UH 2 & UH 3
BAB II
IMAN KEPADA MALAIKAT
Iman Kepada Malaikat merupakan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT.
Menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala
perintahnya. Orang yang meyakini atau mengimaninya akan menggunakan seluruh anggota
badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan perbuatan.
Beriman kepada malaikat merupakan hal wajib bagi kaum muslim. Beriman kepada Malaikat
merupakan salah satu tukun iman selain kepada Allah SWT. Kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, hari
Akhir, dan qada/qadar.
Ada juga ayat Al-Qur’an dan Hadist yang menjelasakan tentang Beriman Kepada Malaikat,
seperti berikut :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah Swt. dan Rasul-
Nya (Muhammad saw.) dan kepada Kitab (al-Qur’ān) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah Swt., malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah
tersesat sangat jauh”
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan
keras, yang tidak durhaka kepada Allah Swt. terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. at-Tahrim : 6)
Artinya : “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. muncul di
tengah orang banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang itu bertanya, ‘Wahai
Rasulullah saw., apakah iman itu?’ Beliau menjawab, ‘Iman adalah kamu harus percaya kepada
Allah Swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kebangkitan di akhirat nanti...” (H.R. Bukhari dan Muslim)
B. Sifat-sifat Malaikat
1. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan,
tidur,bercanda, berdebat, dan lainnya.
Allah menciptakan malaikat bukan bermaksud meringankan dalam mengurus hambanya
tetapi penciptaan malaikat merupakan sebuah rahmat tersendiri. Mereka diciptakan allah
dengan sebuah nur(cahaya) dengan anugerah berupa akal saja tanpa nafsu sehingga segala
perbuatan atau perilaku malaikat senantiasa berlandaskan taqwa Allah tanpa perilaku maksiat
dan khawatir merasa ngantuk, lapar, sakit,dll.
1. Jibril
2. Mikail
3. Israfil
4. Izrail
5. Mungkar
6. Nakir
7. Raqib
8. Atid
9. Malik
10. Ridwan
اَل َت ْد ُخ ُل اْل َم اَل ِئَك ُة َبْي ًت ا ِفيِه َك ْلٌب َو اَل ُص وَر ٌة
“Para malaikat tidak akan masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan ada gambar.” [HR. at-
Turmudzi dan Abu Dawud].
Dalam riwayat Muslim, beliau bersabda,
Al kholuq yang disebutkan dalam hadits adalah sejenis minyak wangi yang didominasi
warna merah dan kuning. Lelaki tidak diperkenankan menggunakan minyak wangi tersebut
karena dikhususkan untuk wanita. Dari tiga katehori diatas, pada riwayat lain mengatakan
bahwa mayat orang kafir juga termasuk dalam daftar yang dijauhi malaikat. Kemudian sama
halnya manusia, Malaikat juga terganggu dengan adanya sesuatu yang kotor dan bau tidak
sedap. Sehingga Hal ini sangat perlu kita jauhi terkhusus ketika kita di masjid[12]. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َم ْن َأَك َل اْلَبَص َل َو الُّث وَم َو اْلُك َّر اَث َفاَل َي ْق َر َب َّن َمْس ِجَد َن ا َفِإَّن اْلَم اَل ِئَك َة َتَت َأَّذ ى ِم َّم ا َي َت َأَّذ ى ِم ْن ُه َب ُنو آَد َم
“Siapa yang makan bawang merah dan bawang putih serta daun bawang, janganlah mendekati
masjid kami, karena malaikat terganggu sebagaimana halnya anak Adam terganggu.
Penciptaan Malaikat
Dalam mempercayai adanya Malaikat kita bisa mencari tahu dasarnya di Al-Qur’an atau Hadis,
jadi Malaikat di ciptakan oleh Allah SWT. Dari Cahaya. Ada Sebuah hadis Rasulullah SAW
yang menjelaskan tentang penciptaan Malaikat, seperti berikut :
Artinya : “Dari Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah
disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian.” (HR. Muslim)
Ada juga ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Bahwa Malaikat mempunyai sayap, seperti
di Surah Fatir ayat 1, ini :
Artinya : “Segala puji bagi Allah Swt. pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah Swt. menambahkan pada ciptaan-Nya
apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu” (Q.S.
Faṭir/35:1)
Kalau kamu tahu berarti hebat sekali, hehehe… Jadi Malaikat itu bersifat gaib, maka Manusia
pasti tidak mengetahui jumlah malaikat, yang maha tahu adalah Allah SWT. Namun ada Hadis
yang menjelaskan tentang banyaknya jumlah malaikat. Yaitu Hadis dari Ali ra.
Artinya : Dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa
mengunjungi saudaranya sesama muslim maka seakan ia berjalan di bawah pepohonan surga
hingga ia duduk, jika telah duduk maka rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di
waktu pagi, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan
jika ia mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat
kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)
BAB III
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Artinya : Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan
rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di
antaramu).
Artinya:Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
Artinya:Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan
yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
” من يرد: سمعت الّنبّي صّلى هللا عليه وسّلم يقول, قال حميد بن عبد الّر حمن سمعت معاوية خطيبا يقول
ولن تزال هذه األّمة قائمة على أمر هللا ال, وهللا يعطي, وإّن ما أنا قاسم, هللا به خيرا يفّقهه في الّد ين
يضّر هم من خالفهم حّتى يأتي أمر هللا
Humaid bin Abdurrahman berkata : “Aku mendengar Mu’awiyah bin Abi Sufyan
Radhiyallahu’anhu dalam khutbahnya dia berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda : “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya niscaya Allah akan
berikan ia pemahaman dalam (masalah) agama. Sesungguhnya aku hanyalah pembagi dan
Allah yang memberi. Umat ini senantiasa tegak diatas agama Allah, dan tidak merugikan
mereka orang – orang yang menyelisihi mereka hingga datang ketentuan Allah.” [Diriwayatkan
oleh Imam al-Bukhari rahimahullah didalam Shahih nya, hadits no 71 dan Imam Muslim
rahimahullah juga meriwayatkan didalam Shahihnya, hadits semisalnya, hadits no
2392/100/1037]
Keutamaan Berjalan Menuntut Ilmu, Ahli Ilmu dan Ilmu adalah Warisan Para Nabi
, يا أبا الّد رداء: فقال, فأتاه رجل, كنت جالسا عند أبي الّد رداء في مسجد دمشق: عن كثير بن قيس قال
: قال. أتيتك من المدينة – مدينة رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم – لحديث بلغني أّن ك تـحّد ث به عن الّن بـّي
فإّني سمعت رسول هللا صّلى: قال. ال: قال. وال جاء بك غيره ؟: قال. ال: قال. فما جاء بك تـجارة ؟
وأّن الـمالئكة لتضع, ” من سلك طريقا يلتمس فيه علما سّهل هللا له طريقا إلى الجّن ة: هللا عليه وسّلم يقول
, وإّن طالب العلم يستغفر له من في الّسماء واألرض حّتى الحيتان في الـماء, أجنحتها رضا لطالب العلم
إّن األنبياء لم, إّن العلماء هو ورثة األنبياء, وإّن فضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب
أخذ بـحّظ وافر, فمن أخذه, إّنما وّر ثوا العلم, يوّر ثوا وال درهما
Dari Katsir bin Qais Radhiyallahu’anhu, dia berkata : “Ketika aku sedang duduk disebelah Abu
Darda’ di Masjid Damaskus. Tiba – tiba datang seorang laki – laki kepadanya, lalu laki – laki itu
berkata : “Wahai Abu Darda’, Aku datang kepada mu dari kota Madinah –kota Madinah
Rasulullah- untuk keperluan sebuah hadits yang sampai kepada ku bahwa engkau pernah
meriwayatkan nya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Abu Darda’ berkata : “Apakah
kamu datang (sekalian) untuk berdagang?” Dia menjawab : “Tidak” Abu Darda’ berkata lagi :
“Apakah kamu datang (sekalian) untuk keperluan selain itu?” Dia (laki – laki itu) menjawab :
“Tidak” Abu Darda’ berkata : “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam
bersabda : “Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju Surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap – sayap nya. Karena ridha
kepada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang menuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh
makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan yang ada didalam air. Sesungguhnya
keutamaan seorang alim (ulama) dibandingkan seorang ahli ibadah seperti keutamaan bulan
atas seluruh bintang. Sesungguhnya para Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan
Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham. Tetapi mereka hanya
mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang
banyak.”
[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam Sunan nya hadits no
223, Imam Abu Daud rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 3641. Imam Ibnu Hibban
rahimahullah didalam Shahih nya hadits no 88. Imam At-Tirmidzi rahimahullah didalam Sunan
nya hadits no 2682, Imam Ad-Darimi rahimahullah didalam sunan nya, hadits no 342, Imam
Ahmad rahimahullah didalam Musnad nya, hadits no 21612 (tahqiq Ahmad Syakir) atau no
21715 (tahqiq Syuaib dkk). Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah, dan dihasankan
oleh Syaikh Syu’aib, Syaikh Fawwaz, Syaikh Khalid, Syaikh Hamzah]
Orang belajar dan mengajar ilmu dengan ikhlas seperti orang berjihad dijalan Allah.
لم يأته إّال لخير, ” من جاء مسجدي هذا: سمعت رسول هللا صّلى هللا عليه وسّلم يقول: عن أبي هريرة قال
فهو بـمنـزلة الّر جل ينظر إلى, ومن جاء لغير ذلك, فهو بـمنـزلة الـمجاهد في سبيل هللا, يتعّلمه أو يعّلمه
” متاع غيره
[Hasan Shahih : Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dalam sunan nya hadits no 227. Dan ini
lafadz milik nya. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dalam shahih nya hadits no 86.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad nya haidts no 8603. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dan Dihasankan oleh Syaikh Syuaib al-Arnauth]
Pahala orang yang mengajarkan kebaikan dengan ilmu, seperti orang yang mengamalkan
ilmu nya
ال ينقص من, فله أجر من عمل به, ” من عّلم علما: أّن الّن بـّي صّلى هللا عليه وسّلم قال, عن معاذ بن أنس
”أجر العامل
Dari Mu’adz bin Anas Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa mengajarkan ilmu, maka baginya pahala seperti orang yang mengamalkan ilmu
nya dan tidak akan mengurangi pahala orang yang melakukan amal tersebut.” [Hasan :
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullah dalam Sunan nya, hadits no 240. Dihasankan
oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah]
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti
pahala pelaku kebaikan tersebut.” [Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam shahih
nya, hadits no 4899/1893].
4. Ditinggikan derajatnya
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”.