BAB I
PENDAHULUAN
Busana pada zaman modern ini dianggap sebagai urusan pribadi, tetapi sebagai kaum
muslimin kita tidak boleh masa bodoh dengan hal ini.Karena pada kenyataannya busana yang
dikenakan anak muda sekarang dapat menimbulkan rangsangan seks atau kebrutalan yang
bersumber dari mode-mode busana setengah telanjang atau penonjolan aurat, yang dapat
mengarah pada kejahatan.
Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya sangat menyukai mode-mode busana yang
memamerkan atau tidak menutupi aurat wanita. Rok mini atau celana ketat merupakan gejala yang
terpisahkan dari peradaban masa kini.Sesungguhnya kecenderungan pada mode-mode pada busana
yang tidak senonoh ini menunjukkan kelemahan moral masyarakat. Pada hakekatnya mode busana
mini dan ketat itu dapat merusak kesahatan dan pertumbuhan mental masyarakat itu sendiri dan
juga tidak memilki nilai tambah sama sekali. Mode yang semacam ini mempengaruhi cara berfikir
dan bertindak mereka yang pada akhirnya akan mengubah rasa harga diri mereka.
1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Agama pada SMA Negeri 02 Bengkulu Utara Tahun
2019.
3. Untuk mengetahui cara memperkaya khazanah peserta didik dan Prilaku mulia.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai orang yang beriman, tentu saja kita harus mampu menempuh cara apa pun agar
dekat dengan Allah Swt. Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tentu saja akan
mengantarkannya mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan dan kenikmatan yang
tiada tara. Bukankah seorang anak yang dekat dengan orang tuanya atau seorang pegawai bawahan
dengan bosnya akan memberikan peluang atas segala kemudahan yang akan dicapainya.
Jalan lain utuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Adalah melalui żikir. Żikir artinya mengingat Allah
Swt. Dengan menyebut dan memuji nama-Nya. Syarat yang sangat fundamental yang diperlukan
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Melalui żikir adalah kemampuan dalam menguasai nafsu.
Selanjutnya menyebut nama Allah Swt. (al-Asmā’u al-Husnā) berulang-ulang di dalam hati dengan
menghadirkan rasa rendah hati (tawaddu’) yang disertai rasa takut karena merasakan keagungan-
Nya. Żikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Berżikir pun tidak perlu menghitung berapa
jumlah bilangan yang harus diżikirkan, yang penting adalah żikir harus benar-benar menghujam di
dalam kalbu.
Selain melalui żikir, mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dapat pula dilakukan melalui perbuatan
atau amaliah sehari-hari, yaitu dengan selalu meniatkan bahwa yang kita lakukan adalah semata-
mata hanya karena taat mematuhi aturan main-Nya. Misalnya, kita berbuat baik kepada tetangga
bukan karena ia baik kepada kita, tetapi semata-mata karena Allah Swt,
Kita bersedekah bukan karena kasihan, tetapi semata-mata karena Allah Swt. memerintahkan kita
untuk mengeluarkan sedekah membantu meringankan beban orang yang sedang dalam kesulitan.
Hal ini mestinya dapat kita lakukan karena bukankah pada waktu kecil dulu kita mampu patuh
melaksanakan perintah dan nasihat orang tua? Mengapa sekarang kita tidak sanggup patuh pada
perintahperintah Allah Swt? Jika śalat dapat kita kerjakan karena semata-mata taat mematuhi
perintah Allah Swt., rasanya mustahil bila kita tidak dapat bersikap demikian pada perbuatan-
perbuatan lainnya.
a. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami dan menganalisis makna larangan pergaulan
bebas dan perbuatan zina. Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang
tidak dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas
adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina. Hal inilah yang menjadi fokus
bahasan pada bagian ini.
1. Pengertian Zina
2. Hukum Zina
3. Kategori ZinaPerbuatan zina dikategorikan menjadi duabagian, yaitu:
a) Zina Muh}s}an, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman
terhadap zina muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana
sampai meninggal).
b) Zina Gairu Muh}s}an, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera
seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari tulisan ringkas ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, mode, seni, budaya, dan etika yang
masih masuk dalam bingkai ajaran agamalah yang sanggup menghantarkan manusia pada
kesempurnaan hakiki sebagai manusia, termasuk dalam masalah mode busana yang berfungsi
menjaga etika kepada Allah dan lingkungan sekitar, terkhusus sesama komunitas manusia.
Dari sini pula akhirnya muncul apa yang disebut dengan “Mode Busana Muslim dan
Muslimah” yang masih masuk dalam koridor ajaran agama Islam. Dan dikarenakan ajaran agama
Islam bersumber dari Dzat Yang Mahasuci dan Sakral, maka mode busana yang bersandar pada
ajaran sakral itu pun bersifat sakral pula.
Jadi, segala bentuk pelecehan terhadap busana Muslim dan Muslimah, terutama terhadap
busana Muslimah, sama halnya dengan melecehkan ajaran agama Allah. Selain itu, menyebarkan
budaya busana muslimah, sama halnya dengan menyebarkan salah satu ajaran Allah.
Jadi Itulah Sahabat Pria dan Wanita, sekilas tentang Berbusana Muslim da Muslimah Merupakan
Kepribadian Dan Keindahan Diri, karenanya tak perlu ragu dan merasa rendah diri dalam memenuhi
perintah Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang.
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan , kami sadar makalah ini masih kurang dari
kesempurnaan,jika ada kesalahan dan kekurangan itu dikarenakan keterbatasan
pengetahuan kami.maka dari itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan demi kesempurnaan isi
makalah ini,semoga bermanfaat bagi kita semua amin.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
http://azahroislami.blogspot.com/2011/09/pakaianku-adalah-pribadiku.html
sumber :
http://www.tarbawi.my/2013/01/apakah-dalil-al-quran-mengenai-aurat.html
sumber :
http://baktiar.pun.bz/dalil-hadist-tentang-kewajiban-menutup-a.xhtml
sumber :
http://taqiyyuddinalawiy.com/etika-berpakaian-seorang-muslimmuslimah.html