Anda di halaman 1dari 20

Memahami hakikat iman kepada Malaikat dan hari akhir, dalil-dalil dan hikmah hikmahnya.

1. Memahami Hakikat Iman Kepada Malaikat.


2. Memahaami Hakikat Iman Kepada Hari akhir
3. Menyebutkan Dalil -dalil iman kepada malaikat dan Hari akhir

1. Hakikat Iman kepada Malaikat.


2. Iman kepada Hari Akhir.
3. Dalil dalil Iman Kepada Malaikat dan Hari akhir
4. Hikmah Iman Kepada Malaikat dan Hari akhir

1
URAIAN MATERI
A. IMAN KEPADA MALAIKAT
1. Pengertian malaikat Allah
Kata ‘malaikat’ berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah malaikah. Kata
malak memiliki arti ‘risalah’ atau ‘mengemban amanat’. Dari makna tersebut malaikat
berarti utusan Allah yang dengan patuh dan tunduk mengemban semua amanat Allah yang
diberikan kepadanya. Malaikat termasuk makhluk Allah yang bersifat ghaib yang tercipta
dari substansi cahaya dan ruh yang berfungsi dan bertugas sebagai perantara antara
Tuhan dan alam nyata. (Sirait, 2013: 69) Hanya Allah yang dapat mengetahui hakikat
malaikat (QS. an-Naml (27): 65).

َ ‫قُل اَّل ي َ ۡع َ َُل َمن يِف ٱ الس َم َٰ َ َٰو يت َوٱ ۡ َۡل ۡر يض ٱلۡ َغ ۡي َب إ اَّل ٱ ا ُ ُّۚلل َو َما يَشۡ ُع ُر‬
َ ‫ون َٱ اَّي َن يُ ۡب َعث‬
٦٥ ‫ُون‬
ِ
Artinya: Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila
mereka akan dibangkitkan. (QS. an-Naml (27): 65).
Allah menganugerahkan kepada malaikat akal dan pemahaman serta menciptakan
bagi mereka naluri untuk taat. Allah juga memberi mereka kemampuan untuk berbentuk
dengan berbagai bentuk serta kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang
berat.
Al-Qur’an tidak menjelaskan tentang asal-usul penciptaan malaikat, seperti
penciptaan manusia dan jin. Tentang asal-usul penciptaan malaikat dari nur (cahaya)
disebutkan dalam hadits Nabi Saw. yang berasal dari ‘Aisyah yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dalam hadits tersebut Nabi Saw,
bersabda:
‫َح ادثَنَا ُم َح امدُ ْب ُن َرإ يفع ٍ َو َع ْبدُ ْب ُن ُ َُح ْي ٍد قَا َل َع ْب ٌد َٱخ َ ََْبَنَ َوقَا َل يإ ْب ُن َرإ يفع ٍ َح ادثَنَا َع ْبدُ إل ار از يإق َٱخ َ ََْبَنَ َم ْع َم ٌر َع ين‬
‫هللا عَلَ ْي يه َو َس ا ََل ُخ يلقَ يت إلْ َم َالئي َك ُة يم ْن ن ٍُور‬ُ ‫هللا َص اَّل‬ ‫ قَا َل َر ُس ْو ُل ي‬:‫ُّإلز ْه ير يِّي َع ْن ع ُْر َو َة َع ْن عَائيشَ َة قَالَ ْت‬
‫َو ُخ يل َق إلْ َج ُّان يم ْن َما ير ٍج يم ْن َنَ ٍر َو ُخ يل َق ٱ َد ُم يم اما ُو يص َف لَ ُ ْك‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Rafi’ Abdu Bin
Humaid, berkata Abdu: Telah mengkabarkan kepada kami, sedangkan ibnu Rafi’ berkata:
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazak telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar
dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah R.A Berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang
menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya)
untuk kalian” .(Shahih Muslim 2996-60)

2
Hadits di atas menjelaskan asal-usul malaikat, jin, dan manusia yang berbeda-
beda. Karena alasan itulah malaikat dan jin merupakan dua makhluk yang berbeda,
meskipun keduanya sama-sama makhluk ghaib. Walaupun malaikat dikatakan sebagai
dzat, tetapi malaikat tidak diberi kekuatan membeda-bedakan seperti manusia. Malaikat
dalam hal ini lebih merupakan kekuatan alam daripada bersifat seperti manusia. Fungsi
malaikat hanyalah tunduk dan patuh kepada ketentuan Allah. Malaikat tidak memiliki
kekuatan untuk menyangkal atau durhaka. Dalam hal ini al-Qur’an surat at-Tahrim (66):
6). menyatakan:
ْ ُ ‫ي َ َٰ أَُّيُّ َا ٱ ا يَّل َين َءإ َمنُو ۟إ قُ ٓو ۟إ َٱن ُف َس ُ ْك َو َٱ ْه يل‬
َ ‫يك َنَ ًرإ َوقُو ُدهَا ٱلنا ُاس َوٱلْ يح َج َار ُة عَلَْيْ َا َملَ َٰ ئي َك ٌة يغ َال ٌظ يشدَ إ ٌد اَّل ي َ ْع ُص‬
‫ون‬
﴾٦﴿ ‫ون‬ َ ‫ون َما يُ ْؤ َم ُر‬ َ ُ‫ٱ ا َّلل َما َٱ َم َر ُ ُْه َوي َ ْف َعل‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat- malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim (66): 6).
Dalam ayat ini mengandung pengertian bahwa malaikat itu tetap mematuhi
perintah Tuhan dan tidak pernah membantah perintah yang dibebankan kepadanya.
Dalam beberapa ayat Al Quran menggambarkan sifat dan tugas malaikat antara
lain: (a). malaikat senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah, (b). diantara Malaikat ada
yang bertugas menyampaikan wahyu, ( c). disebutkan juga bahwasanya malaikat
membantu dalam pertempuran, (d). ada di antara malaikat yang menyampaikan berita
gembira terhadap orang beriman bahwasannya dia akan masuk surga, ( e). Malaikat akan
datang membantu orang yang sabar dan bertakwa, (f). Malaikat Juga digambarkan
sebagai tantara yang tidak terlihat, (g). Malaikat Juga disebutkan sebagai pengiring
manusia, dan lain sebagainya (Sirait, 2013:70-71)
2. Pengertian iman kepada malaikat Allah
Setelah memahami arti malaikat selanjutnya kalian dapat memahami arti iman
kepada malaikat. Mengimani malaikat berarti harus mengakui wujud malaikat, meskipun
tidak dapat melihatnya. Malaikat memiliki wujud, bukan maya (bayangan semu), bukan
ilusi (angan-angan), dan bukan pula sesuatu yang menyatu dalam diri manusia.
Mengimani malaikat juga berarti mengakui keberadaan malaikat yang selalu taat kepada
Allah dan melaksanakan semua perintah-perintah-Nya dan tidak pernah membangkang

3
atau durhaka kepada Allah. Dengan demikian, mengimani malaikat Allah berarti
meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan salah satu makhluk-Nya
yang bernama malaikat yang memiliki sifat-sifat tertentu dan tugas-tugas tertentu. Di
antara sifat sifat malaikat adalah selalu patuh kepada Allah dan tidak pernah durhaka
kepada-Nya.
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kokoh bahwa Allah memiliki
malaikat yang diciptakan dari cahaya, tidak pernah bermaksiat kepada Allah dan
senantiasa menjalankan perintah Allah, senantiasa bertasbih kepada Allah siang dan
malam tanpa berhenti. Tidak ada yang mengetahui jumlah pastinya kecuali Allah, yang
mengemban tugas yang berbeda-beda.
Dari jumlah malaikat yang banyak tersebut ada sepuluh yang hendaknya diketahui
oleh seorang muslim beserta dengan tugas tugasnya. Adapun di antara tugas- tugas
malaikat adalah membagi rizki, menyampaikan wahyu, mencabut nyawa, dan lain
sebagainya. Ada sepuluh malaikat yang wajib kita ketahui dengan tugas-tugas khususnya,
yaitu:
a. Malaikat Jibril, tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada para Nabi.
b. Malaikat Mikail, tugasnya membagikan rezki.
c. Malaikat Israfil, tugasnya meniup terompet pada hari akhir sebagai tanda
datangnya qiamat.
d. Malaikat Izrail, tugasnya mencabut nyawa.
e. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.
f. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia.
g. Malaikat Munkar, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
h. Malaikat Nakir, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
i. Malaikat Malik atau Zabaniyah, tugasnya menjaga neraka.
j. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga.

3. Hukum dan Dalil Beriman kepada Malaikat


Iman kepada malaikat hukumnya adalah wajib, dan merupakan rukun kedua dari
rukun iman yang enam. Tidak sah dan tidak sempurna iman seseorang tanpa mengimani
malaikat. Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah (2): 177:

4
‫لَيۡ َس ٱلۡ ي اَب َٱن ت َُولُّو ْإ ُو ُجوه ُ َۡك يق َب َل ٱلۡ َم ۡ ي‬
‫ۡش يق َوٱلۡ َم ۡغ ير يب َولَ َٰ يك ان ٱلۡ ي اَب َم ۡن َءإ َم َن بيأ ا يّلل َوٱلۡ َي ۡو يم ٱ ۡ ۡۡل يخ ير َوٱلۡ َملَ َٰ ئي َك ية‬
١٧٧ ... ‫َوٱلۡ يك َت َٰ يب َوٱلنا يب يۧيِّ َن‬
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi”

Kemudian dalam QS. Al-Baqarah (2): 285;


‫ُك َءإ َم َن يبأ ا يّلل َو َملَ َٰ ئي َك يت يهۦ َو ُك ُت يب يهۦ َو ُر ُس ي يلۦ ََّل نُ َف ِّ ير ُق ب َ ۡ َي‬ َُۚ ُ‫ول يب َما ُٱن يز َل إلَ ۡي يه يمن ا يرب ِّ يهۦ َوٱلۡ ُم ۡؤ يمن‬
ٌّ ُ ‫ون‬ ُ ‫َءإ َم َن ٱ الر ُس‬
ِ
٢٨٥ ‫َٱ َحد يِّمن ُّر ُس ي يل ُۚۦ َوقَالُو ْإ َ يَس ۡعنَا َو َٱ َط ۡعنَا غُ ۡف َرإن ََك َربانَا َوإلَ ۡي َك ٱلۡ َم يص ُي‬
ِ
Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-
Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali"
Karena iman kepada malaikat adalah kewajiban manusia maka barang siapa yang
mengingkarinya maka orang tersebut telah dholim bahkan bias menjadi kafir. Allah
berfirman dalam QS. An-Nisa (4) : 136
‫ولۦ َوٱلۡ يك َت َٰ يب ٱ ا يَّلي َٱ َنز َل يمن قَ ۡب ُ ُۚل‬
‫ولۦ َوٱلۡ يك َت َٰ يب ٱ ا يَّلي نَ از َل عَ َ َّٰل َر ُس ي ي‬
‫ي َ َٰ أَُّيُّ َا ٱ ا يَّل َين َءإ َمنُ ٓو ْإ َءإ يمنُو ْإ بيأ ا يّلل َو َر ُس ي ي‬
١٣٦ ‫َو َمن يَ ۡك ُف ۡر بيأ ا يّلل َو َملَ َٰ ئي َك يت يهۦ َو ُك ُت يب يهۦ َو ُر ُس ي يلۦ َوٱلۡ َي ۡو يم ٱ ۡ ۡۡل يخ ير فَقَدۡ ضَ ال ضَ لَ َٰ ۢ َال ب َ يعيدً إ‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya. QS. An-Nisa (4) : 136

َ ۡ ‫قُ ۡل َمن ََك َن عَدُ ِّوإ يل ِّ جي ۡ يَبي َل فَاناهُۥ نَ از َ ُلۥ عَ َ َّٰل قَلۡب َيك يِب ۡذ ين ٱ ا يّلل ُم َص ِّيدقا يل ِّ َما ب َ ۡ َي يَدَ يۡ يه َوهُدى َوب‬
‫ُۡش ٰى ليلۡ ُم ۡؤ يم ين َي‬
ِ ِ
٩٨ ‫ َمن ََك َن عَدُ ِّوإ ي ِّ ا يّلل َو َملَ َٰ ئي َك يت يهۦ َو ُر ُس ي يلۦ َوجي ۡ يَبي َل َو يمي َك ٰى َل فَا ان ٱ ا َّلل عَدُ ِّو يل ِّلۡ َك َٰ يف ير َين‬٩٧
ِ

5
Artinya: “Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu
telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan
apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-
orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya,
rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang
kafir. QS. Al-Baqarah(2): 97-98;

6
4. Bagaimana Cara Beriman Kepada Malaikat?
Ada dua bentuk iman kita kepada malaikat, yaitu iman kepada malaikat secara
global dan iman kepada malaikat secara terperinci.
Pertama, Iman kepada Malaikat secara global meliputi dua hal:
a. Mengakui wujud (adanya) malaikat, malaikat adalah salah satu makhluk dari
makhluk-makhluk Allah, Allah menciptakan malaikat untuk beribadah kepada-
Nya, wujudnya adalah hakiki, ketidak mampuan kita melihatnya bukan berarti
malaikat tidak ada.
b. Posisi yang ditempati malaikat adalah semata-mata karena (kehendak) Allah,
malaikat memahami perintah Allah, Allah memuliakan Malaikat, meninggikan
maqamnya dan mendekatkan malaikat kepada-Nya, diantara mereka ada yang
diutus menyampaikan wahyu, mereka tidak memiliki kuasa kecuali atas kehendak
allah.
Kedua, Iman kepada malaikat secara rinci, meliputi:
1) Iman kepada malaikat terkait dengan materi penciptaanya, bahwa malaikat
diciptakan dari cahaya.
2) Mengenai jumlahnya, kita percaya bahwa malaikat banyak jumlahnya dan tidak
ada yang mengetahui jumlah pastinya kecuali Allah.
3) Nama-namanya, kita wajib percaya dengan nama nama malaikat yang
disebutkan oleh allah dalam al-Qur’an atau yang dikhabarkan oleh Rasulullah
saw.
4) Sifat sifat malaikat, bahwa malaikat diciptakan nyata memiliki jisim, bahwa
malaikat memiliki sayap, bahwa malaikat dapat menyerupai makhluk lain, bahwa
malaikat tidak butuh makan dan minum, malaikat bias meninggal, malaikat
beribadah kepada Allah. Dan diantara sifat ibadahnya adalah: terus menerus
tanpa putus, ikhlas, selalu taat dan tidak pernah maksiat, tawadhu’.
5) Kewajiban manusia kepada malaikat. Yang meliputi, yakin dan percaya
kepada malaikat, mencintai dan memuliakan malaikat, tidak mencaci malaikat,
menyukai apa yang disukai malaikat.

7
5. Hikmah Beriman kepada Malaikat Allah
Memperhatikan tugas-tugas malaikat seperti diuraikan di atas, ada beberapa
hikmah yang bisa dipetik dari beriman kepada malaikat. Tentunya kalian dapat
mendiskusikan dengan teman-teman kalian atau dengan siapa saja yang lebih tahu tentang
hal ini. Untuk membantu kalian dalam hal ini, akan dikemukakan beberapa hikmah
tersebut, yaitu:
a. Seseorang akan terhindar dari keragu-raguan tentang kitab suci yang diberikan
Allah Swt. kepada para nabi, karena diyakini bahwa semua itu berasal dari Allah
Swt.
b. Seseorang akan terhindar dari keputusasaan, karena para malaikat senantiasa
memberikan semangat dan dorongan kepadanya, baik dalam bentuk pemberian
rizki, rahmat, memohonkan ampunan, dan memberi kabar gembira.
c. Seseorang akan menjadi lebih berhati-hati dalam berbuat, karena ada malaikat yang
mencatat semua perbuatan yang dikerjakan.

B. Iman kepada Hari Akhir


1. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir
Satu diantara rukun iman adalah iman kepada hari akhir, iman kepada hari akhir
merupakan aspek akidah dan terkait dengan iman kepada yang ghaib. Yang dimaksud
dengan hari akhir adalah hari kiamat, hari dimana manusia dibangkitkan dari kuburnya
untuk dilakukan perhitungan amalnya dan diberikan balasan perbuatannya, jika
perbuatannya baik dibalas baik (pahala) jika perbuatannya jelek dibalas jelek (dosa dan
siksa) yang selanjutnya dari perhitungan amal tadi ditentukan balasannya apakah surga
atau neraka.
Oleh karena itu Iman kepada hari akhir ini setidaknya meliputi tiga aspek penting
yaitu: Al-Ba’tsu (dibangkitkan dari kubur), Al-Hisab wal Jaza’ (perhitungan amal dan
balasannya), serta Al-Jannah wa an-Nar (surga dan neraka). Hari akhir disebut juga
dengan hari kiamat atau Yaumul Ba’ats (hari kebangkitan) Yaumul Mahsyar yaitu (hari
dikumpulkannya manusia dipadang mahsyar) disebut juga Yaumul Mizan (hari
pertimbangan amal) atau disebut juga Yaumul Hisab (hari perhitungan amal hari akhir)
disebut juga dengan Yaumul jaza (hari pembalasan). (Sirait: 2013)

8
Orang yang tidak beriman seringkali bertanya adakah kehidupan setelah
kematian? ini adalah pertanyaan yang selalu timbul dalam pikiran manusia bahkan inilah
soal yang telah dicoba dipecahkan oleh manusia sejak dia pandai mempergunakan akal
pikirannya bukan saja dalam pemikiran agama tetapi juga dalam dalam pikiran filsafat
Adakah nyawa yang dipunyai seseorang akan hilang begitu tubuh manusia mati dan
masuk dalam kubur diskusi tentang hilangnya nyawa bersama hilangnya tubuh atau ke
kanan nyawa adalah diskusi yang sangat tua dan sangat sulit kiranya mengkaji hal ini Jika
seseorang hanya menggunakan kekuatan pikir semata.

2. Posisi iman kepada hari akhir


Di dalam al-Qur’an ada 2 hal terkait dengan keimanan yang banyak dibahas yang
pertama adalah uraian tentang keesaan Allah serta pembuktian tentang keesaan Allah
tersebut yang kedua adalah uraian dan pembuktian tentang hari akhir bahkan tidak jarang
al-Qur’an dan hadis nabi menyebut kedua hal tersebut untuk mewakili rukun rukun iman
lainnya dari sini nampak sekali bahwa keimanan kepada Allah berkait kelindan dengan
keimanan kepada hari akhir dan memang keimanan kepada Allah tidak sempurna kecuali
dengan keimanan kepada hari akhir hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut
amal perbuatan sedangkan amal perbuatan baru sempurna jika motivasinya juga
didasarkan dengan keyakinan tentang adanya hari kemudian karena kesempurnaan
ganjaran atau pahala dan balasannya hanya ditemukan di hari akhir.

3. Percaya kepada hari akhir merupakan prinsip agama


Hanya dengan beragama, barulah kekacauan pikiran karena filsafat misalnya,
dapat diselesaikan. Bagaimanapun panjangnya perjalanan pencaharian yang dilakukan
filsafat itu, akhirnya mempunyai batas dan perhentian. Sebab, wilayah filsafat ada pada
pikiran sedangkan wilayah agama ada pada iradat (kemauan) dan rasa, dan hidup adalah
gabungan dari ketiganya (Hamka, 1978).
Dalam agama khususnya agama samawi, jika seseorang telah menerima sepenuh
hati tentang Tuhan Yang Maha pengatur alam maka dengan sendirinya akan percaya pula
kepada orang yang diberi Wahyu yaitu Nabi dan Rasul sementara seluruh nabi dan rasul
itu menyerukan dan menyampaikan adanya hidup setelah kehidupan yang ada di sekarang
ini oleh sebab itu kepercayaan kepada hari akhir adalah termasuk inti dari agama karena

9
tidak percaya kepada hari akhir berarti telah menciderai terhadap sistem kepercayaan
agama itu sendiri. (Hamka, 1978; Ahmed, 1994)
Iman kepada hari akhir meliputi makna bahwa di suatu saat nanti Allah akan
menciptakan suatu masa yang disebut hari kiamat dan itu menjadi keyakinan yang
dipegang Teguh. Hari kiamat adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur
untuk mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatannya di hadapan Allah. Dengan
meyakini hari kiamat maka hal ini bisa mencegah kita untuk selalu menghindarkan diri
dari perbuatan buruk karena kita sadar bahwa nanti kita akan dituntut di hadapan Allah
untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita.
Hari kiamat yang kita yakini pasti akan datang digambarkan oleh beberapa penulis
merupakan peristiwa yang sangat dahsyat sebagaimana juga dilukiskan di dalam Al-
Qur’an surat At takwir ayat 1 sampai 7 yang artinya kurang lebih:
‫ َوإ َذإ‬٤ ‫ َوإ َذإ ٱلۡ يعشَ ُار ع يُِّطلَ ۡت‬٣ ‫ َوإ َذإ ٱلۡجي َب ُال ُس ي ِّ َي ۡت‬٢ ‫ َوإ َذإ ٱلنُّ ُجو ُم ٱن َك َدَر ۡت‬١ ‫إ َذإ ٱلشا ۡم ُس ُك ِّيو َر ۡت‬
ِ ِ ٧ ‫ وإ َذإ ٱلِن ُفوس ُز يوج ۡت‬٦ ‫ وإ َذ ِإ ٱلۡ يبحار ُ ِّيسر ۡت‬٥ ‫ِٱلۡوح ُوش ح يۡش ۡت‬
َ ِّ ُ ُّ َ َ َُ َ َ ُ ُُ
ِ ِ
Artinya: “Apabila matahari digulung 1, dan apabila bintang-bintang berjatuhan 2,
dan apabila gunung-gunung dihancurkan 3, dan apabila unta unta bunting ditinggalkan 4,
dan apabila binatang-binatang buas dikumpulkan 5, dan apabila lautan dijadikan meluap
6, dan apabila ruh-ruh dipersatukan”.
Dari ayat tersebut dijelaskan menurut Jamaluddin bahwa kehancuran total Apa
yang disebut dengan kiamat dimulai dengan berkontraksinya alam semesta kalimat
apabila matahari digulung menggambarkan saat alam semesta mulai mengerut sehingga
galaksi-galaksi saling mendekat termasuk tata surya saling bertumbukan sehingga jatuh
menimpa satu sama lain alam semesta semakin mengecil hingga akhirnya kembali
menjadi satu kesatuan seperti awal penciptaannya yang dalam dunia sains dikenal dengan
sebutan Ikram atau keruntuhan besar sebagai kebalikan dari Big Bang yaitu ledakan besar
yang menjadi awal tercipta terciptanya alam semesta.
Dahsyatnya hari kiamat juga digambarkan dengan gunung-gunung yang
dihancurkan betapa mengerikan menggambarkan gunung dihancurkan sementara kita
melihat gunung meletus saja sudah membawa akibat yang luar biasa sedangkan di hari
akhir nanti gunung-gunung tidak hanya satu tidak hanya meletus tetapi dihancurkan
gunung yang menjadi pasak dari bumi dihancurkan sehingga bumi kehilangan

10
keseimbangan nya yang akhirnya ikut hancur karena ya itulah gambaran dahsyatnya hari
kiamat.
Kiamat yang digambarkan demikian dahsyat ini berakibat pada musnahnya
seluruh makhluk. Di antara manusia yang ingkar dengan hari akhir mencoba menyanggah
kebenaran hari akhir sebagaimana yang difirmankan oleh Allah di dalam surat Yasin [36]
ayat 78-83
٧٨ ‫ِه َر يمي‬ َ ‫َض َب لَ َنا َمثَال َون َ ي‬
َ ‫س َخلۡقَهُۥ قَا َل َمن ُ ۡي يي ٱلۡ يع َظ َٰ َم َو ي‬ َ َ ‫َو‬
Artinya: “Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada
kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang
telah hancur luluh?" Yasin [36] ayat 78
ِّ‫قُ ۡل ُ ۡي ييْيَا ٱ ا يَّلي َٱنشَ أَهَا َٱ او َل َم ارة َوه َُو يب ُ ي‬
٧٩ ‫ك َخلۡ ٍق عَ يل ٌي‬
Artinya: “Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali
yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (QS. Yasin [36] ayat
79

‫ٱ ا يَّلي َج َع َل لَ ُك يِّم َن ٱلشا َج ير ٱ ۡ َۡلخ َ ي‬


َ ُ‫ۡض َنَ رإ فَا َذإ َٱ ُنت يِّمنۡ ُه تُو يقد‬
٨٠ ‫ون‬
ِ
Artinya: “yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka
tiba- tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". Yasin [36] ayat 80

٨١ ‫َٱ َو لَيۡ َس ٱ ا يَّلي َخلَ َق ٱ الس َم َٰ َ َٰو يت َوٱ ۡ َۡل ۡر َض يبقَ َٰ يد ٍر عَ َ َّٰل َٱن َ َۡيلُ َق يمثۡلَهُ ُۚم ب َ َ َّٰل َوه َُو ٱلۡ َخل ا َٰ ُق ٱلۡ َع يل ُي‬
Artinya: “ Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa
menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin [36] ayat 81)

ُ ‫إن ا َما َٱ ۡم ُر ُهۥ إ َذإ َٱ َرإ َد َش ۡيا َٱن ي َ ُقو َل َلُۥ ُكن فَ َي ُك‬
٨٢ ‫ون‬
ِ ِ
Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. Yasin [36] ayat 82)

َ ‫شء َوإلَ ۡي يه تُ ۡر َج ُع‬


٨٣ ‫ون‬ ُ ‫فَ ُس ۡب َح َٰ َن ٱ ا يَّلي يب َي يد يهۦ َملَ ُك‬
ِّ ‫وت ُ ي‬
ۡ َ ‫ُك‬
ِ
Artinya: “Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala
sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Yasin [36] ayat 83)
Ayat-ayat di atas menurut menurut al-Kindi mengandung beberapa hal yakni:
pertama, keberadaan kembali sesuatu setelah kepunahannya adalah bisa atau mungkin

11
karena menghimpun sesuatu yang telah berpisah pisah atau mengadakan sesuatu yang
tadinya belum pernah ada lebih mudah dari pada mewujudkan yang pertama kali,
meskipun sesungguhnya bagi Allah Tidak ada istilah lebih mudah atau lebih sulit karena
jika Allah menghendaki maka Allah berkata “jadilah! maka jadilah, Kedua, kehadiran
atau wujud sesuatu dari sumber yang berlawanan dengan nya mungkin terjadi Bagaimana
terciptanya api dari daun hijau (yang mengandung air). hal ini diinformasikan oleh ayat
yang berbunyi “yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau”, Ketiga, menciptakan
manusia dan menghidupkannya setelah kematiannya lebih mudah bagi Allah daripada
menciptakan alam raya yang sebelumnya tidak pernah ada hal ini dapat dipahami dari
firman Allah dan tidak kah tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa
menciptakan yang serupa dengan itu, keempat, untuk menciptakan dan atau melakukan
sesuatu betapapun besar dan Agungnya ciptaan itu Bagi Tuhan tidak diperlukan adanya
waktu atau materi ini jelas berbeda dengan makhluk yang selalu membutuhkan keduanya
hal ini bisa dipahami dari firman Allah jadilah maka terjadilah. (Sirait, 2013:245-246)
Maka iman kepada hari akhir ini menjadi salah satu pembeda antara orang
mukmin dan orang yang tidak mukmin. Orang yang beriman yakin dengan kehidupan
setelah kematian.
Sebagaimana telah dibahas dalam pembahasan iman kepada malaikat, salah astu
malaikat Allah ada yang bertugas meniup sangkakala, tiupan pertama adalah sebagai
tanda kiamat dimana semua makhluk binasa. Sedangkan pada tiupan kedua manusia yang
telah meninggal dunia dibangkitkan dari kuburnya.
Aspek keimanan yang masuk dalam lingkup iman kepada Hari akhir yang pertama
adalah Al-Ba’tsu. Al-Ba’tsu adalah dibangkitkannya manausia dari kematian di hari
kiamat kelak.
Kebangkitan dari kematian pada hari kiamat kelak atau yang disebut dengan al-
ba’tsu, adalah benar adanya yang didasarkan dari dalil-dalil Al-Qur’an as-sunnah serta
ijma’ para ulama.
Para ulama bersepakat tentang kebenaran hari akhir juga kebangkitan manusia
dari kuburnya di hari akhir kelak.
Hal kedua yang terkait dengan iman kepada hari akhir adalah iman dengan hisab
dan jaza’, yaitu perhitungan amal perbuatan manusia dan pembalasan atas perbuatan-

12
perbuatan manusia. Hal ini juga benar adanya didasarkan pada dalil-dalil dari Al-Qur’an
sunnah serta ijma’ para ulama.
Hal ketika yang juga berkaitan dengan iman kepada hari akhir adalah percaya
tentang adanya surga dan neraka sebagai tempat kembali yang abadi bagi makhluk.
Surga adalah tempat dari segala kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah bagi
hamba-hambanya yang Mukmin yang bertaqwa yang beriman dengan segala sesuatu
yang wajib diimani serta senantiasa taat kepada Allah dan rasulnya ikhlas karena Allah
mengikuti Rasulullah di dalamnya ada bermacam-macam kenikmatan kenikmatan yang
belum pernah dilihat oleh mata belum pernah didengar oleh telinga bahkan belum
pernah terbersit dalam hati manusia.
Sedangkan Neraka adalah tempat yang berisi dengan siksa yang dijanjikan dan
disediakan Allah bagi orang-orang kafir orang-orang obrolin orang-orang yang
mengingkari Allah dan dan menentang Rasul Nya di dalamnya bermacam-macam siksa
siksa yang belum pernah terbesit dalam hati manusia.
Disamping tiga hal yang disebutkan di atas ada beberapa hal yang terkait dengan
iman dengan hari akhir yaitu iman dengan segala sesuatu yang terjadi setelah mati
diantaranya adalah:
1. Fitnatul Qobri atau fitnah kubur yaitu pertanyaan kepada mayit setelah dikuburkan
tentang siapa Tuhannya Apa agamanya dan siapa nabinya, maka bagi orang-orang
yang beriman dapat menjawab pertanyaan tersebut dan mengatakan Allah Tuhanku
Islam agamaku dan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam nabiku sementara
orang-orang yang dholim dan orang-orang kafir tidak akan mampu menjawab atau
menjawab tidak tahu sedangkan orang-orang munafik menjawab tidak tahu aku
pernah mendengar orang mengatakan sesuatu lalu aku bunuh.
2. Siksa dan nikmat kubur. Adapun siksa kubur diberikan atau untuk orang-orang
yang zalim orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Sedangkan nikmat kubur
diberikan kepada orang-orang Mukmin.
Maka sesungguhnya iman kepada hari akhir ini meliputi iman kepada segala hal
yang akan terjadi kelak setelah manusia meninggal, bahwa ada kehidupan setelah
kematian dan ada urut-urutan kejadian di dalamnya. Urutannya dimulai dengan kematian
manusia.

13
a. Mati.
Kematian adalah fase pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat. Kematian
adalah suatu yang pasti dan tidak dapat dihindari:
‫ُك ن َ ۡفس َذإئيقَ ُة ٱلۡ َم ۡو يت َوإن ا َما ت َُوفا ۡو َن ُٱ ُج َور ُ ۡك ي َ ۡو َم ٱلۡ يق َي َٰ َم ية فَ َمن ُز ۡح يز َح َع ين ٱلنا يار َو ُٱ ۡد يخ َل ٱلۡ َجنا َة فَقَدۡ فَ َاز َو َما‬ ُّ ُ
١٨٥ ‫ٱلۡ َح َي ٰو ُة ٱدلُّ نۡ َيا إ اَّل َمتَ َٰ ُع ٱلۡغ ُ ُِر يور‬
ِ
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Mati adalah berpisahnya Ruh dari raga, berpisahnya anak dari orang tua dan dunia
yang fana ini.
b. Kubur
Setelah manusia meninggal maka dikuburkan, dimpat yang sempit dan gelap
gulita. Di dalam kubur orang yang meninggal akan ditanya sebagaimana telah diterangkan
pada pembahasan sebelumnya, juga di dalam kubur ada nikmat kubur bagi orang mukmin
yang beramal sholeh, sebaliknya orang yang kafir akan mendapatkan siksa kubur.
c. Al-Ba’tsu wal Hasyru (Dibangkitkan dan dikumpulkan)
Telah diterangkan sebelumnya iman kepada hari akhir di dalamnya meliputi pula
kayakinan tentang kebangkitan kembali. Yakni setelah kiamat terjadi maka manusia akan
dibangkitkan (dihidupkan) kembali inilah yang disebut al-Ba’tsu. Kemudian
dikumpulkan di padang mahsyar dalam keadaan seperti ketika dilahirkan, tanpa pakaian
tanpa alas kaki. Inilah al-Hasyru.
‫َونُ يفخَ يِف ٱ ُّلص يور فَ َص يع َق َمن يِف ٱ الس َم َٰ َ َٰو يت َو َمن يِف ٱ ۡ َۡل ۡر يض إ اَّل َمن َشا َء ٱ ا ُّلل ُ اُث نُ يفخَ يفي يه ُٱ ۡخ َر ٰى فَا َذإ ُ ُۡه‬
ِ ِ
٦٨ ‫ون‬ َ ‫يق َيام ي َ ُنظ ُر‬
Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi
kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka
tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)
‫ُك ُم ۡر يض َع ٍة َ اَعا َٱ ۡرضَ َع ۡت َوتَضَ ُع‬ ۡ َ ‫ي َ َٰ أَُّيُّ َا ٱلنا ُاس ٱت ا ُقو ْإ َربا ُ ۡكُۚ ِإ ان َزلۡ َز َ َل ٱ الساعَ ية‬
ُّ ُ ‫ ي َ ۡو َم تَ َر ۡوَنَ َا ت َۡذ َه ُل‬١ ‫ش ٌء َع يظي‬
٢ ‫ُك َذ يإت َ ُۡح ٍل َ ُۡحلَهَا َوتَ َرى ٱلنا َاس ُس َك َٰ َر ٰى َو َما ُُه ب ُيس َك َٰ َر ٰى َولَ َٰ يك ان عَ َذ َإب ٱ ا يّلل َش يديد‬ ُّ ُ

14
Artinya: “1. Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). 2.
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita
yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya”

d. Al Hisab (Perhitungan Amal)


Setelah dikumpulkan maka dilakukan perhitungan amal dan pembalasan semua
perbuatan manusia selama di dunia, serta diserahkan buku catatan amalnya.
(sebagaimana keyakinan umat Islam bahwa ada malaikat yang ditugaskan mencatat amal
perbuatan manusia yaitu roqib dan ‘atid), kemudian ditimbang perbuatannya mana yang
lebih berat pahala atau dosanya (mizan). kemudian diberikan balasan sesuai dengan
perbuatannya jika amalnya sholeh dibalas demham surga, dan jika amalnya buruk di
lemparkan ke neraka. Allah Swt berfirman dalan Qs Al-Kahfi ayat 49;
‫ون ي َ َٰ َويۡلَ َت َنا َمالي َه َٰ َذإ ٱلۡ يك َت َٰ يب ََّل يُغَا يد ُر َص يغ َية َو ََّل‬
َ ُ‫َو ُو يض َع ٱلۡ يك َت َٰ ُب فَ َ ََتى ٱلۡ ُم ۡج ير يم َي ُمشۡ يف يق َي يم اما يفي يه َوي َ ُقول‬
٤٩‫َكب َيي ًة إ اَّل َٱ ۡح َصٰىٰ َاُۚ َو َو َجدُ و ْإ َما َ يَعلُو ْإ َح ياَضإ َو ََّل ي َ ۡظ ي َُل َرب ُّ َك َٱ َحدإ‬
ِ
Artinya: Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah
ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka
kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada
(tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun"

Kemudian firman Allah dalam Quran surat Al-Anbiya: 47;


‫َون َضَ ُع ٱلۡ َم َ َٰو يز َين ٱلۡ يق ۡسطَ يل َي ۡو يم ٱلۡ يق َي َٰ َم ية فَ َال ت ُۡظ َ َُل ن َ ۡفس َش ۡيا َوإن ََك َن يمثۡقَا َل َحباة يِّم ۡن خ َۡردَلٍ َٱتَيۡنَا ِبي َا َو َك َف ٰى‬
ِ ٤٧ ‫يب َنا َح َٰ يس ب َيي‬
Artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji
sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.”
Kemudian firman Allah dalam Quran surat Al hijr ayat 92;
٩٢ ‫فَ َو َرب ِّ َيك لَن َ ۡ َسلَّنا ُ ۡم َٱ ۡ َۡج يع َي‬
Artinya: “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua”

15
Setelah dibangkitkan dan dikumpulkan di mahsyar untuk dihisab umat Islam
meyakini adanya pertolongan yang disebut dengan Syafa’at, dan satu-satunya yang paling
agung adalah syafa’at Rasulullah saw.
e. Shirath
Shirath adalah Jembatan/jalan yang membentang di atas neraka menuju surga.
Namun demikian tidak semua manusia dapat melewatinya, hanya orang orang yang ahli
surga yang dapat melewatinya. Firman Allah dalam Quran surat maryam ayat 71-72;
٧٢ ‫ ُ اُث نُنَ ِّجيي ٱ ا يَّل َين ٱتاقَو ْإ اون ََذ ُر ٱ الظ َٰ يل يم َي يفْيَا يج يثيِّا‬٧١ ‫نك إ اَّل َوإ ير ُد َهاُۚ ََك َن عَ َ َّٰل َرب ِّ َيك َح ۡتما ام ۡق يضيِّا‬
ۡ ُ ‫َوإن يِّم‬
ِ ِ
Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan, QS. Maryam ayat 71.
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan
orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut QS Maryam ayat 72
f. Surga dan Neraka
Telah dibahas pula dalam bab sebelumnya tentang surga dan neraka. Bagi orang
muslim, mukmin dan sholeh yang pahala amal sholehnya lebih banyak dari dosanya akan
menjadi ahli surga. Sebaliknya orang yang kafir dan banyak dosanya akan masuk neraka.
Gambaran alur perjalan hidup manusia hingga kelak sampai di surga atau neraka
dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar.1
Tahapan perjalan hidup manusia

16
Sumber: https://mentari9.files.wordpress.com/2017/09/kehidupan-
dunia_akhirat_agunkzscreamo-blog.jpg

4. Hikmah iman kepada hari akhir


Dengan beriman kepada hari akhir kita akan mendapatkan hikmah yang besar
diantaranya adalah:
Pertama, cinta di dalam melakukan ketaatan serta senantiasa menjaga perilaku
taat dengan mengharap pahala untuk bekal di hari akhir
Kedua, takut untuk melakukan perbuatan maksiat serta Ridho meninggalkan
perbuatan tersebut karena takut akan siksa Allah di hari kiamat kelak.
Ketiga, sebagai hiburan bagi orang mukmin atas apa yang telah dilewatkan nya di
dunia bahwasanya kelak di akhirat dia akan mendapatkan nikmat dan pahala.

5. Bantahan Bagi Orang Yang Meragukan Kebangkitan di Hari Akhir


Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa ada di antara manusia yang mengingkari
kebenaran hari akhir bukan hanya manusia manusia zaman sekarang tetapi umat-umat
terdahulu bahkan pada masa nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad ada di antara manusia
yang mengingkari tentang kebenaran hari akhir.
Akan tetapi dugaan orang-orang yang menentang kebenaran hari akhir ini
dibantah berdasarkan dalil-dalil syara’ maupun secara indrawi dan akal.
Adapun dalil Al-Qur’an yang menyebutkan bantahan terhadap orang-orang yang
mengingkari kebangkitan kelak di hari akhir adalah Firman Allah dalam Quran surat al-
Isra’ ayat 49-52;
‫ َٱ ۡو َخلۡقا‬٥٠ ‫ ۞قُ ۡل ُكونُو ْإ يح َج َار ًة َٱ ۡو َح يديدً إ‬٤٩ ‫ون َخلۡقا َج يديدإ‬ َ ُ‫َوقَالُ ٓو ْإ َٱ يء َذإ ُكناا يع َظ َٰ ما َو ُرفَ َٰ تًا َٱ يءَنا لَ َم ۡب ُعوث‬
َ ُ‫ون إلَ ۡي َك ُر ُء َوسه ُۡم َوي َ ُقول‬
‫ون‬ َ ُ‫ون َمن يُ يعيدُ َنَ قُلي ٱ ا يَّلي فَ َط َرُ ۡك َٱ او َل َم ار ُۚة فَ َسيُنۡ يغض‬ َ ُ‫يِّم اما يَ ۡك ُ َُب يِف ُصدُ يور ُ ۡكُۚ فَ َس َي ُقول‬
ِ ۡ ُ ‫ ي َ ۡو َم يَدۡ ع‬٥١ ‫ون قَ يريبا‬
٥٢ ‫ون إن ل ا يبث ۡ ُ ۡت إ اَّل قَ يليال‬ َ ُّ‫ون ي َِب ۡم يد يهۦ َوت َُظن‬
َ ‫ُوك فَتَ ۡس تَجي ي ُب‬ َ ‫س َٱن يَ ُك‬ ٰ َ ‫َم َ ٰت ه َُو قُ ۡل َع‬
ِ ِ
Artinya: Dan mereka berkata: “Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan
benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai
makhluk yang baru?” Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu
makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”. Maka mereka
akan bertanya: “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah: “Yang
telah menciptakan kamu pada kali yang pertama”. Lalu mereka akan menggeleng-
gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: “Kapan itu (akan terjadi)?”
Katakanlah: “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat”,yaitu pada hari Dia

17
memanggil kamu, lalu kamu mematuhiNya sambil memujiNya dan kamu mengira, bahwa
kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.[al Isra`/17:49-52].

Adapun bantahan secara indrawi kepada orang yang mendustakan kehidupan


setelah kematian adalah apa yang disampaikan oleh Allah di dalam al-Qur’an Bagaimana
Allah memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya bagaimana Allah menghidupkan
kembali yang sudah mati di dalam dunia ini. contohnya di dalam surat al-Baqarah ada
beberapa ayat yang menunjukkan tentang hal tersebut.
Seperti kisah kaum Nabi Musa ketika mereka berkata kepada Nabi Musa kami
tidak percaya kepadamu sehingga kami bisa melihat Allah secara nyata dengan kasat mata
makalah mematikan Mereka kemudian menghidupkannya kembali hal ini diceritakan
oleh Allah di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 55 dan 56;

َ ‫وس لَن ن ُّۡؤ يم َن َ َل َح ا ٰت نَ َرى ٱ ا َّلل َ ۡج َرة فَأَخ ََذتۡ ُ ُك ٱ الص َٰ يعقَ ُة َو َٱ ُ ۡنت ت َُنظ ُر‬
٥٥ ‫ون‬ ٰ َ ‫َوإ ۡذ قُلۡ ُ ۡت ي َ َٰ ُم‬
ِ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak akan
beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu
disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”. (QS:Al-Baqarah : 55).

َ ‫ُ اُث ب َ َعثۡ َن َٰ ُك يِّم ۢن ب َ ۡع يد َم ۡو يت ُ ۡك لَ َعلا ُ ۡك تَشۡ ُك ُر‬


٥٦ ‫ون‬
Artinya: “Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu
bersyukur.” (QS:Al-Baqarah : 56).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kebenaran
hari akhir bahwasanya Allah kuasa untuk menghidupkan yang telah mati seperti kisah
orang yang terbunuh yang menjadi sebab perselisihan Bani Israil yang kemudian Allah
memerintahkan untuk menyembelih seekor sapi, kemudian mereka memukulkan dengan
sebagian daging dari sapi itu agar orang yang meninggal itu hidup kembali dan
mengabarkan siapa yang membunuhnya hal ini termuat di dalam al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 72:

َ ‫نت تَ ۡكتُ ُم‬


٧٢ ‫ون‬ ۡ ُ ‫َوإ ۡذ قَتَلۡ ُ ۡت ن َ ۡفسا فَأ اد َٰ َ َٰ ۡر ُ ۡت يفْيَا َوٱ ا ُّلل ُم ۡخ يرج اما ُك‬
ِ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu
saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama
ini kamu sembunyikan.”

18
Dan di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 73;

َ ُ‫يك َءإي َ َٰ تي يهۦ لَ َعلا ُ ۡك تَ ۡع يقل‬


٧٣ ‫ون‬ ۡ ُ ‫َضبُو ُه يب َب ۡع يضهَاُۚ َك َ َٰذ ي َل ُ ۡي يي ٱ ا ُّلل ٱلۡ َم ۡو َ ٰت َو ُي ير‬
‫فَ ُقلۡ َنا ٱ ۡ ي‬
“Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!"
Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan
memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti.
Atau kisah Nabi Ibrahim yang ingin mengetahui bagaimana Allah
menghidupkan yang telah mati. Allah berfirman dalam al quran surat Al-Baqarah ayat
260:
‫َوإ ۡذ قَا َل إ ۡب َ َٰر يهۧ ُم َر ي ِّب َٱ ير ين َك ۡي َف ُ ُۡت يي ٱلۡ َم ۡو َ ٰت قَا َل َٱ َو لَ ۡم ت ُۡؤ يمن قَا َل ب َ َ َّٰل َولَ َٰ يكن يل ِّ َي ۡط َم ي ائ قَلۡ يب قَا َل فَخ ُۡذ َٱ ۡرب َ َعة‬
ِ ِ
‫ُك َج َبل يِّمّنۡ ُ ان ُج ۡزءإ ُ اُث ٱ ۡد ُعه اُن يَأۡتيينَ َك َس ۡعياُۚ َوٱعۡ َ َۡل َٱ ان ٱ ا َّلل َع يز ٌيز‬ ِّ ‫صه اُن إلَ ۡي َك ُ اُث ٱ ۡج َع ۡل عَ َ َّٰل ُ ي‬ ۡ ُ َ‫يِّم َن ٱ الط ۡ يي ف‬
ِ
٢٦٠ ‫َح يكي‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman:
“Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi
agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah
empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan
di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS:Al-Baqarah: 260).

Contoh-contoh di atas adalah kejadian indrawi yang menunjukkan kemungkinan


hidup setelah mati ada juga contoh lain adalah mukjizat Nabi Isa yang dapat
menghidupkan orang mati dengan izin Allah.
‫إ ْذ قَا َل ٱ ا ُّلل ي َ َٰ يع َيس ٱ ْب َن َم ْر َ ََي ٱ ْذ ُك ْر ين ْع َم يت عَلَ ْي َك َوعَ َ َّٰل َ َٰو ي َدلتي َك إ ْذ َٱيادت َُّك يب ُرو يح ٱلْ ُقدُ يس ُت َ ي ِّك ُم ٱلنا َاس يِف‬
ِ ِ
‫ٱلْ َمهْ يد َو َكه ًْال َوإ ْذ عَل ا ْم ُت َك ٱلْ يكتَ َٰ َب َوٱلْ يح ْْكَ َة َوٱلتا ْو َرىٰ َة َوٱ َّْل يجني َل َوإ ْذ َ َْتلُ ُق يم َن ٱ يِّلطيي َكهَ ْيـَ ية ٱ الط ْ يي يِب ْذ يِن‬
ِ ِ
‫ون َط ْ ريإ يِب ْذ يِن َوت َُْبيئُ ٱ ْۡلَ ْْكَ َه َوٱ ْ َۡل ْب َر َص يِب ْذ يِن َوإِ ْذ ُ َْت ير ُج ٱلْ َم ْو َ ٰت يِب ْذ يِن َوإ ْذ َك َف ْف ُت ب َ ين‬ ِ
ُ ‫فَتَن ُفخُ يفْيَا فَتَ ُك‬
ِ ِ ِ
﴾ِ ١١٠﴿ ‫َنك إ ْذ يجئَْتَ ُم بيألْ َب ي ِّين َ َٰ يت فَقَا َل ٱ ا يَّل َين َك َف ُرو ۟إ يمّنْ ُ ْم إ ْن َه َٰ َ ِذإ إ اَّل يِس ٌْر ُّمب ٌيي‬
َ ‫س يءي َل ع‬ َٰ َ ْ ‫إ‬
ِ ِ ِ ِ
(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu
dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan
(ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah
pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan
ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang
sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang
yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-

19
Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup)
dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan
mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-
keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain
melainkan sihir yang nyata". QS. Al-Maidah [5];110

Sedangkan dalil rasional bisa kita lihat dari 2 hal:


Yang pertama, Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi dan segala
sesuatu yang ada di dalamnya diciptakan tanpa permulaan maka yang maha kuasa untuk
menciptakan sesuatu tanpa permulaan maka akan sangat mampu untuk mengulanginya
atau mengembalikannya.
Yang kedua, adalah bahwasanya bumi itu bisa menjadi mati (kering kerontang)
tidak ada tumbuhan hijau di atasnya, maka kemudian Allah menurunkan hujan maka
kemudian tumbuhlah tumbuhan-tumbuhan hijau. Maka Allah Yang Maha kuasa untuk
menghidupkan bumi mampu pula untuk menghidupkan yang mati.

20

Anda mungkin juga menyukai