Anda di halaman 1dari 5

B.

Keimanan kepada malaikat-malaikat Allah SWT dan makhluk ghaib lainnya


(jin, iblis, dan setan).
1. Malaikat
a. Pengertian malaikat
malaikat merupakan salah satu makhluk Allah yang ghaib. Seorang
muslim wajib beriman kepadanya setelah beriman kepada Allah. 1 Iman
kepada malaikat termasuk rukun iman yang kedua. Malaikat diciptakan dari
nur Ilahi (cahaya Allah). Malaikat diciptakan oleh Allah Swt. sebagai utusan-
Nya untuk mengurusi berbagai urusan. Secara terminologis kata malaikah
adalah bentuk jamak dari malak, berasal dari masdar al alukah yang artinya
ar-risalah (misi atau pesan). Secara terminologis malaikat adalah makhluk
gaib yang diciptakan Allah dari cahaya dari cahaya dengan wujud dan sifat-
sifat tertentu.
Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya, seperti yang
dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api,
dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua”.
Tentang kapan malaikat diciptakan oleh Allah SWT tidak ada
penjelasan. Tetapi yang jelas, malaikat diciptakan lebih dahulu sebelum
manusia pertama (Adam AS).
Sebagai makhluk gaib wujud malaikat tidak bisa dilihat, diraba,
didengar, dicium, dirasakan oleh manusia, atau dengan kata lain tidak dapat
dijangkau oleh pancaindera, kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam
rupa tertentu, seperti rupa manusia.
Dalam suatu hadis riwayat Muslim disebutkan bahwa malaikat jibril
pernah datang dalam rupa manusia menemui Rasulullah SAW-disaksikan oleh
sahabat-sahabat beliau, antara lain umar bin khattab dan menanyakan tentang
islam, iman, ihsan dan sa’ah. Setelah malaikat itu pergi barulah Rasulullah
SAW bertanya kepada Umar: “ya umar, tahukah kamu siapa yang bertanya
tadi? Umar menjawab; “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu. Lalu Rasulullah
SAW bersabda: sesungguhnya ia adalah Jibril yang datang mengajarkan ad-
diin kepada kalian semua.
Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki
keinginan seperti manusia, tidak berjenis laki-laki atau perempuan, dan tidak

1
Erwi Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam (Ponorogo: STAIN PO PRESS,
2009),114
berkeluarga. Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta
yang kita saksikan saat ini.
b. Sifat-sifat malaikat
Sifat-sifat dan perilaku malaikat antara lain:
1) Selalu patuh kepada Allah Swt. dan tidak pernah berbuat maksiat
kepada-Nya.
2) Malaikat dapat berubah wujud sesuai kehendak Allah. Kadang-kadang
Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw. menyamar seperti sahabat
yang bernama Dihyah al-Kalbi, terkadang seperti sahabat dari Arab
Badui.
3) Malaikat tidak makan dan tidak minum.
4) Malaikat tidak memiliki jenis kelamin.
5) Malaikat tidak pernah letih dan tidak pula berhenti beribadah kepada
Allah Swt.
6) Malaikat senang mencari dan mengelilingi majelis dikir.
7) Malaikat berdoa bagi hamba yang duduk menunggu salat berjamaah.
c. Nama dan tugas malaikat
Al-Qur’an tidak menyebutkan berapa jumlah malaikat secara pasti.
Namun, ada penjelasan melalui hadis yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim dari Anas bin Malik bahwa pada saat Nabi Muhammad saw. Isra’
mi’raj dan bertemu dengan Ibrahim a.s. yang sedang bersandar di Baitul
Ma’mur, di sana terdapat 70.000 malaikat. Dari penjelasan riwayat hadis
tersebut menandakan bahwa jumlah malaikat sangat banyak. Namun pada
bagian ini hanya akan dijelaskan malaikat-malaikat yang namanya tercatat di
dalam al-Qur’an maupun hadis. Nama-nama itu adalah sebagai berikut.
1) Jibril
Malaikat Jibril tugasnya menyampaikan wahyu kepada nabi dan rasul.
2) Mikail
Malaikat Mikail bertugas mengatur kesejahteraan makhluk, seperti
mengatur awan, menurunkan hujan, melepaskan angin, dan membagi-
bagikan rezeki.
3) Israfil
Malaikat Israfil bertugas meniupkan terompet (sangkakala), saat
dimulainya kiamat hingga saat hari berbangkit di Padang Mahsyar.
4) Izrail
Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa seluruh makhluk hidup, baik
manusia, jin, iblis, setan, dan malaikat apabila telah tiba waktunya.
5) Munkar
Malaikat Munkar bertugas menanyai orang yang sudah meninggal dan
beradadi alam kubur.
6) Nakir
Malaikat Nakir bertugas menanyai orang yang sudah meninggal dan
berada di alam kubur.
7) Raqib
Malaikat Raqib bertugas mencatat semua pekerjaan baik setiap manusia
sejak aqil balig sampai akhir hayat.
8) Atid
Malaikat Atid bertugas mencatat semua pekerjaan buruk setiap manusia
sejak aqil balig sampai akhir hayat.
9) Ridwan
Malaikat Ridwan bertugas menjaga dan mengatur kesejahteraan
penghuni surga.
10) Malik
Malaikat Malik disebut juga malaikat zabaniyyah bertugas menjaga dan
mengatur siksa (azab) bagi para penghuni neraka.

d. Hikmah beriman kepada malaikat


Iman kepada malaikat adalah salah satu dari arkanul iman yang tidak boleh
sedikitpun dengan keraguan. Dengan beriman kepada malaikat seseorang akan:
1. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan
dan menugaskan para malaikat tersebut.
2. Lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan perlindungan-Nya
terhadap hamba-hambanya dengan menugaskan para malaikat untuk
menjaga, membantu dan mendoakan hamba-hambanya.
3. Berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta
ingat selalu kepada Allah.
4. Memberi motivasi kita untuk selalu taat dan bertakwa kepada Allah SWT.
Seperti ketaatan para malaikat.

2. Jin, iblis dan syaiton


Secara etimologis kata al-Jin berasal dari kata Janna artinya
bersembunyi. Dinamai al-Jin karena tersembunyi dari pandangan manusia.
Kata lain yang berasal dari kata Jannah adalah Junnah,artinya perisai,
dinamai demikian karena menyembunyikan kepala prajurit yang
memakainya; Jannah artinya surga atau taman, dinamai demikian karena
taman yang tersembunyi oleh pohon-pohon yang rindang. Secara
terminologis, Jin adalah sebangsa makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah
dari api, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah:

“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering
yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah
menciptakan Jin sebelum Adam dari api yang sangat panas.” (al-Hijr:26-27)
Bangsa Jin juga mukallaf (diperintahkan untuk mengajarkan syariat
agama) sebagaimana hal manusia, sedangkan Rasul yang mereka ikuti
adalah Rasul dari manusia. Dalam hal ini Allah berfirman:

“Hai golongan Jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-
Rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-
ayatku dan memberi peringatan kepadamuu terhadap pertemuanmu dengan
hari ini? Mereka bertanya: kami menjadi saksi atas kami diri kami sendiri.
Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka dan mereka menjadi
saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang
kafir.” (al-An’am:130)
Tatkala Allah Swt memerintah kepada bangsa Jin untuk sujud kepada
Adam bersama para malaikat, salah satu dari mereka menentang. Ynag
mementang itulah yang dikenal dengan Iblis.
Kata Iblis menurut sebagai ahli bahasa berasa dari Ablasa artinya
putus asa. Dinamai Iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasih sayang
Allah Swt. Iblis itulah yang nenek moyang seluruh Syaitan, yang
seluruhnya selalu durhaka kepada Allah Swt dan bertekad untuk menggoda
umat manusia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka menentang
pertintah Allah Swt.
Kata Syaitan berasal dari kata Syatana artinya menjauh. Dinamai
Syaitan karena jauhnya dia dari kebenaran. Untuk dapat menguasai manusia
dan mereka lupa dengan Allah Swt Syaitan menempuh dua cara: Pertama,
Tadhli (menyesatkan), yang Kedua Takhwif (menekut-nakuti). Langah-
langkah yang ditempuh Syaitan dalam menyesatkan manusia paling kurang
ada delapan yaitu, Waswasah (bisikan), Nisyan (lupa), Tamannni (angan-
angan), Tasyin (memandang baik perbuatan maksiat), Wa’dun (Janji),
Kaidun (tipu daya), Sha’dun (hambatan), dan ‘Adawah (permusuhan).
Syaitan yang tidak berhasil menyesatkan manusia dengan segala
langkah-langkah di atas, Syaitan masih punya cara lain yaitu menakut-
nakuti. Rasa takut yang diberikan di sini maksudnya, takut menyatakan
kebenaran, takut menegakkan hukum Allah, takut melakukan Amar Ma’ruf
nahi Munkar karena khawatir dengan segala resiko dan konsekuensi.

Anda mungkin juga menyukai