AQIDAH
ISLAM
Disusun dan Dirangkum oleh
2
MUQADDIMAH
اار ْ ََ َّر
ًِ ْ ِ اار ْ ًِ ااِ َّر
ِ ِ
ُ َ اال َةُ َ اا َّر َ ْ ٍَْل ٍْ ُد ِ َّراِ َر ّب اىْ َعاا
َ َّر, ْي َ ْ َ
ِ ِ ا
َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ََ ِِ ََ َ ْ ُ َ ََ
ان
ٍ ِ لَع رسٔ ِل ااِ لَع آِل أصحابِِّ ٌَ ثبِعًٓ بِإ
ُ ْ َ ّ ْ َ َّر َ
ِ ْٔ َإَِل ي
: أٌا بعد. َِ دلي
ِ ا
Penyusun
Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny
Mulai ditulis hari Selasa
Tanggal 18 Rajab 1442 H
Bertepatan dengan 02 Maret 2021 M
3
1. PASAL : AQIDAH
Aqidah adalah :
َ ْ م ِ ْ َٓا َ َ َر
َ َ َّر
4
Sumber Aqidah ada 3 (tiga) yaitu :
1. al-Quran
2. as-Sunnah (Hadits) yang Sah.
Baik yang diriwayatkan oleh satu orang (hadits Ahad)
atau banyak orang (hadits Mutawatir)
3. Ijma’ Para Salafus Shaleh
Tidak ada ruang untuk ijtihad didalam nya dan
berpendapat terbatas kepada apa yang ada didalam al-
Quran dan as-Sunnah.
1
Seperti kitab, Syarah Ushul I‟tiqad Ahlus Sunnah wal Jama‟ah karya
Imam al-Lalika‟i (w 418 H).
2
Seperti Kitab Tauhid wa Itsbat Shifatir Rabb karya Imam Ibnu
Khuzaimah (w 311 H).
5
3. As-Sunnah 3
4. Asy-Syari‟ah 4
5. al-Iman 5
6. Ushuluddin atau Ushuluddiyanah 6
7. Fiqih Akbar 7
Adapun menamakan Aqidah dengan Ilmu Kalam, Filsafat,
Tasawwuf, Ilahiyat, Metafisika. Adalah penamaan yang
tidak tepat dan tidak benar, menurut Ulama Ahlus Sunnah
wal Jama‟ah.
---oOo---
3
Seperti Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad bin Hambal (w 241 H)
4
Seperti kitab, Asy-Syari‟ah karya Imam Al-Ajurri (w 360 H).
5
Seperti Kitabul Iman karya Imam Abu „Ubaid al-Qasim bin Sallam (w
224 H).
6
Seperti kitab Ushuluddin karya Imam al-Baghdadi (w 429 H) dan al-
Ibanah „an Ushuluddiyanah karya Imam Abul Hasan Al-Asy‟ari (w 324
H).
7
Seperti kitab, Fiqhul Akbar karya Imam Abu Hanifah (w 150 H).
6
2. PASAL : ISLAM
ْ ََ ْ ّ َ َُ ََْ َ
ِِّاال ِ أْي
ِ ٌَِ اى ااة
7
Sumber Ajaran Islam ada 4 (empat) :
1. Al-Quran (Kalam Allah)
2. As-Sunnah (Sabda Nabi)
3. Ijma‟ (Kesepakatan Ulama)
4. Qiyas (Analogi yang Benar)
8
4. Berlaku untuk seluruh manusia
5. Diterima dan Diridhai Allah Subhanahu wa Ta‟ala
9
Rukun Ihsan ada 1 (satu) yakni :
Beribadah kepada Allah seakan – akan kita melihat-Nya,
jika kita tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihat
kita.
---oOo---
Lafazh nya :
َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َّر َّر
ُاا
ِ أ ٓد أن إِِل إ
Makna nya :
“Aku bersaksi bahwasanya Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah.
Dan Aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah Hamba
dan Utusan Allah.”
10
Rukun Dua Kalimat Syahadat
11
Syarat Dua Kalimat Syahadat
8
Yakni Orang yang mengucapkan nya wajib mengetahui makna dua
kalimat syahadat ini dengan baik dan benar. Dan dia tidak boleh tidak
tahu dalam hal ini.
9
Yakni Orang yang mengucapkan nya wajib meyakini kandungan dua
kalimat syahadat ini, dan tidak boleh meragukan nya.
10
Yakni Orang yang mengucapkan nya wajib menerima kandungan dan
konsekuensi dua kalimat syahadat ini dan tidak boleh menolak nya.
11
Yakni Orang yang mengucapkan nya wajib tunduk dan patuh atas
kandungan kalimat ini dan konsekuensi nya, baik secara lahir mau pun
batin dan dia tidak boleh meninggalkan hal tersebut.
12
Yakni Orang yang mengucapkan nya harus jujur dan hati nya
membenarkan apa yang diucapkan nya. Dia tidak boleh berbohong atau
berdusta didalam mengucapkan nya.
13
Yakni Orang yang mengucapkan nya harus ikhlas dan dia
membersihkan amalan nya dari segala kesyirikan.
14
Yakni Orang yang mengucapkan nya wajib mencintai kalimat ini serta
isi nya dan mencintai orang yang mengamalkan konsekuensi nya. Dia
tidak boleh membenci hal tersebut.
12
Konsekuensi Dua Kalimat Syahadat
---oOo---
4. PASAL : IMAN
Iman adalah :
َ َْ ْ ٌَ َ َ َ ِ ّ ِإَوكْ َر ٌار بااْي, ْثَ ْلد ِْي ٌق باىْ َلي
ٍو بِاألر ِن, انِ ِ ِ ِ
“Membenarkan dengan Hati, mengucapkan dengan Lisan,
dan mengamalkan dengan Anggota Badan.”
13
Rukun Iman
Iman ada 6 (enam) rukun, sebagaimana yang akan
disebutkan nanti.
Cabang Iman
Iman ada 70 (tujuh puluh) cabang lebih.
Yang paling utama adalah ucapan La ilaha illallah
dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan
(rintangan) dari jalan
dan malu termasuk dari cabang iman.
Rasa Iman
Rasa iman itu akan terasa bagi orang yang ridha :
1. Allah sebagai Tuhan nya
2. Islam sebagai Agama nya
3. Nabi Muhammad sebagai Nabi nya
Manis Iman
Manisnya iman itu akan terasa bagi orang yang :
1. Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi selain keduanya
2. Mencintai seseorang karena Allah
3. Membenci kembali kepada kufuran
14
Buah Keimanan
Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah menjanjikan 2 (dua) hal
bagi orang beriman :
1. Pertama : Dimasukkan nya kedalam Surga
2. Kedua : Dijaga nya dari Neraka atau ke kekalan di dalam
Neraka.
---oOo---
Pertama
Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala mencakup 4
(empat) perkara :
1. Beriman terhadap Wujud Allah
2. Beriman terhadap Rububiyyah Allah
3. Beriman terhadap Uluhiyyah Allah
4. Beriman terhadap Nama (Asma‟) dan Sifat Allah
15
2. Meyakini bahwa Allah itu Maha Esa, tidak beranak dan
tidak diperanakan. Tidak ada sekutu bagi-Nya.
---oOo---
Kedua
Iman kepada para Malaikat
Malaikat adalah makhluk ghaib yang Allah Ta‟ala ciptakan
dari cahaya (nur).
16
Iman kepada Malaikat mencakup 4 (empat) perkara :
1. Meyakini bahwa Malaikat itu adalah hamba Allah dan
ada wujud nya.
2. Meyakini Malaikat yang diketahui dan yang tidak di
ketahui nama nya
3. Mengimani sifat – sifat Malaikat
4. Meyakini tugas dan pekerjaan Malaikat
17
6. Malaikat Maut ditugasi menyabut nyawa.
7. Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir ditugasi menanyai
mayit di alam kubur.
8. Malaikat Jibal ditugasi menjaga Gunung
9. Malaikat Harut dan Malaikat Marut bertugas menguji
umat manusia di negeri Babil (Babilonia) dahulu.
10. Malaikat Kiramun Katibin (Pencatat yang mulia) ditugasi
mencatat amal perbuatan manusia.
---oOo---
18
Ketiga
Iman kepada Kitab – Kitab
Kitab adalah kumpulan kalam (firman) Allah yang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya agar disampaikan
kepada manusia dan membaca nya bernilai ibadah.
Wahyu adalah pemberitahuan dari Allah kepada Nabi dan
Rasul-Nya berupa berbagai macam ilmu dan petunjuk.
19
Kitab – Kitab yang diketahui namanya ada 5 (lima) :
1. Shuhuf (lembaran) diberikan kepada Nabi Ibrahim dan
Nabi Musa.
2. Taurat diturunkan kepada Nabi Musa.
3. Zabur diturunkan kepada Nabi Daud.
4. Injil diturunkan kepada Nabi Isa.
5. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad
Semua kitab terdahulu sebelum al-Quran telah terjadi
perubahan, baik itu penambahan atau pun pengurangan
dan ada juga yang hilang.
---oOo---
20
Keempat
Iman kepada para Nabi dan Rasul
Nabi adalah seorang laki - laki yang diberi wahyu oleh Allah
berupa syariat Rasul sebelumnya.
Rasul adalah seorang laki - laki diberi wahyu oleh Allah
berupa syariat agama yang baru.
21
Agama para Nabi dan Rasul satu yakni Islam, namun
syari‟at nya berbeda – beda.
22
16.Dzulkifli, 21.Ilyas, 26.Sulaiman,
17.Musa, 22.Ilyasa‟, 27, Zakariya,
18.Harun, 23.Hizqil, 28.Yahya,
19.Khadhir (Khidir), 24.Samuel, 29.Isa,
20.Yusya‟ bin Nun, 25.Daud, 30 Muhammad
---oOo---
23
Kelima
Iman kepada Hari Kiamat
Kiamat terbagi menjadi 2 (dua) macam :
1. Kiamat Kecil (Qiyamah Sugra) yakni kematian
seseorang.
