Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Akhlak

Oleh Aris KurniawanDiposting pada 7 Februari 2021


Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti
tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan.  Menurut
istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang
manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah
tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.

FITEXPERT
Siswi Jenius Jakarta Temukan Obat Bakar Lemak 7 Kg Sehari
PELAJARI LEBIH→
Pengertian Akhlak
Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri
seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan
mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI,
akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi
berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa
Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di
bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku
tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya
sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya


didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak
pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-
ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.
FITEXPERT

Siswi Jenius Jakarta Temukan Obat Bakar Lemak 7 Kg Sehari

PELAJARI LEBIH→

Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah


pencerminan dari akhlak.Dalam Encyclopedia Brittanica akhlak
disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang
sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya
benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat
diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai
filsafat moral.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Lembaga


Pendidikan : Pengertian, Macam Dan 6 Fungsi Lengkap
Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli
Dalam ISLAM
1. Menurut Ibnu Maskawaih :
Menurutnya akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha
min ghoiri fikrin walaa ruwiyatin” yaitu sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2.Menurut Abu Hamid Al Ghazali :


 Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya
terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan
mudah tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan
terlebih dahulu.

3.Menurut Ahmad bin Mushthafa :


Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-
jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya
keseimbangan antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah
dan syahwat atau nafsu.

4.Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al


Jurjani :
Akhlak merupakan sesuatu yang sifatnya (baik atau buruk) tertanam
kuat dalam diri manusia yang darinyalah terlahir perbuatan-
perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa berpikir dan direnungkan.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat 4 dikatakan bahwa “Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti
yang agung“. Dan dalam sebuah haditspun dikatakan bahwa ” Aku
diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia“. Sehingga
jelas bagi umat Islam diseluruh alam berpatokan pada akhlaknya nabi
Muhammad SAW.

Akhlak terpuji yang ada dalam diri Rasulullah SAW patut kita jadikan
contoh dan suri tauladan yang baik. Ada dua sumber yang harus
dijadikan sebagai pegangan hidup yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah
yang keduanyapun dijadikan sumber akhlak islamiyah. Jika manusia
telah berakhlakul karimah atau akhlak yang baik, mulia, terpuji
InsyaAllah hidupnya akan jauh lebih baik.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 9 Fungsi


Lembaga Keluarga : Pengertian Dan 4 Tahapannya
( LENGKAP )

Tujuan Akhlak
Akhlak bertujuan untuk  menjadikan manusia sebagai makhluk yang
lebih tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-
makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang harus dimiliki oleh
manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia
apalagi kepada Allah sebagai pencipta.
Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui
perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk, agar
manusia dapat memegang dengan perangai-perangai yang baik dan
menjauhkan diri dari perangai-perangai yang jahat, sehingga
terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat.
Yang hendak dikendalikan oleh akhlak ialah tindakan lahir manusia,
tetapi karena tindakan lahir itu tidak akan terjadi jika tidak didahului
oleh gerak-gerik bathin, yaitu tindakan hati, maka tindakan bathin
dan gerak-gerik hati pun termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak
manusia.

Jika setiap orang dapat menguasai tindakan bathinnya, maka dapatlah


ia menjadi orang yang berakhlak baik. Tegasnya baik-buruk itu
tergantung kepada tindakan hatinya. Dalam hadits Arba’in An
Nawawi dituliskan bahwa Rasulullah SAW  bersabda yang artinya:

“Dan ketahuilah bahwasannya, didalam tubuh itu ada segumpal


daging yang apabila baik, maka baik pula amalnya, dan apabila buruk,
maka buruk pula amalnya, dan ketahuilah bahwa ia adalah hati”.

