Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AGAMA

UH 2 & UH 3

Nama : Dewi Maharani


No. Absen : 07
Kelas : X-DRBK I

BAB II
IMAN KEPADA MALAIKAT

A. Pengertian Iman Kepada Malaikat


Pengertian Iman secara Bahasa adalah percaya ayau yakin. Kalau Secara istilah adalah
menyakini setulus hati yang menancap kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan
dengan seluruh anggota badan. Malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari
Allah SWT, Malaikat diciptakan Allah SWT dari cahaya, sebagai utusan Allah SWT. Yang taat,
patuh, serta tidak pernah mengingkari terhadap perintah-perintahnya.

Iman Kepada Malaikat merupakan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT.
Menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala
perintahnya. Orang yang meyakini atau mengimaninya akan menggunakan seluruh anggota
badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan perbuatan.

Hukum Beriman Kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat merupakan hal wajib bagi kaum muslim. Beriman kepada Malaikat
merupakan salah satu tukun iman selain kepada Allah SWT. Kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari
Akhir, dan qada/qadar.

Ada juga ayat Al-Qur’an dan Hadist yang menjelasakan tentang Beriman Kepada Malaikat,
seperti berikut :

Q.S an-Nisa’ ayat 136

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-
Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al-Qur’ān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah
tersesat sangat jauh”

Al-Qur'an Surat al-Baqarah Ayat 285


Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Quran) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitabkitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak
membedabedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan
kami taat. Ampunilah kami, ya, Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS. al-
Baqarah : 285)

Surat at-Tahrim Ayat 6

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan
keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. at-Tahrim : 6)

Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di
tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai
Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus percaya kepada
Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kebangkitan di akhirat nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
B. Sifat-sifat Malaikat

1. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan,
tidur,bercanda, berdebat, dan lainnya.
Allah menciptakan malaikat bukan bermaksud meringankan dalam mengurus hambanya
tetapi penciptaan malaikat merupakan sebuah rahmat tersendiri. Mereka diciptakan allah
dengan sebuah nur(cahaya) dengan anugerah berupa akal saja tanpa nafsu sehingga segala
perbuatan atau perilaku malaikat senantiasa berlandaskan taqwa Allah tanpa perilaku maksiat
dan khawatir merasa ngantuk, lapar, sakit,dll.

2. Selalu takut dan taat kepada Allah


Dalam sebuah dalil yakni surat Al Baqarah (2) ayat 34 yang artinya “dan ingatlah ketika
kami berfirman kepada malaikat: “sujudlah kamu kepada adam,” maka sujudlah mereka kecuali
iblis, ia enggan dan takbbur dan ia termasuk dalam golongan orang-orang yang kafir.” Dalam
ayat tersebut Menerangkan tentang pemuliaan Adam dengan sujudnya para malaikat
kepadanya. Ini merupakan pemuliaan Allah yang paling Agung bagi Adam dan anak
keturunannya,dimana Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Sikap
sujud malaikat tersebut merupakan salah satu bukti rasa kepatuhan malaikat kepada perintah
Allah.

3. Malaikat senantiasa beribadah kepada Allah dan bertasbih.


Allah SWT telah berfirman dalam QS. Asy-syura(42): 5 :” hampir saja langit itu pecah
dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji
nama Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah bahwa
Allah Dia yang maha pengampun lagi penyayang.”

4. Mempunyai sifat dan takut (khaufi)


Bukan hanya manusia saja yang memiliki sifat malu dan takut tetapi juga Malaikat punya
rasa malu dan takut. Rasa malu dan takut malaikat ini bukan kepada makhluk Allah melainkan
mereka hanya malu dan takut kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah:
“mereka (malaikat) takut kepada Tuhan mereka yang diatas mereka dan melaksanakan apa
yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS. An-nahl :50)

5. Dapat berubah wujud


Sesungguhnya mustahil bagi kita umat manusia untuk melihat malaikat pada wujud
aslinya kecuali Rosulullah yang pernah melihat wujud aslinya. Adapun berubah wujudnya
malaikat kepada wujud manusia telah ditetapkan oleh Al Qur’an Dan sunnah yang shahih, jika
malaikat berubah wujud menjadi manusia maka semua orang baik laki-laki maupun
perempuan,muda maupun tua memungkinkan untuk melihatnya. Hal ini di firmankan oleh Allah
dalam QS. Huud:7,
”dan tatkala datang utusan-utusan kami (para malaikat) itu kepada luth, dia merasa susah dan
merasa sempit dadadnya karena kedatangan mereak, dan dia berkata: “ini adalah hari yang
amat sulit.”

C. Nama dan Tugas Malaikat


Kita tahu bahwa jumlah malaikat Allah sangatlah banyak seperti dalam sebuah riwayat
yang artinya
“Kemudian ditunjukkan kepadaku Baitul Ma’mur. Akupun bertanya kepada Jibril, Beliau
menjawab , ‘ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 Malaikat yang shalat didalamnya. Setelah
mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.”
(HR. Bukhari 3207, Muslim 164, Nasai 448 dan yang lainya).
Dengan banyaknya jumlah malaikat seperti riwayat diatas, maka akan muncul sebuah
pertanyaan tentang berapakah jumlah dari Malaikat itu?, Maka jawaban dari pertanyaan
tersebut dijawab dalam Al-Quran yang artinya:
“Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan tuhanmu kecuali Dia. Saqar itu tiada lain
hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Muddatsir:31)
Kemudian ketika menafsirkan surat ini, Al-Qurthubi mengatakan, yang artinya
“Tidak ada yang tahu jumlah Malaikat Tuhanmu, yang Dia ciptakan untuk menyiksa penghuni
neraka kecuali Dia, yaitu Allah Ta’ala.” (Tafsir Al-Qurthubi, 19/28).
Terdapat beberapa kitab yang menjelaskan bahwa seorang muslim wajib mengetahui
nama-nama malaikat Allah SWT. Malaikat yang wajib diketahui menurut kitab Aqidatul Awam
karangan Asy-Syeikh Ahmad Al Marzuqi Al Maliki adalah berjumlah 10 malaikat. Yaitu:

1. Jibril
2. Mikail
3. Israfil
4. Izrail
5. Mungkar
6. Nakir
7. Raqib
8. Atid
9. Malik
10. Ridwan

Dari 10 malaikat di atas memiliki tugas dan fungsinya maasing-masing, Yaitu


1. Malaikat Jibril memiliki tugas khusus menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul.
2. Malaikat Mikail bertugas sebgai pembawa kebaikan dan penebar rahmat dari Allah SWT.
Dijelaskan dalam Q.S Al-Mursalat ayat 1-3 yang artinya
· Demi (malaikat-malaikat) yang diutus untuk membawa kebaikan,
· Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya,
· Dan (malaikat-malaikat) yang meyebarkan (rahmat Allah) dengan seluas-luasnya.
3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala ketika datangnya hari kiamat dan saat kebangkitan
manusia.
4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa ketika ajal menjemput.
5. Malaikat Munkar dan Nakir bertugas mendatangi dan bertanya tentang Tuhan, Nabi, Agama,
dll.
6. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal kebaikan manusia dimasa hidupnya di dunia.
7. Malaikat Atid bertugas mencatat amal keburukan manusia dimasa hidupnya di dunia.
8. Malaikat Malik bertugas menjaga Neraka.
9. Malaikat Ridwan bertugas menjaga Surga.

D. Perbedaan antara Malaikat Makhluk Allah Swt yang Lain


1. Manusia
a. Diciptakan dari sari pati tanah.
b. Memiliki nafsu dan akal
c. Melalui nafsu dan akal itu manusia mampu mengendalikan dirinya dari segala perbuatan
yang dilarang Allah Swt.
d. Bagi yang tidak mampu menahan nafsu, terjerumuslah dia kedalam jurang kehancuran
2. Malaikat
a. Diciptakan dari nur (cahaya)
b. Selalu patuh kepada Allah Swt.
c. Tidak memiliki hawa nafsu
d. Selalu bertasbih
e. Tidak sombong
f. Diciptakan untuk taat kepada Allah Swt dan selalu melaksanakan tugas sesuai
bidangnya masing-masing
3. Jin, Iblis, dan Setan
a. Diciptakan dari api
b. Jin diberi kebebasan untuk menjadi mukmin atau kafir (taat atau membangkang)
c. Iblis dan setan memiliki sifat sombong, durhaka, serta menentang dan berusaha
menyesatkan manusia
d. Tujuan jin diciptakan sama dengan penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah kepada
Allah Swt.
e. Setan dan iblis diciptakan untuk taat dan mematuhi perintah Allah Swt., tetapi mereka
durhaka dan sombong terhadap perintah Allah Swt sehingga mereka menjadi makhluk
yang terkutuk. Mereka akan masuk neraka selama-lamanya

E. Hikmah beriman pada malaikat


1. Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan
para malaikat tersebut.
2. Lebih bersyukur kepada Allah atas perlindungan dan perhatian Allah terhadap hamba-
Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga, membantu, dan mendoakan
hamba-hamba-Nya.
3. Berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan serta senantiasa ingat kepada
Allah sebab para malaikat mencatat dan mengawasi amal perbuatan manusia (al
infithar : 10-12)
4. Tidak berperilaku sombong, sebab malaikat tidak memiliki watak sombong (an nahl: 49)
5. Selalu ingat balasan Allah saat para malaikat mencabut nyawa (Q.S Muhammad: 27)

F. Orang yang Didekati Malaikat


Kita tahu bahwa jumlah dari malaikat terbilang sangat banyak, dari banyaknya malaikat
tersebut terdapat malaikat yang beriringan dengan manusia. Maka kemudian terdapat beberapa
riwayat yang menyatakan bahwa terdapat orang-orang yang didekati maupun dijauhi oleh
malaikat Allah. Maka dibawah ini kami sertakan beberapa riwayat yang menunjukkan adanya
manusia yang dijauhi maupun didekati oelh malaikat.

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.


“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam
pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si
fulan karena tidur dalam keadaan suci.” (HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam
keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah
sayangilah ia’.” (HR. Imam Muslim dariAbu Hurairah, Shahih Muslim 469).
3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada
pada shaf – shaf terdepan.” (Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra’ bin ‘Azib)
4. Orang yang menyambung shaf shalat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu berselawat kepada orang-orang yang
menyambung shaf-shaf.” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban
dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah)
5. Para malaikat mengucapkan ‘aamiin‘ ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.
“Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah
oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat,
maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.” (HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih
Bukhari 782)
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
“Para malaikat akan selalu berselawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia
ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya,(para
malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.'” (HR. Imam Ahmad dari Abu
Hurairah, Al Musnad no. 8106)
7. Orang-orang yang melakukan shalat Shubuh dan Ashar secara berjamaah.
” Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba)
pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan
malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian merekaberkumpul lagi pada waktu shalat ‘asar
dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan
malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka,
‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan
mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang
melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.'” (HR. Imam Ahmad dari Abu
Hurairah, Al-Musnad no. 9140)
8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang
didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikatyang
menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka
malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan.'” (HR.
Imam Muslim dari Ummud Darda’, Shahih Muslim 2733)
9. Orang-orang yang berinfak.
“Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun
kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang
berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil).'” (HR.
Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari1442 dan Shahih Muslim
1010)
10. Orang yang sedang makan sahur.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang
sedang makan sahur” Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa “sunnah”. (HR. Imam Ibnu
Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)
11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70,000
malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan
di waktu malam kapan saja hingga shubuh.” (HR. Imam Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al-
Musnad no. 754)
12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang
paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di
dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan
kebaikan kepada orang lain.” (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahily)

G. Orang yang Dijauhi Malaikat

‫اَل َت ْد ُخ ُل اْل َم اَل ِئَك ُة َبْي ًت ا ِفيِه َك ْلٌب َو اَل ُص وَر ٌة‬

“Para malaikat tidak akan masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan ada gambar.” [HR. at-
Turmudzi dan Abu Dawud].
Dalam riwayat Muslim, beliau bersabda,

‫ال تصحب المالئكة رفقة معهم كلب أو جرس‬


“Para malaikat tidak menyertai suatu rombongan yang disertai anjing atau lonceng.” [HR.
Muslim].
‫ الُج ُنُب َو الَّس ْك َر اُن َو المَت َضِّم ُخ ِبالَخ ُلْو ِق‬: ‫َث َالَث ٌة َال َت ْق َر ُبُهُم الَم َالِئَك ُة‬
“Ada tiga orang yang tidak didekati oleh malaikat: (1) orang yang junub, (2) orang yang mabuk,
(3) memakai wewangian al kholuq.” [HR. Al Bazzar]

Al kholuq yang disebutkan dalam hadits adalah sejenis minyak wangi yang didominasi
warna merah dan kuning. Lelaki tidak diperkenankan menggunakan minyak wangi tersebut
karena dikhususkan untuk wanita. Dari tiga katehori diatas, pada riwayat lain mengatakan
bahwa mayat orang kafir juga termasuk dalam daftar yang dijauhi malaikat. Kemudian sama
halnya manusia, Malaikat juga terganggu dengan adanya sesuatu yang kotor dan bau tidak
sedap. Sehingga Hal ini sangat perlu kita jauhi terkhusus ketika kita di masjid[12]. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ْن َأَك َل اْلَبَص َل َو الُّث وَم َو اْلُك َّر اَث َفاَل َي ْق َر َب َّن َمْس ِجَد َن ا َفِإَّن اْلَم اَل ِئَك َة َتَت َأَّذ ى ِم َّم ا َي َت َأَّذ ى ِم ْن ُه َب ُنو آَد َم‬
“Siapa yang makan bawang merah dan bawang putih serta daun bawang, janganlah mendekati
masjid kami, karena malaikat terganggu sebagaimana halnya anak Adam terganggu.

Penciptaan Malaikat
Dalam mempercayai adanya Malaikat kita bisa mencari tahu dasarnya di Al-Qur’an atau Hadis,
jadi Malaikat di ciptakan oleh Allah SWT. Dari Cahaya. Ada Sebuah hadis Rasulullah SAW
yang menjelaskan tentang penciptaan Malaikat, seperti berikut :

Artinya : “Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah
disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim)

Ada juga ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Bahwa Malaikat mempunyai sayap, seperti
di Surah Fatir ayat 1, ini :

Artinya : “Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya
apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S.
Faṭir/35:1)

Berapakah Jumlah Malaikat ?

Kalau kamu tahu berarti hebat sekali, hehehe… Jadi Malaikat itu bersifat gaib, maka Manusia
pasti tidak mengetahui jumlah malaikat, yang maha tahu adalah Allah SWT. Namun ada Hadis
yang menjelaskan tentang banyaknya jumlah malaikat. Yaitu Hadis dari Ali ra.

Artinya : Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga
hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di
waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan
jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat
kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)

BAB III

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU

A. Pengertian Menuntut ilmu


“Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah
tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan
menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.”
Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaiman sabda Nabi Muhammad Saw.
Artinya :
“Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan perempuan”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal
yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke
arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada
pada setiap individu.

B. Firman Allah tentang menuntut ilmu

1. Surat Al-Mujadilah ayat 11

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam


majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.

Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Surat An-Niisa Ayat 83

Artinya : Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan
rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di
antaramu).

3. Surat al-ankabut ayat 43

Artinya:Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

4. Surat al-Isra ayat 85

Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.

5. Surat Ali Imran Ayat 18

Artinya:Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.

C. Hadits tentang menuntut ilmu

 Menuntut ilmu agama adalah kewajiban setiap Muslim


‫ طلب العلم فريضة على كّل مسلم‬: ‫ قال رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم‬: ‫ قال‬, ‫عن أنس بن مالك‬

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam


bersabda : “Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” [Shahih : Diriwayatkan oleh
Imam Ibnu Majah rahimahullah didalam Sunan nya, hadits no 223. Dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani]

 Keutamaan Orang yang Paham didalam Masalah Agama

‫ ” من يرد‬: ‫ سمعت الّنبّي صّلى هللا عليه وسّلم يقول‬, ‫قال حميد بن عبد الّر حمن سمعت معاوية خطيبا يقول‬
‫ ولن تزال هذه األّمة قائمة على أمر هللا ال‬, ‫ وهللا يعطي‬, ‫ وإّن ما أنا قاسم‬, ‫هللا به خيرا يفّقهه في الّد ين‬
‫يضّر هم من خالفهم حّتى يأتي أمر هللا‬

Humaid bin Abdurrahman berkata : “Aku mendengar Mu’awiyah bin Abi Sufyan
Radhiyallahu’anhu dalam khutbahnya dia berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda : “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya niscaya Allah akan
berikan ia pemahaman dalam (masalah) agama. Sesungguhnya aku hanyalah pembagi dan
Allah yang memberi. Umat ini senantiasa tegak diatas agama Allah, dan tidak merugikan
mereka orang – orang yang menyelisihi mereka hingga datang ketentuan Allah.” [Diriwayatkan
oleh Imam al-Bukhari rahimahullah didalam Shahih nya, hadits no 71 dan Imam Muslim
rahimahullah juga meriwayatkan didalam Shahihnya, hadits semisalnya, hadits no
2392/100/1037]

 Keutamaan Berjalan Menuntut Ilmu, Ahli Ilmu dan Ilmu adalah Warisan Para Nabi

, ‫ يا أبا الّد رداء‬: ‫ فقال‬, ‫ فأتاه رجل‬, ‫ كنت جالسا عند أبي الّد رداء في مسجد دمشق‬: ‫عن كثير بن قيس قال‬
: ‫ قال‬. ‫أتيتك من المدينة – مدينة رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم – لحديث بلغني أّن ك تـحّد ث به عن الّن بـّي‬
‫ فإّني سمعت رسول هللا صّلى‬: ‫ قال‬. ‫ ال‬: ‫ قال‬. ‫ وال جاء بك غيره ؟‬: ‫ قال‬. ‫ ال‬: ‫ قال‬. ‫فما جاء بك تـجارة ؟‬
‫ وأّن الـمالئكة لتضع‬, ‫ ” من سلك طريقا يلتمس فيه علما سّهل هللا له طريقا إلى الجّن ة‬: ‫هللا عليه وسّلم يقول‬
, ‫ وإّن طالب العلم يستغفر له من في الّسماء واألرض حّتى الحيتان في الـماء‬, ‫أجنحتها رضا لطالب العلم‬
‫ إّن األنبياء لم‬, ‫ إّن العلماء هو ورثة األنبياء‬, ‫وإّن فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب‬
‫ أخذ بـحّظ وافر‬, ‫ فمن أخذه‬, ‫ إّنما وّر ثوا العلم‬, ‫يوّر ثوا وال درهما‬

Dari Katsir bin Qais Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Ketika aku sedang duduk disebelah Abu
Darda’ di Masjid Damaskus. Tiba – tiba datang seorang laki – laki kepadanya, lalu laki – laki itu
berkata : “Wahai Abu Darda’, Aku datang kepada mu dari kota Madinah –kota Madinah
Rasulullah- untuk keperluan sebuah hadits yang sampai kepada ku bahwa engkau pernah
meriwayatkan nya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Abu Darda’ berkata : “Apakah
kamu datang (sekalian) untuk berdagang?” Dia menjawab : “Tidak” Abu Darda’ berkata lagi :
“Apakah kamu datang (sekalian) untuk keperluan selain itu?” Dia (laki – laki itu) menjawab :
“Tidak” Abu Darda’ berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda : “Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju Surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap – sayap nya. Karena ridha
kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh
makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang ada didalam air. Sesungguhnya
keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan bulan
atas seluruh bintang. Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan
Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya
mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang
banyak.”

[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam Sunan nya hadits no
223, Imam Abu Daud rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 3641. Imam Ibnu Hibban
rahimahullah didalam Shahih nya hadits no 88. Imam At-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan
nya hadits no 2682, Imam Ad-Darimi rahimahullah didalam sunan nya, hadits no 342, Imam
Ahmad rahimahullah didalam Musnad nya, hadits no 21612 (tahqiq Ahmad Syakir) atau no
21715 (tahqiq Syuaib dkk). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, dan dihasankan
oleh Syaikh Syu’aib, Syaikh Fawwaz, Syaikh Khalid, Syaikh Hamzah]

 Orang belajar dan mengajar ilmu dengan ikhlas seperti orang berjihad dijalan Allah.

‫لم يأته إّال لخير‬, ‫ ” من جاء مسجدي هذا‬: ‫ سمعت رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم يقول‬: ‫عن أبي هريرة قال‬
‫ فهو بـمنـزلة الّر جل ينظر إلى‬, ‫ ومن جاء لغير ذلك‬, ‫ فهو بـمنـزلة الـمجاهد في سبيل هللا‬, ‫يتعّلمه أو يعّلمه‬
‫” متاع غيره‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Aku mendengar Rasulullah


Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang datang ke masjid ku ini yang tidak
lain kecuali hanya untuk kebaikan yang ingin dia pelajari atau yang ingin dia ajarkan. Maka
kedudukan nya sama dengan seorang berjihad dijalan Allah. Dan barangsiapa datang dengan
niat selain itu, maka kedudukan nya sama dengan seseorang yang hanya dapat memandang
harta orang lain saja.”

[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunan nya hadits no 227. Dan ini
lafadz milik nya. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dalam shahih nya hadits no 86.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad nya haidts no 8603. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dan Dihasankan oleh Syaikh Syuaib al-Arnauth]

 Pahala orang yang mengajarkan kebaikan dengan ilmu, seperti orang yang mengamalkan
ilmu nya

‫ ال ينقص من‬, ‫ فله أجر من عمل به‬,‫ ” من عّلم علما‬: ‫ أّن الّن بـّي صّلى هللا عليه وسّلم قال‬, ‫عن معاذ بن أنس‬
‫”أجر العامل‬

Dari Mu’adz bin Anas Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa mengajarkan ilmu, maka baginya pahala seperti orang yang mengamalkan ilmu
nya dan tidak akan mengurangi pahala orang yang melakukan amal tersebut.” [Hasan :
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 240. Dihasankan
oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah]

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :

‫ قله مثل أجر فاعله‬, ‫من دّل على خير‬

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti
pahala pelaku kebaikan tersebut.” [Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam shahih
nya, hadits no 4899/1893].

D. Tujuan Menuntut Ilmu

Tujuan menuntut ilmu bukanlah bermatlamat ilmu semata-mata tetapi ia merupakan


wasilah (jalan) untuk memahami dan menguasainya bagi melaksanakan ubudiyyah kepada
Allah S.W.T. Tujuan menuntut ilmu juga adalah untuk melaksanakan petunjuk Allah S.W.T.
sebab itulah menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslim.
Antara lain tujuan menuntut ilmu ialah untuk membina kekuatan ummah Islam dan untuk
mencari kemaslahatan masyarakat manusia. Membina kekuatan umat merupakan salah satu
tanggungjawab para penuntut kerana merekalah bakal pemimpin di masa depan. Oleh yang
demikian, kemaslahatan ummah banyak bergantung kepada pemimpin dan kepimpinannya.

E. Adab Menuntut Ilmu


Di antara adab-adab yang mendasar yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu adalah
sebagai berikut:
1. Ikhlash dalam menuntut ilmu
2. Beramal dengan ilmu yang telah dipelajari dan menjauhi maksiat
3. Tawadhu’ (rendah hati)
4. Menghormati ulama dan majlis ilmu
5. Sabar dalam menuntut ilmu
6. Berlomba-lomba dalam menuntut ilmu
7. Jujur dan amanah
8. Menyebarkan ilmu dan mengajarkannya
9. Zuhud terhadap dunia
10. Bersungguh-sungguh dalam menjaga waktu dan memanfaatkannya semaksimal mungkin
11. Mengulang pelajaran supaya tidak lupa
12. Adanya kewibawaan dan rasa malu
13. Berteman dengan orang shalih
Adab-adab ini merupakan senjata yang harus dimiliki oleh para penuntut ilmu syar’i dan harus
diterapkan dalam kehidupannya agar ilmunya membuahkan hasil berupa pembersihan terhadap
jiwa dan keistiqomahan dalam akhlak serta penerimaan di tengah-tengah manusia, sehingga
manusia mengikuti dan meneladani mereka.
Hikmah Menuntut Ilmu
Beberapa hikmah menuntut ilmu (agama) lainnya adalah:

1. Berada di jalan Allah


“Barang siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu, berarti dia berada di jalan Allah hingga
pulang” (HR Turmudzi)

2. Mendapatkan pahala yang mengalir terus menerus


“Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecualai 3 hal, yaitu shadaqoh
jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya.”(HR Muslim)

3. Agar tidak terlaknat


“Dunia dan seisinya terlaknat, kecuali yang memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan
yang serupa dengan itu, para ulama dan orang-orang yang menuntut ilmu” (HR Turmudzi)

4. Ditinggikan derajatnya
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

5. Dimudahkan jalan menuju surga


“Barang siapa menempuh jalan untuk menentut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah
baginya jalan menuju surga” (HR Muslim).

Anda mungkin juga menyukai