Anda di halaman 1dari 11

BAB 7

MENGHINDARI
AKHLAK TERCELA
(ISRAF,TABDZIR, BAKHIL)
A. ISRAF
1. Pengertian Israf
Berlebih-lebihan, dalam Bahasa Arab disebut dengan kata “Asrafa – Yusrifu –
Israafan” yang berarti bersuka ria sampai melewati batas. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, melampaui batas (berlebihan) diartikan; “melakukan tindakan di luar wewenang yang
telah ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah melampaui batas
(berlebihan) dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran
atau kepatutan.

2. Dasar Larangan Israf


‫ٰي َبِنْٓي ٰا َد َم ُخ ُذ ْو ا ِز ْيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو ُك ُلْو ا َو اْش َر ُبْو ا َو اَل ُتْس ِر ُفْو ۚا ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِر ِفْيَن‬.
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31)
Sikap dan perilaku berlebihan merupakan salah satu penyakit ruhani yang sangat merugikan diri
manusia itu sendiri. Sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul, di dalamnya pasti ada
madharatnya bagi manusia. Oleh karena itu Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak
berlebih-lebihan.
3. Contoh Perilaku Israf

a. Isrāf dalam makan dan minum


b. Isrāf dalam berpakaian
c. Isrāf dalam penggunaan air
d. Isrāf dalam penggunaan listrik
e. Israf dalam penggunaan alat komunikasi, misalnya mengobrol dengan ponsel
berlama-lama, main game online
f. Isrāf dalam ibadah, misalnya melaksanakan salat lail semalam suntuk sehingga
ketiduran dan tidak melaksanakan salat subuh.
g. Berlebih-lebihan dalam segala perbuatan mubah sehingga mengalahkan yang
sunnah dan yang wajib
4. Dampak Sikap Israf

Perilaku isrāf merupakan salah satu perwujudan dari sikap ingkar terhadap nikmat Allah.
Betapa tidak, Allah memberikan rezeki yang berupa harta, usia, kesempatan, dll. Agar
dipergunakan sesuai dengan manfaatnya dan dalam takaran yang wajar. Apabila melampaui
manfaatnya dan takaran yang wajar, maka akan memunculkan ketidakseimbangan pada individu
yang bersangkutan maupun lingkungan.
Perilaku isrāf juga dapat memunculkan kecemburuan sosial yang dapat memicu kerawanan
sosial. Kecemburuan sosial ini, apabila tidak segera diatasi maka akan memunculkan kerawanan
sosial yang berupa disintegrasi sosial yang ditandai dengan renggangnya hubungan antar
anggota masyarakat. Dalam kasus yang lain, Isrāf dapat menimbulkan perilaku rakus. Dari
perilaku rakus ini akan memicu perilaku buruk lainnya, yaitu menghalalkan segala cara untuk
memenuhi kerakusannya itu.
5.Upaya Menghindari Sikap Israf

Islam mengajarkan sifat kebersahajaan (iffah), setiap muslim dilarang


mengikuti ajakan nafsu atau panggilan syahwat. Nafsu harus dikendalikan, sederhanalah
dan tundukkan nafsu dengan akal sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan oleh
tidak mampunya seseorang dalam mengendalikan nafsunya. Kehidupan setiap muslim
tidak terlepas dari interaksi dengan sesama. Islam mengajarkan sikap sepadan
(musawah). Ajaran ini memiliki tujuan untuk menciptakan rasa kesejajaran, persamaan
dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.
Sesungguhnya sikap bersahaja dan sepadan akan dapat mengendalikan setiap muslim
dari sikap melampaui batas (Isrāf). Firman Allah:

‫َو اَّلِذ ْي َن ِاَذ ٓا َاْن َف ُقْو ا َلْم ُيْس ِر ُفْو ا َو َلْم َي ْقُتُرْو ا َو َك اَن َب ْي َن ٰذ ِلَك َق َو اًما‬
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian” (QS. Al-Furqan [25]: 67)
B.TABZIR
1.Pengerrtian Tabzir
Istilah tabżīr berasalah dari bahasa Arab dalam tafsir Departemen Agama diartikan sebagai
suatu perbuatan menghambur-hamburkan harta”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tabẓīr
diartikan, “berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan dalam pemakaian uang ataupun barang”.
Secara istilah, boros adalah perbuatan yang dilakukan dengan cara menghambur-hamburkan uang
ataupun barang dengan tujuan untuk memenuhi kesenangan. Tabẓīr juga bisa diartikan sebagai
menggunakan harta untuk sesuatu yang tidak benar. Sebagian ulama memahami tabẓīr (pemborosan)
sebagai sesuatu pengeluaran yang bukan haq.
2.Larangan Dasar Tabir
Allah menjelaskan bahwa orang yang boros itu saudara setan. sebagaimana firman-Nya:
‫َو َء اِت َذ ا ٱْلُقْر َب ٰى َح َّقُهۥ َو ٱْلِم ْس ِك يَن َو ٱْب َن ٱلَّس ِبيِل َو اَل ُتَب ِّذ ْر َت ْب ِذ يًر اِإَّن ٱْلُم َب ِّذ يَن َك اُنٓو ۟ا‬
‫ِر‬
‫ِإْخ َٰو َن ٱلَّش َٰي ِط يِن ۖ َو َك اَن ٱلَّش ْي َٰط ُن ِلَر ِّب ِه ۦ َك ُفوًر ا‬
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah saudara-saudara setan
dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra’ [17]: 26-27)
3.Contoh Perbuatan Tabzir (uang, barang dan jasa) untuk keperluan yang tidak haq atau perbuatan
Setiap pengeluaran
tmaksiat, maka itu termasuk kepada perbuatan tabẓīr, misalnya:

a. Memberi sumbangan untuk kegiatan hura-hura dan kemaksiatan, misalnya untuk acara pesta minum-
minuman keras.
b. Mengkonsumsi makanan yang tidak ada manfaatnya dan justru membahayakan

c. Membeli sesuatu yang tidak diambil manfaatnya.


d. Kumpul-kumpul yang tidak jelas tujuannya. Ini termasuk tabẓīr dalam soal waktu atau kesempatan.

e. . Segala sesuatu pembelanjaan yang tidak memperhitungkan tujuan dan kemanfaatan dan hanya
menuruti kesenangan.
4.Bahaya Sikap Tabzir
Orang yang memilik perilaku tabẓīr, di mata Allah merupakan saudaranya
setan. Dengan demikian maka akan sulit membedakan perbuatan yang benar dan yang salah
menurut Agama. Baginya, sesuatu yang baik adalah yang dapat menyenangkan hatinya,
walaupun bertentangan dengan norma sosial, hukum, dan agama. Dia akan menghalalkan
segala cara,
C. BAKHIL
1.Pengerrtian Bakhil
Bakhīl/kikir ialah menahan harta yang seharusnya dikeluarkan. Ketika orang
memiliki uang, makanan, dan minuman yang mestinya bisa diberikan kepada yang
membutuhkan, kemudian enggan untuk memberikannya, maka ia adalah bakhīl. Bakhīl
adalah sifat tercela karena sifat ini terlahir dari godaan setan. Bakhīl dijadikan oleh setan
sebagai jalan untuk menuju ke neraka. Banyak contoh tentang kehancuran orang-orang yang
bakhīl. Salah satunya adalah Qarun.
2.Dasar Larangan Bakhil
Harta yang dimiliki manusia adalah karunia dari Allah Swt. Sebagai ungkapan
rasa syukur kepada-Nya maka kita harus mengeluarkan sebagian dari karunia tersebut untuk
orang lain. Apabila menahannya berarti kebakhilan telah menghinggapinya.

‫ࣖ ۗ َو اَل َي ْح َس َب َّن اَّلِذ ْي َن َي ْب َخ ُلْو َن ِبَم ٓا ٰا ٰت ىُهُم ُهّٰللا ِم ْن َف ْض ِلٖه ُه َو َخ ْيًر ا َّلُهْم‬
Artinya: Sekali-kali janganlah orang yang bakhīl dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhīlan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhīlan itu
adalah buruk bagi mereka. (QS. Ali Imran [3]: 180)
3.Bahaya Perilaku Bakhil
a. Harta yang ditahan karena kebakhilan akan dikalungkan di lehernya di hari
kiamat, (QS. Ali Imran [3]: 180).
b. Mengikuti jejak setan Orang yang bakhil, sebenarnya telah mengikuti petunjuk
setan, karena mereka mengira, bahwa dengan kebakhilannya itu akan dapat
menyelamatkan hartanya. (QS Al-Baqarah [2]: 268)
c. Terhalang masuk surga
d. Rezeki menjadi sempit Orang yang mempunyai tabiat kikir/bakhīl mengira,
bahwa dengan kebakhilannya itu dia akan menjadi kaya, padahal yang terjadi
sesungguhnya adalah dia telah disempitkan hidupnya
e. Menimbulkan malapetaka Perilaku bakhīl akan menimbulkan malapetaka yang
besar terhadap kemanusiaan. Perilaku ini bisa menimbulkan rasa dengki dan iri
hati dalam jiwa orang-orang fakir dan miskin terhadap orang kaya yang bakhīl.

4.Menghindari Perilaku Bakhil


a. Menanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu itu milik Allah
b. Memperbanyak rasa syukur
c. Melakukan kegiatan sosial dengan memperbanyak infak dan sedekah
d. Memohon perlindungan Allah dari sifat bakhīl /kikir
TERIMAKASIH

1. ANGGUN HARAHAP
2. NAZWA AZZZAHRA
3. SAKIA SAHARA RAMADANI
4. HEDIANA FAUZIAH
5. RAKHA BHAGASKARA
6. AHSANUL ZEAL
7. NAZZARUL FIQRI HUSAYNI

Anda mungkin juga menyukai