Anda di halaman 1dari 10

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : AKHLAK ISLAM


B. Kegiatan Belajar : Akhlak Tercela (KB 3)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


A. Akhlak Madzmumah
Akhlak tercela dapat diartikan sebagi sikap dan perbuatan
yang buruk menurut pandangan agama dan buruk menurut
masyarakat pada umumnya. Sifat yang termasuk akhlak
mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan
akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik,
murtad, takabbur, riya, dengki, bohong, menghasut, kikir,
bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati‘urrahim,
ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor,
mencemari lingkungan, dan merusak alam.
Dari sekian banyak akhlak tercela, sebaiknya seorang guru
harus melakukan observasi terdahu dulu mengenai akhlak
tercela yang paling dominan (reel) yang dilakukan anak-anak
didik, antara lain :
1. Hidup Kotor
Hidup kotor dapat diartikan secara fisik dan secara rohani.
Secara fisik, seseorang dikatakan kotor bila yang
bersangkutan terlihat menjijikkan, bau busuk, lusuh,
Konsep
semraut dan sebagainya. Hidup kotor dapat merugikan
(Beberapa istilah
1 dirinya sendiri maupun orang lain. Rugi bagi dirinya,
dan definisi) di
karena besar kemungkinan ia akan sakit dan dijauhi orang
KB
lain. Rugi bagi orang lain, karena orang lain itu tidak
merasa nyaman atas kehadirannya. Oleh karena itu, jika
kita ingin dianggap sebagai orang yang beriman, maka kita
harus hidup bersih. Nabi Muhammad
bersabda: “Kebersihan itu merupakan bagian dari iman.”
Hidup kotor juga dapat dimaknai rohani. Kejahatan yang
dilakukan dalam hidup merupakan salah satu akhlak
tercela. Akhlak tercela misalnya kejahatan moral.
Kejahatan moral adalah suatu peristiwa yang berkaitan
dengan perilaku manusia yang dianggap tidak sesuai atau
menyimpang dari norma moral yang berlaku. Kejahatan
dalam terminologi al-Qur‘an yang sering disebut syarr,
fasad, su‟. Setiap kejahatan manusia mempunyai akibat
yang kembali kepada dirinya, baik langsung maupun tidak
langsung.
Dari Ibn Umar bin Zubair bin Abdullah diterangkan bahwa
Rasulullah saw telah bersabda: “orang yang mempelopori
melakukan perbuatan yang baik dalam Islam, dia akan
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
akan mendapat pahala dan pahala orang-orang yang
mengerjakannya sesudahnya, tanpa dikurangi sedikitpun
dari pahala oraang-orang yang ikut mengerjakannya. dan
orang yang mempelopori melaksanakan perbuatan yang
buruk, ia akan menanggung dosa-dosa dan dosa orang
yang ikut mengerjakannya sesudahnya, tanpa dikurangi
sedikitpun dari dosa-dosa orang ikut mengerjakannya”.
(Hadis Riwayat Muslim).
Hidup kotor ini dapat dijadikan sebagai kebiasaan yang
harus dihindari, seperti halnya akhlak terpuji menjadi
budaya anak didik nantinya. Jadi, suatu perbuatan itu
dilakukan atau ditinggalkan atas dasar nurani dan kontrol
sosial.
Di antara akhlak yang tidak terpuji dapat kita temukan bagi
seseorang yang tidak pernah berterima kasih dan
bersyukur. Dalam al-Quran, Allah telah melukiskan orang
yang tidak pernah berterima kasih, yakni: Dialah yang
memungkinkan kamu menjelajahi daratan dan lautan,
sampai bila kamu di dalam kapal dan berlayar dengan
tiupan angin yang baik, dan bergembira karenanya, tiba-
tiba datang angin keras dan gelombang pun datng dari
segenap,penjuru, dan mereka mengira sudah terkepung,
ketika itu mereka berdo’a kepada Allah dengan tulus ikhlas
sebagai pengabdian kepada-Nya sambil berkata, “ kalau
Engkau selamatkan kami dari bencana ini, niscaya kami
akan sangat berterima kasih. Tetapi ketika mereka
diselamtkan-Nya, tiba-tiba mereka melanggar peraturan di
bumi tanpa alasan yang benar. Hai manusia!
Pelanggaranmu akan menimpa dirimu sendiri, suatu
kesenangan hidup di dunia. Kemudian kepada Kami kamu
kembali, dan saat itu Kami berithukan kepadamu apa yang
telah kamu lakukan. (QS Yunus: 22-23)

2. Suka Berbohong
Dalam bahasa Arab bohong disebut kidzb ( ‫)كذب‬
.Kebalikannya jujur yang dalam bahasa Arab disebut shidq
( ‫)صدق‬. Orang yang berbohong disebut kâdzib ( ‫)كاذب‬,
sedangkan orang yang selalu atau senantiasa berbohong
disebut kadzdzâb ( ‫)كذ اب‬. Berbohong artinya mengatakan
sesuatu yang tidak sama dengan apa yang ada dalam
hatinya. Berbohong merupakan perbuatan yang dapat
merusak kejiwaan seseorang. Berbohong, berarti
memupuk pertentangan dan konflik dalam hati dan nurani
seseorang.

3. Pasif
Pasif dapat diartikan sebagai malas, tidak giat, tidak punya
keinginan maju, baik dalam belajar maupun bekerja.
Termasuk juga dalam sifat pasif ini adalah orang-orang
yang tidak memiliki kepedulian terhadap dirinya sendiri,
orang lain dan lingkungannya.
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
Lawan dari pasif adalah aktif. Aktif artinya rajin, punya
keinginan untuk maju dan berlomba dengan temannya.
Salah satu contoh murid yang aktif adalah ditandai dengan
banyak membaca, sering bertanya kepada guru, tidak
malu-malu dalam kelas, membimbing temannya di kelas,
kemudian melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
ditugaskan oleh guru secara tepat.
Untuk menjadikan siswa aktif dalam kelas, seorang guru
pun harus menggunakan pendekatan belajar aktif (active
learning) dalam proses pembelajaran di kelas. Jika tidak
demikian, sulit dibayang akan munculnya siswa yang aktif
dan kreatif. Pembelajaran yang aktif adalah proses
pembelajaran di mana siswa lebih banyak terlibat secara
langsung dan dalam suasana pembelajaran yang
menyenangkan.

4. Tidak Menghargai Waktu


Termasuk unsur penting dalam pendidikan nilai adalah
menghargai waku. Pepatah orang Inggris
mengatakan, time is money (waktu adalah uang). Orang
Arab pun punya ungkapan sendiri yang menunjukkan
betapa pentingnya waktu, yaitu: ‫الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك‬
“Waktu itu ibarat pedang. Jika engkau tidak
memotongkannya, maka ia akan memotongmu”. Dalam
tradisi bangsa kita, menghormati waktu ini merupakan
pekerjaan yang cukup berat. Menghormati waktu berarti
bukan kita diam, tetapi justru kita harus bekerja untuk
mengisinya.
Contoh yang sering ditemukan dalam masyarakat adalah,
jika ada rapat atau pertemuan misalnya, maka biasanya
acara pasti ditunda dari waktu yang ditetapkan, karena
undangan banyak yang datang terlambat. Siswa kita tidak
boleh meniru kebiasan yang tidak baik tersebut. Seorang
siswa harus betul-betul memanfaatkan waktu yang ada,
khususnya, untuk kepentingan belajar dan membaca.
Dalam konteks ini, paling tidak, kita bisa melihat dua surat
al-Qur‘an, yaitu yang dimulai dengan ungkapan wal-‘ashr
(demi waktu) dan iqra (bacalah). Menghargai waktu dan
membaca merupakan kegiatan yang penting dalam
kehidupan. Nabi Muhammad sendiri mengajarkan sebuah
do‘a kepada umatnya, yakni mengatakan: Ya Allah
Tuhanku, aku sungguh berlindung kepada-Mu dari
kesusahan dan kesedihan, kelemahan dan malas, dari
penakut dan bakhil, dari lilitan hutang dan penindasan
orang lain. (Hadis Riwayat Bukhari).

Akhlak tercela lain yang berbahaya dan harus dijauhi adalah:


1. Berjudi
a. Larangan Judi
Firman Allah dalam Q.S al-Maidah [5]: 90-91:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu).”
Pada ayat tersebut kata al-maisir artinya mudah, yakni
mengambil harta orang lain dengan mudah tanpa susah
payah, dan secara spesifik hal ini disebut
dengan berjudi. Kata al-maisir juga diambil dari kata al-
yasaraa yang berarti merampas harta temannya.
Ibnu Abbas berkata: al-maisir disebut juga al-
qimaar artinya taruhan atau judi. Sedang menurut Imam
Syaukani: setiap permainan yang tidak lepas dari
merampas harta orang lain atau merugikan orang lain
dinamakan al-maisir atau berjudi. Berdasarkan
keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa berjudi
adalah suatu aktifitas yang direncanakan ataupun tidak
dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk
mendapatkan kesenangan dengan menggunakan
jaminan atau taruhan, sehingga yang menang akan
diuntungkan dan yang kalah akan merasa dirugikan.
Selain memberi hukum terhadap perbuatan judi, para
ulama juga memberi ketentuan sanksi bagi penjudi atau
pelaku perjudian yakni:
1) Tidak diterima persaksiannya.
2) Di had (didera) dan alat perjudiannya dihancurkan.
3) Tidak boleh diberi ucapan salam ketika bertemu
dengannya.
4) Mendapat laknat dari Allah.
5) Secara Syariat boleh diusir dari rumah tinggalnya.
6) Pemain judi diibaratkan sebagai penyembah
berhala karena mereka mementingkan berjudi
ketimbang beribadah.
7) Dihukum menurut hukum syara‘ dan atau negara
yang berlaku.
8) Hak penguasaan hartanya boleh diambil oleh
pejabat yang berwenang untuk mengamankan harta
dan keluarganya.

b. Bahaya Perjudian
1) Masuk dalam lingkaran syaiton yang merugikan
pribadi dan orang lain.
2) Merugikan ekonomi karena ketidak pastian usaha
yang dilakukan.
3) Menimbulkan permusuhan dan kedengkian.
4) Menyebabkan kelalaian terhadap melaksanakan
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
kewajiban.
5) Menutup kepekaan rasa manusiawi.
6) Menjadikan orang malas bekerja.
7) Menjadi penyebab terjadinya perbuatan yang
dilarang agama.
8) Menghancurkan kestabilan, kerukunan, dan
keharmonisan keluarga.
9) Menghilangkan rasa malu dan kasih sayang.

c. Hikmah Menghindari Perjudian


1) Orang akan dapat istiqomah menjalankan tanggung
jawab yang diemban dalam kaitannya dengan Allah
ataupun sesama manusia.
2) Perekonomian keluarga akan dapat distabilkan
dengan berbagai usaha yang nyata- nyata halal dan
menghasilkan rizqi yang barokah.
3) Melatih diri untuk sabar dan tenang dalam
menghadapi berbagai tipuan dunia.
4) Mantap dan khusyu‘ dalam berdzikir dan beribadah
kepada Allah.
5) Menyebabkan orang konsisten menjalankan
kewajiban terhadap diri, orang lain dan
Penciptanya.
6) Menjadikan orang tekun dan bersemangat untuk
terus berusaha sesuai dengan kebenaran yang
diyakini.
7) Meninggalkan perbuatan berjudi menjadi motivasi
untuk mengamalkan agama atau berkarya bagi
nusa dan bangsa.
8) Bangunan kehidupan keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya menjadi kokoh dan mandiri
karena jauh dari persengketaan.
9) Memupuk perasaan malu dan kasih sayang
terhadap sesama manusia.
10) Menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan sebab
meninggalkan perbuatan judi dapat meningkatkan
kepemilikan harta benda dan menjaga diri
seseorang. (Roli A.Rahman, dan M. Khamzah, 2008
: 52-56).

2. Berzina
a. Pengertian
Zina adalah memasukkan alat kelamin laki-laki ke
dalam alat kelamin perempuan (dalam persetubuhan)
yang haram menurut zat perbuatannya, bukan karena
syubhat dan perempuan itu mendatangkan syahwat.
Maksud persetubuhan yang haram menurut zat
perbuatannya dalam pengertian di atas ialah bercampur
dengan perempuan yang bukan istrinya dan bukan pula
budaknya.
Dengan demikian persetubuhan antara suami istri atau
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
antara laki-laki dengan budaknya tidak termasuk zina,
walaupun dilakukan pada waktuwaktu yang haram,
seperti dalam keadaan haid, pada siang hari bulan
puasa atau sedang ihram. Dalam waktu-waktu tersebut
persetubuhan antara suami istri atau antara laki-laki dan
budak perempuan hukumnya adalah haram, tetapi disini
bukan lantaran zat perbuatannya, melainkan karena
sebab lain. Oleh karena itu tidak termasuk kategori zina,
walaupun pelakunya berdosa.
Begitu juga, tidak termasuk kategori zina, persetubuhan
yang terjadi karena syubhat (karena khilaf atau
dipaksa), sebab persetubuhan demikian itu tidak haram.
Adapun yang dimaksud dengan perempuan yang
mendatangkan syahwat adalah manusia yang masih
hidup dan berjenis kelamin perempuan baik yang masih
kecil maupun sudah dewasa. Dengan demikian tidak
termasuk kategori zina persetubuhan dengan mayat
atau dengan binatang, walaupun hukumnya haram.

b. Hukuman Berzina
Rasululloh sangat berhati-hati melaksanakan hukuman
bagi pelaku zina. Beliau tidak menjatuhkan hukuman
sebelum yakin bahwa yang dituduh atau yang mengaku
berzina itu benar- benar berbuat.
Secara garis besar, hukuman zina ada dua macam,
yaitu :
1) Rajam, jenis hukuman mati dengan cara dilempari
batu sampai terhukum meninggal dunia,
2) Dera atau taghrib. Dera yang disebut
dengan jilid adalah jenis hukuman yang berupa
pencambukan terhadap pelaku kejahatan,
sedangkan taghrib ialah jenis hukuman yang berupa
pengasingan ke suatu tempat terasing yang jauh
dari jangkauan. Bentuknya yang sekarang adalah
hukuman penjara.
Menuduh berzina (qadzaf) adalah salah satu kejahatan
yang hukumnya haram, bahkan merupakan salah satu
dosa besar. Penegasan bahwa qadzaf adalah dosa
besar terdapat dalam Al-Qur‘an dan sunnah Rasul.
Firman Allah SWT : Artinya : “Sesungguhnya orang-
orang yang menuduh wanita-wanita baik-baik, yang
lengah (dari perbuatan keji) lagi beriman (berzina),
mereka kena laknat di dunia dan diakhirat, dan bagi
mereka adzab yang besar”(QS An-Nur: 23) Perbuatan
menuduh zina, diancam dengan sangsi hukum berupa
jilid (dera) sebanyak delapan puluh kali jika pelaku
penuduh zina itu merdeka dan setengahnya (empat
puluh kali jika pelakunya budak hamba sahaya).
Hukuman menuduh berzina dapat gugur, jika terjadi tiga
keadaan sebagai berikut: a) penuduh dapat
mengemukakan empat orang saksi bahwa tertuduh
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
betul-betul berzina, b) li‘an, jika tertuduh adalah istri
penuduh. Jika seseorang suami menuduh istrinya
berzina tetapi tidak dapat mengemukakan empat orang
saksi, ia dapat bebas dari had qadzaf dengan jalan
meli‘ankan istrinya, c) tertuduh memaafkan.
AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) merupakan penyakit kelamin yang
menyengsarakan fisik, mental, dan sosial. Secara fisik
biologis seseorang yang terinfeksi oleh virus
HIV (Human Immunoedeficiency Virus) akan kehilangan
sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara
berlahan.
Berikut ini hadist Nabi Muhammad SAW merupakan
peringatan keras bagi orang yang berperilaku
menyimpang dan bahayanya zina. “Apabila perbuatan
zina (prostitusi, pelacuran, pergaulan bebas) sudah
meluas di masyarakat dan dilakukan secara terang-
terangan (dianggap biasa), maka infeksi dan penyakit
yang mematikan yang sebelumnya tidak terdapat pada
zaman nenek moyang akan menyebar diantara
mereka”.

c. Hikmah diharamkannya Zina


Zina merupakan sumber kejahatan dan penyebab
pokok kerusakan dan termasuk dosa besar. Hikmah
diharamkannya zina antara lain :
1) Memelihara dan menjaga keturunan dengan baik.
2) Menjaga dari jatuhnya harga diri dan rusaknya
kehormatan keluarga
3) Menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah
tangga.
4) Timbulnya rasa kasih sayag terhadap anak yang
dilahirkan dari pernikahan yang sah.
5) Terjaganya akhlak Islamiyah yang akan
mengangkat harkat dan martabat manusia
dihadapan sesama dan sang Kholik (Roli A.
Rahman, dan M.10 Khamzah, 2008 : 56-59) .

3. Mabuk-mabukan
Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan
menghilangkan kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam
bahasa Arab, minuman keras ini disebut khamar. Kata
tersebut arti asalnya adalah menutup. Minuman keras
disebut khamar karena ia (dapat) menutupi akal pikiran.
Pemberian nama minuman keras, dibagi menjadi beberapa
golongan sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Jika
bahan dasarnya dari sari buah-buahan seperti: anggur,
nanas, apel d, maka disebut wine. Jika miras itu dibuat dari
sari pati disebut Bir. Bir yang paling banyak
diperdagangkan adalah bir yang dibuat darimalt (barley).
Jenis bir lainnya adalah sake yang dibuat dari beras
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
kuning.
Nama-nama lain seperti rum, wisky, cognac drai Perancis,
gin dari Irlandia, vodka dari Rusia, merupakan miras yang
diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) prodak
fermentasi alkoholik, sehingga kadar alkoholnya tinggi,
hingga bisa mencapai 35-40 %.
Secara tradisional, orang telah mengetahui bahwa nira
aren atau nira kelapa dapat dijadikan miras dengan nama
tuak, dengan cara membiarkan (inkubasi) selama satu hari
atau lebih. Selama inkubasi terjadilah proses fermentasi
nira oleh saccharomycs. Bibit yang digunakan dalam
fermentasi industrial adalah bibit murni.
Sudah menjadi ijma‘ ulama bahwa minuman keras
(khamar) itu hukumnya haram, meminumnya termasuk
salah satu dosa besar. Hal ini didasarkan kepada dalil
nash yang qath‘i (pasti) yaitu ayat Al-Qur‘an, yang
artinya: ”Hai orangorang yang beriman, sesungguhnya
(minuman) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaithan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (Al-
Maidah [5]: 90).

4. Narkoba
Konsumsi narkoba berasal dari kata ‫مخدر‬
‫مخدرة‬/(Mukhaddirun, Mukhaddiraatun). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Narkoba diartikan: obat untuk
menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit,
menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang.
Perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani; narke
yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa.
Narkotika dapat dimafaatkan untuk pengobatan, asal
sesuai petunjuk ilmu kedokteran dan dalam keadaan
terpaksa, karena obat halal tidak didapat. Namun, jika
digunakan untuk mendatangkan kerusakan pada mental
dan fisik pemakainya, maka hal ini dianggap
penyalahgunaan narkotika. Penyalahgunaan Narkoba
merupakan pola penggunaan yang bersifat Phatologik,
yang berlangsung pada jangka waktu tertentu dan
menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi sosial.
Islam terhadap khamar dan Narkotika atau yang
sejenisnya semuanya diharamkan, dan memberi sangsi
hukuman terhadap pemakainya. Keharaman narkoba ini
dikarenakan unsur memabukkan yang ada pada narkoba,
sedangkan segala sesuatu yang memabukkan dalam Islam
termasuk khamer, dan khamer hukumnya haram
dikonsumsi. Dalam hadits disebutkan:
Artinya: “setiap yang memabukkan adalah khamr, dan
setiap (segala jenis) Khamr adalah haram” Islam telah
menetapkan undang-undang yang menghukum orang yang
suka minuman khamar ataupun mengkonsumsi Narkoba,
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
demi untuk menjaga masyarakat dari bahaya yang
ditimbulkan. Undang-undang non-Islam juga menyadari
bahaya yang ditimbulkan akibat terganggunya akal.
Menurut tinjauan medis, Narkoba akan menimbulkan
gangguan fisik manusia mulai dari gangguan menstruasi,
impotensi, kontipasi kronik, mudah terserang infeksi,
memperburuk aliran darah koroner dan dalam jangka
panjang akan berakibat pada anemia, timbulnya komlikasi
seperti gangguan lambung, kanker usus, gangguan usus,
gangguan liver, gangguan pada otot jantung dan saraf,
cacat janin, gangguan seksual, dan bisa terjadi
pendarahan pada otak. Kesemuanya menjadi penyebab
kematian dini.
Bahaya Nakotika terhadap pemakainya anatara lain
sebagai berikut :
a. Menjadikan jiwa dan raga manusia rusak
b. Menjadikan badan manusia tidak memiliki tahan kuat
terhadap serangan penyakit
c. Menjadikan pemakainya kehilangan kemampuan
kendali dan kontrol diri
d. Mendorong pelakunya melakukan perbuatan kriminal
lain
e. Memperoleh laknat dan adzab dari Allah SWT

