Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah


Qism- As- sam’iyyat menurut bahasa berarti sesuatu yang ghaib yang
hanya bisa diketahui secara benar dengan cara ikhbari (berita yang didiengar),
yakni apa yang didengar dan diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah.

Kami akan sedikit memberikan apa yang kami tahu mengenai Qism As-
sam’iyyat. Dimana terdiri dari cukup banyak kajian. Diantaranya hari kiamat,
mukjizat dan lain sebagainya Semoga apa yang kami buat ini dapat
membantu pembaca untuk lebih sabar maupun ikhlas dalam menghadapi
kehidupan.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Qism As-sam’iyyat?
2. Apa saja kajian mengenai Qism As-sam’iyyat?

1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Qism As-sam’iyyat.
2. Untuk mengetahui apa saja kajian mengenai Qism As-sam’iyyat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Qism As-sam’iyyat

Qism- As- sam’iyyat menurut bahasa berarti sesuatu yang ghaib yang
hanya bisa diketahui secara benar dengan cara ikhbari (berita yang didiengar),
yakni apa yang didengar dan diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Atau dalam arti lain suatu perkara itu tidak bisa
diterima oleh akal manusia biasa atau sesuatu yang ghaib yang tidak bisa
ditangkap oleh panca indra manusia tapi harus dipercayai oleh setiap muslim.

Untuk mendukung ketauhidan materi tentang sam’iyat juga sangat


diperlukan, sehingga masalah-masalah yang berada di luar pengalaman
manusia haruslah berdasarkan sumber naqli yakni berdasarkan kepada al-
Qur’an dan al-Hadis. Seperti masalah hidup setelah hidup di dunia ini yakni
alam barzakh, surga dan neraka, kiamat dan lain sebagainya. Maka masalah
adanya kehidupan setelah mati perlu ditanamkan kedalam diri anak.
Bahwasanya ada balasan untuk setiap amal perbuatan yang dilakukan setiap
manusia, tidak ada seorang pun yang dapat lari dari tanggung jawab amal
perbuatannya ketika hidup di dunia ini. Bagi yang baik ada surga yang
berhiaskan kenikmatan dan limpahan karunia ridho Allah, dan ada neraka
yang penuh dengan siksaan dan kemurkaan Allah untuk pada pendosa.

Oleh sebab itu semua masalah yang berkaitan dengan kehidupan setelah
mati, surga neraka, kiamat, haruslah dilihat sumbernya di dalam al-Qur’an dan
Sunnah, bukan melalui mitos, cerita dari mulut ke mulut yang tidak jelas
sumbernya yang hanya akan membawa manusia kepada kesesatan dari jalan
Allah jalan al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad SAW.1

1
Ruhullah Taqi Murwat, “Ilahiyat, Nubuwat, Ruhaniyat, dan Sam’iyyat: Metode
Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga”, E-Journal, vol 3, No.1 (2015) hal. 14

2
2.2. Kajian Mengenai Qism As-sam’iyyat
1. Malaikat
Menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah
yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta
mengerjakan semua tugas-tugas-Nya (QS. Al-Anbiya :19-20). Malaikat
berarti makhluk langit. Sedangkan menurut istilah syara‟ malaikat berarti
makhluk gaib yang diciptakan Allah yang berasal dari nur atau cahaya
dengan wujud dan sifat-sifat tertentu dan senantiasa mengabdi dan taat
kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan malaikat diciptakan,
tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia pertama (Q.S Al-
Baqarah:30).

Malaikat mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya.


Percaya kepada adanya malaikat terdapat dalam salah satu dari enam
rukun iman yaitu pada rukun iman kedua “iman kepada malaikat Allah”.
Iman kepada malaikat berarti percaya bahwa malaikat adalah makhluk
Allah yang patuh pada-Nya dan tidak pernah mendurhakai-Nya.

Kata malaikat adalah kata jama‟ dari kata malak yang berasal dari
kata alukah yang berarti risallah. Maksud iman kepada malaikat adalah
mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rasulnya,
dalam menurunkan kitab-kitab-nya. Oleh karena itu, barang siapa yang
tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan Rosul-
Nya.2

A. Hakikat Wujud Malaikat


Wujud para malaikat telah dijabarkan didalam Al-Qur‟an, bahwa
malaikat ada yang memilki sayap sebanyak 2, 3 dan 4, dalam surah Faathir
ayat 1 :

2
Ahmad Taufik, Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Karakter Berbasis Agama),
(Surakarta:Yuma Pustaka, 2010), hal.87

3
Artinya : “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang
menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai
macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua,
tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Kemudian dalam beberapa hadist dikatakan bahwa Jibril memiliki
600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai
600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-„Asy
memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata
manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang
diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya
terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat
wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali, yaitu wujud asli malaikat
Jibril.
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan
mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran
islam, ibadah manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri.
Berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat
mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka
dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi.
Mereka tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan dan tidak
berkeluarga.3

B. Sifat-sifat Malaikat
Malaikat adalah makhluk yang tidak dapat dilihat mata. Setiap
muslim hendaknya menyadari bahwa malaikat itu selalu mengawasi segala

3
Syekh Hafidz Ahmad Al Hakami, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah,
(Jakarta:Gema Insani, 1994), hal.120

4
tingkah laku kita. Malaikat sangat khusyuk menjalankan perintah Allah
SWT, ia bertasbih, berdzikir, dan berdoa kepada Allah SWT. Jika kita
meniru kekhusyukan mereka dalam beribadah insyaAllah malaikat akan
mendoakan kita agar mendapatakan ampunan dan rahmmat Allah SWT,
dan diantara sifat-sifat malaikat adalah sebagai berikut :
1. Malaikat diciptakan Allah dari cahaya (nur).
2. Malaikat tidak dapat dilihat oleh manusia walaupun berada di tengah
mereka.
3. Malaikat dapat merubah diri dalam wujud manusia yang rupawan
seperti malaikat yang datang bertamu kepada Nabi Luth, sehingga
kaumnya terpedaya dengannya.
4. Malaikat senantiasa bertasbih siang dan malam memuji kepada Allah
dan tidak pernah durhaka kepada-Nya.
5. Malaikat tidak mempunyai hawa nafsu, dan karenanya mereka tidak
makan dan minum, tidak kawin dan tidak beranak. Mereka tidak tidur
dan tidak mempunyai sifat manusia, seperti sakit, lupa, tertawa,
mengeluh, kecewa dan sebagianya.
6. Malaikat senantiasa tunduk dan patuh sepenuhnya kepada perintah
Allah dan tidak melanggar sedikitpun larangan-Nya.

C. Tugas-tugas Malaikat
1. Malaikat Jibril ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu
kepada rosul-rosul-Nya. Dalam Al-quran, Jibril disebut sebagai Ruhul
Amin atau Ruhul Qudus.
2. Malaikat Mikail yang ditugaskan oleh Allah untuk menurunkan hujan
dan memberi rezeki kepada makhluk.
3. Malaikat Izrofil ditugaskan oleh Allah untuk meniup sangkakala pada
hari kiamat.
4. Malaikat Izrail ditugaskan oleh Allah untuk mengambil ruh manusia
dengan disertai pembantu.
5. Malaikat Ridwan ditugaskan oleh Allah untuk menjaga surga.
6. Malaikat Malik ditugaskan oleh Allah untuk menjaga neraka.

5
7. Malaikat Roqib ditugaskan oleh Allah untuk mencatat amal baik
manusia.
8. Malaikat Atid di ugaskan oleh Allah untuk mencatat amal buruk
manusia.
9. Malaikat Munkar ditugaskan oleh Allah untuk menanya manusia di
dalam kubur.
10. Malaikat Nakir ditugaskan oleh Allah sama dengan malaikat Munkar.4

2. MUKJIZAT
A. Pengertian Mukjizat
Menurut bahasa kata Mu’jizat berasal dari kata i’jaz diambil dari
kata kerja a’jaza-i’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak
mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz. Bila
kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu
membungkam lawan, ia dinamai mu’jizat.

Menurut istilah Mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi


melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya.
Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu
yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan
Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan
kerasulannya.
Kata I’jaz dalam bahasa Arab berarti menganggap lemah kepada
orang lain. Sebagimana Allah berfirman:

ْ ‫س ْو َءةَ أ َ ِخ‬
‫ي‬ َ ‫ب فَأ ُ َو ِار‬
َ ‫ي‬ ْ َ‫)أ َ ْع َجزَ تُ أ َ ْن أ َ ُك ْونَ ِمثْ َل َهذ‬31 :‫(المائدة‬
ِ ‫االغُ َرا‬
“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku
dapat menguburkan mayat saudaraku ini” (QS. Al Maidah (5): 31)

4
Syekh Hafidz Ahmad Al Hakami, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah,
(Jakarta:Gema Insani, 1994), hal.330.

6
B. Macam-Macam Mukjizat
1. Mukjizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal, maksudnya mukjizat jenis ini
hanya berlaku pada Nabi selain Nabi Muhammad Saw dan juga mukjizat
ini juga berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat itu di turunkan.
Oleh karena itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal. Secara
umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa AS dapat
membelah lautan, mukjizat nabi Daud AS dapat melunakkan besi,
mukjizat nabi Isa AS dapat menghidupkan orang mati, mukjizat nabi
Ibrahim AS tidak hangus oleh api saat di bakar dan mukjizat-mukjizat
nabi lainnya.

2. Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman.
Mukjizat tersebut adalah al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur
karena Muhammad (sebagai penerima mukjizat ini) nabi terkhir
sehingga mukjizatnya harus memiliki sifat abadi dan berlaku sampai
dunia ini hancur.

C. Unsur-Unsur Mukjizat
M. Quraish Shihab dalam tulisan Rosihan menjelaskan empat
unsur mukjizat yaitu:
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa. Peristiwa-peristiwa alam atau
kejadian sehari-hari walaupun menakjubkan tidak dinamakn mukjizat.
Ukuran “luar biasa” tersebut adalah tidak bertentangan dengan hukum
alam, namun akal sehat pada waktu terjadinya peristiwa tersebut belum
bisa memahaminya.
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seorang Nabi Artinya sesuatu yang luar
biasa tersebut muncul dari atau berkenaan dengan seorang Nabi.
Peristiwa besar yang muncul dari seorang calon Nabi tidak dikatan
mukjizat, apalagi dari manusia biasa seperti kita.

7
3. Mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian. Mukjizat
terkait erat dengan tantangan dan jawaban terhadap orang-orang yang
meragukan kenabian. Jadi peristiwa yang terkait dengan Nabi, tapi
tidak berkenaan dengan kenabian tidak bisa dikatakn sebagai mukjizat.
4. Tantangan tidak mampu gagal dilayani. Mukjizat merupakan tantangan
terhadap orang-orang yang meragukan atau mengingkari kenabian dan
mereka tidak mampu melayani tantangan tersebut. Oleh karena itu,
kalau tantangan tersebut mampu dilawan atau dikalahkan, maka
tantangan tersebut bukanlah bentuk mukjizat.5

3. PAHALA DAN DOSA


A. Pengertian Pahala

Pahala merupakan ganjaran atau balasan untuk perbuatan yang


baik. Hadist Nabi Saw menjelaskan dari Ibnu Abbas yang artinya: “Allah
mencatat kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskannya. Barang
siapa ber-himah (niat) kebaikan, kemudian tidak mengerjakannya. Maka
Allah mencatat baginya kebaikan yang sempurna. Apabila ia berniat
kebaikan dan mengerjakannya, Allah membalas 10 kebaikan sampai 700
kali lipat lebih banyak. Dan apabila berniat keburukan dan tidak
mengerjakannya, Allah mencatatnya kebaikan yang sempurna, dan apabila
berniat buruk dan mengerjakannya Allah mencatat dengan satu keburukan
dan tidak akan rusak di sisi Allah kecuali orang yang merusak.” Dari segi
ilmu kalam (teologi), pahala berkaitan erat dengan masalah baik dan
buruk. Pada dasarnya perbuatan yang baik yang jika dikerjakan maka akan
mendapatkan pahala dan perbuatan yang buruk apabila dikerjakan akan
mendapat siksa.

