Anda di halaman 1dari 4

dr. Adika Mianoki, Sp.S.

 16 Agustus 2011 24 Comments

Waspadailah Penghapus Pahala Sedekah

Di antara amal kebaikan yang banyak dilakukan kaum muslimin di bulan Ramadhan adalah memberi
sedekah. Tidak diragukan lagi bahwa bersedekah di bulan mulia ini memiliki nilai lebih tersendiri. Namun
perlu diwaspadai, jangan sampai pahala sedekah yang melimpah menjadi terhapus sia-sia.

Pembaca yang budiman, Allah ta’ala mengingatkan kita dalam firman-Nya :

َ ‫اس َوالَ يُْؤ ِمنُ بِاهّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ َمثَلُهُ َك َمثَ ِل‬
ٍ ‫ص ْف َو‬
ٌ‫ان َعلَ ْي ِه تُ َراب‬ ِ َّ‫ق َمالَهُ ِرَئاء الن‬ ُ ِ‫ص َدقَاتِ ُكم بِ ْال َمنِّ َواأل َذى كَالَّ ِذي يُنف‬ ْ ُ‫وا الَ تُب ِْطل‬
َ ‫وا‬ ْ ُ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
َ‫ُوا َوهّللا ُ الَ يَ ْه ِدي ْالقَوْ َم ْالكَافِ ِرين‬
ْ ‫َي ٍء ِّم َّما َك َسب‬
ْ ‫ص ْلداً الَّ يَ ْق ِدرُونَ َعلَى ش‬ َ ‫فََأ‬
َ ُ‫صابَهُ َوابِ ٌل فَتَ َر َكه‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-
nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir . “ (Al Baqarah:264)

*Tiga Perbuatan Penghapus Pahala Sedekah*

Dalam ayat diatas, Allah menjelaskan ada tiga perbuatan yang dapat menghapus pahala sedekah :

*Pertama.

ْ
*Menyebut-nyebut pemberian sedekah. ( ِ ِّ‫)ال َمن‬ al mann* : maksudnya adalah menyebut-nyebut
pemberian sedekah dihadapan orang yang diberi sedekah untuk menunjukkan kelebihan dirinya
dibanding orang yang diberi sedekah tersebut.
Seperti misalnya si A memberikan sedekah kepada si B. Dia selalu menyebut-nyebut sedekah
ْ
pemberiannya tersebut di hadapan si B. Seperti ini adalah termasuk perbuatan ( ِ ِّ‫)ال َمن‬ al mann yang
tercela seperti tersebut dalam ayat diatas. Perbuatan ini mencakup seluruh bentuk sedekah, baik itu
sedekah terhadap teman, tetangga, kerabat, maupun istri dan anak-anaknya.

Rosulullooh shollalloohu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

 ‫قال‬ . ‫ قال فقرأها رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ثالث مرار‬، ‫ ولهم عذاب أليم‬، ‫ وال يزكيهم‬، ‫ وال ينظر إليهم‬، ‫ثالثة ال يكلمهم هللا يوم القيامة‬
‫المسبل والمنان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب‬ : ‫من هم يا رسول هللا ؟ قال‬ . ‫خابوا وخسروا‬ : ‫أبو ذر‬

“Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak
akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang sangat pedih. Rosulullooh mengulang sebanyak tiga kali.
Lalu Abu Dzar bertanya : Siapa mereka wahai Rosulullooh ? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang
menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki, al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah
pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu” *(H.R. Muslim: 106)*

*Kedua.

*Menyakiti orang yang diberi sedekah. (َ‫ َواأل َذى‬ ) al adzaa*: secara bahasa maknanya adalah setiap
perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain, baik dalam hal agamanya, kehormatannya,
badannya, maupun hartanya. Adapaun (َ‫واأل َذى‬ ) al
َ adzaa yang menghapus pahala sedekah yaitu bersikap
sombong terhadap orang yang diberi sedekah dan menyakitinya dengan kalimat yang menyakitkannya,
atau dengan sesuatu yang mencela kehormatannya dan merendahkan kemuliaan dan kedudukan orang
tersebut.