Hikmah meninggalkan minuman keras dan narkotika


antara lain:
a. Masyarakat terhindar dari kejahatan yang dilakukan
seseorang yang diakibatkan pengaruh minuman keras
dan Narkotika.
b. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari penyakit
yang disebabkan pengaruh minuman keras dan
Nakotika.
c. Masyarakat terhindar dari sikap kebencian dan
permusuhan akibat pengaruh minuman keras dan
Narkotika.
d. Menjaga hati agar tetap taqorrub kepada Allah dan
mengerjakan sholat sehingga selalu memperoleh
cahaya hikmat. Minuman keras dan Narkotika yang
mengganggu kestabilan jasmani dan rohani
menyebabkan hati seseorang bertambah jauh dari
mengungat Allah, hati menjadi gelap dan keras
sehingga mudah sekali berbuat apa yang menjadi
larangan Allah. (Roli A. Rahman dan M. Khamzah, 2008
: 63-66)

5. Mencuri
Mencuri berarti mengambil sesuatu barang secara
sembunyi- sembunyi, baik yang melakukan itu anak kecil
atau orang dewasa, baik yang dicuri itu sedikit atau
banyak, dan yang mengambil harta itu tidak mempunyai
andil pemilikan terhadap orang yang diambil. Dalam
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
bahasa Arab pencurian disebut dengan (‫ )سرقة‬sariqah.
Menurut syara' para ulama memberi ta'rif mencuri sebagai
berikut: “perbuatan orang mukallaf (baligh), sembunyi-
sembunyi mencapai jumlah satu nisab, dari tempat
simpanannya, dan orang yang mengambil harta itu tidak
mempunyai andil pemilikan terhadap barang yang diambil.”
Dengan pengertian di atas jelas bahwa mencuri yang
diancam dengan syarat sebagai berikut:
a. Pelaku pencurian adalah mukallaf, yaitu sudah baligh
dan berakal.
b. Barang yang dicuri adalah milik orang lain.
c. Pencurian itu dilakukan dengan diam-diam atau secara
sembunyi.
d. Barang yang dicuri tersimpan di tempat simpanannya.
e. Pelaku pencurian tidak mempunyai andil pemilikan
terhadap barang yang dicuri.
f. Barang yang dicuri mencapai jumlah satu nisab.

Pencurian merupakan tindak pidana (jarimah) yang


batasan hukum (had) nya sudah ditentukan secara jelas.
Dalam Q.S. al-Maidah [5]: 38 Allah berfirman:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

Hikmah hukuman bagi pencuri, sebagai berikut:


a. Seseorang tidak mudah dengan begitu saja mengambil
barang milik orang lain, karena berakibat buruk bagi
dirinya. Sanksi moral bagi dirinya adalah rasa malu,
sedangkan sanksi yang merupakan hak adam adalah
had.
b. Hak milik seseorang benar-benar dilindungi oleh hukum
Islam.
c. Menghindari sifat malas yang cenderung
memperbanyak pengangguran.

Daftar materi
Materi cukup jelas dan tidak ada yang sulit dipahami
2 pada KB yang
sulit dipahami

Daftar materi
yang sering
mengalami 1. Pasif
3
miskonsepsi 2. Tidak menghargai waktu
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai