Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbuatan tercela adalah perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah. Siapa yang melakukan
perbuatan tercela berarti mereka telah menganiaya diri mereka sendiri.Manusia perlu
memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam perjalanan itu kehidupan
manusia mengalami banyak perubahan. Kemajuan peradaban menimbulkan pergeseran
banyak perilaku yang mempengaruhi perangai perorangan maupun kelompok.
Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan
rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras
kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat
sesuatu dan sebagainya.
Maka dari itu makalah ini kami susun dengan harapan setiap pembaca menyadari sikap
mereka masing-masing, mengetahui dampak dari setiap perilakunya sehingga dapat merubah
diri mereka menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud perilaku tercela?


2. Apa saja perilaku yang tergolong ke dalam perilaku tercela?
3. Bagaimana cara menghindari perilaku tercela?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perilaku tercela


2. Untuk mengetahui perilaku yang tergolong ke dalam perilaku tercela
3. Untuk mengetahui cara menghindari perilaku tercela
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Tercela

Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau perangai. Sedangkan
akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengenai perbuatan
yang baik serta buruk, mengatur prilaku manusia, serta mampu menentukan perbuatan akhir.
Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri seseorang yang berasal dari prilaku serta
perbuatan. Nah, jika perilaku yang ditunjukan buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa
dikatakan akhlak buruk. Sedangkan jika yang ditampilkan baik, maka otomatis akhlak
tersebut baik.

Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang dilakukan jauh
dari apa yang dilarang agama. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk selalu
bersikap baik terutama menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita lakukan. Dengan
berlandaskan agama maka sifat tercela ini sebenarnya bisa dicegah karena ancaman serta
sangsi yang akan didapatkan dalam waktu cepat maupun dikehidupan selanjutnya. Akhlak
tercela ini merupakan cerminan bahwa seseorang tersebut mempunyai prilaku yang kurang
baik, hal tersebut bisa saja disebabkan karena kita mulai jauh pada aturan – aturan agama.

B. Macam-Macam Perilaku Tercela


 Israf
a) Pengertian Israf
Israf berasal dari bahasa arab yang artinya melampaui batas. Orang yang berbuat isrof
disebut musrif. Bentuk jamaknya adalah musrifin atau musrifun. Yang dimaksud dengan israf
di sini ialah mempergunakan sesuatu yang melewati batas-batas yang patut menurut ajaran
Allah SWT Israf termasuk perbuatan tercela, yang mendatangkan kerugian dan tidak
disenangi oleh Allah.
b) Dalil perilaku Israf
1) AL-AN’AM ayat 141
Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di had
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
2) AL-A’RAF ayat 31
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534],
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al-A’raf : 31)

c) Contoh Perbuatan Israf

Israf dan pemurah merupakan dua hal yang berbeda, sebab perbuatan israf ini termasuk
dalam kategori pengingkaran nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Menyadur Buku
Pegangan Guru Akidah Akhlak karangan Marliah, berikut adalah bentuk-bentuk perilaku
israf yang perlu dihindari:

Israf dalam Berbicara

Israf dalam berbicara berarti


berlebihan dalam berkata. Di
samping itu, israf dalam bentuk ini
akan membawa dampak yang
buruk bagi kehidupan. Misalnya
membuat lawan bicara menjadi
bosan bahkan akan memunculkan
sikap benci kepadanya. Terlebih lagi jika yang dibicarakan aib orang lain atau kabar
yang belum tentu benar.

Israf dalam Perbuatan

Israf dalam perbuatan berarti


terlalu berperilaku berlebihan
dan tak jarang sangat tidak
disukai oleh orang yang melihatnya. Adapun salah satu contoh israf dalam perbuatan
adalah overreacting.
Overreacting merupakan perilaku yang menunjukkan pada sikap berlebih-lebihan saat
melakukan sesuatu hingga terkesan di buat-buat. Misalnya berlebihan dalam
berpakaian, saat mengendarai mobil baru, dan berlebihan dalam perbuatan lainnya.

Israf dalam Menuntut Hak

Israf terkadang muncul dalam


suatu tindakan yang bersifat
aksi. Contohnya adalah saat
seseorang merasa disakiti oleh
orang lain. Saat itu, terkadang
mereka yang merasa disakiti
akan berusaha membalasnya
dengan kadar yang berlebihan. Hal itu tentu tidak dapat dibenarkan dalam Islam dan
termasuk perbuatan yang sangat dibenci Allah SWT.

Israf dalam Makan dan Minum

Dalam Islam, setiap umat Muslim


dilarang berlebih-lebihan dalam
makan dan minum. Selain dibenci
Allah, perilaku ini dapat
menimbulkan dampak negatif bagi
tubuh seperti munculnya penyakit
tertentu.

Misalnya berlebihan dalam makan makanan yang berlemak dan berkalori tinggi yang
dapat menyebabkan obesitas, atau mengonsumsi makanan yang mengandung gula
secara berlebihan hingga menyebabkan diabetes dan beberapa penyakit lainnya.

Berlebihan dalam Urusan Duniawi

Berlebihan dalam hal ini tentu sangat


tidak baik, karena harta yang
dikumpulkan nantinya akan dimintai
pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Selain itu, perbuatan ini juga tidak akan
mendatangkan sebuah kebaikan bagi pelakunya, dan tidak akan membuahkan hasil yang baik
dalam segala urusan, terlebih lagi dalam urusan agama

2. Tabzir
Tabzir atau yang biasa disebut dengan mubazir merupakan perbuatan boros yang harus
dihindari oleh umat Islam. Boros dalam hal ini merujuk pada harta yang dibelanjakan untuk
hal batil. Apabila harta dibelanjakan untuk kebenaran atau bersedekah, maka tidak termasuk
ke dalam tabzir.

