Anda di halaman 1dari 16

Posisi Malaikat Allah dalam Kehidupan Manusia

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.


Dr. Moh. Idrus, MA

Disusun oleh:

MUKHOBIR NIM. 18232400034

MULYADI NIM. 18232400035

PENDIDIKAN KADER ULAMA (PKU) ANGKATAN XVIII


MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI)
PROVINSI DKI JAKARTA
2023 M/1444 H

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua mahkluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: ghaib (al-ghaib) dan nyata (as-syahadah). Yang membedakan
mahkluk ciptaan Allah itu adalah bisa dan tidak bisanya dijangkau oleh panca
indera manusia. Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera
manusia digolongkan menjadi al-ghaib, dan sebalikya yang bisa dijangkau dengan
panca indera manusia digolongkan menjadi as-syahadah. Untuk mengetahui dan
mengimani wujud mahkluk ghaib ini, seseorang dapat menempuh dua cara, yaitu:
melalui berita atau informasi yang diberikan oleh beberapa sumber tertentu atau
dengan melalui bukti-bukti nyata yang menunjukkan mahkluk ghaib itu memang
ada. Misalnya malaikat, kita mengetahui dan mengimani wujud malaikat, pertama
melalui khabar/berita yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW baik berita
yang disampaikan berupa Al-Quran atau Sunnah. Banyak sekali ayat-ayat Al-
Quran atau Sunnah Rasulullah yang menjelaskan tentang Malaikat. Karena kita
mengimani kebenaran dua sumber tersebut, dan yang berikutnya kita dapat
mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang ada di
alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu memang ada. Keimanan
kepada Malaikat masuk ke dalam rukun Iman yang kedua, maka setiap orang
Islam yang mengaku Muslim harus mengimani keberadaan Malaikat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Iman kepada Malaikat?
2. Sifat-sifat yang dimiliki Malaikat
3. Tugas dan nama-nama Malaikat
4. Hikmah beriman kepada malaikat

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Iman kepada malaikat dan hikmahnya
2. Mengetahui sifat, tugas dan nama-nama malaikat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Malaikat Allah


Beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT merupakan pokok-pokok
keimanan seorang muslim. Tidak dikatakan seseorang beriman atau belum
sempurna iman seorang muslim hingga ia juga mengimani keberadaan, wujud,
sifat, akhlak, dan amalan-amalan para malaikat Allah. Sebaliknya kekufuran
terhadap para malaikat Allah juga berarti ia telah mengkufuri Allah SWT.
Semakin banyak seseorang mengenal malaikat-malaikat Allah, apalagi jika ia
mengenalnya secara terperinci, mulai dari nama-namanya secara umum dan
khusus, bentuk fisiknya, sifat baiknya, apa yang disukainya, apa yang dibencinya,
akhlaknya-akhlaknya, amal ibadahnya, dan lain sebagainya, maka akan semakin
bertambah imannya kepada Allah SWT.
Kata ‘Malaikat’ sendiri berasal dari kata malak, bentuk jamaknya adalah
malaikah. Kata malak memiliki arti ‘risalah’ atau ‘mengemban amanat’. Dari
makna tersebut malaikat berarti utusan Allah yang dengan patuh dan tunduk
mengemban semua amanat Allah yang diberikan kepadanya. Malaikat termasuk
makhluk Allah yang bersifat ghaib (tidak dapat dijangkau oleh indera manusia).
Hanya Allah yang dapat mengetahui hakikat malaikat (QS. an-Naml (27): 65).
Allah menganugerahkan kepada malaikat akal dan pemahaman serta menciptakan
bagi mereka naluri untuk taat. Allah juga memberi mereka kemampuan untuk
berbentuk dengan berbagai bentuk serta kemampuan untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang berat. Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat
malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat
malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para
makhluk yang berada di dalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril
Allah memberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail
Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat
Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil

2
Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala 1. Al- Quran sendiri tidak
menjelaskan tentang asal-usul penciptaan malaikat, seperti penciptaan manusia
dan jin. Tentang asal-usul penciptaan malaikat dari nur (cahaya) disebutkan dalam
hadits Nabi Saw. yang berasal dari ‘Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dalam hadits tersebut Nabi SAW.
bersabda:

‫ُخ ِلَقِت اْلَم َال ِئَك ُة ِم ْن ُنْو ٍر َو ُخ ِلَق الَج آن ِم ْن َم اِرٍج ِم ْن َناٍر َو ُخ ِل َق آَد ُم ِم ْن َم ا َو َص َف‬
.)‫َلُك ْم (رواه أحمد ومسلم والترمذي وابن ماجه عن عائشة‬
Artinya: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api yang berkobar, dan
Adam(manusia) sebagaimana telah dijelaskan kepadamu.” (HR. Ahmad, Muslim,
at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari ‘Aisyah r.a.).
Hadits di atas menjelaskan asal-usul malaikat, jin, dan manusia yang
berbeda-beda. Karena alasan itulah malaikat dan jin merupakan dua makhluk yang
berbeda, meskipun keduanya sama-sama makhluk ghaib. Walaupun malaikat
dikatakan sebagai dzat, tetapi malaikat tidak diberi kekuatan membeda-bedakan
seperti manusia. Malaikat dalam hal ini lebih merupakan kekuatan alam daripada
bersifat seperti manusia. Fungsi malaikat hanyalah tunduk dan patuh kepada
ketentuan Allah. Malaikat tidak memiliki kekuatan untuk menyangkal atau
durhaka. Dalam hal ini al-Quran menyatakan:

(٦ :‫)التحريم‬ ‫اَّل َيْع ُصْو َن َهّٰللا َم ٓا َاَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلْو َن َم ا ُيْؤ َم ُرْو َن‬

Artinya: “Mereka (malaikat) tidak dapat durhaka kepada Allah dalam hal apa saja
yang Ia perintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa saja yang
diperintahkan kepada mereka.” (QS. at-Tahrim (66): 6).
Tidak boleh bagi seorang muslim meragukan, apalagi mengingkari
keberadaan malaikat-malaikat Allah, baik karena kita tidak pernah melihatnya,
tidak pernah mendengar suaranya, atau karena yang lainnya. Kita wajib
mengimaninya karena Allah sendiri yang menceritakan keberadaan mereka
kepada kita. Namun demikian dilarang pula bagi kita untuk menceritakan perihal

1
Al-Hukaimi Syekh Muhammad bin Shaih, Sifat Allah dalam Pandangan Ibn Taimiyah. (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2005) h. 10

3
mereka diluar dari apa yang telah diceritakan oleh Allah SWT. Tidak boleh pula
bagi kita membicarakan tentang mereka serta mentakwilkan mereka dengan
takwil tampa ilmu. Misalnya pembicaraan tentang jenis kelaminnya, sedangkan
Allah tidak menceritakan kepada kita apakah malaikat itu laki-laki atau
perempuan. Atau dengan mentakwilkan bahwa malaikat itu hanyalah salah satu
dari kekuatan-kekuatan Allah SWT. Perkara ini pernah terjadi pada kaum
musyrikin Arab dahulu sebelum datangnya Islam, mereka mengatakan bahwa
malaikat-malaikat itu adalah anak-anak Allah yang perempuan. Membicarakan
perkara yang seperti ini termasuk sebuah kejahilan, yaitu berbicara tanpa ilmu2.

B. Pengertian Iman kepada Malaikat


Iman kepada malaikat menurut istilah yaitu percaya atau yakin bahwa
malaikat itu makhluk gaib ciptaan Allah yang senantiasa patuh menjalankan tugas
dan tidak pernah durhaka sedikit pun. Dengan demikian, mengimani malaikat
Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan salah
satu makhluk-Nya yang bernama malaikat yang memiliki sifat-sifat tertentu dan
tugas-tugas tertentu. Di antara sifat sifat malaikat adalah selalu patuh kepada
Allah dan tidak pernah durhaka kepada-Nya. Adapun di antara tugas-tugas
malaikat adalah membagi rizki, menyampaikan wahyu, mencabut nyawa, dan lain
sebagainya.
Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah Allah swt. untuk
beribadah. Mereka menunjukkan jalan yang benar dan mendoakan agar dosa-dosa
orang mukmin diampuni serta dilindungi dari berbagai macam kejahatan.

C. Sifat-Sifat yang Dimiliki Malaikat


Di antara sifat (ciri) fisik malaikat, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Saw,
adalah bahwa mereka diciptakan dari cahaya.Rasulullah Saw bersabda:

. . . ‫ُخ ِلَقِت اْلَم اَل ِئَك ُة ِم ْن ُنْو ٍر‬


Artinya:
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya. . . (HR. muslim)

2
Wismanto Abu Hasan, Berkenalan dengan Malaikat (Pekanbaru: Publishing and Consulting
Company, 2018) h. 8

4
Diantara sifat-sifat Malaikat itu ialah :
1. Malaikat tidak dapat dilihat walaupun ia berada ditengah kita
2. Malaikat dapat membentuk diri dalam wujud manusia rupawan seperti
malaikat yang datang bertamu kepada Nabi Luth sehingga kaumnya
terperdaya.
3. Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan izin Allah
4. Sayap Para Malaikat
Allah menciptakan para malaikat dan menjadikan mereka bersayap.
Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah dan besarnya. Allah
menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1.
‫ٰۤل‬
‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َف اِط ِر الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َج اِع ِل اْلَم ِٕىَك ِة ُرُس ۙاًل ُاوِلْٓي َاْج ِنَح ٍة َّم ْثٰن ى‬
١ ‫َو ُثٰل َث َو ُر ٰب َۗع َيِز ْيُد ِفى اْلَخ ْلِق َم ا َيَش ۤا ُۗء ِاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬
Artinya :
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Yang dimaksud Allah menambahi dalam penciptaan apa yang Dia
kehendaki sebagaimana dalam ayat di atas adalah menambah jumlah malaikat
dan menambah jumlah sayap malaikat, sebagaimana yang Dia inginkan. Dari
Ibnu Mas’ud RA beliau mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad SAW
melihat malaikat Jibril memiliki 600 sayap.” (HR Muslim) Dalam riwayat
Ahmad dinyatakan bahwa satu sayap malaikat Jibril itu sudah bisa menutupi
ufuk.
5. Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak
pula berketurunan.
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka.
Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang
diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70). Diriwayatkan dari Said bin

5
Musayyib, beliau mengatakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan
bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak
berketurunan.
6. Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu
berdialog dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa
Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang
artinya, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS
al-Baqarah: 30). Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara
kepada Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka.
“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang
yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah
dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah
difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,” dan Dia-
lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).
Malaikat juga berbicara dengan manusia baik pada saat dalam rupa
aslinya atau pun ketika berwujud manusia. Ketika dalam wujud manusia,
maka orang yang diajak bicara oleh malaikat pun bisa menyaksikan rupa
malaikat tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril.
Terkadang pula Nabi bisa melihat malaikat, namun para shahabat yang
berada di sekelilingnya tidak bisa melihatnya. Diantara dalil hal tersebut
adalah saat Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril, dia
mengucapkan salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat
apa yang tidak bisa kami lihat.” (HR Bukhari dan Muslim). Malaikatpun
berbicara dengan sesamanya, sebagaimana firman Allah dalam QS Saba’ ayat
23. Pada saat menjelaskan ayat tersebut Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya
para malaikat turun ke awan, lalu menceritakan ketetapan yang sudah

6
ditetapkan di langit.” Pembicaraan mereka ini kemudian dicuri oleh jin lalu
disampaikan kepada para dukun.
7. Malaikat tidak pernah merasa capek dan bosan
Pada surat Al- Anbiya: 20, “Mereka selalu bertasbih malam dan siang
tiada henti-hentinya”. Dan pada QS. Fushillat: 38. “Jika mereka
menyombongkan diri, Maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu
bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-
jemu.” (Fushillat: 38)
8. Para malaikat juga merasakan kematian
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup
tak terkecuali malaikat itu akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
a. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala
penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan (QS al-
Qashash: 88)
b. Semua yang ada di bumi itu akan binasa (QS Ar-Rahman: 26)
c. Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat yang terakhir mati
adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat yang pertama kali
dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup sangkakala.
9. Karakter kejiwaan para malaikat terjaga dari maksiat
Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar untuk
mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat,
sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami ketimpangan. Allah
berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim: 6),
“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintahNya. (QS al-Anbiya: 27).
10. Berilmu

7
Allah berfirman, “Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .
(QS al-Baqarah: 32), Allah juga membebani para malaikat dengan berbagai
tugas di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu mereka memiliki ilmu
berkenaan dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Allah berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang
mengawasi, yang mulia dan mencatat, (QS al-Infithar: 10-11).
11. Bershaf di Sisi Allah SWT
“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf . Dan
sesungguhnya kami benar-benar bertasbih .” (QS as-Shaffat: 165-166).
Nabi bersabda, “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat
membuat barisan di sisi Rabbnya?” Para shahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimanakah shaf yang dibuat oleh para malaikat di sisi
Rabbnya? Nabi bersabda, “Mereka menyempurnakan dan merapatkan shaf”
(HR Muslim).
12. Memiliki rasa takut kepada Allah
“Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut
kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada
siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah,
dan Dia-lah Tuhan yang maha keras siksa-Nya.” (QS ar-Ra’du: 13).
Diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu’jam Ausath dengan sanad yang hasan
dari Jabir. Rasulullah bersabda, “Pada saat malam Isra’ Mi’raj aku melewati
Mala’ A’la (para malaikat) sedangkan Jibril bagaikan tikar karpet yang
usang karena demikian takut kepada Allah.

13. Merasa Malu

8
Nabi bersabda mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa malu terhadap
seseorang (Utsman) yang para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR
Bukhari).

D. Nama dan Tugas Malaikat Allah


Beberapa dalil berikut ini menunjukkan bahwa para malaikat-malaikat Allah
juga memiliki nama secara umum, diantaranya:
1. Safaroh (utusan-utusan/juru tulis).
Dalilnya adalah:

١٦ ‫ ِكَر اٍۢم َبَر َر ٍۗة‬١٥ ‫ِبَاْيِد ْي َس َفَر ٍۙة‬


Artinya : Di tangan para penulis (malaikat), Yang mulia lagi berbakti. (Q.S.
‘Abasa, 80 :15- 16)
Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak dan Ibnu Zaid mengatakan : Yang
dimaksud dengan‚ Di tangan para penulis‛ adalah, Para Malaikat‛. Yang
berarti utusan antara Allah dan makhluk-Nya. Dari kata itu pula muncul kata
‚assafiir” yang berarti duta’, yakni orang yang mengusahakan perdamaian dan
perbaikan diantara ummat manusia. Imam Ahmad meriwayatkan dari
‘Aisyah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‫َاَّلِذ ْي َيْقَر ُء اْلُقْر َء اَن َو ُهَو َم اِهٌر َم َع الَّس َفَر ِة اْلِك َر اِم اْلَب َرَرِة َو اَّل ِذ ْي َيْق َر ُء ُه َو ُه َو‬
‫َع َلْيِه َش اٌّق َفَلُه َأْج َر اِن‬
Artinya : "Orang yang membaca Al Quran sedang ia pandai dalam
membacanya maka dia bersama para malaikat utusan yang mulia, sedangkan
orang yang membacanya dengan sulit maka ia mendapat dua pahala3."
2. Junuud (Pasukan-pasukan Allah/Bala tentara)
Dalilnya adalah firman Allah berikut ini:

‫ُثَّم َاْنَز َل ُهّٰللا َسِكْيَنَتٗه َع ٰل ى َر ُس ْو ِلٖه َو َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو َاْن َز َل ُج ُن ْو ًدا َّلْم َتَر ْو َه ا‬
٢٦ ‫َو َع َّذ َب اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ۗا َو ٰذ ِلَك َج َز ۤا ُء اْلٰك ِفِر ْيَن‬
Artinya : Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan
kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang
kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-

3
Ensilklopedi hadits Kutubuttis’ah, kitab 9 imam, Lidwa Pusaka, bekerjasama dengan telkom
Indonesia kitab Musnad Ahmad No 23080

9
orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang
kafir. (Q.S. At-Taubah, (9) : 26)
3. Al Malaul A’la (Makhluk paling atas)
Dalilnya adalah firman Allah berikut ini:

٦٩ ‫َم ا َك اَن ِلَي ِم ْن ِع ْلٍۢم ِباْلَم ِاَل اَاْلْع ٰٓلى ِاْذ َيْخ َتِصُم ْو َن‬
Artinya : Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang Al mala'ul
a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Q.S. Shaad, 38 : 69)
Di samping tugas malaikat yang sifatnya umum di atas, ada juga Malaikat-
Malaikat tertentu dengan tugas-tugas khusus yang diberikan Allah kepada masing-
masing malaikat. Ada sepuluh malaikat yang kita kenal dengan tugas-tugas
khususnya, yaitu:
1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu yang diterima dari Allah SWT kepada
para Rasul. Dalam Al-Qur’an Jibril disebut juga sebagai Ruhul Amin atau
Ruhul Qudus, seperti yang tersebut dalam firman Allah Surat
Asy-Syu’ara/26: 192-193 dan surat Al-Baqarah/2: 87.
2. Mikail bertugas membagi rezeki kepada seluruh makhluk, seperti makan,
minum, hujan, panas. Dalam Al-Qur’an malaikat ini disebut Mikail seperti
dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah/2: 98.
3. Israfil ditugaskan Allah untuk meniup terompet sangkakala pada hari kiamat
(hari pembalasan/penghabisan) untuk mematikan seluruh makhluk dan juga
untuk membangkitkan kembali semua makhluk yang mati, untuk diperiksa
amal-amal perbuatannya baik maupun yang buruk dan inilah yang disebut Al-
Hisab. Allah berfirman dalam surat An-Naba’/78: 18.
4. Izrail ditugaskan Allah untuk mengambil ruh manusia (mencabut nyawa
seluruh makhluk) dengan disertai beberapa pembantu seperti yang disebut
dalam firman Allah dalam surat As-Sajadah/32: 11 dan Al-An’am/6: 61.
5. Munkar, dan
6. Nakir, dua malaikat ini bertugas megajukan pertanyaan kepada orang-orang
yang baru dikuburkan.
7. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.
8. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia.

10
9. Malik tugasnya sebagai penjaga neraka Jahanam. Malaikat Malik disebut juga
malaikat Zabaniyyah (surat Al-Alaq/96: 17-18, Al-Muddasir/74: 27-30, dan
Zukhruf/43: 77).
10. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga.

E. Kaidah-kaidah tentang Beriman Kepada Malaikat

Tidak sah keimanan seseorang sehingga dia beriman dengan benar terhadap
malaikat-malaikat Allah. Bagaimana keimanan yang benar terhadap para
malaikat? Keabsahan iman seseorang kepada para Malaikat apabila telah
terpenuhi 4 unsur sebagai berikut :
1. Beriman terhadap wujud ( keberadaan) para Malaikat
Termasuk syarat sah keimanan seseorang kepada malaikat adalah mengimani
wujud ( keberadaan ) malaikat. Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan
dari cahaya. Wujud mereka bener-bener ada tidak sebagaimana keyakinan
orang-orang yang sesat. Mereka mengingkari tentang keberadaan malaikat
sebagai makhluk (mereka mengingkari jism malaikat). Mereka mengatakan
bahwa malaikat hanyalah kiasan dari kekuatan maknawi berupa kekuatan
baik yang tersembunyi dalam diri para makhluk. Anggapan seperti ini berarti
mereka telah mendustakan Al Quran, hadits-hadits Nabi yang shahih, dan
ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.
2. Beriman kepada nama-nama Maliakat
Malaikat–malaikat Allah memiliki Nama. Kewajiban kita adalah beriman
secara gelobal bahwa para malaikat memiliki Nama. Kita beriman dengan
nama-nama yang secara rinci telah disebutkan oleh Allah dan Rasulnya.
Diantara nama-nama malaikiat adalah Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail.
3. Beriman kepada sifat-sifat terhadap Malaikat
Kita wajib mengimani sifat Malaikat yang Allah dan Rasulnya beritakan
kepada kita, baik berupasifat khalqiyyah maupun sifat khuluqiyyah. Sifat
khalqiyyah yaitu sifat berupa wujud/fisik malaikat seperti tentang sifat
Malaikat Jibril yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, beliau pernah melihat
Jibril dalam sifat-sifat aslinya yang memiliki enam ratus sayap yang hampir

11
menutupi ufuk. Bentuk para malaikat terkadang berubah dari bentuk aslinya
atas izin Allah. Contonya, Jibril yang terkadang menemui Rasulullah SAW
dengan menyerupai laki-laki yang bajunya sangat putih dan rambutnya sangat
hitam.
4. Beriman terhadap amalan-amalan dan tugas-tugas Malaikat
Sebagian malaikat memiliki tugas khusus yang Allah berikan kepada mereka
sebagaimana telah disampaikan dimuka dan itu hanya sebagian saja yang
diberitakan dalam Al Quran dan As Sunnah maka untuk itu kita wajib
mengimaninya secara terperinci sebagaimana adanya.
Tidak sah keimanan seseorang kepada para Malaikat kecuali harus
mencangkup keempat unsur tersebut, baik berupa keimananya mujmal (global)
msupun tafshil (terperinci). Barang siapa yang mengingkarinya berarti telah batal
keimanannya kepada Malaikat Allah dan batal seluruh keimanannya.

F. Hikmah Beriman kepada Malaikat


Dengan memahami dalil naqli dan aqlinya, kita akan memahami pula
manfaat beriman pada malaikat dalam kehidupan. Hal tersebut niscaya akan
membuahkan bermacam manfaat yang penting dan tidak ternilai harganya.
Manfaat-manfaat itu antara lain sebagai berikut.
1. Iman kita akan menjadi bertambah kuat
Allah SWT. telah memerintahkan malaikat untuk mengatur peredaran
matahari, bulan, bintang, mengatur jalannya angin, hujan, membagikan
rezeki, mencatat amal, mencabut nyawa, dan lain sebagianya. Semua itu
dikerjakan malaikat dengan patuh dan tak kenal lelah. Dengan demikian, kita
akan terhindar dari kepercayaan tentang dewa yang dianggap berkuasa di
balik kekuatan alam ini. Malaikat hanya makhluk Allah belaka yang tidak
boleh disembah. Para malaikat mengatur alam semesta yang begitu besar atas
Allah juga menciptakan malaikat sebagai pengatur perintah Allah swt. Tentu
Zat yang memberi berjalannya alam raya. perintah memiliki sifat yang Maha
Besar dan Maha Kuasa.

٧ ‫َو ِهّٰلِل ُج ُنْو ُد الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َو َك اَن ُهّٰللا َع ِز ْيًز ا َحِكْيًم ا‬

12
Artinya: "Dan kepunyaan Allah tentang langit dan bumi dan Allah Maha
perkasa dan Maha bijaksana." (QS Al Fath: 7).
2. Selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan, perkataan, maupun niat.
Baik di tempat ramai atau sunyi, ada yang melihat atau tidak kita harus
senantiasa waspada. Dalam kehidupan sehari-hari sepanjang hayat, tidak ada
satu pun perbuatan atau perkataan yang lolos dari catatan malaikat. Kita tidak
mungkin dapat mengelak dari hal tersebut. Firman Allah swt.

١١ ‫ ِكَر اًم ا ٰك ِتِبْيَۙن‬١٠ ‫َو ِاَّن َع َلْيُك ْم َلٰح ِفِظ ْيَۙن‬


Artinya: “Sesungguhnya untukmu semua ada beberapa penjaga. Malaikat
yang mulia sebagai pencatat." (QS Al Infitar: 10-11).
3. Menambah Ketaatan Beribadah
Malaikat yang senantiasa taat beribadah, menggugah hati kita untuk
mencontoh ketaatannya kepada Allah swt. Selain itu, kita akan terhindar dari
sifat ujub (sombong) dalam beribadah. Kita menyadari bahwa ibadah yang
kita lakukan belum seberapa jika dibandingkan dengan ibadah para malaikat.
Allah berfirman.

٢٠٦ ۩ ࣖ ‫ِاَّن اَّلِذ ْيَن ِع ْنَد َر ِّبَك اَل َيْسَتْك ِبُرْو َن َع ْن ِع َباَد ِتٖه َو ُيَس ِّبُحْو َنٗه َو َلٗه َيْسُج ُد ْو َن‬
Artinya: "Sesungguhnya semua malaikat yang ada di sisi Tuhanmu itu tidak
menyombongkan diri dan tidak enggan beribadah kepada-Nya. Mereka
memahasucikan dan bersujud kepada-Nya." (QS Al Araf 206).
4. Tidak Takut Menghadapi Mati
Setiap yang hidup pasti mengalami kematian. Hanya saja, waktu dan cara
kematian itu berbeda-beda. Firman Allah SWT.
‫ُك ُّل َنْفٍس َذ ۤا ِٕىَقُة اْلَم ْو ِۗت‬
Artinya: "Tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. (QS Ali Imran:
185).
5. Memperteguh Pendirian dalam Menegakkan Kebenaran
Dengan beriman kepada malaikat, orang tidak akan ragu-ragu
menegakkan keadilan atau kebenaran dan tidak takut pada atasan, takut
dipecat, atau dikecam oleh masyarakat. Malaikat senantiasa berpihak pada
orang-orang yang menegakkan kebenaran.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologis kata Malaikah (dalam bahasa Indonesia Malaikat) adalah
bentuk jamak dari malak, berasal dari masdhar al-khuluh yang artinya ar-rissalah
(misi atau pesan). Yang membawa misi atau pesan tersebut disebut dengan ar-
rasul (utusan). Secara terminologis Malaikat adalah mahkluk ghaib yang
diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya dengan wujud dan sifat yang berbeda-
beda. Sebagai salah satu mahkluk ghaib wujud malaikat tidak dapat dilihat,
diraba, dicium, dan dirasakan oleh manusia.
Para Malaikat diciptakan dari cahaya. Merupakan makhluk Allah yang selalu taat
dan tidak pernah berbuat maksiat. Malaikat adalah makhluk yang memiliki paras
yang sangat indah.
B. Saran

14
Kita harus beriman kepada para Malaikat, kerena Malaikat adalah salah satu
makhluk ciptaan Allah SWT, bahkan dalam rukun iman yang ke dua terdapat
iman kepada Maliakat. Dan, apabila kita tidak mengakui adanya Malaikat sama
saja kita tidak percaya dengan Allah SWT.
kami dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang kami miliki.
Maka dari itu kritik yang membangu sangat kami harapkan agar makalah
selanjutnya akan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hukaimi Syekh Muhammad bin Shaih, Sifat Allah dan Malaikat dalam Pandangan
Ibn Taimiyah. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2005)
Hasan, Wismanto Abu. Berkenalan dengan Malaikat (Pekanbaru: Kreasi Edukasi
Publishing and Consulting Company, 2018)
http://mendalamislam.blogspot.com/p/iman-kepada-malaikat.html
https://www.google.com/search?q=iman+kepada+malaikat+&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a&gws_rd=ssl
http://sad4m.wordpress.com/definisipengertian-malaikat-sifat-dan-fungsi-iman-
kepada-malaikat-allah-swt-pendidikan-agama-islam/

15

Anda mungkin juga menyukai