Hadits ini dengan jelas menerangkan, bahwa hati adalah bagian


terpenting dari tubuh manusia, sehingga apapun yang direncanakan
oleh hati sejatinya akan sangat berpengaruh pada perbuatan yang
akan dilakukan oleh pemiliknya. Dalam hal ini dapatlah diibaratkan
bahwa jasad itu bagaikan pemerintahan dalam diri kita, sedangkan
hati menjadi pusat pemerintahan.

Seseorang yang mempunyai hati dan pendirian yang kuat, meskipun


badannya tidak sekuat hatinya, lebih diharapkan akan memperoleh
hasil pekerjaannya daripada seseorang yang berbadan kuat tetapi
hatinya lemah.
Baca Juga Kajian Penting Tentang : Rukun Sholat :
Pengertian, Syarat, Manfaat Dan Makna Sholat

Macam Macam Akhlak


 Akhlak terpuji (al-akhlaaqul mahmuudah)
Yaitu perbuatan baik terhadap Allah, sesama manusia, dan makhluk-
makhluk yang lain. Berikut ini contoh akhlak terpuji :

1. Berbakti kepada kedua orang tua (‫)برّالوالدين‬


2. Menghormati tetanggga dan tamu ( ‫)اكرام الجار& والضّيف‬
3. Berusaha menimbulkan rasa kasih sayang serta menarik simpati
orang lain   (‫)كسب الموالدة واستمالة قلو ب النّاس‬
4. Memberikan sumbangan yang bersifat meringankan beban
hidup orang-orang yang berhak menerimanya      (‫الص &دقة لمن‬
ّ ‫ب&&ذل‬
‫)يستحقها‬
5. Membantu memudahkan urusan sesama manusia bagi yang
berkemampuan       (‫)تسير امر عسير على اخ عند ذى سلطان‬

 Akhlak tercela (al-akhlaaqul madzmuumah)


Yaitu, perbuatan buruk terhadap Allah, sesama manusia, dan
makhluk-makhluk yang lain. Nerikut ini contoh-contoh akhlak
tercela :

1. Berdusta (‫)الكذب‬
2. Mengumpat (‫)الغيبة‬
3. Mengadu domba (‫)النّميمة‬
4. Iri hati/dengki (‫)الحسد‬
5. Congkak (‫)األصغر‬

Ruang Lingkup Akhlak


 Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka
hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri,
karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal
kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi.

Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah
mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai
kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sifat Wajib


Dan Mustahil Bagi Nabi & Rosul Serta Dalil Naqlinya

 Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para
orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara
sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak,

setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang


mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik,
terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur,
sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang.

Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani


berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga
diri, kehormatan dan kemuliaan. Seorang anak haruslah mencintai
kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia
lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati.

Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik,


menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau
menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia
dunia dan akhirat.

Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah


putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong
ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana
engkau gembira dan membelamu bilamana perlu.

Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan


ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai
ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.

 Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut
susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama
mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta
dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan
ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.

Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan


sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat.
Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia
tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi
berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan
saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat.

Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika


tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti
aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang
berlaku.

 Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang
berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk
kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib
dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah
salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama
mereka.

 Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap
tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup
seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun
secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi


Akhlak
Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi akhlak pada
khususnya, dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang
sudah amat populer, yaitu aliran Nativisme, aliran Empirisme, dan
aliran konvergensi :

 Aliran Nativisme
Bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa manusia sejak lahir; pembawaan yang telah terdapat
pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil
perkembangannya.

Menurut aliran ini, faktor yang paling berpengaruh terhadap


pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam
yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-
lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan
kepada yang baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi
baik.

 Aliran Empirisme
Bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri
seseorang adalah faktor luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk
pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan
pembinaan yang diberikan kepada anak baik, maka baiklah anak itu.
Demikian juga sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada peranan
yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran. Menurut
aliran ini, manusia-manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah
yang baik maupun ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan
atau pendidikannya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini
terkenal dengan nama optimisme pedagogis.

 Aliran Konvergensier
Bahwa pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
pembawan si anak, dan faktor luar yaitu pendidikan dan pembinaan
yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan
sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah yang baik yang ada dalam
diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode. Aliran
yang ketiga ini, tampak sesuai dengan ajaran Islam. hal ini dapat
dipahami dari ayat dan hadits di bawah ini:

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Akhlakul


Karimah Adalah : Dalil, Pengertian, Jenis, Dan Contohnya

َ‫ار َو ْاألَ ْفئِ َدةَ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬ َ ‫َوهللاُ أَ ْخ َر َج ُك ْم ِّم ْن بُطُوْ ِن أُ َّمهَاتِ ُك ْم الَتَ ْعلَ ُموْ نَ َشيْأ ً َّو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َو ْاألَب‬
َ ‫ْص‬
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Depag RI, 1989 : 413)
Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi
untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari.
Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajara
dan pendidikan.

Kesesuaian teori konvergensi tersebut di atas, juga sejalan dengan


dengan Hadits Nabi saw. yang berbunyi:
)‫ (رواه البخارى‬.‫َصِّرانِ ِه أَوْ يُ َمجِّ َسانِ ِه‬ ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالف‬
َ ‫ط َر ِة فَأَبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه أَوْ يُن‬
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka ayah dan ibunyalah
yang akan menjadikan dia seorang yahudi atu nasrani“.(Sahih
Bukhari, Jilid 3, 1995 : 177).

Ayat dan hadits tesebut di atas, selain menggambarkan adanya teori


konvergensi juga menunjukkan dengan jelas bahwa pelaksana utama
dalam pendidikan adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya kedua
orang tua, khususnya ibu mendapat gelar sebagai madrasah, yakni
tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan (Abudin Nata,
2006:169).

Dengan merujuk kepada aliran konvergensi di atas, maka dapat


disimpulkan, bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi akhlak
manusia, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Menurut Shailun A.
Nashir (1992:42) faktor intern yang mempengaruhi akhlak terdiri atas
instink, akal dan nafsu.
Sedangkan menurut Rahmat Djatnika (1992:72) faktor dari dalam diri
manusia itu adalah instink dan akalnya, adat, kepercayaan, keinginan-
keinginan, hawa nafsu (passion) dan hati nurani atau wijdan. Selain
itu, faktor intern yang dapat mempengaruhi akhlak juga terdapat
dalam diri individu yang bersangkutan, seperti malas, tidak mau
bekerja, adanya cacat fisik, cacat psikis dan lainnya.

Faktor-faktor berasal dari luar dirinya


Adapun faktor yang berasal dari luar dirinya secara langsung atau
tidak langsung, disadari atau tidak, semua yang sampai kepadanya
merupakan unsur-unsur yang membentuk akhlak. Faktor-faktor
tersebut adalah :

1. Keturunan
2. Lingungan
3. Rumah Tangga
4. Sekolah
5. Pergaulan kawan / Persahabatan
6. Penguasa, Pemimpin

Akhlakul Karimah dalam Kaitannya dengan


Fungsi Hidup
Akhlakul yang baik (al-akhlaqu al-mahmudah) sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, karena dengan akhlak tersebut bisa
menyeimbangkan antara antara akhlak yang baik dengan akhlak yang
buruk pada perbuatan manusia, maka ukuran dan karakternya selalu
dinamis, sulit dipecahkan.

Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak


mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa
kebahagiaan bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama
yang ditampilkan seseorang, tujuannya adalah untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Abudin Nata, 2000:169-170).

Allah Swt. menggambarkan dalam al-Quran tentang janji-Nya


terhadap orang yang senantiasa berakhlak baik, di antaranya Q.S. an-
Nahl:97
‫صالِحًا ِّم ْن َذ َك ٍر أَوْ أُ ْنثَى َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَ &ةً َولَنَجْ & ِزيَنَّهُ ْم أَجْ & َرهُ ْم بِأَحْ َس & ِن َما َك&&انُوْ ا‬
َ ‫َم ْن َع ِم َل‬
)97:‫ (النحل‬  َ‫يَ ْع َملُوْ ن‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.

Orang yang selalu melaksanakan akhlak mulia, mereka akan


senantiasa memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan pahala
berlipat ganda di akhirat dan akan dimasukkan ke dalam sorga.
Dengan demikian, orang yang berakhlak mulia akan mendapatkan
keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat.

Kenyataan sosial membuktikan bahwa orang yang berakhlak baik


akan disukai oleh masyarakat, kesulitan dan penderitaannya akan
dibantu untuk dipecahkan, walau mereka tidak mengharapkannya.
Peluang, kepercayaan dan kesempatan datang silih berganti
kepadanya.
Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang banyak
menyumbang, bersedekah, berzakat, tidak akan menjadi miskin,
tetapi malah bertambah hartanya. Akhlak karimah merupakan suatu
pengamalan yang bersifat ibadah di mana seseorang dalam
perilakunya dituntut untuk berbuat baik terhadap Allah swt. dan
berbuat baik terhadap manusia, juga terhadap dirinya sendiri, juga
terhadap makhluk Allah yang lainnya.

Cara Untuk Menumbuhkan Akhlak Terpuji :


Dalam mewujudkan akhlak yang mulia sebagaimana sifat-sifat terpuji
yang telah dijelaskan diatas, menurut Buya Hamka ada beberapa
kewajiban yang harus ditunaikan antara lain:

1. Membersihkan hati serta mensucikan hubungan dengan Allah


SWT
2. Memperhatikan seluruh perintah dan larangan agama
3. Belajar melawan kehendak diri dan menaklukkannya kepada
kehendak Allah
4. Menegakkan persaudaraan di dalam islam Menjadikan Nabi
Muhammad sebagai suri tauladan dalam setiap bertingkah laku.

Akhlak, Moral, Dan Etika


Akhlak
Sikap atau prilaku baik dan buruk yang dilakukan secara berulang-
ulang dan diperankan oleh seseorang tanpa disengaja atau melakukan
pertimbangan terlebih dahulu.

Moral
Suatu hal yang berkenaan dengan baik dan buruk dengan ukuran
tradisi dan budaya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang.

Etika
Suatu ilmu yang mengkaji tentang persoalan baik dan buruk
berdasarkan akal pikiran manusia. (Daud Ali, 2008) Sedangkan moral
adalah suatu hal yang berkenaan dengan baik dan buruk dengan
ukuran tradisi dan budaya yang dimiliki seseorang atau sekelompok
orang. Berbeda dengan etika dan moral.

Perbedaan Akhlak, Etika dan Moral


Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa akhlak berbeda dengan
etika dan moral. Kalau akhlak lebih bersifat transcendental karena
berasal dan bersumber dari Allah, maka etika dan moral bersifat
relatif, dinamis, dan nisbi karena merupakan pemahaman dan
pemaknaan manusia melalui elaborasi ijtihadnya terhadap persoalan
baik dan buruk demi kesejahteraan hidup manusia di dunia dan
kebahagiaan hidup di akhirat.

Berdasarkan perbedaan sumber ini maka etika dan moral senantiasa


bersifat dinamis, berobah-obah sesuai dengan perkembangan kondisi,
situasi dan tuntutan manusia. Etika sebagai aturan baik dan buruk
yang ditentukan oleh akal pikiran manusia bertujuan untuk
menciptakan keharmonisan. Begitu juga moral sebagai aturan baik
buruk yang didasarkan kepada tradisi, adat budaya yang dianut oleh
sekelompok masyarakat juga bertujuan untuk terciptanya keselarasan
hidup manusia.
Etika, moral dan akhlak merupakan salah satu cara untuk
menciptakan keharmonisan dalam hubungan antara sesama manusia
(habl minannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq (habl
minallah).

Anda mungkin juga menyukai