B. Dosa

5
Achmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman,Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Primayasa, cet. I, 1996.

8
Dosa merupakan perbuatan yang melanggar hukum, baik hukum
agama, hukum adat atau hukum negara. Secara istilah agama dapat
diartikan sebagai pelanggaran terhadap hukum agama. Dalam fiqih dosa
sangat erat kaitannya dengan siksa (penderita sebagai hukuman).
Perkataan dosa berasal dari bahasa sangsekerta, dalam bahasa arab disebut
juga az-zanbu, al-ismu atau aljurmu. Menurut istilah ulama dosa adalah
akibat tidak melaksanakannya perintah Allah Swt yang hukumnya wajib
dan mengerjakan larangannya hukumnya haram. Jadi secara umum dosa
dapat diartikan sebagai perbuatan yang mengacu kepada perbuatan yang
jahat atau buruk yang dilakukan dengan sadar dan tanpa paksaan, juga
mengacu kepada akibat jahat atau buruk yang dihasilkan oleh perbuatan
tersebut.

4. HARI KIAMAT
A. Pengertian Hari Kiamat
Kiamat menurut bahasa adalah hari kehancuran dunia, kata ini
diserap dari bahasa Arab "Yaum al Qiyamah" , yang arti sebenarnya
adalah hari kebangkitan umat. Sedangkan hari kiamat (kehancuran
alam semesta beserta isinya) dalam bahasa Arab adalah "As-Saa’ah".
Secara istilah Yaumul Qiyamah sering diartikan hari kiamat
(kehancuran alam semesta beserta isinya). Yaumul Qiyamah sama
halnya dengan Yawm ad-Din yang artinya suatu periode (masa)
dimana akan terjadi kebangkitan sebuah komunitas umat manusia yang
hidup berdasarkan agama Allah (dinullah).

Hari akhir disebut juga dengan hari kiamat, artinya hari


kebangkitan. Pada hari kebangkitan ini semua manusia yang telah
meninggal dibangkitkan kembali untuk mempertanggung-jawabkan
semua amal perbuatannya selama hidup di dunia.

Kiamat dibedakan menjadi dua macam yaitu kiamat sugra dan


kiamat kubra. Kiamat sugra atau kiamat kecil adalah matinya

9
seseorang atau binatang yang lain secara bergiliran, sedangkan kiamat
kubra atau kiamat besar adalah hancurnya dunia seisinya secara
serentak.

Nama-nama hari kiamat antara lain :

1. Hari akhir : hari penghabisan 6. Yaumul hasroh: hari penyesalan

2. Yaumul hisab : hari perhitungan 7. Yaumul qooriah : hari peristiwa

3. Yaumul fashli : hari keputusan 8. Yaumul fath: hari kemenangan

4. Yaumul jami’ : hari berkumpul 9. Yaumul ba’ats : hari kebangkitan

5. Yaumul tholaq : hari pertemuan 10. Yaumul bukka’: hari tangisan

B. Dalil-Dalil Naqli tentang Hari Kiamat

1. Firman Allah SWT. dalam QS. al-Hijr [15]: 92-93

)٩٣( َ‫) َع َّما كَانُوا َي ْع َملُون‬٩٢( َ‫فَ َو َر ِبِّكَ لَنَ ْسأَلَنَّ ُه ْم أَجْ َمعِين‬

Artinya: “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua,
tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu”. (QS. al-Hijr [15]: 92-93)

2. Firman Allah SWT. dalam QS. al-Insan [76]: 20

ً ‫َو ِإذَا َرأَيْتَ ثَ َّم َرأَيْتَ نَ ِعي ًما َو ُم ْل ًكا َك ِب‬


‫يرا‬

Artinya: “Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu


akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang
besar”. (QS. al-Insan [76]: 20)

10
G. Peristiwa Setelah Hari Kiamat

1. Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah
meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada
hari kiamat. Pada alam kubur akan datang malaikat mungkar dan nakir
untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita.
Jika kita beriman dan termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan
mendapatkan nikmat kubur yang sangat menyenangkan daripada nikmat
duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang yang tidak beriman kepada
Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah menanti di depan
mata. Berikut dalil nya : “Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan
yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzah (dinding
pemisah( sampai hari mereka dibangkitkan.” )QS. Al-Mukmin : 100)

2. Hari Kebangkitan / Yaumul Ba'ats


hari kebangkitan adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia yang
pernah hidup di dunia baik yang tua, muda, besar, kecil, hidup di zaman
nabi adam as, baru lahir saat kiamat, dsb akan bangkit kembali dari mati
untuk kemudian dihitung amal perbauatannya selama hidup di dunia.
Seluruh manusia akan bangkit kembali dengan jasad / tubuh ketika masih
muda dengan raut yang wajah berbeda-beda sesuai amal perbuatannya.
“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-
macam, agar kepada mereka itu dapat diperlihatkan amalan-amalannya
yang sudah-sudah.” )QS. Az-Zalzalah : 6)

3. Yaumul Mahsyar
Yaumul mahsyar adalah tempat dikumpulkannya seluruh manusia
dan makhluk hidup lainnya dari awal zaman hingga akhir jaman untuk
dilakukan hisab atau peradilan tuhan yang sejati pada yaumul hisab.
Selanjutnya akan diberangkatkan ke jembatan shirotol mustaqim untuk
disortir mana yang masuk surga dan mana yang masuk neraka. Yang
terjatuh di neraka akan menjadi penghuni neraka baik yang kekal abadi

11
maupun yang hanya sementara hingga segala dosa-dosanya yang tidak
terlalu berat itu termaafkan. “... Dan kami kumpulkan seluruh manusia dan
tidak kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” )QS. Al-Kahfi : 47)

4. Yaumul Mizan
Yaumul Mizan yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk
yang dilakukan manusia selama hidupnya. “Kami akan memasang
timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang
barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti
Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.” )QS. Al-Anbiya : 47)

5. Yaumul Hisab
Yaumul hisab artinya hari perhitungan amal baik dan buruk yang
dilakukan selama hidupnya.“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan
dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.
Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” )QS. Al-Mukmin : 17)
6. Sirat
Sirat adalah jalan atau jembatan penentu dari setiap manusia setelah
diperhitungkan dan ditimbang perbuatan baik-buruknya. Sirat tersebut
menentukan manusia masuk surga atau neraka.

7. Syafaat, adalah pertolongan yang diperoleh umat manusia yang beriman,


Islam dan ihsan.Pertolongan tersebut berasal dari amal perbuatan yang
baik ketika di dunia. Bagi orang beriman dan beramal saleh kelak pada
hari Kiamat akan mendapat syafaat berupa kemudahan dan keringanan
dari berbagai kesulitan yang dihadapi.

8. Surga dan Neraka, adalah tempat terakhir pembalasan manusia. Bagi yang
beramal baik akan masuk surga dan sebaliknya orang yang beramal buruk
akan masuk neraka.

12
5. SURGA DAN NERAKA

A. Surga

Surga itu adalah tempat kehidupan di akhirat yang penuh dengan


kenikmatan yang hakiki dan abadi sebagai balasan bagi orang yang
bertakwa, beriman dan beramal saleh , yang telah dijanjikan oleh Allah
swt. Surga itu sesuatu yang belum pernah dialami selama di dunia oleh
siapapun dan tidak dibayangkan keadaannya oleh pikiran dan gambaran
dalam hati.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi sebagai berikut :

‫ي ه َُري َْرة َ اَبِى َع ْن‬


َ ‫ض‬ ُ ‫ صلم للاِ َر‬: ‫تَعَالَى للاُ قَا َل‬: " ُ‫ِل ِعبَادِى ا َ ْعدَدْت‬
ِ ‫ قَا َل َع ْنه ُ للاُ َر‬: ‫س ْو ُل قَا َل‬
َّ ‫ت َعيْن ماَلَ ال‬
َ‫صا ِل ِحيْن‬ ْ َ ‫ت أُذُن َولَ َرأ‬ َ َ‫ط َر َول‬
ْ َ‫س ِمع‬ ِ ‫) ُم ْس ِل ُم َو ْالبُخَارى َر َواهُ( "بَشَر قَ ْل‬
َ ‫ب َعلَى َخ‬
Artinya :
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda : Allah
Ta’ala berfirman “ Aku telah menyediakan untuk hambaku yang saleh
sesuatu yang belum pernah dilihat mata dan belum pernah didengar telinga
serta belum pernah tergoreskan dalam hati manusia (HR.Bukhari Muslim)

Adapun nama-nama surga disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :

1. Surga ‘Adn
2. Surga Na’îm
3. Surga Ma’wa
4. Surga Firdaus
5. Dãrus-Salãm
6. Surga Dãrul Khulud
7. Dãrul Muqomah
8. Maqam Amîn

B. Neraka
Neraka adalah sesuatu tempat kehidupan di akhirat yang
merupakan tempat penyiksaan yang sangat hebat dan dahsyat, yang

13
dijanjikan Allah bagi orang-orang kafir (ingkar kepada Allah swt), orang-
orang musyrik dan orang-orang munafik.

Firman Allah surat al-Baqarah ayat 39 :

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami,


mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” )Q.S. al Baqarah
: 39)

Adapun nama-nama neraka disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut :

1. Neraka Jahîm
2. Neraka Jahannam
3. Neraka Hawiyah
4. Neraka Huëamah
5. Neraka Saqar
6. Neraka Sa’îr
7. Neraka Laìa 6

BAB III

PENUTUP

6
Abdul Wahhâb Khalaf, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,Cairo: Maktabah al-Da’wah al-Islâmiyah,
cet. VIII, 1990.

14
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan dari materi kami mengenai Qism As-sam’iyyat bahwasanya
itu adalah sesuatu hal yang ghaib namun harus dipercayai keberadaanya. Lalu
kami membahas jika kajian yang terdapat dalam materi yang bersifat ghaib
diantaranya malaikat, mukjizat, hari kiamat, pahala dan dosa dan neraka dan
surga.

3.2.Saran
Saran yang akan kami berikan tidaklah banyak, karena kami juga berstatus
sebagai pelajar. Apa yang kami buat ini hanyalah apa yang dapat kami pahami
mengenai Qism As-sam’iyyat. Sebagai penulis kami menyarankan agar
pembaca mencari sumber referensi lain yang lebih lengkap dan akurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Al Hakami, Syekh Hafidz Ahmad, Berkah Aqidah Ahlusunnah Wal


Jama’ah, (Jakarta:Gema Insani, 1994)

Baiquni, Achmad, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan


Kealaman,Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, cet. I, 1996.

Khalaf, ‘Abdul Wahhâb, ‘Ilm Ushûl al-Fiqh,Cairo: Maktabah al-Da’wah


al-Islâmiyah, cet. VIII, 1990.

Murwat, Ruhullah Taqi, “Ilahiyat, Nubuwat, Ruhaniyat, dan Sam’iyyat:


Metode Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga”, E-Journal, vol 3, No.1 (2015)

Taufik, Ahmad, Pendidikan Agama Islam (Pendidikan Karakter Berbasis


Agama), (Surakarta:Yuma Pustaka, 2010)

16

Anda mungkin juga menyukai