Anda di halaman 1dari 11

“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
“Riya’ dan Sum’ah”

Kelompok II:
1. Biancha Tatya Chantika
2. Desty Puspa Aulia
3. Luna Islami Haifa
4. Nayla Rahmadhani
5. Nur Muhammad Syaripudin Iksan

SMA NEGERI 6 BEKASI


Jl. Asri Lestari Raya No. 25, RT.008/RW.005,
Jaka Setia, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat 17147
Telp. (021) 82429946

1
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

Daftar Isi
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................................3
POKOK MATERI.....................................................................................................................................4
 Riya dan Sum’ah...........................................................................................................................4
A. Pengertian Riya dan Sum’ah........................................................................................................4
B. Dalil Naqli Riya dan Sum’ah........................................................................................................5
C. Fenomena Riya dan Sum’ah.........................................................................................................7
D. Bentuk-bentuk Riya’ dan Sum’ah................................................................................................8
E. Ciri-ciri Sifat Riya’ dan Sum’ah...................................................................................................9
F. Dampak Negatif Riya’ dan Sum’ah............................................................................................10
G. Cara Menghindari Riya’ dan Sum’ah.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

2
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Riya’ dan sum’ah merupakan salah satu kajian pokok pembelajaran dalam BAB III dalam
lingkup mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Riya’ dan Sum’ah adalah sifat tercela
yang dapat merusak nilai suatu amal seorang muslim. Terdapat cukup banyak fenomena
perbuatan riya’ ataupun sum’ah dalam kehidupan yang serba modern di zaman ini.
Pemahaman terhadap konsep riya’ dan sum’ah harus dipahami secara menyeluruh beserta
cara menghindari timbulnya sifat-sifat tersebut. Akibat dan bahaya yang ditimbulkan dari
perbuatan tercel aini beberapa kali dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Antara lain
dalam surah Al-Baqarah ayat 264.
Riya’ dan sum’ah ini juga dijelaskan dalam beberapa Riwayat hadits Bukhari. Konsep-
konsep mengenai riya’ dan sum’ah dapat dipelajari melalui dalil-dalil naqli yang terdapat
dalam Al-Qur’an beserta tafsirnya dan Hadits.
Melalui tugas pembuatan makalah ini, kelompok kami dapat mengetahui ilmu dan
penjabaran materi dari riya’ dan sum’ah. Sebagai seorang remaja muslim dan muslimah
sudah sepatutnya sifat riya’ dan sum’ah ini dipelajari agar kita senantiasa terlindung dari
akibat dan dampaknya baik di akhirat.

3
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

POKOK MATERI
 Riya dan Sum’ah

A. Pengertian Riya dan Sum’ah

Gambar 1.1 Apa itu riya’ dan sum’ah

Kata sum’ah berasal darikata samma’a yang berarti memperdengarkan. Secara istilah,
sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada
orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.

Sedangkan kata riya ‘ (‫ )الرياء‬secara etimologi berasal dari kata ‫ الرؤية‬/ru’yah, yang artinya
menampakkan. Dikatakan ‫ أراي الرجل‬/arar-rajulu, berarti seseorang menampakkan amal shalih
agar dilihat oleh orang lain. Makna ini sejalan dengan firman Allah SWT:

َ ‫ون ا ْل َماع‬
)7( ‫ُون‬ َ ‫) َويَ ْمنَ ُع‬6( ‫ون‬ َ ‫الَّ ِذ‬
َ ‫ين ُه ْم يُ َرا ُء‬

“…Orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna.” (QS.
Al-Maa’uun : 6-7)

berasal dari kata ru’yah yang artinya menampakkan atau memperlihatkan. Secara istilah,
riya’ yaitu melakukan ibadah dengan niat supaya mendapat pujian atau penghargaan dari
orang lain.

4
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

Riya’ berkaitan dengan indera mata, sedangkan sum’ah berkaitan dengan indera telinga.

Riya’ dan sum’ah merupakan sifat tercela yang menyebabkan amal ibadah menjadi sia-sia.
Sifat riya’ dan sum’ah bisa muncul pada diri seseorang pada saat melakukan ibadah ataupun
setelah melakukannya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihu Wasallam menegaskan bahwa riya’ termasuk syirik khafi,
yaitu syirik yang samar dan tersembunyi. Hal ini dikarenakan sifat riya’ terkait niat dalam
hati, sedangkan isi hati manusia hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengetengahkan pendapat Izzudin bin
Abdussalam yang membedakan antara riya’ dan sum’ah. Bahwa riya adalah sikap seseorang
yang beramal bukan untuk Allah; sedangkan sum’ah adalah sikap seseorang yang beribadah
untuk Allah, namun ia bicarakan hal tersebut kepada orang lain.

Sehingga, menurutnya semua riya’ itu tercela, sedangkan sum’ah adalah amal terpuji jika ia
melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, jika sum’ah dengan niat demi
kemaslahatan agama, maka sum’ah tersebut menjadi terpuji. Begitu juga sebaliknya, jika
sum’ah dilakukan dengan niat untuk memamerkan keutamaan dan keistimewaan agar
mendapat pujian dari manusia, maka sum’ah tersebut menjadi tercela

B. Dalil Naqli Riya dan Sum’ah

ُ ‫ص َد َق ات ُِك ْم ِب ْال َم نِّ َو ا َأْل َذ ٰى َك الَّ ِذ ي ُي ْن ف‬


‫ِق َم َال ُه‬ َ ‫آم ُن وا اَل ُت ْب طِ لُ وا‬ َ ‫َي ا َأ ُّي َه ا الَّ ِذ‬
َ ‫ين‬

َ ‫اس َو اَل ُي ْؤ ِم ُن ِب ا هَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم ا آْل ِخ ِر ۖ َف َم َث لُ هُ َك َم َث ِل‬


ٍ ‫ص ْف َو‬
ِ‫ان َع َل ْي ه‬ َّ ‫اء‬
ِ ‫الن‬ َ ‫ِر َئ‬

َ ‫ص ْل ًد ا ۖ اَل َي ْق ِد ُر‬
ۗ ‫ون َع َل ٰى َش يْ ٍء ِم َّم ا َك َس ُب وا‬ َ ‫ب َف َأ‬
َ ُ‫ص َاب ُه َو ِاب لٌ َف َت َر َك ه‬ ٌ ‫ُت َر ا‬

َ ‫َو هَّللا ُ اَل َي ْه ِد ي ْال َق ْو َم ْال َك اف ِِر‬


‫ين‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti
orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman

5
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S Al-Baqarah /2:264)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga memperingatkan dalam haditsnya,

َ‫ “ِإنَّ َأ ْخ َوف‬:‫س ْو ُل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫َوعَنْ َم ْح ُم ْو ِد ْب ِن لَبِ ْي ٍد رضي هللا عنه قَا َل‬
‫ اَل ِّريَا ُء‬:‫س ْو ُل هللاِ؟” قَا َل‬ ْ ‫ َو َما الش ِّْر ُك اَأل‬:‫ قَالُ ْوا‬.‫ص َغ ُر‬
ُ ‫ص َغ ُر يَا َر‬ ْ ‫َما َأ َخافُ َعلَ ْي ُك ْم الش ِّْر ُك اَأل‬

Dari sahabat Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu “
‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya perkara yang paling aku khawatirkan menimpa
kalian adalah syirik kecil.” Kemudian para sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, Wahai
Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Riya”. (H.R. Ahmad)

,Disebutkan dalam hadits Riwayat Bukhari

‫س َّم َع هَّللا ُ بِ ِه َو َمنْ يُ َراِئي يُ َراِئي هَّللا ُ بِ ِه‬


َ ‫س َّم َع‬
َ ْ‫َمن‬
Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang
berlaku riya maka akan dibalas dengan riya. (HR. Bukhari)

Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah diumumkan aib-aibnya di akhirat.
Sedangkan dibalas dengan riya artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi
pahala kepadanya. 

,Dalam hadits yang lainnya dijelaskan bahwa riya’ lebih berbahaya dari fitnah dajjal

،‫ بَلَى‬:‫ قُ ْلنَا‬:‫ال؟ قَا َل‬


ِ ‫ح الد ََّّج‬ ِ ‫ي ِم َن ا ْل َم‬
ِ ‫س ْي‬ ْ ‫َأالَ ُأ ْخبِ ُر ُك ْم بِ َما ه َُو َأ ْخ َوفُ َعلَ ْي ُك ْم ِع ْن ِد‬
‫صالَتَهُ لِ َما يَ َرى ِمنْ نَظَ ِر‬َ ُ‫صلِّ ْي فَيُ َزيِّن‬َ ُ‫ الش ِّْر ُك ا ْل َخفِ ُّي َأنْ يَقُ ْو َم ال َّر ُج ُل ي‬:‫فَقَا َل‬
‫َر ُج ٍل‬
6
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

“Maukah aku kabarkan kepada kalian, tentang yang lebih aku khawatirkan atas kalian
daripada fitnahnya Al-Masih Ad-Dajjal?” Kemudian para sahabat berkata, “Tentu, wahai
Rasulullah, apakah itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Asy-Syirkul
Khafiy (syirik yang tersembunyi).  (Kemudian Rasulullah mencontohkan) “Seseorang berdiri
kemudian dia salat dan dia bagus-baguskan salatnya, karena dia tahu ada orang yang
melihatnya.”

Syarat diterimanya amal ada 3: (1). Beramal dengan landasan ilmu, (2). Berniat iklhas karena
Allah Subhanahu wa Ta’ala., (3). Melakukan dengan sabar dan iklhas,

C. Fenomena Riya dan Sum’ah

1. Giat beramal saat Bersama orang lain atau mendapat pujian

Gambar 1.2. Fenomena Riya dan Sum’ah.


Giat beramal dan melipatgandakan tenaganya jika mendapat pujian atau sanjungan , dan
malas atau cenderung mengurangi amal jika mendapat celaan dan kecaman . Juga apabila
sedang bersama - sama dengan orang lain cenderung menambah dan meningkatkan amal ,
sementara kalau sendirian dan jauh dari pantauan orang lain cenderung mengurangi amal .
Terhadap dua ciri ini , Ali bin Abu Thalib r.a. Pernah bertutur .
"Ada beberapa tanda bagi orang yang berlaku riya , yakni malas ketika ia seorang diri ,
tetapi akan sangat rajin jika bersama orang lain . Bertambah amalnya jika mendapat pujian
dan berkurang amalnya jika mendapat celaan . " ( Ihya Ulumuddin , Imam Ghazali dan Al
Kabair , Adz - Dzahabi)

7
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

2. Menjauhi larangan Allah jika bersama orang lain


Menjauhi larangan - larangan Allah jika bersama orang lain dan melanggar larangan-
larangan - Nya jika ia sedang sendiri dan jauh dari penglihatan manusia .
Rasulullah SAW bersabda :
"Aku akan mengetahui beberapa kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan
membawa kebaikan laksana pegunungan yang tinggi berkilau . Akan tetapi Allah
menjadikannya debu yang beterbangan ( tidak bernilai ). Mereka itu adalah saudara -
saudara kalian , dan berasal dari keturunan kalian . Mereka mengerjakan amalan pada
waktu malam sebagaimana kalian mengerjakannya. Akan tetapi mereka adalah kaum yang
jika dalam keadaan sendiri akan melanggar larangan larangan Allah . " (HR . Ibnu Majah ,
dishahihkan Al - Albani dalam Shahih jami ' as Saghir)

D. Bentuk-bentuk Riya’ dan Sum’ah


Riya’ dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu riya’ khalish dan riya’ syirik. Riya’ khalish
yaitu melakukan ibadah hanya untuk mendapat pujian dari manusia semata. Sedangkan
riya’ syirik yaitu melakukan suatu perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan
sekaligus juga karena ingin mendapatkan sanjungan dari orang lain.

Ditinjau dari bentuknya, riya’ dibagi menjadi dua, yaitu riya’ dalam niat dan riya’ dalam
perbuatan . Beberapa contohnya tersaji dalam tabel berikut ini,

Riya’ dalam niat

Seseorang berkata bahwa ia iklhas beribadah karena Allah padahal dalam hatinya tidak
demikian, maka hal ini termasuk riya’ dalam niat.

Riya’ dalam perbuatan (Riya’ Amali)

1. Seseorang memperlihatkan badan yang kurus dan wajah pucat agar disangka sedang
berpuasa dan menghabiskan waktu malam untuk shalat tahajud.
2. Seseorang memakai baju muslim lengkap dengan surbannya agar disangka sebagai
orang shaleh.
3. Seseorang memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka sebagai ahli sujud.