*Ketiga.

*Perbuatan riya’. ( ‫الرياء‬ ) ar riyaa’* : yakni perbuatan seorang hamba menampakkan amalnya kepada
manusia karena ingin mendapat pujian. Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan
menghapus pahala sedekah tersebut. Bahkan perbuatan riya’ tidak hanya dalam masalah sedekah saja.
Riya’ dapat terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala amal tersebut.

*[Lihat Nidaa-atu ar Rahman li Ahlil iman 21-22, Syaikh Abu Bakr Al Jazaairy]*


*Imam Ibnu Katsir menjelaskan* :

“Dalam firman-Nya (‫ص َدقَاتِ ُكم بِ ْال َمنِّ َواأل َذى‬ ْ ُ‫الَ تُب ِْطل‬ ) (janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
َ ‫وا‬
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)) Allah menerangkan bahwa pahala
sedekah itu dapat hilang disebabkan karena menyebut-nyebut sedekah dan juga dengan tindakan
menyakiti orang yang diberi sedekah.. Dosa menyebut-nyebut dan menyakiti itu menyebabkan
hilangnya pahala sedekah. Kemudian Allah berfirman ( ‫اس‬ ُ ِ‫كَالَّ ِذي يُنف‬ ), seperti orang yang
ِ َّ‫ق َمالَهُ ِرَئاء الن‬
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia). Maksudnya, janganlah kalian membatalkan pahala
sedekah kalian dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti orang yang diberi sedekah,
sebagaimana tidak bernilainya sedekah orang yang riya’ karena manusia. Orang yang riya’ adalah yang
menampakkan dihadapan orang lain bahwa dia ikhlas dalam beramal, padahal maksud sebenarnya
adalah agar dia dipuji oleh orang lain. atau agar terkenal dengan sifat-sifat terpuji sehingga banyak
orang yang mengaguminya, atau beramal agar disebut sebagai orang dermawan, atau maksud-maksud
duniawi lainnya. Pelaku riya’ tidak memiliki perhatian untuk taat kepada Allah, mencari ridho-Nya dan
mengharap pahala-Nya. Oleh karena itu, Allah berfirman ( ‫اآلخ ِر‬ ِ ‫ َوالَ يُْؤ ِمنُ بِاهّلل ِ َو ْاليَوْ ِم‬ ) (dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari kemudian).”

*[Lihat Tafsir al Quran al ‘Adzhim surat al Baqarah ayat 264, al Imam Ibnu Katsir]*

Waspadailah saudaraku, ketiga perbuatan tersebut dapat merusak pahala sedekah yang kita lakukan.

Faedah Ayat2

Firman Allah dalam surat al Baqarah 264 di atas mengandung beberapa faedah :

Amal keburukan akan menghapus amal kebaikan.

Dalam ayat tersebut terkandung perintah untuk tetap menjaga amalan-amalan yang sirr (tersembunyi)
agar tidak diketahui orang lain.

Menyebut-nyebut pemberian sedekah, menyakiti orang yang diberi sedekah, dan perbuatan riya’ dapat
menghapus pahala sedekah
Terhapusnya pahala sedekah karena perbuatan menyebut-nyebut pemberian sedekah dan menyakiti
orang yang diberi sedekah, sama seperti hapusnya pahala sedekah karena riya’

Ketiga sifat di atas termasuk tanda kekufuran.

Semoga Allooh Subhaanahu wa Ta’ala senantiasa memudahkan kita untuk ikhlas dalam setiap amal yang
kita lakukan. Wa shollalloohu ‘alaa Nabiyyina Muhammad.

* Faedah dari kajian kitab Nidaa-atu ar Rahman li Ahlil iman bersama Ustadz Zaid


Susanto,Lc hafizhahullah, ba’da shubuh 14 Ramadhan 1432 H di Ma’had Jamilurrahman, Bantul,
Yogyakarta.

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/6729-waspadailah-penghapus-pahala-sedekah.html

Anda mungkin juga menyukai