Melansir dari buku Dari Mana Masuknya Setan karangan Abdul Hamid Al Bilali, arti
tabzir adalah perbuatan boros atau sesuatu yang dinafkahkan di luar kebenaran. Dalam surat
Al-Isra ayat 27, Allah SWT menjelaskan bahwa tabzir merupakan salah satu sifat setan.

‫ِإ َّن ْٱل ُمبَ ِّذ ِرينَ َكانُ ٓو ۟ا ِإ ْخ ٰ َونَ ٱل َّش ٰيَ ِطي ِن ۖ َو َكانَ ٱل َّش ْي ٰطَنُ لِ َربِِّۦه َكفُورًا‬

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan


syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Seseorang yang mempunyai sifat boros tentu akan mengalami kerugian, baik di dunia
maupun di akhirat. Kerugiannya di dunia adalah hartanya akan habis dengan sia-sia dan di
akhirat nanti akan mendapat balasan dari Allah SWT karena telah berbuat ingkar.

Penting untuk mengetahui jenis-jenis tabzir agar seseorang dapat menghindari sifat
tersebut. Berikut jenis-jenis tabzir yang disadur dari buku Dari Mana Masuknya Setan
karangan Abdul Hamid Al Bilali.

Tabzir merupakan penggunaan harta yang tidak


pada haknya atau membelanjakannya untuk hal
batil.

‫ت َذا ْٱلقُرْ بَ ٰى َحقَّهۥُ َو ْٱل ِم ْس ِكينَ َوٱ ْبنَ ٱل َّسبِي ِل َواَل تُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذيرًا‬
ِ ‫َو َءا‬

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-


keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” ( Al-Isra ayat 26)
“Ada dua nikmat yang kebanyakan
orang tertipu olehnya yaitu: nikmat sehat
dan waktu luang.” (HR. Imam al-
Bukhari)

Berdasarkan hadits di atas, waktu luang


yang tidak dimanfaatkan untuk
melakukan perbuatan terpuji termasuk ke
dalam perbuatan tabzir.

Merujuk buku Kumpulan Teori Pemikiran Ekonomi Syariah (Pra Kenabian, Kenabian,
Pasca Kenabian dan Era Kontemporer), perbuatan tabzir dapat dihindari dengan cara
sebagai berikut.

 Bersyukur atas nikmat Allah SWT Bersyukur merupakan salah satu bentuk terima
kasih seorang hamba atas harta, waktu, dan kesehatan yang telah diberikan Allah.
Dengan bersyukur, seseorang tidak akan menghambur-hamburkan nikmat yang
didapat.
 Sedekah Seseorang yang menggunakan hartanya untuk bersedekah akan
mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah SWT. Sedekah merupakan cara terbaik
untuk membelanjakan harta yang dimiliki.
 Tidak berlebihan Perilaku konsumtif yang berlebihan merupakan ciri perbuatan
tabzir. Karenanya, hal tersebut perlu dihindari dengan membelanjakan harta untuk
sesuatu yang berguna.

3. Bakhil

Bakhil/kikir ialah menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani dalam
kitab At-Ta’rifat mendefinisikan bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni mena- han
memberikan sesuatu pada diri dan orang lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan
atau dicegah, misalnya uang, makanan, minuman, dan lain-lain. Ketika orang memiliki uang,
makanan, dan minuman yang mestinya bisa diberikan kepada yang membutuhkan, kemudian
enggan untuk memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir Al-Maraghi Jilid
IV, Musthafa al Maraghi menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan
mengeluarkan harta di jalan Allah.

Adapun dampak negatif yang akan ditimbulkan dari sikap tersebut diantaranya:

1. Sulit mendapatkan kebahagiaan dalam seluruh aspek hidup;


2. Akan merasakan kehinaan di hadapan orang lain, seolah2 harta yg
menentukan harga dirinya;
3. Tersiksa jiwa, karena selalu memikirkan bagaimana cara agar hartanya
bertambah;
4. Harta yg ada menjadi tidak bermanfaat karena hanya ditumpuk;
5. Pada hari kiamat, harta yg ditumpuk akan dikalungkan di lehernya sebagai
balasan atas kebakhilannya;
6. Harta yg ditumpuk sama sekali tidak bermanfaat di hadapan Allah, melainkan
hanyalah mendatangkan kerugian baginya.

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Perilaku tercela bisa terdapat pada diri siapapun sehingga sangat dibutuhkan iman dan taqwa
yang kuat untuk bisa menghindarinya

B. SARAN
1. Sebaiknya jangan selalu mengikuti peradaban modern sekarang yang akan membuatmu
lebih cenderung kepada trend didunia daripada mengikuti perintah-Nya
2. Tingkatkan keimanan kepada-Nya sehingga syetan sulit untuk membisikkan sesuatu
yang negative pada dirimu
3. Sering-seringlah berbuat amal kebaikan disamping menambah pahala juga untuk
mendapat RidhaNya

4. Bersosialisasilah dengan baik dengan tetangga, kerabat, keluarga, teman serta orang-
orang yang ada disekitarmu aga terhindar dari fitnah dan gibah

Anda mungkin juga menyukai