8
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

Gambar 1.3 dan 1.4. Bentuk-bentuk riya’.


Adapun bentuk-bentuk riya’ yang lain:
1. Riya Badan
Contoh: Riya badan ini biasanya dilakukan dengan memamerkan tubuh langsing
dengan alasan karena kita rajin melakukan puasa.
2. Riya Pakaian
Contoh: Riya pakaian contohnya saat kita mengenakan hijab panjang hanya karena
untuk mendapatkan penilaian atau dianggap sebagai orang alim oleh orang lain.
3. Riya Ucapan
Contoh: Riya ucapan biasanya dilakukan dengan membaca Al-Qur’an dengan suara
yang merdu dan fasih di hadapan orang hanya karena ingin dipuji saja.
4. Riya’ Syirik / Riya’ Niat
Contoh: Memfoto kegiatan ibadah atau perbuatan baik yang kemudian diunggah di
media sosial.
E. Ciri-ciri Sifat Riya’ dan Sum’ah
Riya’ dan sum’ah merupakan penyakit hati yang merusak amal seseorang. Kedua sifat ini
sulit terdeteksi, namun memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat atau dirasakan. Seseorang
yang bersifat riya’ dan sum’ah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.) Selalu menyebut dan mengungkit amal baik yang pernah dilakukan
2.) Beramal hanya sekedar ikut-ikutan bersama orang lain.
3.) Malas atau enggan melakukan amal shaleh apabila tidak dilihat oleh orang lain
4.) Melakukan amal kebaikan apabila sedang berada di tengah khalayak ramai
5.) Amalannya selalu ingin dilihat dan didengar agar dipuji oleh orang lain
6.) Ekspresi amal berbeda karena sedang dilihat dan didengar oleh orang lain atau tidak

9
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

7.) Tampak lebih rajin dan bersemangat dalam beramal saat mendapat sanjungan,
sebaliknya

F. Dampak Negatif Riya’ dan Sum’ah


Perbuatan riya’ dan sum’ah akan berdampak negatif bagi pelakunya dan masyarakat
secara umum. Dampak negatif tersebut antara lain:

1.) Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan
2.) Muncul rasa gelisah saat melakukan amal kebaikan
3.) Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali.
4.) Mengurangi kepercayaan dan simpati dari orang lain.
5.) Menyesal apabila amalannya tidak diperlihatkan oleh orang lain
6.) Menimbulkan sentiment pribadi dari orang lain karena adanya perasaan iri dan dengki

G. Cara Menghindari Riya’ dan Sum’ah


Berikut ini beberapa cara menghindari sifat riya’ dan sum’ah:

1.) Meluruskan niat


2.) Menyadari bahwa dirinya hanya hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala
3.) Memohon pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala
4.) Memperbanyak rasa syukur
5.) Memperbanyak ingat kematian
6.) Membiasakan hidup sederhana
7.) Mengingat dan merenungi akibat riya’ dan sum’ah baik di dunia maupun di akhirat
8.) Memilih teman dan lingkungan yang relatif bersih dari riya’ dan sum’ah
9.) Menyadari bahwa segala sesuatu berjalan di atas takdir-Nya

Benteng amal itu ada tiga, yaitu (1). Merasa bahwa hidayah itu datangnya dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala., (2). Berniat meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dapat
mengalahkan hawa nafsu (3). Berharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan
menghilangkan riya’ dan sum’ah.

10
“Riya dan Sum’ah” Penyakit Hati Berbahaya Dalam Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Mengenal Akhlak Terpuji Sum’ah. https://dosenmuslim.com/akhlak/akhlak-terpuji-sumah/

“Bahaya riya’ dan sum’ah” https://katahatigustyrandie.wordpress.com/2016/07/21/bahaya-riya-dan-


sumah/

Buku Paket Kurikulum Merdeka Pendidikan Agama Islam.


ttps://www.paismk.com/wp-content/uploads/2021/07/BAB-III_Menjalani-Hidup-Penuh-Manfaat-
dengan-Menghindari-Berfoyafoya-foya-Riya’-Sum’ah-Takabbur-dan-Hasad.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai