BAB 3
MENJALANI HIDUP PENUH MAMFAAT
DENGAN MENGHINDARI BERFOYA-FOYA ,
RIYA; SUM’AH, TAKABUR, DAN HASAD
DISUSUN OLEH :
LATIF SUPERI
M. NAWAF. M. F
REZA RIYANTO
IBNU
EXCELL MARINO
ANISA
JULIA
WAHYUNI
RAMHDANI
SAHRONI
M. SAHRUL MUALIF
Kata tabzir di ulang sebanyak 3 kali dalam al-qur’an kali dengan berbagai bentuknya. Ayat
diatas menyatakan secara tegas larangan tabzir dan israf. Sikap tabzir dan israf memiliki
pengertian dan makna, tabzir (boros) adalah prilaku membelanjakan harta tidak pada
jalannya. Dengan kata lain pemborosan yang mengeluarkan harta tidak hak.
Allah SWT tidak menyukai seseorang yang mempergunakan harta secara berlebihan ( israf)
dan tampa mamfaat. Mereka menghamburkan harta sia-sia dan melupakan hak-hak yang lain
atas hartanya.
Contoh perilaku tabzir dan israf
Berikut ini beberapa contoh prilaku tabzir dan israf dalam kehidupan sehari-hari ;
1. Contoh tabzir dan israf dalam makan dan minum
Seseorang mengambil banyak makanan dan minuman pada suatu acara tasyakuran. Ia
tidak mendapat bagian, tampa sama sekali tidak mempertimbangkan daya tampung perut.
Akhirnya ia tidak sanggup menghabiskan makanan dan minuman tersebut.
2. Contoh tabzir dan israf dalam berbicara
Berkata-kata yang tidak penting dan tidak perlu, baik secara langsung bertemu dangan
lawan berbicara atupun melalui media elektronik, termasuk media sosial. Contoh lain
misalnya, menggukan kuota internet untuk searching dan clating hal-hal yang tidak perlu.
3. Contoh tabzir dan israf dalam penampilan
Memakai perhiasan emas dikedua tangan, leher, jari jemari, dan kaki pada saat pertemuan
warga. Berpakaiyan mahal, mewah lengkap dengan tas import dari luar negri. Selain di
atas, masih banyak lagi contoh prilaku tabzir dan israf dalam kehidupan sehari-hari
Riya dan sum’ah merupakan penyakit hati yang merusak amal seseorang. Kedua
sefat ini sulit terdeteksi, namun memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat atau dirasakan.
Seseorang yang bersifat riya dan sum’ah memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;
1. Selalu menyebut dan mengungkit amal baik yang pernah dilakukan
2. Beramal hanya sekedar ikut-ikutan Bersama orang
3. Malas atau nggan melakukan amal soleh apabila tidak dilihat oleh orang lain
4. Melakukan amal kebaikan apabila sedang berada ditengah khalayak ramai
5. Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh orang lain
6. Ekspresi amal berbeda karna sedang dilihat oleh orang lain atau tidak
7. Dampak lebih rajin dan bersemangat dalam berramal saat mendapatkan sanjungan
sebaliknya semangatnya akan turun apabilap mendpat cemoohan dari orang lain
Perbuatan riya dan sum’ah akan berdampak negatif bagi pelakunya dan masyarakkat
secara umum. dampat negative tersebut antara lain :
1. Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan
2. Muncul rasa gelisah saat melakukan amal kebikan
3. Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali
4. Mengurangi kepercayaan dan dan simpati dari orang lain
5. Menyesal apabila amalnya tidak diperhatikan oleh orang lain
6. Menimbulkan sentimen pribadi dari orang lain karna adanya perasaan iti dan
dengki
Mengingat dampak negatif dari sifat riya dan sum’ah diatas, maka sudah seharusnya umat
islam menghindari sifat tersebut. Memang bukan perkara mudah, sebab pada dasarnya
manusia itu senang mendapat sanjungan dan pujian berikut ini beberapa cara menghindari
sifat riya dan sum’ah.
1. Meluruskan niat
2. Menyadari bahwa dirinya adalah hamba allah SWT.
3. Memohon pertolongan allah SWT.
4. Memperbanyak ingat kematian.
5. Membiasakan hidup sederhana