2. Kiamat Besar (Qiyamah Kubra) yakni kematian seluruh
makhluk dan berakhirnya kehidupan di dunia ini. Inilah
yang dimaksud Hari Kiamat.
24
Kehidupan dialam Barzakh (Kubur) itu ada 4 (empat) hal :
1. Ada nya perjalanan Ruh setelah kematian
2. Ada nya fitnah Kubur yakni pertanyaan Malaikat di alam
kubur
3. Ada nya Nikmat dan Azab Kubur
4. Ada nya Kebangkitan dari Kubur pada Hari Kiamat
25
Tanda Besar Kiamat ada 10 (sepuluh) :
1. Muncul nya Imam Mahdi
2. Datangnya Dajjal
3. Turun nya Nabi Isa dari Langit
4. Keluarnya Ya‟juj dan Ma‟juj
5. Runtuhnya Ka‟bah
6. Keluarnya Kabut Asap (ad-Dukhan)
7. Diangkatnya al-Quran ke Langit
8. Terbitnya Matahari dari Arah Barat
9. Keluarnya Dabbah (Binatang Melata)
10. Keluarnya Api Besar dari jurang „Aden (Yaman)
26
Diantara peristiwa Besar yang terjadi setelah Kiamat ada
10 (sepuluh) :
1. Bangkitnya Manusia dari Kubur
2. Berkumpul di Padang Mahsyar
3. Minum di Telaga (al-Haudh) Nabi
4. Perhitungan Amal (al-Hisab)
5. Pembagian Buku Catatan Amal
6. Proses Timbang Amal (al-Mizan)
Tiga perkara yang ditimbang yaitu :
a. Amal
b. Catatan (Buku) Amal
c. Jasad yang Beramal
27
Iman terhadap Surga dan Neraka ada 4 (empat) perkara :
1. Meyakini keberadaan nya yakni bahwa Surga dan
Neraka itu sudah ada.
2. Meyakini ke kekalan nya, yakni bahwa Surga dan Neraka
itu Kekal Abadi.
3. Meyakini ke kekalan penghuni nya, yakni bahwa
Penghuni Surga dan Neraka hidup Kekal didalam nya.
4. Kedua nya termasuk Makhluk Allah yang kekal
---oOo---
Keenam
Iman kepada Takdir
2. Al-Kitaabah (Penulisan)
Yakni Meyakini bahwa Allah telah mencatat segala takdir di
Lauhul Mahfuzh.
28
3. Al-Masyii’ah (Kehendak)
Yakni Meyakini bahwa segala yang terjadi di alam ini atas
kehendak Allah dan kekuasaan-Nya meliputi segala
sesuatu.
4. Al-Khalq (Penciptaan)
Yakni Meyakini bahwa Allah satu – satunya Pencipta dan
Dia telah menciptakan segala sesuatu.
29
4. Takdir Harian (Taqdir Yaumi)
Yakni takdir Allah yang berlaku setiap hari.
Tiga macam takdir terakhir ini merupakan rincian dari takdir
umum.
---oOo---
30
6. PASAL : TAUHID
Tauhid adalah
َ َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ َّر
اَل ب ٍَا ََيْ َج ُّص بِّ ٌ َِْ ُر ُب ْٔب ٍةَّر
ِ ِ ِ ْٔ إِفراد ااِ سبحاُّ تع
َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َّر
ات
ٍ صفِ أِْ ٍة أسٍا ٍا
31
2. Jika al-Quran berbicara tentang beribadah kepada Allah
saja, dan tidak boleh menyekutukan-Nya. Ini adalah
Tauhid Uluhiyyah.
3. Jika al-Quran berbicara tentang perintah, larangan dan
kewajiban mentaati Allah. Ini termasuk hak – hak Tauhid
dan penyempurnaan nya.
4. Jika al-Quran berbicara tentang balasan kepada orang
beriman didunia dan diakhirat. Ini adalah balasan dari
mengamalkan Tauhid.
5. Jika al-Quran berbicara tentang balasan kepada orang
kafir didunia dan diakhirat. Ini adalah balasan dari
mengingkari Tauhid.
---oOo---
32
7. PASAL : TAUHID RUBUBIYYAH
33
mayoritas orang Kafir Musyrikin Mekkah dahulu, juga
mengakui Allah sebagai Rabb mereka. Walaupun
demikian, Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam tetap
memerangi mereka karena mereka telah menyekutukan
Allah didalam ibadah.
---oOo---
َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ِهّٰلل
ِإِفراد ااِ ب ِ عا ِل اىعِباد
34
Dengan meyakini bahwasanya tidak ada satu pun Tuhan
yang berhak untuk di ibadahi kecuali Allah Ta‟ala dan
Beribadah hanya kepada Allah saja serta tidak
mempersembahkan ibadah apapun kepada selain Allah.
Makna Ibadah
Ibadah mempunyai 2 (dua) makna :
a. At-Ta'abbud yakni
ْ َ ً َ َ َ َ َ َ ُ َ َّر َ ُ ُ َّر
اَشع َّربة َ تع ِظ ْ ًٍا ٍِْٔ اّتلذىو ِاِ ب
ُاا َ َ ْر َ اا ُ َ ُّ ٌ َ ٌ ْ َ
ُ اا ُِب ُّ ِهّٰلل ٌ ِ ِ ِ إِسً ا ٌِ ى
35
Pembagian Ibadah
Ibadah terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Pertama : Ibadah Mahdhah yakni Ibadah yang pada
asalnya murni merupakan Ibadah.
2. Kedua : Ibadah Ghairu Mahdhah yakni Ibadah yang pada
asalnya bukan Ibadah murni Ibadah.
Ibadah Mahdhah
Ibadah Mahdhah terbagi menjadi 5 (lima) macam :
1. Ibadah I'tiqadiyah yakni ibadah yang berhubungan
dengan keyakinan seseorang. Seperti Iman kepada
Allah.
2. Ibadah Qalbiyah yakni ibadah yang berhubungan dengan
amalan hati. Seperti Cinta, Takut, Harap.
3. Ibadah Qauliyah atau Lafzhiyah yakni ibadah yang
berhubungan dengan lisan (ucapan). Seperti membaca
al-Quran, Doa, Dzikir.
4. Ibadah Badaniyah yakni ibadah yang berhubungan
dengan anggota badan. Seperti Shalat, Puasa, Haji,
Umrah.
5. Ibadah Maaliyah yakni ibadah yang berhubungan dengan
harta. Seperti Zakat, Sedekah.
36
Ibadah Ghairu Mahdhah
Ibadah Ghairu Mahdhah tercakup dalam 3 (tiga) perkara :
1. Menunaikan kewajiban dan anjuran yang pada asal nya
bukan termasuk ibadah murni.
2. Meninggalkan hal - hal yang dilarang karena
mengharapkan pahala dari Allah.
3. Melakukan perkara - perkara yang mubah (boleh
dilakukan) karena mengharapkan pahala dari Allah.
Rukun Ibadah
Ibadah mempunyai 3 (tiga) rukun yakni :
a. Mahabbah (Cinta kepada Allah)
b. Raja' (Berharap kepada Allah)
c. Khauf (Takut kepada Allah)
37
Syarat diterima nya Ibadah ada 2 (dua), yaitu :
1. Ikhlas yakni Memurnikan Niat
2. Mutaba'ah yakni Mengikuti Tuntunan Syariat
38
2. Kedua : Orang yang tidak ikhlas dan tidak juga
mutaba'ah dalam beribadah. Merekalah seburuk -
buruknya orang didalam beribadah. Amal nya tidak
diterima sedikitpun juga.
39
4. Lapang dada nya didalam melakukan ibadah.
5. Merasakan ada kenikmatan setelah melakukan ibadah.
40
Cara mengatasi nya adalah dengan mengikuti tuntunan
Syariat (Mutaba'ah) didalam mengerjakan ibadah.
41
1. Pertama : Dia orang yang Bodoh, tidak tahu hakekat
ibadah, atau dia salah menafsirkan makna ibadah.
Maka orang seperti ini harus dijelaskan dengan benar
tentang hakekat ibadah dan makna ibadah kepada nya.
---oOo---
42
4 (Empat) Kaidah Penting dalam Nama dan Sifat Allah
43
Asma’ul Husnah
(Nama – Nama Allah yang Terindah dan Terbaik)
Berikut Nama – Nama Allah yang disebutkan didalam al-
Quran dan as-Sunnah yang Shahih :
َ َّر
1. ااAllah
َ َْ
2. ا ِإل ُِلAl-Ilaah (Yang Disembah)
َ
3. ا َّرار ُبAr-Rabb (Maha Mencipta, Mengatur dan Menguasai)
ْ َ
4. َُ َ ا َّرارAr-Rahmaan (Maha Pengasih)
َ
5. ًُ ْ ِ ا َّرارAr-Rahiim (Maha Penyayang)
َْ
6. ُ َ اىAl-Hayyu (Maha Hidup)
ََْ
7. ُ ْٔ ُ اىلAl-Qayyuum (Maha terus menerus mengurus
makhluk-Nya)
ََْ
8. األ َ ُدAl-Ahad (Maha Esa)
َْ
9. اا َٔا ُِدAl-Waahid (Yang Satu)
ُ ََْ
10. األ َّر لAl-Awwal (Yang Awal)
َْ
11. ا ُِرAl-Aakhir (Yang Akhir)
َ َّر
12. اىظاْ ُِرAzh-Zhaahir (Yang Zhahir)
َْ
13. َُِ اْلَاطAl-Baathin (Yang Bathin)
44
ْ َ
14. ا َاى ُِقAl-Khaaliq (Yang Menciptakan)
ُ َ ْ َّر
15. ا َ قAl-Khallaaq (Yang Maha Pencipta)
ُ َْ
16. اْلَارِئAl-Baari (Yang Mengadakan)
ََْ
17. اىفاط ُِرAl-Faathir (Yang Berkarya)
َْ
18. اا ٍُ َل ِّٔ ُرAl-Mushawwir (Yang Membentuk Rupa)
ُ َْ
19. اا ٍَي ِمAl-Malik (Maha Menguasai/Memiliki)
ُ َْ
20. اا ٍَي ِ ْمAl-Maliik (Pemilik Kerajaan)
ْ ْ ُ
ِ ٌَاا ِم اا ٍُيMaalikul Mulki (Raja Dari Semua Raja)
21. م
ُ َ
22. ا َّرار َّراقAr-Razzaaq (Maha Pemberi Rezeki)
ُ َ
23. ا َّرارا ِقAr-Raaziq (Yang Memberi Rezeki)
45
َْ
30. ًُ ْ ِ اى َعيAl-„Aliim (Maha Mengetahui)
ُ ْ َ َّر
31. ااي ِطAl-Lathiif (Maha Lembut)
ْ َ
32. ُ ْ ِ ا َبAl-Khabiir (Maha Teliti)
ُ َْ
33. ُٔ اى َعفAl-„Afuww (Maha Memaafkan)
ََْ
34. اى اف ُِرAl-Ghaafir (Yang Mengampuni)
ََُْ
35. اى ف ْٔ ُرAl-Ghafuur (Maha Mengampuni)
َْ َ َْ
39. األلَعAl-A‟laa (Yang Paling Tinggi)
َ َْ
40. اا ٍُ َج َعالAl-Muta‟aala (Yang Maha Tertinggi)
َ َْ
41. ُ ْ ِ اىهبAl-Kabiir (Maha Besar)
َْ
42. ًُ ْ اى َع ِظAl-„Azhiim (Maha Agung)
ََْ
43. ُ ِٔ اىلAl-Qawiy (Maha Kuat)
َ َّر
45. اال ِٓ ْ ُدAsy-Syahiid (Maha Menyaksikan)
46
َ
46. ُ ْ ِ ا َّرارAr-Raqiib (Maha Mengawasi)
َْ
47. َُ ٍِ ْ َٓ ٍُ ااAl-Muhaimin (Maha Memelihara)
َْ
48. ُ ْ ح
ِ ٍُ ااAl-Muhiith (Maha Meliputi)
ُ َْ َ
51. ْ ْل ِف اAl-Hafiizh (Maha Memelihara)
ُ َْ َ
52. ِ ْلاف اAl-Haafizh (Maha Menjaga)
َْ
53. ُ ِ َٔ ااAl-Waliy (Yang Melindungi)
َ َْ
54. ْٔ ٍَ ااAl-Maulaa (Maha Pelindung)
َ َْ َ
56. ًُ ْلك اAl-Hakam (Maha Pemutusan Perkara)
ْ َْ
57. َُِ ٌ ٍُ ااAl-Mu‟min (Maha Mengaruniakan Keamanan)
ُ َ َّر
58. الدِق اAsh-Shadiq (Maha Benar)
ََْ
59. ُ ِ اىAl-Ghaniy (Maha Kaya)
َ َْ
60. ًُ ْ اىه ِرAl-Kariim (Maha Dermawan/Mulia)
ْ ََْ
61. ُ األ َرAl-Akram (Maha Pemurah)
47
َ َ
62. ُ اا َّرAs-Salaam (Maha Selamat Sejahtera)
َُْ
63. اىل ُد ْ ُسAl-Qudduus (Maha Suci)
َ
64. اا ُ ُب ْٔ ُحAs-Subbuuh (Yang Suci)
َ َّر
68. االان ُِرAsy-Syaakir (Maha Pembalas Jasa)
ََْ
73. اىلاد ُِرAl-Qaadir (Maha Berkuasa)
ْ َْ
74. اا ٍُل َجد ُِرAl-Muqtadir (Yang Maha Berkuasa)
ُ ُ َْ
75. اا َٔد ْدAl-Waduud (Maha Kasih)
َْ
76. ُ َ اىAl-Barru (Maha Melimpahkan Kebaikan)
ُ ْ ُ َ َّر
77. اارؤAr-Ra‟uuf (Maha Santun)
48
َ ْ َ اAl-Hasiib (Yang Memberi Kecukupan Dengan
78. ُ ْ ِ ْل
ُ َ َْ
80. اىهفِ ْوAl-Kafiil (Maha Bersaksi)
ُ َْ
81. اا َٔ ِ ْوAl-Wakiil (Maha Pelindung)
ََْ
82. ُ ِ اى اىAl-Ghaalib (Maha Berkuasa)
َ
83. ُ ْ اّنلَّر ِلAn-Nashiir (Maha Penolong)
َْ
84. اى َع ِز ْ ُزAl-„Aziiz (Maha Perkasa)
ََْ
86. ُ ْ اىل ِرAl-Qariib (Maha Dekat)
َْ
87. ُ ْ ِ ٍُ ااAl-Mujiib (Maha Mengabulkan)
ََْ
88. اىلاْ ُِرAl-Qaahir (Maha Berkuasa)
ُ َْ
90. اا َٔارِثAl-Warits (Maha Mewarisi)
َ َْ
91. ُ ِ ّ اا ٍُ َجهAl-Mutakabbir (Maha Memiliki Segala
Keagungan)
َ
92. اّنلُ ْٔ ُرAn-Nuur (Maha Bercahaya)
49
ْ ٍُ ْ اَاAl-Muhsin (Maha Berbuat Baik)
93. َُِ ح
ُ َ
94. ا َّردليَّرانAd-Dayyaan (Maha Memberi Balasan atau Maha
Menghisab)
َ َْ
95. ُ اا ٍُل ّ ِدAl-Muqaddim (Maha Mendahulukan)
ّ َ َْ
96. اا ٍُ ِ ُرAl-Mu‟akhkhir (Maha Mengakhirkan)
ْ َْ
97. اا ٍُ ْ َج َعانAl-Musta‟an (Yang Dimohon Pertolongan)
َ َّر
99. ْ ِ االاAsy-Syaafii (Maha Menyembuhkan)
ُ ْ َ
100. ا َ ٍِ ْوAl-Jamiil (Maha Indah)
ُ ََْ
101. ِ اىلابAl-Qaabith (Maha Menyempitkan)
َْ
102. ُ اْلَا ِسAl-Baasith (Maha Melapangkan)
ُ َْ
103. اا ٍَ َّرِانAl-Mannaan (Maha Pemberi Karunia)
50
َ
108. ا َّرار ِ ْ ُقAr-Rafiiq (Maha Lemah Lembut)
ْ َْ
109. اأِث ُرAl-Witru (Yang Ganjil)
َْ
110. ْ اا ٍُ ْع ِطAl-Mu‟thi (Maha Pemberi)
ُ ْ َ
111. ا َ َٔادAl-Jawwaad (Maha Dermawan)
ْ ْ َ َ َْ ْ ُ
112. ِ اإلن َرا
ِ ِل اDzul Jalaali wal Ikraam (Pemilik
51
2. Sifat Salbiyah (sifat yang ditiadakan dari Allah)
Yakni sifat yang Allah Ta‟ala nafikan atau tiadakan dari
Diri-Nya sendiri didalam al-Quran atau yang ditiadakan-Nya
melalui lisan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu‟alaihi wa
sallam didalam as-Sunnah.
Sifat – sifat ini wajib dijauhkan dari Allah Subhanahu
wa Ta‟ala, karena Allah Ta‟ala sendiri yang meniadakannya
dari diri-Nya, sebab ia merupakan sifat yang memiliki
kekurangan dan celaan. Selain dari itu, kita wajib meyakini
atau menetapkan sifat sebaliknya bagi Allah dalam bentuk
yang lebih sempurna dan lebih layak bagi-Nya.
Seperti, Allah menafikan sifat al-Maut (Mati), dan
menetapkan sifat Al-Hayat (Hidup). Allah menafikan sifat Al-
Jahlu (Bodoh), dan menetapkan sifat Al-Ilmu. Allah
menafikan sifat Al-„Ajzu (Lemah), dan at-Ta‟ab
(Lelah/Letih/Capek) dan menetapkan sifat Al-Quwwah
(Kuat) dan Al-Qudrah (Kuasa). Allah menafikan sifat Azh-
Zhulm (Zhalim) dan menetapkan sifat Al-„Adl (Adil). Allah
menafikan sifat Miskin dan menetapkan sifat Kaya bagi Diri-
Nya.
Inilah salah satu sebabnya para Ulama mengatakan
bahwa pembahasan tentang Sifat – Sifat Allah itu lebih luas
dari pembahasan tentang Nama – Nama Allah.
52
Sifat Tsubutiyah
Sifat Tsubutiyah terbagi lagi menjadi 2 (dua) :
1. Pertama : Sifat Dzatiyyah yakni sifat yang senantiasa
melekat pada Dzat Allah.
Seperti Sifat Al-Hayat (Hidup), Al-Ilmu (Ilmu), As-Sam‟u
(Mendengar) dan Al-Bashar (Melihat).
Sifat Dzatiyyah ini tidak berkaitan dengan kehendak Allah.
53
(Hidup), Al-Ilmu (Ilmu), Al-„Uluw (Tinggi), Al-Kabir (Besar),
As-Sam'u (Mendengar), Al-Bashar (Melihat), Al-Hikmah
(Bijaksana), Al-„Izzah (Mulia), Al-„Azhamah (Agung), Al-
Quwwah (Kuat), Al-Wajhu (Wajah), Al-Yadain (Dua
Tangan), Al-'Ainain (Dua Mata), Ar-Rijl (Kaki) dan Al-Qadam
(Telapak Kaki), Al-Ashabi‟ (Jari jemari), An-Nafs (Diri/Jiwa),
Al-Kibriya (Sombong), Al-Ahad (Esa), Ash-Shamad (Tempat
Bergantung), Al-Ilahiyah, Al-Uluhiyyah dan Ar-Rububiyyah
(Ketuhanan), Al-Baqa (Kekal), Al-Jamal (Indah), Al-Hilm dan
Ar-Ra‟fah (Santun), Ar-Raqib (Penjaga), Asy-Syahiid
(Menyaksikan), Ath-Thayyib (Baik), Al-Bathin
(Tersembunyi), Azh-Zhahir (Nyata) dan Al-Qayyum (Berdiri
Sendiri), Al-Kalam (Berbicara), Al-Qaul (Berkata – kata), An-
Nida‟ (Menyeru atau Memanggil), Ash-Shaut (Suara).
Al-Majii‟ dan Al-Ityaan (Tiba/Hadir dan Datang), Ar-
Ridha' (Ridha), Al-Hubb dan Al-Mahabbah (Cinta), Al-
Ghadhab (Marah), As-Sukhtu (Murka), Al-Karahah (Benci),
Adh-Dhahak (Tertawa), Al-Basybasyah atau Al-Basyasyah
(Tersenyum), Al-„Ajab (Heran), Ar-Rahmah (Rahmat/Kasih
Sayang), Al-Iradah (Kehendak), Al-Farah
(Gembira/Senang), Al-Ma‟iyyah (Menyertai/Bersama), Al-
„Afwu (Pemaaf), Al-Maghfirah (Pengampun), Al-Khalqu
(Mencipta), Ar-Rizq (Memberi Rezeki), Al-Ihya‟ atau Al-
Muhyi (Menghidupkan), Al-I‟maatah atau Al-Mumit
54
(Mematikan), Ar-Rifqu (Lemah Lembut), Al-Haya dan Al-
Istihya‟ (Malu), Al-Ghairah (Cemburu), Al-Imsak (Menahan)
dan Al-„Atha‟ (Memberi), Al-Bashit (Melapangkan) dan Al-
Qabidh (Menyempitkan), As-Sukut (Diam), Asy-Syafi‟
(Menyembuhkan) dan Ath-Thabib (Mengobati), Asy-Syukru
(Mensyukuri), .
Al-Istiwa' „ala Al-„Arsy (Istiwa‟ diatas „Arsy), An-Nuzul
(Turun) ke langit Dunia, Al-Istihza‟ bil Kafirin (Mengolok –
olok orang Kafir), Al-Intiqam min Al-Mujrimin (Memberi
Balasan kepada orang yang berbuat dosa), Al-Khida‟ liman
Khada‟ahu (Melakukan Tipuan bagi orang yang menipu-
Nya).
55
2. At-Ta'thil yakni mengingkari atau meniadakan sifat Allah,
baik itu sebagian atau semua nya.
Contohnya, mengingkari sifat Tangan, Wajah bagi Allah.
Padahal hal itu ditetapkan dalam al-Quran dan as-Sunnah.
56
3. Mensifati Allah dengan sifat – sifat kekurangan, yang
mana Allah disucikan darinya. Seperti Kaum Yahudi yang
mengatakan Allah Miskin, Kami Kaya.
---oOo---
57
10. PASAL : KUFUR
Kufur adalah
Pembagian Kufur
Kufur terbagi menjadi 2 (dua) yakni :
1. Kufur Akbar (Kekafiran Besar)
2. Kufur Ashgar (Kekafiran Kecil)
58
2. Kufur Juhud (Pengingkaran)
Yakni kekafiran yang disebabkan pengingkaran. Pelaku
nya menyembunyikan kebenaran dan tidak tunduk terhadap
kebenaran tersebut secara lahir, namun secara batin dia
mengakui atau mengetahui kebenaran tersebut. Seperti
kekafiran Fir‟aun dan kaum nya terhadap Nabi Musa.
59
5. Kufur I’radh (Ketidak Pedulian)
Yakni kekafiran karena berpaling nya dari agama Allah
disebabkan sikap ketidak pedulian nya.
Ini ada 3 (tiga) bentuk :
a. Pertama : Berpaling dari mendengar perintah – perintah
Allah.
b. Kedua : Berpaling dari mematuhi ajaran agama Allah
setelah mendengarnya dan mengetahuinya.
c. Ketiga : Berpaling dengan tidak mengamalkan semua
hukum Islam dan kewajiban nya, setelah hatinya
mengakui rukun iman, rukun islam dan lisan nya
mengucap dua kalimat syahadat.
60
Kufur Ashghar (Kufur Kecil) banyak, diantaranya ada 8
(delapan) :
1. Mengingkari Nikmat
2. Membunuh Seorang Muslim
3. Mencela Nasab orang lain
4. Meratapi mayit
5. Menisbatkan nasab kepada selain bapak nya
6. Hamba sahaya yang lari dari tuan nya
7. Isteri mengingkari kebaikan Suami nya
8. Bersumpah dengan selain nama Allah
61
5. Kufur Besar mengharuskan pelakunya untuk dijauhi
secara mutlak dan pelaku nya dimusuhi. Tidak boleh
dicintai atau berloyal kepada nya. Sedangkan Kufur
Kecil tidak demikian, kufur kecil pelakunya dicintai dan
dibenci sesuai dengan kadar keimanan nya dan kadar
kemaksiatan nya.
---oOo---
Nifaq adalah
62
2. Nifaq Besar tidak akan terjadi pada orang beriman.
Sedangkan Nifaq Kecil bisa saja terjadi pada orang
beriman.
3. Pelaku Nifaq Besar, umum nya tidak mau bertaubat
kepada Allah. Sedangkan Nifaq Kecil terkadang
pelakunya bertaubat kepada Allah Ta'ala.
4. Pelaku Nifaq Besar, jika mati dalam keadaan demikian,
ia berada di keraknya Neraka. Sedangkan Pelaku Nifaq
Kecil, tidak demikian.
Nifaq Akbar
Nifaq Akbar (Kemunafikan Besar) adalah menampakkan
keislaman secara lahiriah, namun menyembunyikan
kekafiran didalam batin nya.
Ia disebut juga dengan Nifaq I'tiqadi (Nifaq dalam
Keyakinan). Ini adalah Munafik asli dan murni.
63
Nifaq Ashghar
Nifaq Ashghar (Nifaq Kecil) adalah melakukan sesuatu
yang merupakan perbuatan orang - orang Munafik asli,
tetapi iman masih tetap ada didalam hati nya.
Ini disebut juga Nifaq 'Amali dan ia jalan menuju Nifaq
I'tiqadi (Nifaq Besar).
---oOo---
JAHILIYAH
Jahiliyah adalah
64
Jahiliyah ini terbagi menjadi 2 (dua) :
1. Jahiliyah ‘Ammah (Jahiliyah Umum)
Yakni Jahiliyah yang terjadi sebelum diutusnya Rasulullah
Shallallahu‟alaihi wa sallam dan ia berakhir dengan
diutusnya beliau.
KEFASIKAN
Fasiq (Kefasikan) adalah
ِهّٰلل
ا ر ج عَ طاعة اا
15
Silahkan baca kitab yang bagus dalam masalah ini, Masa‟il Jahiliyyah
karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi dan syarah nya.
65
2. Kefasikan yang tidak membuat pelakunya keluar dari
Islam yakni Maksiat yang tidak sampai Kufur. Pelaku nya
disebut al-„Ashi (Pelaku Maksiat).
MAKSIAT
Maksiat artinya
ِهّٰلل
فيه فعو اْلرا أ ثر اأا, خماىفة أمر اا ثعاَل
66
KESESATAN
Kesesatan adalah
RIDDAH (MURTAD)
Riddah artinya
اإلس ُ ُ
ِ اىكفر بعد
“Kafir (Kufur) setelah sebelumnya Islam”
67
3. Riddah dengan Kepercayaan. Seperti meyakini ada
sekutu bagi Allah, menyakini Allah punya anak.
Konsekuensi Hukum
Setelah Terjadinya Riddah (Murtad)
Pelakunya di wajibkan untuk bertaubat dan kembali ke
Islam, diberi waktu selama 3 (tiga) hari. Setelah itu ada
2(dua) kondisi :
1. Kondisi Pertama : Jika ia mau kembali ke Islam, maka
tidak boleh ditegakkan hukum hudud terhadap nya.
2. Kondisi Kedua : Jika dia tidak mau bertaubat dan
menolak untuk kembali ke Islam, maka :
a. Ditegakkan hukum hudud (bunuh) oleh pemerintah atas
nya.
b. Harta nya menjadi harta fai' (rampasan), dimasukkan ke
Baitul Mal atau dibelanjakan untuk kepentingan umat
Islam.
c. Dicabut hak waris mewariskan dari nya.
d. Jika mati, jenazah nya tidak dimandikan, tidak boleh
dishalatkan dan tidak boleh dikubur di pemakaman umat
Islam. Karena dia bukan bagian dari Islam lagi.
68
13. PASAL : SYIRIK
Syirik adalah
ِهّٰلل ِهّٰلل ِهّٰلل
اا باا ف ٍا ْٔ ٌَ لاالّ اا ٔة
Atau,
ّ ً ِهّٰلل
ّربٔبيجّ أ أأْ ج ّأن يجخذ اىعبد ا ُدا ي ِٔ ّ ب
69
Pembagian Syirik
Syirik terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Syirik Akbar (Syirik Besar)
2. Syirik Ashghar (Syirik Kecil)
---oOo---
70
14. PASAL : SYIRIK AKBAR
71
Ketiga : Syirik Uluhiyyah
Syirik Uluhiyyah (Syirik dalam Ibadah) ini terangkum dalam
3 (tiga) perkara :
1. Pertama : Meyakini adanya Tuhan yang berhak untuk di
ibadahi selain Allah.
2. Kedua : Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah
kepada selain Allah.
Ini tercakup dalam 2 (dua) perkara :
a. Syirik dalam Doa Permohonan (Dua' al-Mas'alah)
b. Syirik dalam Doa Ibadah (Dua' al-'Ibadah)
3. Ketiga : Menyekutukan Allah dalam Hukum dan
Ketaatan
72
Saran yang Bisa Menghantarkan ke Syirik Akbar ada 3
(tiga) :
1. Ghuluw (berlebih - lebihan) terhadap orang Shaleh.
2. Melakukan Tabarruk (Ngelap Berkah) yang dilarang.
3. Mengagungkan - agungkan Kuburan dan penghuninya.
---oOo---
Kaidahnya :
اال األن
73
Syirik Ashghar ini :
1. Termasuk salah satu dosa besar yang paling besar,
namun tidak sampai membatal keislaman.
2. Bisa membawa pelakunya kepada Syirik Besar.
3. Jika pelakunya mati dan belum bertaubat dari Syirik
Ashghar, ia berada dibawah kehendak Allah.
74
Beribadah karena Riya' ada 4 (empat) keadaan :
1. Pertama : Dari awal ibadah dia riya'. Maka ibadah nya
tidak diterima oleh Allah Ta'ala.
75
Riya' dan Sum'ah ini bisa berubah menjadi Syirik Akbar
(Besar) dengan 2 (dua) hal :
1. Semua amal ibadah nya atau sebagian besar nya
dilakukan karena Riya' dan Sum'ah.
2. Tidak ada sedikit pun keinginan untuk mendapatkan
pahala dari ibadah nya tersebut. Sebab keinginan
pelakunya hanya untuk mendapatkan manfaat dunia
semata.
Dua hal tidak dilakukan kecuali oleh Munafik asli (Nifaq
Akbar).
76
Niat seperti ini tidak merusak ibadah, karena hal ini
dibolehkan. Sebab sebagian amal ibadah ada yang Allah
segerakan balasan nya didunia ini.
77
2. Kondisi Kedua : Jika senang (gembira) itu semata -
mata karena pujian manusia atau karena ia memperoleh
apa yang disukainya atau karena hilang sesuatu yang
tidak disukainya. Maka ini termasuk riya' yang merusak
pahala amalan nya.
---oOo---
78
Hukum Isti'anah, Isti'adzah dan Istighatsah kepada
Makhluk ada 2 (dua) :
1. Pertama : Yang Boleh Dilakukan
Yakni Dalam perkara yang sanggup atau mampu
dilakukan nya. Seperti, minta tolong diangkatkan beban
yang berat, atau minta perlindungan kepada polisi dari
penjahat, atau minta diselamatkan dari musuh.
79
Ibadah - ibadah ini hanya boleh ditujukan kepada Allah
saja, jika ditujukan atau diberikan kepada selain Allah, maka
pelakunya jatuh kedalam Syirik Akbar (Besar). Seperti
Melakukan Ruku', Sujud, Shalat, Puasa, Haji, Zakat,
Sedekah, Thawaf atau ibadah lain nya untuk makhluk.
---oOo---
TAWASSUL
Tawassul adalah
ّكبٔل داعا
80
Pertama : Tawassul Masyru' (Dibolehkan)
Yakni bertawassul kepada Allah dengan wasilah (perantara)
yang sah, yang dibenarkan dan disyariatkan.
81
Kedua : Tawassul Mamnu' (Dilarang)
Tawassul ini terbagi 2 (dua) :
1. Tawassul Bid'ah
Yakni bertawassul kepada Allah dengan wasilah
(perantara) yang tidak disyariatkan-Nya.
Seperti :
a. Tawassul dengan menyebut Kedudukan Makhluk
b. Tawassul dengan menyebut Dzat Makhluk
c. Tawassul dengan menyebut Hak Makhluk
Baik itu Nabi, orang shaleh, ka'bah atau lain nya.
2. Tawassul Syirik
Yakni bertawassul kepada Allah dengan menjadikan
orang yang sudah mati sebagai perantara dalam berdoa.
Termasuk kedalam jenis ini adalah bertawassul dengan
orang hidup yang tidak ada dihadapan nya.
82
Tawassul seperti ini diboleh dan dibenarkan. Ini termasuk
contoh bertawassul dengan Iman.
---oOo---
TABARRUK
Tabarruk adalah
Berkah artinya
83
Tabarruk terbagi 2 (dua), yaitu :
1. Tabarruk Masyru' (Disyariatkan/Dibolehkan)
2. Tabarruk Mamnu' (Dilarang)
84
2. Tabarruk Syirik
Ini juga ada 2 (dua) bentuk :
a. Mencari berkah dari sesuatu dengan menyakini bahwa
benda itu sendirilah yang memberikan keberkahan.
b. Mencari berkah dari makhluk dengan memalingkan
salah satu bentuk ibadah kepada nya.
Seperti mencari berkah dari orang mati, dengan
menyembelih untuk mereka.
85
Mencari Berkah dari Orang Shaleh
Ini hanya boleh dilakukan dalam 2 (dua) bentuk saja :
1. Bergaul dengan mereka, duduk di majelis mereka,
mendengarkan ilmu dan nasehat mereka.
---oOo---
SUMPAH
Sumpah adalah
ً حبر ٌَ ر اىل
86
Sumpah terbagi menjadi 2 (dua) :
1. Sumpah yang Dibolehkan
2. Sumpah yang Dilarang
b. Sumpah Syirik
Yakni bersumpah dengan selain Allah, baik itu dengan
Nabi, Wali, Ka'bah dan lain nya.
Seperti : "Demi Nabi, aku bersumpah...," "Tidak, Demi
Syaikh", "Demi Ka'bah..," "Demi Cintaku kepada mu" "Demi
Langit dan Bumi" dan lainnya
87
Ini semua Syirik Ashghar (syirik kecil), dan termasuk
dosa besar yang paling besar. Ia bisa berubah menjadi
Syirik Akbar (Syirik Besar), apabila dihatinya
mengagungkan makhluk yang dia sebut dalam sumpahnya
seperti pengagungan nya terhadap Allah Ta'ala.
---oOo---
NADZAR
Nadzar adalah
88
Nadzar terbagi 2 (dua) hal :
1. Nadzar yang Dibolehkan
2. Nadzar yang Dilarang
89
Kedua : Nadzar yang Dilarang
Ini ada 2 (dua) bentuk :
1. Nadzar Maksiat
2. Nadzar Syirik
---oOo---
90
SEMBELIHAN
91
Kedua : Sembelihan yang Dilarang
Ini juga ada 2 (dua) bentuk :
1. Sembelihan yang Termasuk Bid'ah
Yakni menyembelih hewan dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah, namun tidak sesuai dengan syariat yang
ada. Seperti, berkurban diluar waktu yang ditentukan atau
berkurban atau aqiqah dengan ayam.
---oOo---
92
Pertama : Ziarah Kubur yang Dibolehkan
Yakni ziara kubur yang dibenarkan, dibolehkan dan
disyariatkan dalam Islam.
93
Seperti Melakukan ziarah khusus ke makam para wali,
mengkhususkan hari tertentu untuk ziarah kubur karena
menganggap waktu itu ada keutamaan nya.
2. Termasuk Syirik
Yakni ziarah kubur yang pelakunya terjerumus dalam
salah satu jenis kesyirikan kepada Allah, karena
memalingkan salah satu ibadah kepada selain Allah.
Seperti berdoa atau meminta sesuatu kepada penghuni
kubur, menyembelih, thawaf, shalat dan ibadah lain nya
untuk penghuni kubur. Ini merupakan Syirik Akbar (Syirik
Besar)
94
j. Tidak boleh menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah
(masjid). Karena kuburan bukan tempat untuk ibadah.
---oOo---
TAKUT (KHAUF)
Takut terbagi 2 (dua) macam :
1. Takut yang Disyariatkan
2. Takut yang Dilarang
95
4. Khawatir mati dalam keadaan su'ul khatimah, jika terus
menerus melakukan maksiat.
Termasuk Takut Ibadah adalah ar-Rahbah dan al-
Khasyyah.
96
atau ditakuti. Seperti takut kepada orang karena badan nya
kuat. Ini takutnya orang pengecut.
---oOo---
97
HARAP (RAJA')
Harap ada 4 (empat) bentuk :
1. Harap Ibadah (Raja' Ibadah)
Yakni berharap kepada Allah yang disertai dengan
kecintaan, ketundukan, kepatuhan dan pengagungan
kepada-Nya. Ini termasuk rukun ibadah.
98
4. Harap Tercela (Raja' Madzmum)
Yakni seseorang berharap ampunan dan rahmat Allah,
tetapi ia terus menerus melakukan maksiat dan dosa, serta
tidak melakukan ibadah.
Ini tercela dan pada hakekatnya ia adalah angan - angan
atau harapan palsu dan semu.
---oOo---
CINTA (MAHABBAH)
99
2. Cinta Syirik (Mahabbah Syirik)
Ini ada 2 (dua) macam :
a. Cinta yang Termasuk Syirik Kecil
Yakni cinta kepada makhluk yang membuat nya
melanggar batasan syariat, ia tidak memperdulikan lagi
sisi baik buruk yang dicintainya.
---oOo---
100
21. PASAL : TAWAKAL DAN SEBAB
TAWAKAL
Tawakal adalah
َّر
ب اسج لَع اا عز و صدق اعجٍاد اىلي
ٌ فعو األساب
101
Kedua : Tawakal yang Dilarang
Yakni Tawakal kepada selain Allah. Dan ini ada 2 (dua)
bentuk :
1. Pertama : Tawakal yang Termasuk Syirik Kecil (Syirik
Ashghar)
Yakni Tawakal kepada makhluk dalam hal yang mereka
mampu melakukan nya.
Seperti tawakal kepada penguasa mengharapkan diberi
rezeki yang Allah berikan kepada mereka.
Faidah :
Adapun mewakilkan suatu urusan kepada orang lain dalam
hal yang dia mampu, misalnya mewakilkan kepada orang
lain untuk urusan jual beli atau negosiasi, maka ini tidak
termasuk tawakal.
102
SEBAB
Sebab adalah
103
b. Asbab Mauhumah (Sebab yang Tidak Jelas)
Yakni sebab - sebab yang bersifat hayalan atau tidak ada
kejelasan antara hubungan sebab akibat, sebab seperti ini
tidak ditetapkan berdasarkan dalil syar'i atau pun qadari
(penelitian atau pengalaman).
104
4. Sebab yang Haram
Yakni Sebab yang diharamkan dalam syariat. Termasuk
kedalamnya Sebab yang tradisional. Seperti menyembelih
menggunakan tulang atau kuku atau membunuh hewan
dengan api.
105
Jika dia bergantung kepada sebab tersebut, maka dia telah
jatuh kedalam kesyirikan. Bisa jadi dia jatuh kedalam syirik
besar, bisa jadi kedalam syirik kecil, tergantung niat dan
keyakinan nya terhadap sebab tersebut.
106
22. PASAL : RUQYAH DAN TAMIMAH
RUQYAH
Ruqyah adalah
107
3. Ruqyah dilakukan dengan kata - kata yang dapat
dipahami dan diketahui makna nya.
4. Orang yang meruqyah bukan Dukun atau Peramal.
1. Ruqyah Haram
Yakni Ruqyah yang didalam pelaksanaan nya terdapat
perkara yang haram (dilarang) syariat atau perkara baru
didalam agama (bid'ah)
Bentuk - bentuknya banyak diantaranya :
a. Ruqyah dengan bacaan yang tidak jelas dan tidak bisa
dipahami. Seperti kata yang tidak bermakna, atau huruf -
huruf yang terpotong potong.
b. Meruqyah dalam keadaan Junub
c. Meruqyah dikamar Mandi atau di Kuburan
d. Meruqyah sesuai dengan ilmu perbintangan (zodiak)
108
e. Meruqyah dengan Rajah – Rajah dan Simbol - Simbol
tertentu.
2. Ruqyah Syirik
Yakni Ruqyah yang didalam pelaksanaan nya terdapat
kesyirikan.
Ini ada 2 (dua) bentuk :
a. Termasuk Syirik Kecil (Syirik Ashghar)
Yakni Peruqyah atau Orang yang di Ruqyah, bersandar
kepada Ruqyah dengan tetap meyakini bahwa Allah-lah
yang menyembuhkan nya.
---oOo---
109
TAMIMAH (JIMAT – JIMAT)
Tamimah adalah
110
Semua tamimah ini diharamkan, bahkan termasuk
kesyirikan.
Dalam 2 (dua) bentuk kesyirikan :
1. Pertama : Jika pemakai jimat (tamimah) ini meyakini
bahwa jimat tersebut dapat memberikan manfaat dengan
sendirinya. Maka ia terjatuh kedalam Syirik Akbar
(Syirik Besar).
111
menghinakan atau melecehkan ayat al-Quran, Doa,
Dzikir Syar'i tersebut. Seperti dibawak ke wc, terkena
najis dan kotoran serta lain nya.
3. Alasan Ketiga : Sebagai tindakan pencegahan
(preventif), agar menutup pintu keburukan lain nya.
---oOo---
112
23. PASAL : THIYARAH DAN AL-FA'LU
113
4. Merasa sial dengan angka tertentu
5. Merasa sial dengan hewan tertentu
AL-FA'LU (Optimisme)
Al-Falu adalah segala sesuatu yang memberikan semangat
kepada manusia untuk melakukan sesuatu yang terpuji,
baik berupa perkataan atau perbuatan, baik sesuatu yang
dilihatnya atau didengar nya tanpa disengaja.
114
2. Thiyarah termasuk berburuk sangka kepada Allah,
bertawakkal kepada selain Allah, memutuskan harapan
dan menduga adanya bencana serta berputus asa dari
kebaikan. Sedangkan al-Fa'lu adalah baik sangka
kepada Allah, berharap kepada-Nya, memotivasi diri
untuk bersemangat melakukan sesuatu dan memohon
kepada Allah, merendam rasa takut dan menumbuhkan
cita – cita yang tinggi.
---oOo---
Sihir adalah
اىٍ حٔر
115
Termasuk juga kedalam Sihir yakni
اىعط
Hukum Sihir
a. Termasuk Kekafiran dan Kesyirikan
Yakni sihir yang didalam prakteknya menggunakan
bantuan atau jasa setan. Sebab untuk meminta bantuan
setan, penyihir melakukan beberapa bentuk kekufuran dan
kesyirikan.
Seperti menyembelih untuk setan, atau menginjak injak
al-Quran atau lain nya. Semakin kufur dia kepada Allah,
maka semakin mau setan membantu nya. Orang yang
116
melakukan jenis sihir ini, telah jatuh kedalam kekufuran dan
kesyirikan.
117
7. Memberikan benda tertentu kepada si sakit (pasien nya),
agar ditanam didalam rumah atau diluar rumah atau
ditempat tertentu.
8. Menyuruh orang yang sakit untuk mengasingkan diri dari
orang lain dalam waktu tertentu atau tidak menyentuh air
dalam waktu tertentu.
9. Menuliskan jimat - jimat, biasanya berupa simbol, huruf,
atau angka.
ََْ ُ َ ْ َ َّر
DUKUN ٌَِ ْ اىdan PERAMAL اىعراadalah setiap orang
118
kedustaaan. Masuk kedalam istilah ini al-'Araaf ini Dukun,
Ahli Nujum, Peramal dan semacam nya.
Contoh praktek perdukunan dan peramalan seperti
mengabarkan apa yang bakal terjadi dan apa akibatnya,
menunjukkan mana tempat sesuatu yang hilang dan lain
nya. Yang semua itu pada hakekatnya memohon bantuan
dari setan.
Praktek Perdukunan, Peramalan, dan sejenisnya
termasuk kesyirikan. Karena pelakunya mengaku
mengetahui masalah ghaib dan mendekatkan diri kepada
selain Allah dengan suatu bentuk ibadah.
119
b. Jika dia meyakini bahwa ucapan si dukun tersebut
adalah bisikan dari setan, maka ia terkena hukuman :
1) Shalatnya tidak diterima selama 40 hari 40 malam.
2) Dia terjatuh kedalam Kufur Ashghar (Kufur Kecil)
dan Dosa Besar.
---oOo---
120
25. PASAL : MUKJIZAT PARA NABI
DAN KAROMAH PARA WALI
MUKJIZAT adalah
صدكًٓ ٌ س ٌة اىٍعار ة
121
“Suatu kejadian luar biasa yang tidak disertai pengakuan
kenabian dan bukan pula sebagai tanda awal pembuka
kenabian, yang terjadi lewat tangan hamba Allah yang
tampak keshalehan nya disertai keyakinan yang benar dan
amalan yang shaleh.”
122
Diantara Contoh Mukjizat para Nabi dan Rasul :
1. Kapal nya Nabi Nuh Alaihissalam
2. Unta nya Nabi Shaleh Alaihissalam
3. Api tidak membakar Nabi Ibrahim Alaihissalam
4. Lunak nya besi dan bertasbihnya gunung serta burung
bersama Nabi Dawud Alaihissalam.
5. Ditundukkannya angin, burung, dan jin untuk Nabi
Sulaiman Alaihissalam.
6. Tongkat nya Nabi Musa Alaihissalam.
7. Menyembuhkan berbagai penyakit dan menghidupkan
orang yang mati bagi Nabi Isa Alaihissalam.
8. Isra' Mi'raj dan Terbelahnya bulan oleh Nabi Muhammad
Shallallahualaihi wa sallam.
123
26. PASAL : BERHUKUM
SELAIN DENGAN HUKUM ALLAH
ُ َ ْ ْ ُْ َ
Pertama : Al-Hukmul Munazzal ْلك ًُ اا ٍُ َّر ل ا
124
ُ َ ْ ْ ُْ َ
Kedua : Al-Hukmul Muawwal ْلك ًُ اا ٍُ َّر ل ا
ُ ْ ْ ُْ َ
Ketiga : Al-Hukmul Mubaddal ْلك ًُ اا ٍُ َب َّردل ا
125
lebih baik daripada hukum Allah atau sebanding dengan
nya.
---oOo---
126
27. PASAL : KEWAJIBAN UNTUK
MENTAATI PEMIMPIN MUSLIM
ُ َ ْ ْ َْ
2. Cara Kedua : Istikhlaf ا ِسج ِخ
َ َْ
3. Cara Ketiga : al-Istila’ ا ِْست ِ ْ ُا
127
Hak Pemimpin Muslim ada 10 (sepuluh) yakni :
1. Mendengar dan taat kepada pemimpin dalam semua
situasi dan kondisi, selama bukan perkara maksiat
kepada Allah Ta‟ala.
2. Tidak melawan pemimpin, apabila pemimpin tidak
menerima nasehat dari rakyat.
3. Memberi nasehat dan pengarahan yang baik kepada
pemimpin.
4. Menegur kesalahan pemimpin dengan cara yang paling
baik dan penuh hikmah lagi bijaksana.
5. Tidak boleh memberontak kepada pemimpin selama
tidak nampak kekafiran yang nyata dari mereka.
6. Tidak boleh menghasut masa untuk melawan
pemimpin, apalagi sampai mengangkat senjata
melawan mereka.
7. Mendoakan kebaikan untuk pemimpin.
8. Mencintai pemimpin dan membantu mereka dalam
kebaikan.
9. Menjaga kehormatan pemimpin dan tidak mencemari
nama baik pemimpin.
10. Wajib menjaga keamanan, keutuhan dan persatuan
kaum Muslimin serta dilarang menimbulkan fitnah dan
kekacauan ditengah masyarakat.
128
4 (Empat) Golongan Manusia Dalam Menyikapi
Penyimpangan dan Kesalahan Penguasa (Pemimpin) :
1. Pertama : Tidak mampu mengingkari nya dengan lisan,
namun dia membenci keburukan itu didalam hati nya.
Maka dia termasuk orang yang diberi udzur.
2. Kedua : Mengingkari keburukan itu sesuai dengan kadar
kemampuan nya. Maka dia selamat.
3. Ketiga : Ridha terhadap penyimpangan penguasa tanpa
ikut melaksanakan nya. Maka dia tercela, walaupun dia
tidak mengikutinya.
4. Keempat : Mengikuti penyimpangan para penguasa.
Maka dia mendapat bagian dosa dari hal itu dan sama
dengan penguasa dalam maksud dan perbuatan.
129
3. Bentuk Ketiga : Penguasa meninggalkan hal – hal yang
bersifat sunnah dan mengerjakan hal – hal yang bersifat
makruh. Ini terbagi kedalam 2 (dua) bentuk :
a. Jika perbuatan itu berimbas atau berhubungan dengan
dirinya sendiri, seperti tidak shalat malam, atau puasa
sunnah. Maka mereka tidak diingkari dan tidak
dibenci. Karena meninggalkan perkara yang sunnah
dan melakukan yang makruh bukanlah maksiat.
b. Jika perbuatan itu berimbas kepada orang lain, seperti
menjadi imam shalat namun dia mengakhirkan shalat
hingga keluar dari waktu yang utama tanpa adanya
maslahat. Maka rakyat boleh menasehati penguasa
sesuai kemampuan dan ilmunya.
Jika penguasa tidak menerima nasehatnya, maka tidak
boleh bagi nya menimbulkan pertikaian dengan penguasa.
Karena menghindari timbulnya fitnah lebih didahulukan
diatas amalan yang bernilai sunnah.
130
Maka rakyat wajib melakukan beberapa hal berikut :
a. Wajib membenci perbuatan tersebut dan
mengingkarinya secara rahasia (tidak terang –
terangan) serta wajib berlemah lembut kepada mereka
dalam menasehati penguasa.
b. Wajib bersabar atas penguasa yang zhalim dan tetap
memberikan atau menunaikan hak mereka, serta tidak
merebut kekuasaan dan tidak melepaskan ketaatan
dari mereka sebab kezhaliman mereka. Rakyat boleh
menuntut haknya kepada penguasa dengan lemah
lembut dan santun tanpa menimbulkan fitnah yang
lebih besar.
c. Tidak boleh menuntut penggulingan kekuasaan nya
dan memberontak kepada nya.
131
b. Jika penguasa tetap melakukan perbuatan kekufuran
tersebut. Maka rakyat boleh menggulingkan
kekuasaan penguasa, jika syarat – syarat berikut ini
terpenuhi :
1) Pertama : Perbuatan atau pernyataan mereka
benar – benar perbuatan yang menjadikan
pelakunya kafir
2) Kedua : Kekafiran yang dilakukan nya adalah
kekafiran yang nyata dan tersebar, diketahui oleh
khalayak umum. Bukan kekafiran yang
tersembunyi, yang kemudian dicari – cari atau
dimata – matai.
3) Ketiga : Kekafiran yang dilakukan nya adalah
kekafiran yang tegas hukumnya.
4) Keempat : Telah ditegakkan hujjah (dalil) atas apa
yang dilakukan nya serta hilang syubhat darinya.
5) Kelima : Kaum Muslimin memiliki kemampuan untuk
menggulingkan nya.
6) Keenam : Proses penggulingan nya tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih besar daripada
kerusakan yang terjadi, jika ia tetap berkuasa.
7) Ketujuh : Penggulingan nya dilakukan berdasarkan
tinjauan Ahlul Halli wal „Aqdi, yang terdiri dari Ulama
dan Umara serta tokoh masyarakat yang memiliki
132
kapasitas ilmu dalam menimbang permasalahan
besar, maslahat dan mafsadar yang akan
ditimbulkan setelah nya.
133
haram mengerjakan yang makruh, berdasarkan
perintah penguasa dengan sebab ada nya maslahat
yang ingin diwujudkan.
134
melalaikan pekerjaan nya. Maka dalam hal ini rakyat
wajib mentaati perintah penguasa tersebut karena ada
maslahat nya.
---oOo---
135
Standar didalam mengetahui suatu hal itu termasuk al-
Ma‟ruf dan al-Munkar adalah al-Quran dan as-Sunnah.
136
3. Dengan tangan, dengan syarat punya kekuasaan,
kemampuan, hikmah, pemahaman dan jauh dari hawa
nafsu.
Setiap orang wajib mengingkari kemungkaran dengan hati
nya dalam semua kondisi nya. Sedangkan mengingkari
dengan lisan dan tangan itu sesuai dengan kemampuan
nya.
137
Syarat orang yang akan melakukan ‘Amar Ma’ruf Nahi
Munkar ada 5 (lima), yakni :
1. Berilmu yakni mengetahui mana yang Ma‟ruf dan yang
Munkar.
2. Lemah Lembut dan Penuh Hikmah didalam memerintah
dan melarang.
3. Sabar dalam melaksanakan nya.
4. Punya Kemampuan, Kekuatan dan Kekuasaan didalam
merubahnya.
5. Harus Ikhlas dalam menjalankan nya.
138
29. PASAL : AL-WALA’ DAN AL-BARA’
139
2. Kedua : Orang yang disikapi pertengahan, tidak dicintai
secara mutlak dan tidak dibenci secara mutlak. Mereka
adalah orang Muslim yang melakukan maksiat. Dimana
dia mengumpulkan pada diri nya antara ketaatan dan
kemaksiatan. Mereka wajib kita cintai sesuai kadar
kebaikan dan ketaatan nya. Serta boleh kita benci sesuai
kadar keburukan dan kemaksiatan yang dilakukan nya.
140
Diantara bentuk Berlepas Diri (Al-Bara’) Kepada Orang
Kafir adalah :
1. Membenci agama mereka dan tidak membenarkan
ajaran mereka
2. Memisahkan diri dari mereka
3. Tidak simpati kepada mereka
4. Tidak menyerupai kebiasaan mereka dan hal yang
menjadi ciri khas mereka
5. Berjuang atau Berjihad melawan mereka
6. Mendakwahkan Islam kepada mereka
7. Tidak memberi izin kepada mereka untuk mendirikan
tempat ibadah mereka di negeri Islam.
141
Hukum Tasyabbuh Kepada Orang Kafir ada beberapa
macam :
a. Meniru dalam ajaran, keyakinan atau bagian dari agama
mereka yang rusak. Pelakunya bisa jatuh kedalam
kekufuran dan kesyirikan.
b. Meniru dalam bid'ah - bid'ah yang mereka lakukan.
Hukumnya haram.
c. Meniru dalam adat kebiasan dan akhlak mereka serta
budaya mereka. Ini juga haram dilakukan.
Adapun meniru hal - hal yang bukan menjadi ciri khas
mereka, atau merupakan hal milik bersama manusia, maka
ini dibolehkan dan tidak masuk kedalam Tasyabbuh
(menyerupai) mereka.
142
3. Kafir Musta’man yakni orang kafir yang masuk negeri
Islam dengan jaminan keamanan dari pemerintah Islam
atau seorang Muslim, dengan syarat mereka tidak
membahayakan Umat Islam.
143
Kewajiban Umat Islam terhadap Orang Kafir,
Selain Kafir Harbi
1. Melindungi mereka selama berada di negeri Islam, dan
melindungi kafir Musta‟man setelah keluar dari negeri
kaum Muslimin sampai mereka ditempat yang aman.
2. Bersikap adil dalam memutuskan perkara dengan
mereka, selama mereka berada diwilayah hukum negeri
kaum Muslimin.
3. Mendakwahi dan mengajak mereka untuk memeluk
agama Islam dengan lemah lembut. Dan dilarang
memaksa mereka.
4. Haram menzhalimi, menganiaya, mencurangi atau
menipu mereka.
5. Berbicara kepada mereka dengan perkataan yang baik.
6. Dibolehkan menjawab salam mereka.
7. Berakhlak Mulia kepada mereka.
144
4. Dianjurkan untuk memuliakan mereka, jika mereka
bertamu.
5. Diperbolehkan memenuhi undangan mereka, jika ada
maslahat nya dan selama tidak melanggar syariat Islam.
6. Diperbolehkan melakukan jual beli, sewa menyewa, kerja
sama dan perkara dunia yang diperbolehkan lain nya.
7. Diperboleh melakukan utang piutang dengan orang kafir
dan mempercayakan barang jaminan kepada selama
terbebas dari riba.
8. Diperbolehkan menikahi wanita ahlul kitab (yahudi atau
nasrani) yang menjaga kehormatan mereka selama tidak
menimbulkan bahaya pada anak keturunan kita.
9. Diperbolehkan untuk mengadakan perjanjian damai
dengan orang kafir selama ada maslahat bagi umat
islam.
145
12. Diperbolehkan mengucapkan selamat kepada mereka
dalam hal yang bersifat duniawi, seperti kelahiran anak,
sukses perniagaan nya dan semacam nya, jika ada
maslahat yang sesuai syariat.
Al-Wala’ Mukaffirah
Yakni Loyalitas kepada orang Kafir yang bisa menyebabkan
pelakunya keluar dari Islam. Diantara nya yakni :
1. Mencintai mereka karena agama mereka.
2. Masuk dalam barisan mereka dan membantu mereka
memerangi umat Islam.
3. Memberikan bantuan baik berupa harta maupun senjata
kepada mereka dalam memerangi umat Islam.
4. Memata - matai umat Islam untuk kepentingan mereka,
karena kecintaan kepada mereka dan mengharapkan
mereka menang atas umat Islam.
5. Mengkhianati umat Islam karena cinta dan memihak
kepada mereka.
6. Ridha terhadap kekufuran mereka atau membenarkan
agama mereka dan tidak menganggap mereka kafir.
146
Hukum Tinggal di Negeri Kafir
Ini ada beberapa jenis yakni :
1. Termasuk Kufur Akbar
yakni Seorang Muslim yang tinggal di Negeri Kafir yang
disertai dengan sikap wala‟ kepada mereka.
---oOo---
147
30. PASAL : JIHAD DI JALAN ALLAH
ُ َ ْ ْ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َّر
َ اغ
ِ اٌ اربة اىهفارِ ْٔ ااٍباى ة اسجِفر: ا ِ ٓاد
ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َّر
اأس ِ اىطاكةِ ٌَِ كٔ ٍل أ ف ِع ٍو
148
2. Jihaadud Difaa’ (Jihad Bertahan)
Jihad ini hukumnya wajib atas setiap muslim yang ada
dinegeri yang diserang oleh musuh (orang kafir) tersebut,
kecuali wanita dan anak kecil.
Hukum Jihad
Hukum asal Jihad adalah Fardhu Kifayah, namun bisa
menjadi Fardhu „Ain pada situasi dan kondisi berikut :
1. Pertama : Jika musuh menyerang negeri kaum Muslimin.
Maka wajib orang yang ada didalam negeri itu untuk
berjihad.
149
Golongan yang boleh diperangi :
1. Orang Kafir Harbi yakni orang kafir yang memerangi dan
memusuhi kaum Muslimin.
2. Orang yang Murtad yakni orang yang keluar dari agama
Islam.
3. Para Pemberontak dan Kelompok Khawarij
4. Para Perampok, Penyamun dan Orang yang memerangi
agama Allah dan Rasul-Nya. Termasuk juga orang yang
membuat kekacauan, menyebar rasa takut dan merusak
kemanan.
---oOo---
HAK NABI
Hak Nabi Shallallahu‟alaihi wa sallam atas umat nya,
diantara nya :
1. Beriman kepada beliau dan membenarkan seluruh apa
yang beliau sampaikan.
2. Mencintai beliau dan mencintai keluarga beliau serta
para sahabat beliau.
3. Mengikuti dan meneladani beliau.
150
4. Mentaati dan menjalankan apa yang diperintahkan beliau
serta meninggalkan dan menjauhi apa yang dilarang
beliau.
5. Memuliakan dan mengagungkan kedudukan beliau, serta
menjauhi sikap ghuluw dalam hal tersebut.
6. Mengucapkan shalawat dan salam kepada beliau.
7. Mendahulukan ucapan beliau diatas seluruh ucapan
makhluk.
---oOo---
151
2. Membela kedudukan dan kehormatan mereka, serta
membersihkan mereka dari kedustaaan yang di
nisbatkan kepada mereka.
3. Tidak menyakiti mereka dan tidak pula menganggu
mereka, baik berupa ucapan maupun perbuatan.
4. Disyariatkan bershalawat kepada Allah atas mereka.
5. Mengakui dan meyakini bahwa Nasab Nabi dan
keturunan nya adalah Nasab Bangsa Arab yang paling
Mulia secara keseluruhan nya.
6. Mereka diharamkan menerima zakat dan sedekah.
7. Mereka berhak mendapatkan seperlima (al-khumus)
harta rampasan perang (ghanimah atau fa‟i) yang
didapat kaum Muslimin dari orang kafir, baik lewat
peperangan maupun penaklukan.
152
mereka. Kita berloyal kepada keturunan Ahlul Bait yang taat
dan istiqomah dalam agama. Dan berlepas diri dari orang
yang menyelisihi sunnah dan berpaling dari agama,
sekalipun mereka keturunan Ahlul Bait.
---oOo---
153
Hak Para Sahabat Nabi
1. Mencintai mereka semua nya
2. Berloyal (al-Wala‟) kepada mereka dan Berlepas diri (al-
Bara‟) kepada yang membenci mereka
3. Memohon ampunan dan keridhaan untuk seluruh para
Sahabat serta bershalawat kepada Allah atas mereka
4. Meyakini bahwa mereka adalah generasi terbaik umat
ini, dibandingkan generasi setelah mereka.
5. Meyakini bahwa keutamaan mereka bertingkat – tingkat,
antara satu dengan yang lain nya.
154
4. Tingkatan Keempat : Sahabat yang Ikut Perang Badar
(Ahlul Badar)
---oOo---
155
32. PASAL : BID’AH DAN SIKAP TEGAS
TERHADAP PELAKUNYA
156
b. Bid'ah Shughra (Bid'ah Kecil)
yakni bid'ah yang hanya menyampaikan pelakunya kebatas
kemaksiat, tidak kebatas kekafiran. Bid'ah seperti ini
menyebabkan pelakunya jatuh kedalam kefasikan. Bid'ah
jenis ini disebut juga Bid'ah Mufassiqah. Contohnya bid‟ah
didalam ibadah.
157
Penyebab Bid’ah
Adapun penyebab timbulnya bid'ah ada 4 (empat) :
a. Menyebarnya kebodohan terhadap Agama.
b. Mengikuti hawa nafsu.
c. Fanatik terhadap pendapat dan tokoh tertentu.
d. Mengikuti Orang Kafir dan Meniru Syi'ar Mereka.
158
7. Melontarkan berbagai gelar atau julukkan jelek kepada
Ahlus Sunnah
8. Menolak mengikuti manhaj Salaf
9. Menjunjung tinggi akal dan meremehkan dalil
10. Mengkafirkan orang yang bertentangan dengan mereka
tanpa dalil
159
Hukum Menceritakan Keburukan Ahli Bid’ah
Pada asalnya menceritakan keburukan ahli bid‟ah dalam
rangka untuk memberikan peringatan kepada orang lain
agar waspada terhadap bid‟ah dan keburukan mereka itu
diperbolehkan dalam syari‟at Islam, jika terpenuhi 3 (tiga)
syarat :
1. Pertama : Orang yang menceritakan tersebut harus
berilmu dan dia ikhlas dalam melakukan nya.
2. Kedua : Pelaku bid‟ah yang diceritakan keburukan nya
adalah orang yang menampakkan bid‟ah nya secara
terang – terangan. Adapun jika pelaku bid‟ah tersebut
menyembunyikan bid‟ah nya, maka tidak boleh
menceritakan keburukan nya.
3. Ketiga : Pelaku bid‟ah yang diceritakan nya tersebut
masih hidup dan belum meninggal dunia.
Jika dia telah meninggal dunia, maka tidak boleh
menceritakan keburukan nya, kecuali jika dia memiliki buku
(kitab) yang mengokohkan bid‟ah nya dan para pengikutnya
menyebarluaskannya setelah ia wafat.
160
Ahlus Sunnah dan Ciri - Cirinya
Ahlus Sunnah adalah orang yang berpegang teguh
dengan Al-Quran dan Sunnah serta apa yang telah
disepakati oleh para Sahabat dan orang mengikuti mereka
dengan baik. Masuk kedalam kategori Ahlus Sunnah adalah
kaum Muslimin yang awam yang mengikuti mereka.
161
Seseorang tidak boleh dikeluarkan dari lingkaran Ahlus
Sunnah hanya karena kesalahan nya dalam berijtihad, baik
ijtihad itu dalam masalah aqidah atau pada halal dan haram
yang didalamnya memang sudah terjadi perbedaan
pendapat diantara para ulama. Sebab dia berijtihad tujuan
nya hanya untuk mencapai suatu kebenaran. Dia dimaafkan
dalam hal ini, bahkan dia mendapatkan pahala dari ijtihad
yang dilakukan nya. Masalah ini adalah masalah yang telah
disepakati oleh para Ulama dan tidak ada seorang pun yang
menentang nya, kecuali kelompok Khawarij, Mu‟tazilah dan
orang awam yang terpengaruh dengan pemikiran mereka.
---oOo---
162
Pembagian Vonis Kafir
163
2. Kedua : Takfir Mu’ayyan
Takfir Mu‟ayyan yakni memvonis kafir terhadap individu
tertentu.
164
4. Syarat Keempat : Tegaknya hujjah (Iqamatul Hujjah)
atas nya, yaitu sampainya dalil - dalil yang jelas kepada
nya.
165
Kapan penjelasan dalil dan hujjah telah dianggap tegak
atas nya, atau dengan kata lain, Iqamatul Hujjah
terpenuhi?
Jawab : Iqamataul Hujjah (Tegaknya Hujjah) telah berhasil
dan terpenuhi diterapkan atas seseorang bila dia telah
memahami dalil yang disampaikan kepadanya. Adapun jika
ia belum memahaminya, maka saat itu belum bisa
dikatakan bahwa Iqamatul Hujjah telah dilakukan pada nya.
Catatan :
Namun perlu diketahui bahwa, ketidak pahaman yang bisa
ditoleransi disini adalah ketidak pahaman yang bersumber
dari kelemahan dan ketidakmampuan nya untuk
memahami, baik karena ketidakpahaman nya akan bahasa
Arab ataupun disebabkan ada nya Syubhat, sedangkan dia
sendiri sebenarnya orang yang sangat antusias untuk
mencari kebenaran dan mengikuti kebenaran yang jelas
baginya.
166
Siapakah yang Berhak Menilai dan Menjatuhkan Vonis
Kafir (Hukum Takfir) Kepada Seseorang?
Jawab : Para Ulama yang (1) mampuni keilmuan nya,
memiliki kemampuan untuk menyimpulkan hukum syar‟i
dalam masalah ini dari dalil – dalil syar‟i yang ada, serta (2)
mengetahui cara penerapan nya atas individu pelaku, (3)
memahami prinsip – prinsip Ahlus Sunnah wal Jama‟ah
dalam masalah Takfir dan (4) mengetahui bagaimana para
Imam menyikapi orang – orang yang berseberangan
dengan mereka. Juga (5) memiliki kehati – hatian dalam
menjatuhkan vonis kafir atas seseorang yang belum diyakini
kekafirannya atau belum diketahui, apakah iqamatul hujjah
(penyampaian dalil) telah dilaksanakan atas dirinya atau
belum.
SELESAI
167
PENUTUP
---oOo---
168