Anda di halaman 1dari 4

Nama : Doni Saputra

NIM : 1901110109

Matkul : Telaah Materi Akidah Akhlaq MTs/MA (UAS)

Deskribsi dan telaah lima tema berbeda Buku Aqidah Akhlak Mts/MA

Jawaban UAS

1. MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI

Ada dua istilah yang sering kita dengar, yaitu Husnudzan dan Su’udzan. Dan itu sendiri sering juga
diartikan ragu, karena mengandung unsur keragu-raguan, ketidakpastian, bisa benar bisa salah.
Prasangka itu bisa benar bisa salah. Berprasangka baik disebut Husnudzan sedang berprasangka jelek
disebut Su’uzzan.Husnudzan berarti berbaik sangka atau kata lain tidak cepat-cepat berburuk sangka
sebelum perkaranya menjadi jelas. Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan berinteraksi dengan
sesamanya dalam suatu pergaulan. Hal itu disebabkan manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan suatu pergaulan yang harmonis perlu dipupuk sikap berbaik sangka antara sesama
manusia.

Sikap Su’udzan adalah sikap tercela yang harus dihilangkan dari jiwa manusia. Tidak diperbolehkan
Su’udzan kepada siapa saja, apalagi Su’udzan terhadap Allah Swt. Yang Maha Kuasa dan Maha
Mengetahui, serta Maha Bijaksana terhadap hamba-hamba-Nya. "Dan supaya Dia mengadzab orang-
orang munafik laki-lakidan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka
itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk
dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan mereka neraka jahannam. Dan (neraka
jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali. (QS. Al-Fath [48]:6).

Prilaku terpuji merupakan prilaku yang baik dan disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Prilaku
Husnudzon, Raja’ dan Tobat merupakan yang harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mengamalkan prilaku tersebut banyak keuntungan yang kita dapat. Oleh karena itu, penting sekali untuk
kita mengamalkan prilaku terpuji ini. Dan mencoba mengjarkan dan memberikan pengetahuan kepada
siswa kita sepenting apa membiasakan prilaku terpuji. Guru sangat penting untuk mendidik dan
memeberikan wawasan mengenai prilaku bterpuji agar siswa dapat memplajari dan mengamalkannya.
Dengan demikian akan mendapatkan hasil belajar yang sesuia dan diharapkan, agae sesuai dengan KI
dan KD.

2. Menghindari Akhlak Tercela

Akidah akhlak merupakan satu dari komponen Pendidikan Agama Islam, yang mempunyai arahan
dalam mendorong, membimbing, mengembangkan kompetensi peserta didik untuk berperilaku yang
baik dan jujur. Menurut Zuhairini Akhlak merupakan bentuk proyeksi daripada amalan ihsan, yaitu
sebagai puncak kesempurnaan dari keimanan dan ke-Islaman seseorang. Dengan kata lain, taqwa dan
akhlak sangat erat kaitannya, karena hakekat kemanusiaan yang tinggi dihadapan Allah SWT adalah
karena taqwanya, sedangkan dihadapan semua manusia adalah karena akhlaknya. Sedangkan tujuan
dari pembelajaran aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah yaitu untuk membentuk pribadi muslim yang
seutuhnya mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.
Dijelaskan pula Muhammad Athiyah Al Abrasi, tujuan pendidikan Islam secara umum untuk membantu
pembentukan akhlak yang mulia.

Pembelajaran akidah akhlak di Madrasah adalah bagian integral dari pendidikan agama. Walaupun
bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik
tetapi secara subtansial, mata pelajaran akidah akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mengamalkan nilai-nilai keyakinan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-hari. Serta penting nya mempelajari akidah akhlak ini untuk peserta didik adalah untuk
menghindari akhlak yang tercela dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan peserta didik, dan supaya
mereka menerapkannya dalam kehidupannya sampai tua nanti.

Telaah Formatif, dalam buku ini terdapat dua telaah yaitu, telaah kompetensi inti dan kompetensi
dasar. Pada buku ini peserta diidk dituntut untuk meyakini adanya mukjizat dan kejadian luar biasa yang
terjadi dalam kehiduan. Kompetensi dasar yang ada pada buku ini adalah menghayati perilaku tercela
ananiah, putus asa, gadab, dan tamak adalah sifat yang dilarang dalam Islam. Mengamalkan perilaku
peduli, kerja keras dan optimis sebagai impelementasi cara menghindari perilaku ananiah, putus asa,
gadab, dan tamak. Memahami pengertian, dalil, contoh dan dampak negatif sifat ananiah, putus asa,
gadab, dan tamak. Menyajikan cara menghindari sifat tercela ananiah, putus asa, gadab, dan tamak
dalam kehidupan sehari-hari.

3. Adab Islam Terhadap Lingkungan


Pada Makalah pertaman ini membahas tentang “Adab Islam Terhadap Lingkungan” Lingkungan
merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus dipandang sebagai
salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak disakiti,
lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia
dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan
tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang
menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya.
Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang bahwa
manusia adalah pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat
dieksploitasi hanya untuk memuaskan keinginan manusia.

Pembelajaran Akidah Akhlak ini adalah bagian pertama dari pendidikan agama islam. Dalam
perspektif Islam Manusia dan lingkungan memiliki hubungan relasi yang sangat erat karena Allah Swt
menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam keseimbangan dan
keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus dijaga agar tidak mengalami kerusakan.
Kelangsusungan kehidupan di alam ini pun saling terkait yang jika salah satu komponen mengalami
gangguan luar biasa maka akan berpengaruh terhadap komponen yang lain.

Telaah Formatif, dalam buku ini terdapat dua telaah yaitu, telaah KI dan KD, yang mana berfungsi
untuk memahamkan kepada siswa bahwasanya betapa pentingnya adab di lingkungan tidak hanya disitu
saja, peserta didik juga ditekankan agar menjaga dan merawat lingkungan dengan sebaik-baiknya dan
juga peserta harus bisa membedakan antara adab yang baik dan buruk.

4. MALAIKAT DAN MAKHLUK GAIB SELAIN MALAIKAT

Malaikat adalah makhluk Allah yang berjisim, tidak dapat dilihat, dirasa dan dilihat oleh mata yang
merupakan lasykar Allah atau bisa dikatakan para kabinet- kabinet Allah yang memiliki tugas masing-
masing.

Malaikat tercipta dari cahaya, sedangkan jin tercipta dari api yang sangat panas, jumlah para
malaikat sangat banyak dan tidak dapat diketahui jumlah keseluruhannya dan malaikat tidak bertambah
maupun berkurang, mereka tidak akan mati hingga hari kiamat, tapi terdapat 10 malaikat yang mesti
kita ketahui yaitu Jibril, Mikail, Israil, Israfil, Munkar, Nakir, Atid, Raqib, Malik, Ridwan.
Malaikat tidak pernah ingkar maupun membangkang terhadap Allah Swt, mereka selalu
mengerjakan perintah-Nya tanpa rasa lelah. Mereka juga tidak tidur, makan, minum atau lain
sebagainya yang dilakukan seperti manusia.

Jin ada yang Islam dan ada yang Kafir, Iblis merupakan golongan dari jin yang dulunya pernah
tinggal di surga. Jin dan Syetan semuanya Kafir karena mendurhakai Allah SWT.

Seperti yang telah kita tahu bahwa iman adalah sesuatu yang kita percayai atau yakini dalam hati,
dan kita ucapkan atau ikrarkan dengan lisan dan kita wujudkan dalam bentuk amal perbuatan dengan
anggota tubuh. Dan rukun iman yang enam itu haruslah kita percayai keberadaannya. Beriman kepada
yang ghaib merupakan rukun iman yang enam tersebut. itu artinya kita mempercayai dan meyakini
bahwa segala sesuatu yang ghaib atau yang tidak bisa kita lihat dengan kasat mata itu benar ada.

5. KETELADAN SAHABAT ABU BAKAR

Dari kisah Abu Bakar memerintah dalam waktu yang singkat. Meskipun demikian selama waktu dua
tahun beliau berhasil melaksanakan tugas utama yang dihadapinya. Beliau berhasil menegakkah
pemerintahan Madinah yang terancam keruntuhan. Beliau tidak hanya berhasil mempersatukan kembali
suku-suku yang terpecah-pecah, tetapi juga berhasil mengislamkan suku-suku yang sebelumnya
memusuhi Islam. Melalui perang Riddah hasrat untuk bersatu telah tertanam di seluruh wilayah Arab.
Walaupun persartuan ini ditandai dengan kenyataan bahwa suku-suku yang pernah murtad tidak dapat
menjadi anggota aktif dalam ummah, pintu telah terbuka lebar untuk penyatuan Arab secara baik.
Secara teoritis, kekhalifahan tetap dipandang seperti itu dalam sejarahnya. Tetapi pada tingkat aktual
dan praktis sepeninggal keempat khalifah utama tersebut, jabatan khalifah akhirnya tunduk pada prinsip
dinastik. Kenyataan ini terlihat jelas dari khalifah-khalifah berikutnya. Mereka menggunakan istilah
"Khalifah Bani (Dinasti) Umayyah atau Abbasiyah, dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai