Anda di halaman 1dari 14

Memahami dan mengidentifikasi macam macam akhlak tercela terhadap Allah, diri

sendiri, orang lain dan lingkungan.

1. Mahasiswa PPG mampu menjelaskan konsep akhlak tercela dalam Islam


2. Mahasiswa PPG mampu mengidentifikasi akhlak-akhlak tercela dalam
kehidupan sehari hari
3. Mahasiswa PPG mampu menjelaskan hikmah dilarangnya akhlak tercela
4. Mahasiswa PPG mampu menjelaskan cara menghindari akhlak tercela dalam
kehidupan
5.
6.

1. Akhlak tercela
2. Macam macaam akhlak tercela: Berjudi,
3. Hikmah dilarangnya akhlak tercela

1
Uraian Materi

A. Akhlak Madzmumah
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Akhlak madzmumah adalah tingkah laku
tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat
manusia.

Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan
dengan akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur,
riya, dengki, bohong, menghasut, kikir, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah,
qati‘urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan,
dan merusak alam.
Akhlak tercela dapat diartikan sebagi sikap dan perbuatan yang buruk menurut
pandangan agama dan buruk menurut masyarakat pada umumnya. Penilaian suatu
perbuatan harus didasarkan dua kekuatan tersebut. Jika, salah satu saja yang dijadikan
ukuran, maka kemungkinan akan muncul sikap dan tingkah laku yang apologis di
kalangan anak didik. Seseorang akan mengatakan, ―yang penting baik menurut
pandangan Tuhan atau agama. Jadi manusia sekitar tidak dipentingkan atau tidak perlu
dipertimbangakan. Demikian pula, jika yang dijadikan ukuran hanya masyarakat semata,
kemudian menafikan norma-norma atau seruan-seruan agama, maka hal ini akan
melahirkan sikap maupun tingkah laku yang kosong dari etika agama dan terasa hampa.
Dari sekian banyak akhlak tercela, sebaiknya seorang guru harus melakukan
observasi terdahu dulu mengenai akhlak tercela yang paling dominan (reel) yang
ditemukan pada siswa. Tidak semua akhlak tercela ditemukan pada anak-anak yang
sedang dihadapi di kelas. Jangan sampai ada materi-materi yang diajarkan sama sekali
tidak terkait dengan perilaku atau kebiasaan buruk anak di kelas (reel). Jika hal ini
dilakukan, maka besar kemungkinan anak- anak tidak akan merespon dan mengapresiasi
proses pembelajaran.
Secara umum, perbuatan yang tercela dan dominan dilakukan anak-anak didik,
antara lain dapat dilihat dari uraian di bawah ini:
1. Hidup Kotor
Hidup kotor dapat diartikan secara fisik dan secara rohani. Secara fisik, seseorang
dikatakan kotor bila yang bersangkutan terlihat menjijikkan, bau busuk, lusuh, semraut
dan sebagainya. Hal itu dapat dilihat dari pakaian yang dipakainya maupun dari badannya
sendiri. Hidup kotor seperti itu dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Rugi

2
bagi dirinya, karena besar kemungkinan ia akan sakit dan dijauhi orang lain. Rugi bagi
orang lain, karena orang lain itu tidak merasa nyaman atas kehadirannya. Oleh karena
itu, jika kita ingin dianggap sebagai orang yang beriman,

maka kita harus hidup bersih. Nabi Muhammad bersabda: “Kebersihan itu merupakan
bagian dari iman.”
Hidup kotor juga dapat dimaknai rohani. Kejahatan yang dilakukan dalam hidup
merupakan salah satu akhlak tercela. Akhlak tercela misalnya kejahatan moral. Kejahatan
moral adalah suatu peristiwa yang berkaitan dengan perilaku manusia yang dianggap
tidak sesuai atau menyimpang dari norma moral yang berlaku, baik yang berakibat
langsung maupun tidak langsung terhadap orang lain. Ituah kejahatan dalam terminologi
al-Qur‘an yang sering disebut antar lain dengan kata: syarr, fasad, su‟. Setiap kejahatan
manusia mempunyai akibat yang kembali kepada dirinya, baik langsung maupun tidak
langsung. Allah akan membalas perbuatan tersebut. Setiap perbuatan manusia akan
mendapat balasan. Perbuatan baik akan dibalas baik (pahala) dan perbuatan jahat akan
dibalas dengan siksa.
Dari Ibn Umar bin Zubair bin Abdullah diterangkan bahwa Rasulullah saw
telah bersabda: “orang yang mempelopori melakukan perbuatan yang baik dalam Islam,
dia akan akan mendapat pahala dan pahala orang-orang yang mengerjakannya
sesudahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala oraang-orang yang ikut
mengerjakannya. dan orang yang mempelopori melaksanakan perbuatan yang buruk, ia
akan menanggung dosa-dosa dan dosa orang yang ikut mengerjakannya sesudahnya,
tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa orang ikut mengerjakannya”. (Hadis Riwayat
Muslim).
Dalam buku-buku yang dijadikan sebagai bahan rujukan pembelajaran tentang
aqidah dan akhlak, ada beberapa perbuatan yang dikategorikan sebagai perbuatan buruk
atau akhlak tercela, seperti dusta dan hidup kotor. Hidup kotor dalam buku tersebut
mengandung pengertian kotor dalam arti fisik maupun kotor dalam pengertian rohani.
Tetapi yang penting tampaknya bagaimana sikap kotor ini dapat dijadikan sebagai
kebiasaan yang harus dihindari, seperti halnya akhlak terpuji menjadi budaya anak didik
nantinya. Jadi, suatu perbuatan itu dilakukan atau ditinggalkan atas dasar nurani dan
kontrol sosial.
Di antara akhlak yang tidak terpuji dapat kita temukan bagi seseorang yang tidak
pernah berterima kasih dan bersyukur. Dalam al-Quran, Allah telah melukiskan orang
yang tidak pernah berterima kasih, yakni: Dialah yang memungkinkan kamu menjelajahi
daratan dan lautan, sampai bila kamu di dalam kapal dan berlayar dengan

3
tiupan angin yang baik, dan bergembira karenanya, tiba-tiba datang angin keras dan
gelombang pun datng dari segenap,penjuru, dan mereka mengira sudah terkepung, ketika
itu mereka berdo’a kepada Allah dengan tulus ikhlas sebagai pengabdian kepada-Nya
sambil berkata, “ kalau Engkau selamatkan kami dari bencana ini, niscaya kami akan
sangat berterima kasih. Tetapi ketika mereka diselamtkan-Nya, tiba-tiba mereka
melanggar peraturan di bumi tanpa alasan yang benar. Hai manusia! Pelanggaranmu
akan menimpa dirimu sendiri, suatu kesenangan hidup di dunia. Kemudian kepada Kami
kamu kembali, dan saat itu Kami berithukan kepadamu apa yang telah kamu lakukan.
(QS Yunus: 22-23)
2. Suka berbohong
Selain hidup kotor, akhlak tercela juga dapat ditemukan pada sikap suka
berbohong. Dalam bahasa Arab bohong disebut kidzb (‫)كذب‬. Kebalikannya jujur yang
dalam bahasa Arab disebut shidq (‫)صدق‬. Orang yang berbohong disebut kâdzib (‫)كاذب‬,
sedangkan orang yang selalu atau senantiasa berbohong disebut kadzdzâb (‫)كذّاب‬.
Berbohong artinya mengatakan sesuatu yang tidak sama dengan apa yang ada dalam
hatinya. Berbohong merupakan perbuatan yang dapat merusak kejiwaan seseorang.
Berbohong, berarti memupuk pertentangan dan konflik dalam hati dan nuraniseseorang.
Semakin banyak berbohong, semakin banyak pula konflik kejiwaan pada diri seseorang.
Konflik kejiwaan salah satu penyakit yang sangat berbahaya dan bisamembinasakan. Jika
suka berkata bohong, ini artinya, seseorang membunuh dirinya sendiri secara pelan-pelan.
3. Pasif
Pasif dapat diartikan sebagai malas, tidak giat, tidak punya keinginan maju, baik
dalam belajar maupun bekerja. Termasuk juga dalam sifat pasif ini adalah orang-orang
yang tidak memiliki kepedulian terhadap dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
Ada seseorang yang ingin pintar, tetapi tidak mau peduli untuk belajar atau hanya
bermalas-malas, ini juga disebut pasif.
Lawan dari pasif adalah aktif. Aktif artinya rajin, punya keinginan untuk maju dan
berlomba dengan temannya. Salah satu contoh murid yang aktif adalah ditandai dengan
banyak membaca, sering bertanya kepada guru, tidak malu-malu dalam kelas,
membimbing temannya di kelas, kemudian melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
ditugaskan oleh guru secara tepat.

Untuk menjadikan siswa aktif dalam kelas, seorang guru pun harus menggunakan
pendekatan belajar aktif (active learning) dalam proses pembelajaran di kelas. Jika tidak
demikian, sulit dibayang akan munculnya siswa yang aktif dan kreatif. Pembelajaran yang
aktif adalah proses pembelajaran di mana siswa lebih banyak terlibatsecara langsung dan

4
dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan. Mata pelajaran yang banyak terkait
dengan problem solving, sangat menarik bila disampaikan dengan metode pembelajaran
aktif tersebut. Bisa saja setiap mata pelajaran dengan kreativitas masing-masing guru.
4. Tidak Menghargai Waktu
Termasuk unsur penting dalam pendidikan nilai adalah menghargai waku.
Pepatah orang Inggris mengatakan, time is money (waktu adalah uang). Orang Arab pun
punya ungkapan sendiri yang menunjukkan betapa pentingnya waktu, yaitu:

‫الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك‬

“Waktu itu ibarat pedang. Jika engkau tidak memotongkannya, maka ia akan
memotongmu”. Dalam tradisi bangsa kita, menghormati waktu ini merupakan pekerjaan
yang cukup berat. Menghormati waktu berarti bukan kita diam, tetapi justru kita harus
bekerja untuk mengisinya.
Contoh yang sering ditemukan dalam masyarakat adalah, jika ada rapat atau
pertemuan misalnya, maka biasanya acara pasti ditunda dari waktu yang ditetapkan,
karena undangan banyak yang datang terlambat. Siswa kita tidak boleh meniru kebiasan
yang tidak baik tersebut. Seorang siswa harus betul-betul memanfaatkan waktu yang ada,
khususnya, untuk kepentingan belajar dan membaca. Dalam konteks ini, paling tidak, kita
bisa melihat dua surat al-Qur‘an, yaitu yang dimulai dengan ungkapan wal-‘ashr (demi
waktu) dan iqra (bacalah). Menghargai waktu dan membaca merupakan kegiatan yang
penting dalam kehidupan. Hanya dengan menggunakan waktu seefektif mungkin dan
membaca sebanyak mungkin, seseorang akan menjadi manusia sukses. Nabi Muhammad
sendiri mengajarkan sebuah do‘a kepada umatnya, yakni mengatakan: Ya Allah Tuhanku,
aku sungguh berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, kelemahan dan
malas, dari penakut dan bakhil, dari lilitan hutang dan penindasan orang lain. (Hadis
Riwayat Bukhari).

Selain apa yang telah dijelaskan di atas, masih terdapat akhlak tercela lain yang berbahaya dan harus
dijauhi. Di antara akhlak madzmumah yang harus dihindari adalah:

1. Berjudi
a. Larangan Judi
Firman Allah dalam Q.S al-Maidah [5]: 90-91:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan

5
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu).”
Pada ayat tersebut kata al-maisir artinya mudah, yakni mengambil harta orang
lain dengan mudah tanpa susah payah, dan secara spesifik hal ini disebut dengan berjudi.
Kata al-maisir juga diambil dari kata al-yasaraa yang berarti merampas harta temannya.
Ibnu Abbas berkata: al-maisir disebut juga al-qimaar artinya taruhan atau judi.
Sedang menurut Imam Syaukani: setiap permainan yang tidak lepas dari merampas harta
orang lain atau merugikan orang lain dinamakan al-maisir atau berjudi. Berdasarkan
keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa berjudi adalah suatu aktifitas yang
direncanakan ataupun tidak dengan melakukan spekulasi ataupun rekayasa untuk
mendapatkan kesenangan dengan menggunakan jaminan atau taruhan, sehingga yang
menang akan diuntungkan dan yang kalah akan merasa dirugikan. Dinyatakan oleh ibnu
abbas bahwa ―orang laki-laki pada zaman jahiliyyah berjudi dengan taruhan istri dan
hartanya, sehingga bagi yang menang berhak mengambil istri dan harta orang yang kalah,
kemudian turun surat al-Baqoroh ayat 219 yang membahas tentang perjudian. Ibnu Abbas
menyatakan apabila kita ragu-ragu atas suatu hukum sebuah perkara itu halal atau
haram maka lihatlah aspek mudhorot dan manfaatnya. Jika mudhorotnya lebih banyak,
mustahil Allah memerintahkannya atau menghalalkannya.
Selain memberi hukum terhadap perbuatan judi, para ulama juga memberi
ketentuan sanksi bagi penjudi atau pelaku perjudian yakni:
1) Tidak diterima persaksiannya.
2) Di had (didera) dan alat perjudiannya dihancurkan.
3) Tidak boleh diberi ucapan salam ketika bertemu dengannya.
4) Mendapat laknat dari Allah.
5) Secara Syariat boleh diusir dari rumah tinggalnya.
6) Pemain judi diibaratkan sebagai penyembah berhala karena mereka
mementingkan berjudi ketimbang beribadah.
7) Penjudi dihukum menurut hukum syara‘ dan atau negara yang berlaku.
8) Hak penguasaan hartanya boleh diambil oleh pejabat yang berwenang untuk
mengamankan harta dan keluarganya.
b. Bahaya perjudian :
1) Masuk dalam lingkaran syaiton yang merugikan pribadi dan orang lain.
2) Merugikan ekonomi karena ketidak pastian usaha yang dilakukan.
3) Menimbulkan permusuhan dan kedengkian.

6
4) Menyebabkan kelalaian terhadap melaksanakan kewajiban.
5) Menutup kepekaan rasa manusiawi.
6) Menjadikan orang malas bekerja.
7) Menjadi penyebab terjadinya perbuatan yang dilarang agama.
8) Menghancurkan kestabilan, kerukunan, dan keharmonisan keluarga.
9) Menghilangkan rasa malu dan kasih sayang.

c. Hikmah Menghindari Perjudian


1) Orang akan dapat istiqomah menjalankan tanggung jawab yang diemban dalam
kaitannya dengan Allah ataupun sesama manusia.
2) Perekonomian keluarga akan dapat distabilkan dengan berbagai usaha yang
nyata- nyata halal dan menghasilkan rizqi yang barokah.
3) Melatih diri untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan dunia.
4) Mantap dan khusyu‘ dalam berdzikir dan beribadah kepada Allah.
5) Menyebabkan orang konsisten menjalankan kewajiban terhadap diri, orang lain
dan Penciptanya.
6) Menjadikan orang tekun dan bersemangat untuk terus berusaha sesuai dengan
kebenaran yang diyakini.
7) Meninggalkan perbuatan berjudi menjadi motivasi untuk mengamalkan agama
atau berkarya bagi nusa dan bangsa.

8) Bangunan kehidupan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya menjadi kokoh


dan mandiri karena jauh dari persengketaan.
9) Memupuk perasaan malu dan kasih sayang terhadap sesama manusia.
10) Menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan sebab meninggalkan perbuatan judi
dapat meningkatkan kepemilikan harta benda dan menjaga diri seseorang. (Roli
A.Rahman, dan M. Khamzah, 2008 : 52-56).

2. Berzina
a. Pengertian
Zina adalah memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin
perempuan (dalam persetubuhan) yang haram menurut zat perbuatannya, bukan karena
syubhat dan perempuan itu mendatangkan syahwat.
Adapun yang dimaksud dengan persetubuhan yang haram menurut zat
perbuatannya dalam pengertian di atas ialah bercampur dengan perempuan yang bukan
istrinya dan bukan pula budaknya. Dengan demikian persetubuhan antara suami istri atau

7
antara laki-laki dengan budaknya tidak termasuk zina, walaupun dilakukan apda waktu-
waktu yang haram, seperti dalam keadaan haid, pada siang hari bulan puasa atau sedang
ihram. Dalam waktu-waktu tersebut persetubuhan antara suami istri atau antara laki-laki
dan budak perempuan hukumnya adalah haram, tetapi disini bukan lantaran zat
perbuatannya, melainkan karena sebab lain. Oleh karena itu tidak termasuk kategori zina,
walaupun pelakunya berdosa.
Begitu juga, tidak termasuk kategori zina, persetubuhan yang terjadi karena
syubhat (karena khilaf atau dipaksa), sebab persetubuhan demikian itu tidak haram.
Adapun yang dimaksud dengan perempuan yang mendatangkan syahwat adalah manusia
yang masih hidup dan berjenis kelamin perempuan baik yang masih kecil maupun sudah
dewasa. Dengan demikian tidak termasuk kategori zina persetubuhan dengan mayat atau
dengan binatang, walaupun hukumnya haram.

b. Hukuman Berzina
Hukuman bagi orang yang berzina dapat dilakukan apabila yang bersangkutan
benar-benar melakukannya. Untuk memastikan yang bersangkutan benar-benar
melakukan perbuatan zina, maka diperlukan penetapan hukum secara syara‘. Rasululloh
sangat berhati-hati melaksanakan hukuman bagi pelaku zina. Beliau tidak menjatuhkan
hukuman sebelum yakin bahwa yang dituduh atau yang mengaku berzina itu benar- benar
berbuat.
Secara garis besar, hukuman zina ada dua macam, yaitu : (a) Rajam, jenis
hukuman mati dengan cara dilempari batu sampai terhukum meninggal dunia, (b) Dera
atau taghrib. Dera yang disebut dengan jilid adalah jenis hukuman yang berupa
pencambukan terhadap pelaku kejahatan, sedangkan taghrib ialah jenis hukuman yang
berupa pengasingan ke suatu tempat terasing yang jauh dari jangkauan. Bentuknya yang
sekarang adalah hukuman penjara.
Menuduh berzina (qadzaf) adalah salah satu kejahatan yang hukumnya haram,
bahkan merupakan salah satu dosa besar. Penegasan bahwa qadzaf adalah dosa besar
terdapat dalam Al-Qur‘an dan sunnah Rasul. Firman Allah SWT : Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita baik-baik, yang lengah (dari
perbuatan keji) lagi beriman (berzina), mereka kena laknat di dunia dan diakhirat, dan
bagi mereka adzab yang besar”(QS An-Nur: 23)
Perbuatan menuduh zina, diancam dengan sangsi hukum berupa jilid (dera)
sebanyak delapan puluh kali jika pelaku penuduh zina itu merdeka dan setengahnya
(empat puluh kali jika pelakunya budak hamba sahaya). Hukuman menuduh berzina dapat

8
gugur, dalam arti si penuduh dibebaskan dari hukuman qadzaf, jika terjadi tiga keadaan
sebagai berikut: a) penuduh dapat mengemukakan empat orang saksi bahwa tertuduh
betul-betul berzina, b) li‘an, jika tertuduh adalah istri penuduh. Jika seseorang suami
menudh istrinya berzina tetapi tidak dapat mengemukakan empat orang saksi, ia dapat
bebas dari had qadzaf dengan jalan meli‘ankan istrinya, c) tertuduh memaafkan.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit kelamin
yang menyengsarakan fisik, mental, dan sosial. Secara fisik biologis seseorang yang
terinfeksi oleh virus HIV (Human Immunoedeficiency Virus) akan kehilangan sistem
kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara berlahan. Seolah-olah tubuhnya
dibiarkan terbuka oleh berbagai bentuk serangan kanker yang berasal dari beberapa sel
abnormal yang ikut memanfaatkan peluang ini untuk memperbanyak diri maupun
terhadap infeksi biasa, yang ada dalam keadaan normal sebelumnya tidak terlalu
membahayakan. Penderita HIV, pada umumnya dijauhi oleh masyarakat, kehadirannya
dipandang merugikan dan membahayakan kesehatan orang banya. Sikap masyarakat
yang seperti itu menjadikan mentalitas HIV rapuh, tiada gairah hidup lagi. Penyakit
tersebut salah satunya karena perbuatan zina.
Sebenarnya kalau dicermati hadist Nabi Muhammad SAW, berikut ini merupakan
peringatan keras bagi orang yang berperilaku menyimpang dan bahayanya zina.
“Apabila perbuatan zina (prostitusi, pelacuran, pergaulan bebas) sudah meluas di
masyarakat dan dilakukan secara terang-terangan (dianggap biasa), maka infeksi dan
penyakit yang mematikan yang sebelunya tidak terdapat pada zaman nenek moyang akan
menyebar diantara mereka”.
c. Hikmah diharamkannya Zina
Zina merupakan sumber kejahatan dan penyebab pokok kerusakan dan termasuk
dosa besar. Hikmah diharamkannya zina antara lain :
1) Memelihara dan menjaga keturunan dengan baik. Karena adanya anak dari
hasil zina, umumnya tidak dikehendaki dan kurang disenangi.
2) Menjaga dari jatuhnya harga diri dan rusaknya kehormatan keluarga
3) Menjaga tertib dan teraturnya urusan rumah tangga. Biasanya seorang istri,
apabila suaminya cenderung melakukan perbuatan zina timbul rasa benci
dan ketidak harmonisan dalam rumah tangga.
4) Timbulnya rasa kasih sayag terhadap anak yang dilahirkan dari pernikahan
yang sah.
5) Terjaganya akhlak Islamiyah yang akan mengangkat harkat dan martabat
manusia dihadapan sesama dan sang Kholik (Roli A. Rahman, dan M.

9
Khamzah, 2008 : 56-59) .

3. Mabuk-mabukan
Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan menghilangkan
kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam bahasa Arab, minuman keras ini disebut khamar.
Kata tersebut arti asalnya adalah menutup. Minuman keras disebut khamar karena ia
(dapat) menutupi akal pikiran.
Pemberian nama pada bermacam-macam minuman keras, dapat dibagi menjadi
beberapa golongan sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Jika bahan dasarnya dari
sari buah-buahan seperti: anggur, nanas, apel d, maka disebut wine. Jika miras itu dibuat
dari sari pati disebut Bir. Bir yang paling banyak diperdagangkan adalah bir yang dibuat
darimalt (barley). Jenis bir lainnya adalah sake yang dibuat dari beras kuning.
Nama-nama lain seperti rum, wisky, cognac drai Perancis, gin dari Irlandia, vodka
dari Rusia, merupakan miras yang diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) prodak
fermentasi alkoholik, sehingga kadar alkoholnya tinggi, hingga bisa mencapai 35-40 %.
Secara tradisional, orang telah mengetahui bahwa nira aren atau nira kelapa dapat
dijadikan miras dengan nama tuak, dengan cara membiarkan (inkubasi) selama satu hari
atau lebih. Selama inkubasi terjadilah proses fermentasi nira oleh saccharomycs. Bibit
saccharomycs ini sudah secara alami terdapat dalam nira sendiri, dam bercampur bersama
mikroba-mikroba lain yang turut melakukan fermentasi, sehingga rasanya bisa
bermacam-macam. Sedangkan bibit yang digunakan dalam fermentasi industrial adalah
bibit murni.
Sudah menjadi ijma‘ ulama bahwa minuman keras (khamar) itu hukumnya haram,
meminumnya termasuk salah satu dosa besar. Haramnya minuman keras ini didasarkan
kepada dalil nash yang qath‘i (pasti) yaitu ayat Al-Qur‘an, yang artinya: ”Hai orang-
orang yang beriman, sesungguhnya (minuman) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaithan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”
(Al-Maidah [5]: 90)

4. Narkoba
Konsumsi narkoba dalam Bahasa Arab disebut dengan kata ‫مخدر‬/ ‫مخدرة‬
(Mukhaddirun, Mukhaddiraatun). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Narkoba
diartikan: obat untuk menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan
rasa mengantuk atau merangsang. Perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani;

10
narke yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika dapat
dimafaatkan untuk pengobatan, asal sesuai petunjuk ilmu kedokteran dan dalam keadaan
terpaksa, karena obat halal tidak didapat. Namun, jika digunakan untuk mendatangkan
kerusakan pada mental dan fisik pemakainya, maka hal ini dianggap penyalahgunaan
narkotika. Narkotika merupakan zat perusak jasmani dan rohani manusia. Narkotika
dapat merusak akal dan menghilangkan stabilitas diri. Narkotika dan khamar
merupakan saudara kembar dalam menimbulkan kejahatan dan kerusakan pada
masyarakat serta merusak kesehatan pelakunya. Penyalahgunaan Narkoba merupakan
pola penggunaan yang bersifat Phatologik, yang berlangsung pada jangka waktu tertentu
dan menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi sosial. Narkoba sangat
membahayakan hidup manusia, karena akan berpengaruh pada kondisi fisik dan mental
emosional penderita. Islam terhadap khamar dan Narkotika atau yang sejenisnya
semuanya diharamkan, dan memberi sangsi hukuman terhadap pemakainya.
Keharaman narkoba ini dikarenakan unsur memabukkan yang ada pada narkoba,
sedangkan segala sesuatu yang memabukkan dalam Islam termasuk khamer, dan khamer
hukumnya haram dikonsumsi. Dalam hadits disebutkan:

‫ُك ُّل ُم ْس ِك ٍر خ َْم ٌر َو ُك َّل خ َْم ٍر َح َرا ٌم‬


Artinya: “setiap yang memabukkan adalah khamr, dan setiap (segala jenis) Khamr
adalah haram”
Islam telah menetapkan undang-undang yang menghukum orang yang suka
minuman khamar ataupun mengkonsumsi Narkoba, demi untuk menjaga masyarakatdari
bahaya yang ditimbulkan. Undang-undang non-Islam juga menyadari bahaya yang
ditimbulkan akibat terganggunya akal. Oleh karena itu, undang-undang tersebut
menghukum siapa saja yang mengkonsumsi ganja atau narkotika, karena bahaya yang
ditimbulkan narkotika dapat merusak akal dan menghilangkan stabilitas diri. Khamar dan
ganja adalah saudara kemba dalam menimbulkan kejahatan dan kerusakan pada
masyarakat di samping merusak kesehatan pelakunya.
Menurut tinjauan medis, Narkoba akan menimbulkan gangguan fisik manusia
mulai dari gangguan menstruasi, impotensi, kontipasi kronik, mudah terserang infeksi,
memperburuk aliran darah koroner dan dalam jangka panjang akan berakibat pada
anemia, timbulnya komlikasi seperti gangguan lambung, kanker usus, gangguan usus,
gangguan liver, gangguan pada otot jantung dan saraf, cacat janin, gangguan seksual, dan
bisa terjadi pendarahan pada otak. Kesemuanya menjadi penyebab kematian dini.
Na'uzubillahi mindzalik.

11
Bahaya Narkotika terutama menimpa pada orang yang menyalahgunakan bahkan
dapat pula menimpa keluarga pemakai, masyarakat, bangsa dan negara. Bahaya Nakotika
terhadap pemakainya anatara lain sebagai berikut :
1.Menjadikan jiwa dan raga manusia rusak
2.Menjadikan badan manusia tidak memiliki tahan kuat terhadap serangan penyakit
3.Menjadikan pemakainya kehilangan kemampuan kendali dan kontrol diri
4.Mendorong pelakunya melakukan perbuatan kriminal lain sehingga ia akan mendapat
perlaukan dan hukuman yang menghinakan.
5.Memperoleh laknat dan adzab dari Allah SWT
Meninggalkan minuman keras dan narkotika banyak mengandung hikmah, antara
lain:

a. Masyarakat terhindar dari kejahatan yang dilakukan seseorang yang diakibatkan


pengaruh minuman keras dan Narkotika.
b. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani dari penyakit yang disebabkan pengaruh
minuman keras dan Nakotika.
c. Masyarakat terhindar dari sikap kebencian dan permusuhan akibat pengaruh
minuman keras dan Narkotika.
d. Menjaga hati agar tetap taqorrub kepada Allah dan mengerjakan sholat sehingga
selalu memperoleh cahaya hikmat. Minuman keras dan Narkotika yang
mengganggu kestabilan jasmani dan rohani menyebabkan hati seseorang
bertambah jauh dari mengungat Allah, hati menjadi gelap dan keras sehingga
mudah sekali berbuat apa yang menjadi larangan Allah. (Roli A. Rahman dan M.
Khamzah, 2008 : 63-66)

5. Mencuri
a. Pengertian Mencuri
Dalam pengertian umum mencuri berarti mengambil sesuatu barang secara
sembunyi- sembunyi, baik yang melakukan itu anak kecil atau orang dewasa, baik yang
dicuri itu sedikit atau banyak, dan yang mengambil harta itu tidak mempunyai andil
pemilikan terhadap orang yang diambil. Dalam bahasa Arab pencurian disebut dengan
sariqah (‫)سرقة‬.
Menurut syara' para ulama memberi ta'rif mencuri sebagai berikut:
“perbuatan orang mukallaf (baligh), sembunyi-sembunyi mencapai jumlah satu
nisab, dari tempat simpanannya, dan orang yang mengambil harta itu tidak
mempunyai andil pemilikan terhadap barang yang diambil.”

12
Dengan pengertian di atas jelas bahwa mencuri yang diancam dengan syarat
sebagai berikut:
1) Pelaku pencurian adalah mukallaf, yaitu sudah baligh dan berakal.
2) Barang yang dicuri adalah milik orang lain.
3) Pencurian itu dilakukan dengan diam-diam atau secara sembunyi.
4) Barang yang dicuri tersimpan di tempat simpanannya.
5) Pelaku pencurian tidak mempunyai andil pemilikan terhadap barang yang dicuri.
6) Barang yang dicuri mencapai jumlah satu nisab. Jika barang yang dicuri kurang
dari satu nisab, maka had mencuri tidak dapat dijatuhkan.

Walaupun perbuatan mencuri yang diancam dengan had mencuri terbatas pada
perbuatan terentu seperti telah dijelaskan di atas, tidak berarti bahwa perbuatan
mengambil harta orang lain selain mencuri, diperbolehkan dalam agama. Baik mencuri,
maupun perbuatan mengambil harta orang lain secara tidak sah lainnya seperti mencopet,
merampas, korupsi, semuanya termasuk perbuatan dosa yang diancam dengan adzab di
akhirat.

Pencurian merupakan tindak pidana (jarimah) yang batasan hukum (had) nya
sudah ditentukan secara jelas. Dalam Q.S. al-Maidah [5]: 38 Allah berfirman:

ُ‫للا َوللا‬ َ ‫طعُوا أَ ْي ِد َي ُه َما َجزَ آء ِب َما َك‬


ِ َ‫س َبا نَ َكال ِ ّمن‬ َ ‫ارقَةُ فَا ْق‬
ِ ‫س‬َّ ‫ار ُق َوال‬ ِ ‫س‬َّ ‫َوال‬
ُُ‫يز َح ِكي ُم‬ٌ ‫ع ِز‬َ
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
b. Hikmah Hukuman bagi Pencuri
Adapun ketentuan sanksi bagi pencuri mengandung hikmah, sebagai berikut:
1) Seseorang tidak mudah dengan begitu saja mengambil barang milik orang
lain, karena berakibat buruk bagi dirinya. Sanksi moral bagi dirinya adalah
rasa malu, sedangkan sanksi yang merupakan hak adam adalah had.
2) Hak milik seseorang benar-benar dilindungi oleh hukum Islam. Karunia Allah
tidak terbatas bilangannya akan tetapi apabila seseorang telah memilikinya
dengan cara perolehan yang halal, maka haknya dilindungi.
3) Menghindari sifat malas yang cenderung memperbanyak pengangguran.
Mencuri adalah cara singkat untuk memperoleh sesuatu dan memilikinya
secara tidak sah. Perbuatan seperti ini disamping tidak terpuji karena

13
membuat orang lain tidak aman, juga cenderung pada sikap malas tidak mau
berjuang. Sifat ini bertentangan dengan ajaran Islam.

14

Anda mungkin juga menyukai