Anda di halaman 1dari 17

CABANG-CABANG IMAN DAN BUAH DARI KEIMANAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Ilmu Tauhid.
Dosen pengampu : Riza Muttaqin, M.Pd.I

Oleh :

1. Ade Metty Dharmayanti 23070150081


2. Mukhadim 23070150082

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia


adalah tauhid, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang
dilakukan manusia. Tauhid sendiri berasal dari Bahasa Arab, masdar dari
wahhada-yuwahhidu-tauhiidan, yang berarti mengesakan Allah SAW.
Adapun ilmu tauhid adalah ilmu yang mempelajari mengenai kepercayaan
tentang Tuhan dengan segala segi-seginya, yang berarti termasuk di dalamnya
soal wujud-Nya, keesaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya.
Mewujudkan keesaan Allah itu perlu adanya iman. Kata iman berasal
dari bahasa arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, iman
adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan membuktikan
1
dengan perbuatan. Namun apabila cahaya iman di hati kita redup maka
lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita pun menjadi
masyarakat yang penuh dengan kebohongan, kesombongan, kekerasan,
individualisme, keserakahan, kerusakan moral dan kemungkaran.
Iman memiliki cabang yang sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa
kata-kata iman jika disebutkan secara mutlak (tanpa dikaitkan dengan kata
islam) mencakup agama secara keseluruhan. Ajaran iman yang kita ketahui
memiliki enam sendi. Ternyata ajaran iman tersebut memiliki 77 cabang yang
harus kita ketahui dan kita amalkan. Nabi Shollallahu alaihi wasallam telah
menjelaskan cabang-cabang iman tersebut secara global maupun secara rinci.
Selain adanya cabang-cabang iman terdapat pula buah-buah keimanan yang
akan mengarahkan manusia kepada tujuan dan pandangan yang lebih baik
dan benar, bahkan ketingkat keluhuran dan keindahan. Oleh karena itu,
makalah ini akan membahas mengenai cabang-cabang dari iman dan buah
dari iman.

1
Dr. Abdul Rahman Abdul Khalid, Garis Pemisah Antara Iman dan Kufur (Jakarta :
Bumi Aksara, 1996), hlm. 1-2.

2
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang ada pada latar belakang di atas, dapat dibuat
suatu rumusan masalah diantaranya :
1. Apa saja cabang-cabang dari iman ?
2. Apa saja buah dari keimanan ?

C. Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini
diantaranya:
1. Mengetahui cabang-cabang dari iman.
2. Mengetahi buah dari keimanan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cabang-Cabang Iman

Agama Islam dalam ajarannya menyebutkan bahwa rukun atau sendi


iman ada enam sebagaimana tersebut dalam hadist riwayat Imam Muslim.
Maksut rukun iman ialah sisi tempat iman berdiri tegak. Dalam sebuah hadis
disebutkan bahwa cabang iman ada tujuh puluh sekian (bidhun wa sabuna)
cabang, dimana bidhun adalah bilangan antara tida hingga sembilan.
Cabang-cabang yang dihitung oleh Al Baihaqi sejumlah 77 (tujuh puluh
tujuh).2 Setiap cabang berupa pekerjaan yang harus dikerjakan oleh setiap
orang yang mengaku beriman. Apabila 77 pekerjaan tersebut dilakukan
seluruhnya, maka sempurnalah iman seseorang. Apabila ada yang
ditingglkan, maka berarti berkurang ketebalan imannya.
Cabang iman tersebut dalam Mukhtashar Shahih Muslim berbunyi :3











Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Iman itu
mempunyai lebih dari 70 cabang atau lebih dari 60 cabang. Cabang yang
paling utama adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah, sedangkan yang paling
kecil adalah menyingkirkan duri atau halangan di jalan, dan rasa malu
adalah salah satu cabang dari iman." {Muslim 1/46}
Rasul tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai jumlah cabang
iman. Karena itu, para ulama berijtihad mengenai jumlah bilangannya. Rasul
menjelaskan bahwa cabang-cabang (iman) yang paling utama ialah tauhid. Ia
harus ada dalam diri setiap orang.

2
M. Hasbi Ash Shiddieqy, Al-Islam (Jilid II), (Jakarta : Bulan Bintang, 1995), hlm 691
3
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ebook Mukhtashar Shahih Muslim
(Kampungsunnah.org , 2009)

4
Cabang-cabang iman tersebut disebutkan dalam Kitab Qomi Al Tugyan
sejumlah 77 cabang iman, secara ringkas cabang-cabang iman tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Iman Kepada Allah Azza Wajalla
Beriman kepada Allah berdasarkan firman Allah taala dalam surat al-
Baqarah ayat 285 dan surat an-Nisa ayat 136 dimana dalam surat tersebut
memiliki arti yaitu hai orang-orang beriman, berimanlah kepada Allah....
Kita wajib beriman bahwa Allah adalah :4
a. Maha Esa yang sama sekali tidak ada sekutu bagi-Nya
b. Maha Tunggal yang sam sekali tidak ada yang serupa dengan-Nya, tenpat
meminta pertolongan yang sama sekali tidak ada yang menandingi-Nya
c. Maha Berdiri dengan pribadi-Nya sendiri
d. Maha Kekal, Maha Abadi
e. Maha Permulaan, Maha Akhir, Maha Nampak pekerjaannya dan Maha
Tersembunyi yang tidak tampak Dzat-Nya
f. Maha Suci dari jasmani, tak sesuatupun yang menyerupai-Nya
2. Iman Kepada Para Malaikat
Kita wajib membenarkan wujud mereka sebagai :
a. Para hamba Allah yang dimuliakan dan dibuat dari cahaya.
b. Tidak pernah maksiat dan mendurhakai Allah terhadap segala yang telah
diperintahkan oleh Allah kepada mereka dan selalu melaksanakan
semua yang diperintahkan, sebagaimana dijelaskan dalam surat at-
Tahrim, ayat 6. Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
c. Jasmani yang halus dan bernyawa.

4
K. H. Drs. Achmad Masduqi Machfudh. 77 Cabang Iman (Disadur dari Kitab Qomi
Al Tugyan), (Malang : Rewrite; Ahmed M. Machfudh,1996), hlm 22

5
d. Sesuatu kekuatan yang dijadikan oleh Allah untuk berubah-ubah bentuk
yang indah.
3. Iman Kepada Al-Quran Al Karim dan Seluruh Kitab yang Diturunkan
Kita wajib membenarkan bahwa sesungguhnya kitab yang diturunkan oleh
Allah kepada para nabi-Nya adalah wahyu Allah yang memuat hukum dan
khabar-Nya.
4. Iman Kepada Semua Rasul-Rosul
Kita wajib membenarkan bahwa sesungguhnya para Nabi dan Rasul adalah :
a. Orang-orang jujur dalam segala hal yang mereka khabarkan dari Allah
b. Di antara mereka ada yang diutus kepada makhluk untuk memberi
petunjuk dan untuk menyempurnakan kehidupan mereka di dunia serta
tempat kembali mereka di akhirat
c. Diberi mukjizat oleh Allah yang dapat menunjukkan kebenaran mereka
d. Meyampaikan risalah Allah dan menerangkan segala sesuatu kepada
orang-orang mukallaf
5. Iman Kepada Hari Akhir
Kita wajib beriman bahwa alam semesta, alam dunia maupun benda di
angkasa akan hancur binasa pada hari kiamat. Amal yang kita kerjakan akan
dibalas dengan cara perhitungan amal, penimbangan amal, titian, surga, dan
neraka.
6. Iman Kepada Qadar
Kita harus yakin bahwa Allah swt mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan
pengetahuan Allah yang telah mendahuluinya. Semua perbuatan makhluk
adalah sesuai dengan ketentuan Allah Ta'ala. Oleh karena itu sepatutnyalah
bagi manusia untuk rela terhadap keputusan-Nya. Meski semua itu datangnya
dari Allah namun makhluk itu ada ikhtiar, amal kita itu kita anggap ikhtiar,
kita yang memilih mau berbuat baik atau berbuat tidak baik. Kita harus
menerima takdir namum kita juga lah yang memilih jalan kita mau jadi orang
yang seperti apa.
7. Iman Kepada Kebangkitan Setelah Kematian

6
8. Iman Kepada Pengumpulan Seluruh Manusia di Padang Mahsyar Setelah
Dibangkitkan dari Kubur
9. Iman Bahwasanya Kampungnya Orang-Orang Beriman adalah Surga dan
Kampungnya Orang-Orang Kafir adalah Neraka
10. Iman Kepada Wajibnya Mencintai Allah Azza Wajalla
11. Iman Terhadap Wajibnya Takut Kepada Siksa Allah Azza Wajalla
12. Iman Terhadap Wajibnya Penuh Harap atau Mengharap Rahmat Kepada
Allah Azza Wajalla
13. Iman Terhadap Wajibnya Tawakkal Kepada Allah Azza Wajalla
14. Iman Kepada Wajibnya Mencintai Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi
Wasallam
15. Iman kepada wajibnya mengangungkan, memuliakan dan menghormati Nabi
Muhammad Shollallahu 'alaihi wasallam dengan tidak melampaui batas
16. Kecintaan seseorang terhadap agama Islam sehingga dia lebih senang
dibunuh dan dilemparkan ke dalam api dari pada menjadi orang kufur
17. Menuntut ilmu, yaitu mengenal Allah Subhanahu wata'ala, mengenal agama-
Nya dan mengenal Nabi-Nya Shollallahu 'alaihi wasallam, dengan
berdasarkan dalil
18. Menyebarkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain
19. Mengangungkan Al Qur'an Al Karim; dengan mempelajarinya,
mengajarkannya, menjaga batasan-batasannya, hukum-hukumnya, ilmu halal
dan haramnya, serta memuliakan ahlinya dan dengan menghafalnya.
20. Bersuci dan menjaga serta memperhatikan wudhu
21. Menjaga dan memperhatikan sholat fardlu pada waktunya dengan sempurna
22. Memberikan zakat kepada yang berhak dengan niat khusus
23. Puasa; wajib dan sunnah
24. I'tikaf (berdiam di dalam masjid)
25. Haji adalah menuju Baitullah untuk melakukan ibadah haji atau umrah jika
mampu, yaitu mendapatkan bekal dan kendaraan.
26. Jihad di jalan Allah Azza wajalla
27. Ribath (menjaga wilayah perbatasan) di jalan Allah Azza wajalla

7
28. Bertahan menghadapi musuh dan tidak lari meninggalkan medan perang
29. Memberikan seperlima dari ghanimah (rampasan perang) kepada imam, atau
penggantinya bagi yang memperoleh ghanimah
30. Memerdekakan budak yang mukmin dengan bentuk mendekatkan diri kepada
Allah Azza wajalla
31. Membayar kaffarah (tebusan) yang wajib karena kejahatan (pidana); Kaffarah
dalam Al Qur'an dan Assunnah ada empat :
a. Kaffarah pembunuhan
b. Kaffarah dzhi-har
c. Kaffarah sumpah
d. Kaffarah berhubungan suami istri pada saat puasa ramadhan
32. Menunaikan, memenuhi seluruh akad [perjanjian yaitu apa saja yang Allah
halalkan, haramkan, dan wajibkan serta seluruh batasan-batasan di dalam Al
Qur'an]
33. Menyebut-nyebut dengan pujian akan ni'mat Allah Azza wajalla, dan apa saja
yang wajib disyukuri (bersyukur)
34. Menjaga lisan dari perkataan yang tidak pantas
35. Menjaga kemaluan dari hal yang dilarang oleh Allah
36. Menjaga amanah, dan wajib menunaikannya kepada yang berhak
(pemiliknya)
37. Haramnya membunuh seseorang muslim dengan sengaja
38. Mengepalkan tangan (tidak menyentuh) harta haram; termasuk didalamnya :
haramnya mencuri, merampok, memakan suap (sogok), dan memakan apa
saja yang secara syar'i bukan haknya.
39. Wajibnya wara' (menahan diri) dalam hal makanan dan minuman, serta
menjauhi apa saja yang tidak halal dari makanan dan minuman tersebut
40. Meninggalkan pakaian dan mode serta perabot yang diharamkan dan makruh
41. Haramnya permainan dan hiburan-hiburan yang bertentangan dengan syariat
42. Sederhana (hemat) dalam membelanjakan harta dan haramnya memakan
harta dengan cara yang batil
43. Meninggalkan dendam dan dengki serta iri dan hasad

8
44. Haramnya (menjatuhkan) kehormatan orang lain atau orang muslim, dan
wajibnya meninggalkan apa saja yang menjatuhkan kehormatan orang lain
45. Beramal Ikhlas hanya karena Allah Azza wajalla, dan meninggalkan riya'
46. Senang dengan kebaikan dan sedih dengan keburukan. Kesenangan hati sebab
dapat melakukan ketaatan, sedih ketika kehilangan ketaatan dan menyesal
sebab maksiat.
47. Mengobati setiap dosa dengan taubat nashuha
48. Menyembelih Qurban, dan intinya adalah : Al Hadyu, Al Udhiyah dan
Aqiqah
49. Taat kepada Ulil Amri (penguasa/pemimpin) jika perintahnya sesuai dengan
kaidah syariat Islam; dan mentaati larangannya selama tidak bertentangan
dengan kaidah syariat Islam
50. Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati Jama'ah (meneguhkan
persatuan)
51. Menetapkan keputusan hukum diantara manusia dengan adil
52. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (menyuruh perkara yang sudah diketahui
kebaikannnya dan melarang perkara yang ditentang oleh akal fikiran yang
sehat)
53. Saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan
54. Malu pada Allah
55. Berbakti kepada kedua orang tua
56. Silaturahim
57. Akhlaq atau berbudi pekerti yang baik
58. Berbuat baik kepada budak
59. Hak Tuan yang wajib ditunaikan oleh budaknya atau ketaatan budak kepada
majikannya
60. Menegakkan hak istri dan hak anak-anak
61. Dekat kepada ahli agama, mencintai mereka, menebarkan salam dan berjabat
tangan dengannya
62. Menjawab salam orang muslim
63. Menjenguk orang sakit

9
64. Menyolati jenazah ahlul qiblat (kaum muslimin)
65. Mendoakan orang yang bersin (jika mengucapkan "Alhamdulillah")
66. Menjauhi orang-orang yang mengingkari nikmat Tuhan
67. Memuliakan tetangga
68. Memuliakan tamu
69. Menutupi aib atau cacat orang mukmin
70. Sabar terhadap musibah serta dari segala sesuatu yang dicabut dari jiwa
berupa kelezatan dan kesenangan
71. Zuhud dan pendek angan-angan dalam masalah dunia
72. Cemburu dan tidak membiarkan anak atau istrinya bercampur baur dengan
lelaki lain
73. Berpaling dari omongan yang tidak berguna
74. Dermawan dan murah hati
75. Menyayangi yang muda dan menghormati yang tua
76. Mendamaikan antara dua orang yang bertikai bila dijumpai caranya
77. Seseorang mencintai saudaranya yang muslim sebagaimana dia mencintai
dirinya sendiri, termasuk dalam hal ini adalah : menyingkirkan gangguan di
jalanan, sebagaimana yang di-isyaratkan dalam hadits sebelumnya.

B. Buah-Buah Keimanan

Bila seseorang telah bermarifat sungguh-sungguh kepada Tuhannya


dengan akal dan hati, maka hal itu akan menjadikan seseorang tersebut
memiliki jiwa yang kokoh dan berperilaku baik dan benar.
Berikut ini adalah uraian dari buah keimanan diantaranya : 5
1. Kemerdekaan Jiwa dari Kekuasaan Orang Lain
Keimanan yang sesungguhnya akan memberikan kemantapan
dalam jiwa seseorang bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa memberi
kehidupan, mendatangkan kematian, memberikan ketinggian kedudukan,

5
Sayid Sabiq, Aqidah Islam (Ilmu Tauhid), (Bandung : CV. Diponegoro Bandung,
1996), hlm. 133-140

10
menurunkan dari pangkat yang tinggi , dan hanya Dia sajalah yang dapat
memberikan kemadlaratan atau kemanfaatan kepada seseorang manusia.
ALLAH SWT berfirman :

Artinya : katakanlah saya tidak berkuasa menarik kemanfaatan atau


kemadlaratan untuk diriku sendiri, kecuali yang telah dikehendaki oleh
allah. Andai kata saya dapat mengetahui hal-hal yang ghaib, tentulah
saya dapat memperoleh kebaikan(keuntungan) yang banyak dan saya
tidak akan disentuh oleh bahaya apapun. Saya ini tidak lain kecuali
hanyalah seorang yang menyampaikan berita yang menakutkan serta
menggembirakan kepada kaum mukmin. (QS. Al-araf ayat 188).
Sikap tunduk dan patuh pada kemauan orang lain merupakan sebab
utama yang mengekang manusia sehingga tidak dapat bergerak dengan
bebas dan cepat, juga merupakan penghalang yang terbesar untuk
mencapai kemajuan. Sikap kediktatoran dari orang atau golongan lain
itulah yang menghambat segala macam kemajuan. Dengan penetapan
yang diberikan oleh agama Islam, maka segala macam perhambaan
haruslah dilenyapkan, sedangkan harus diperkembangkan kemerdekaan
setiap orang dari kungkungan dan belenggu para pengekang dan
penghambat yang telah berjalan berabad-abad lamanya.

2. Keimanan dapat Menimbulkan Jiwa Keberanian dan Ingin Terus Maju


Karena Membela Kebenaran
Keberanian akan muncul karena keimanan akan mengajarkan
bahwa yang memiliki kuasa memberikan umur itu tidak ada selain Allah.
Umur itu tidak akan berkurang apabila manusia itu menjadi berani dan

11
terus maju, tetapi juga tidak akan bertambah dengan adanya sikap
pengecut dan licik.
Allah berfirman dalam surat Al-Imran ayat 145:

Artinya: tidaklah seseorang itu akan mati, melainkan dengan izin Allah.
Kematian adalah suatu batas waktu(ajal)nyang sudah ditetapkan.
(QS.Ali Imran 145)

3. Keimanan akan Menimbulkan Keyakinan yang Sesungguh-Sungguhnya


Bahwa Hanya Allah yang Maha Kuasa Memberikan Rizki
Rizki itu tidak dapat dicapai karena ketamakan seseorang dan tidak
dapat pula ditolak oleh keengganan orang yang tidak menyukainya. Allah
Taala berfirman:

Artinya: tidak ada seekor binatang pun dibumi ini, melainkan allah
yang menanggung rizkinya. Dia yang mengetahui kediamannya serta
tempat penyimpanannya. Semua sudah ditetapkan dalam kitab (catatan)
yang nyata. (QS. Hud ayat 6)
Dalam hadist menyebutkan :

12
Dari Abdullah bin Umar bin Ash RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Beruntunglah orang yang masuk Islam dan diberi rezeki yang cukup
serta diberikan sifat qana'ah (kepuasan) atas apa yang Allah berikan
padanya." {Muslim 3-102}

4. Ketenangan atau Thumakninah


Jika hati sudah tenang dan jiwapun tentram , maka manusia itu
pasti akan dapat merasakan kelezatannya beristirahat, juga kenikmatan
keyakinan dalam kalbu. Disamping itu ia akan berani menanggung segala
kesukaran dan kesengsaraan dengan sikap yang berani, ia akan tabah
menghadapi segala marabahaya sekalipun bagaimana besar dan
dahsyatnya. Sementara ia meyakinkan pula bahwa pertolongan Allah
pasti akan diulurkan pada dirinya, karena hanya Dialah yang Maha kuasa
untuk membagi segala pintu yang tertutup dan mendobrak segala jendela
yang terkunci.
Allah Taala berfirman:

Artinya: orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram


karena mengingat (berzikir) kepada Allah. Ingatlah bahwa dengan
mengingat kepada Allah itulah hati menjadi tentram. (QS. Ar-Rad ayat
28)
Suatu hadist dalam Kitab Shahih Bukhari menyebutkan :

13


Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin
Hausyab Ath Tha`ifi telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab
telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas
radliallahu 'anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Ada tiga hal yang jika seseorang melaksanakannya, ia
mendapat kemanisan iman, Allah dan rasul-NYA lebih ia cintai daripada
selain keduanya, ia mencintai seseorang dengan tiada dorongan selain
karena Allah, dan benci kembali kepada kekafiran sebagaimana
kebenciannya untuk dilempar ke neraka." (Bukhari ; No. Hadist: 6428)

5. Keimanan itu dapat mengangkat seseorang dari kekuatan maknawiah


kemudian menghubungkannya dengan sifat dari dzat yang maha tinggi
yakni Allah SWT yang merupakan sumber kebaikan dan kebajikan serta
pokok dari segala kesempurnaan
ALLAH SWT berfirman :


Dan barang siapa yang beriman kepada ALLAH, niscaya Dia akan
memberi petunjuk dalam hatinya. (QS At-Taghabun [64]: 11)
Petunjuk dan hidayah ALLAH adalah sempurna, dalam segala
kondisi dan urusan, hidayah yang tak teriringi oleh kesesatan. Amal
shalih dengan cabang dan rantingnya selalu dihubungkan dengan
keimanan karena memang keimanan itulah yang merupakan pokok
pangkal yang akan memunculkan amal perbuatan yang baik.

6. Kehidupan yang baik, adil dan makmur aka dipercepat oleh Allah
pelaksanaannya untuk seluruh kaum mukminin selagi mereka ada
didunia ini sebelum mereka menginjak alam akhirat nanti

14
Kehidupan sebagaimana di atas itu dapat digambarkan dalam beberapa
hal berikut:
a. Kekuasaan yang dikaruniakan Allah pada orang yang beriman itu,
sehingga dapat memerintah dengan baik diatas permukaan bumi ini
b. Diberinya petunjuk yang baik dalam kepemimpinannya atas seluruh
umat manusia
c. Dimenangkannya dalam melawan semua musuh yang hendak
menghalang-halangiperkembangan masyarakat, baik dibidang
keduniaan atau keagamaan.
d. Dilindungi dari serangan mendadak yang dilancarkan oleh musuh,
sehingga tidak mungkin dapat dihancurkan dengan tiba-tiba
e. Selalu diberi bimbingan, sekiranya ia salah dan tergelincir dalam
suatu persoalan.
f. Yang lebih dari itu semua ialah bahwa ia akan dikaruniai kenikmatan
benda (materi) yang berlimpah ruah banyaknya, sehingga inilah yang
dapat digunakan untuk menempuh perjalanan hidupnya untuk
menuju ke akhirat dengan mudah dan gampang sekali.

Buah dari keimanan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu buah yang


tak tampa dan buah yang tampak. Buah yang tak tampak yaitu buah yang
ada dalam hati, hati seseorang menjadi lembut dan halus karena efek dari
adanya keimanan dalam hatinya. Sedangkan buah yang tampak yaitu
merupakan perwujudan perilaku yang baik untuk diri sendiri dan kepada
orang lain yang merupakan hasil dari adanya cabang-cabang iman.
Semua perbuatan itu dilakukan untuk mendapatkan ridho dan rahmat dari
Allah Azza wajalla.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sebuah hadis menyebutkan bahwa cabang iman ada tujuh puluh sekian
(bidhun wa sabuna) cabang. Rasul tidak menjelaskan secara keseluruhan
mengenai jumlah cabang iman. Rasul menjelaskan bahwa cabang-cabang (iman)
yang paling utama ialah tauhid. Karena itu, para ulama berijtihad mengenai
jumlah bilangannya. Para ahli hadist membenarkan cabang iman sebanyak 77.
Ketujuh puluh tujuh cabang iman tersebut berisikan pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh setiap orang yang mengaku beriman.
Apabila 77 pekerjaan tersebut dilakukan seluruhnya, maka sempurnalah
iman seseorang. Namun, apabila ada yang ditinggalkan maka berkurang kimanan
seseorang. Selain iman memiliki enam sendi atau rukun iman, ternyata 77 cabang
iman tersebut harus kita ketahui dan kita amalkan. Ajaran tentang keimanan akan
membimbing manusia sebagai makhluk yang dapat berfikir dan memiliki
keyakinan. Ajaran tentang peribadatan dapat membimbing tingkah laku dan nafsu
manusia. Ajaran tentang akhlak akan membimbing manusia sebagai makhluk
yang memiliki budi pekerti.
Keimanan merupakan karunia yang sangat besar dan tidak ternilai. Buah
dari iman meliputi kecintaan Allah kepada manusia dan keridhaan dari Allah.
Manusia yang beriman akan memiliki keteguhan hati, ketenangan hati dan rasa
aman. Selain itu manusia yang beriman mendapatkan keselamatan dari Allah dan
setanpun tidak dapat menguasai manusia. Bahkan malaikatpun memintakan
ampunan dari Allah untuk mereka yang teguh dalam beriman kepada Allah
Subhanahu wata'ala.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani, Muhammad Nashruddin. 2009. Ebook Mukhtasan Shahih Muslim.


Kampungsunnah.org.

K. H. Drs. Achmad Masduqi Machfudh. 1996. 77 Cabang Iman (Disadur dari


Kitab Qomi Al Tugyan). Malang : Rewrite; Ahmed M. Machfudh.

Khalid, Abdul Rahman Abdul. 1996. Garis Pemisah Antara Iman dan Kufur.
Jakarta : Bumi Aksara.

M. Hasbi Ash Shiddieqy. 1995. Al-Islam (Jilid II). Jakarta : Bulan Bintang.

Sabiq, Sayid. 1996. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid). Bandung : CV. Diponegoro
Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai