
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari
sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan
bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

2. Ali Imran ayat 120


‫ﺿﱡرﻛُْم َﻛْﯾد ُھُْم‬ ْ َ ‫ﺳِﯾّﺋ َﺔ ٌ ﯾَْﻔَرُﺣوا ِﺑَﮭﺎ َوِإْن ﺗ‬
ُ َ‫ﺻِﺑُروا َوﺗ َﺗ ﱠﻘ ُوا ﻻ ﯾ‬ ِ ُ ‫ﺳﻧَﺔ ٌ ﺗ َﺳُْؤھُْم َوِإْن ﺗ‬
َ ‫ﺻْﺑﻛُْم‬ َ ‫ﺳْﺳﻛُْم َﺣ‬ َ ‫ِإْن ﺗ َْﻣ‬
(١٢٠) ٌ‫ ِﺑَﻣﺎ ﯾَْﻌَﻣﻠ ُوَن ُﻣِﺣﯾط‬c َ ‫ﺷْﯾﺋ ًﺎ ِإﱠن ا ﱠ‬
َ
“jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka
bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.
Dalil Naqli Mengenai Hasad
2. QS al-Baqarah ayat 90

ْ ‫ُ ِﻣْن َﻓ‬c‫ُ ﺑَْﻐﯾًﺎ أ َْن ﯾ ُﻧَ ِ ّزَل اﱠ‬c‫ﺳُﮭْم أ َْن ﯾَْﻛﻔ ُُروا ِﺑَﻣﺎ أ َْﻧَزَل اﱠ‬
َ َ‫ﺿِﻠِﮫ َﻋﻠَﻰ َﻣْن ﯾ‬
‫ﺷﺎُء‬ َ ُ ‫ﺳَﻣﺎ اْﺷﺗ ََرْوا ِﺑِﮫ أ َْﻧﻔ‬
َ ْ‫ِﺑﺋ‬
(٩٠) ‫ب ُﻣِﮭﯾٌن‬ ٌ ‫ب َوِﻟْﻠَﻛﺎِﻓِرﯾَن َﻋذَا‬ ٍ ‫ﺿ‬ َ ‫ب َﻋﻠَﻰ َﻏ‬ ٍ ‫ﺿ‬ َ َ‫ِﻣْن ِﻋﺑَﺎِدِه َﻓﺑَﺎُءوا ِﺑﻐ‬
“Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang
telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya[71] kepada siapa yang
dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat)
kemurkaan[72]. dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan"
3. Mengapa perilaku tersebut tercela dan apa
akibatnya
Sifat dengki sangat dilarang dan diharamkan dalam agama Islam. Sifat ini termasuk
tingkatan ketiga dari penyakit hati. Ketika seseorang mengharapkan lenyapnya
nikmat dari orang yang didengki, maka saat itu ia telah berlaku hasad. Karena
sesungguhnya kedengkian adalah membenci nikmat dan menginginkan lenyapnya
nikmat itu dari orang yang mendapatkannya.
1.Sifat Hasad Dapat menghancurkan kebaikan yang ada pada diri
seseorang
2. Tidak suka dengan takdir yang Allah berikan.
3. Dapat merusak persatuan dan kesatuan umat
4. Dapat melemahkan iman seseorang
5. Dapat merusak tali silaturahmi antar sesama
6. Menjadikan hidup menjadi tidak tenang.
Selalu bersyukur atas nikmat yang Tanamkan dalam diri kita bahwa dengki
Allah Subhanahu wata’ala berikan merupakan suatu hal yang sia-sia

4. Bagaimana cara
menghindari Hasad Selalu Berprasangka Baik
kepada orang lain
Banyak-Banyaklah Beribadah
Kepada Allah Subhanahu wata’ala

Rajin-rajinlah bersilaturahmi
Pengaplikasian penghindaran berfoya – foya, riya,
sum’ah, dan hasad sesuai dengan profil pancasila
1. Mengetahui bahwa adanya eksistensi
1. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah Subhanahu wata’ala berikan
budaya yang beragam
2. Menambah keimanan yang kuat
2. Menghormati adanya perbedaan
3. Menguatkan dan menegakkan shalat setiap hari

1. Rajin dalam bersilaturahmi


1. Dapat mengubah prespektif dari diri 2. Saling menghormati dan menghargai
sendiri orang lain
2. Tidak terpengaruh oleh orang lain 3. Menolong yang membutuhkan dengan
ikhlas
3. Dapat Mengendalikan Hati

1. Mendapati suatu ide tanpa dilatarbelakangi


1. Dapat menentukan skala prioritas agar tidak oleh dengki
boros 2. Mencari solusi permasalahan dengan
2. Memproses setiap berita agar tidak terjadinya kemauan sendiri
ghibah
Terima kasih :D

Anda mungkin juga menyukai