Anda di halaman 1dari 11

IMAN KEPADA MALAIKAT

A. Pengertian
1. Pengertian Iman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat ialah mempercayai dan membenarkan dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT menciptakan makhluk ghaib bernama
malaikat yang diciptakan dari cahaya yang tidak pernah durhaka dan ia
selalu mentaati perintah-perintah-Nya. Keimanan kepada malaikat-malaikat
Allah SWT dapat ditempuh dengan du acara. Pertama melalui informasi yang
disampaikan oleh Rasulullah saw baik berupa Al-Qur’an maupun al-Hadist.
Kedua, kita dapat menge tahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-
bukti nyata yang ada dalam alam semesta yang menunjukkan bahwa
malaikat itu ada, misalnya malaikat maut yang ditugaskan oleh Allah SWT
mencabut nyawa manusia dapat dibuktikan dengan peristiwa kematian, dan
bukti-bukti lainnya.

2. Pengertian Malaikat
Secara Bahasa kata malaikah (dalam bahawa Indonesia disebut
malaikat) adalah bentuk jama’ dari kata malak, berasal dari mashdar al-
alukah yang berarti ar-risalah, yaitu misi atau pesan. Jadi malaikat berarti
mekhluk yang menyampaiak sesuatu. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an
malaikat juga disebut dengan rusl yang berarti utusan-utusan. Sedangkan
menurut istilah malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah
Swt dari cahaya denga wujud dan sifat-sifat tertentu, yang selalu mematuhi
perintah-Nya dan tidak pernah sedikitpun membangkang.
Malaikat adalah makhluk Allah Swt yang ghaib, tidak dapat dicapai oleh
pancaindera, dan oleh karenanya malaikat termasuk golongan makhluk
immaterial (rohani). Tidak seperti halnya makhluk Allah Swt yang mempunyai
unsur badaniah, para malaikat tidak makan dan minum, tidak bernafsu
hayawaniah, dan tidak berjenis kelamin.
Allah Swt memberi kemampuan kepada para malaikat untuk menjelma
dalam bentuk rupa manusia. Malaikat ditempatkan Allah Swt di langit dan bila
diperintahkan turun ke bumi, barulah malaikat turun. QS. Maryam [19]: 64
menjelaskan :

‫َو َما نَتَنَ َّز ُل اِاَّل بِا َ ْم ِر َرب َِّك‬


“Tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali atas perintah Tuhanmu”

B. Penciptaan dan Wujud Malaikat


1. Penciptaan Malaikat
Malaikat itu diciptkana Allah Swt dari cahaya (Nur), sebagaimana sabda
Rasulullah saw :

‫ار َو ُخل َِق‬ ِ ‫ور َو ُخل َِق ْال َجانُّ ِمنْ َم‬
ٍ ‫ار ٍج ِمنْ َن‬ ٍ ‫ت ْال َمالَِئ َك ُة ِمنْ ُن‬
ِ ‫ُخلِ َق‬
‫ف َل ُك ْم‬
َ ِ‫آ َد ُم ِممَّا وُ ص‬
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan
Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua.” (HR.
Muslim).
Yang dimaksud denga cahaya sebagai unsur penciptaan malaikat bukan
cahaya dalam pengertian materiil, namun cahaya dalam pengertian majazi,
yaitu “Nur” dalam makna esensial yang berarti kesempurnaan. Adapun
tentang kapan malaikat diciptakan oleh Allah Swt tidak ada penjelasan pasti.
Jika menilik QS. Al-Baqarah [2]: 3, malaikat diciptakan lebih dahulu daripada
manusia pertama (Adam As).

2. Wujud Malaikat
Malaikat adalahmakhluk ghaib, sebagai makhluk ghaib wujud malaikat
tidak dapat dilihat atau tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusnia,
kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu seperti rupa
manusia. Penjelasan ini ada dalam QS. Hud [14]: 69 yang artinya :
“Dan sesungguhnya utusan-utusan kami (malaikat) telah dating kepada
Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan “selamat”,
Ibrahim menjawab “selamat”. Maka tidak lama kemudian Ibrahim
menyuguhkan daging sapi yang dipanggang.”
Malaikat kadang menampakkan wujudnya dalam bentuk rupa manusia.
Dalam suatu hadist riwayat Muslim disebutkan bahwa malaikat Jibril pernah
datang dalam rupa manusia menemui Rasulullah saw disaksikan oleh para
sahabat antara lain Umar bin Khatab, dan malaikat Jibril menanyakan
tentang Islam, Iman, Ihsan dan hari kiamat. Setelah malaikat pergi barulah
Rasulullah saw bertanya kepada Umar : “ya Umar tahukah kamu siapa yang
bertanya tadi?”. Umar menjawab : “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”.
Lalu Rasulullah sawbersabda : “Sesungguhnya ia adalah Jibril yang dating
mengajarkan Agama kepada kalian”.
Malaikat tidak dilengkapi denga hawa nafsu, tidak memiliki keinginan
seperti manusia, tidak berjenis kelamin dan tidak pula berkeluarga. Malaikat
hidup di alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita
saksikan. Yang mengetahui hakikat wujud malaikat hanya Allah Swt.
C. Mengimani Malaikat
1. Perintah Iman Kepada Malaikat
Dalil naqli yang menjelaskan tentang iman kepada malaikat antara lain :
a. QS. Al-Baqarah [2] : 285
ۤ
‫َّس ْو ُل بِ َم ٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َّرب ِّٖه َو ْال ُمْؤ ِمنُ ْو ۗ َن ُك لٌّ ٰا َم َن بِاهّٰلل ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه‬ ُ ‫﴿ ٰا َم َن الر‬
‫ك‬َ َ‫ق بَي َْن اَ َح ٍد ِّم ْن رُّ ُس لِ ٖه ۗ َوقَ الُ ْوا َس ِم ْعنَا َواَطَ ْعنَ ا ُغ ْف َران‬ ُ ‫َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖ ۗه اَل نُفَ ِّر‬
ِ ‫ْك ْال َم‬
﴾ ٢٨٥ ‫ص ْي ُر‬ َ ‫َربَّنَا َواِلَي‬
Artinya : Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-rang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya
dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan) : “Kami tidak membeda-
bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”,
dan mereka mengatakan : “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa)
: “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali”.

b. HR. Bukhari-Muslim

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َك‬


‫ان يَ ْو ًما‬ َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
‫ان َأ ْن‬ُ ‫ان قَا َل اِإْل ي َم‬ ُ ‫ُول هَّللا ِ َما اِإْل ي َم‬
َ ‫ال يَا َرس‬ َ َ‫اس ِإ ْذ َأتَاهُ َر ُج ٌل يَ ْم ِشي فَق‬ ِ َّ‫ار ًزا لِلن‬ ِ َ‫ب‬
‫ث اآْل ِخ ِر‬ ِ ‫تُْؤ ِم َن بِاهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َولِقَاِئ ِه َوتُْؤ ِم َن بِ ْالبَ ْع‬
Dari Abu Hurairah ra, bahwa pada suatu hari, Rasulullah saw muncul
ditengah orang banyak, lalu dating seorang laki-laki dan bertanya: Wahai
Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah saw menjawab : Iman adalah
engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari kebangkitan di
akhirat nanti (HR. Bukhari-Muslim).
2. Tanda-tanda Orang Yang Beriman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah salah satu rukun iman, yaitu percaya dan
membenarkan dengan sepenuh hati bahwa malaikat-malaikat Allah Swt
benar-benar ada. Keberadaan malaikat bersifat ghaib, artinya tidak dapat
dilihat oleh mata, tetapi keberadaannya dapat diketahui dan dipahami,
seperti adanya wahyu yang diterima oleh para nabi dan rasul. Para nabi dan
rasul tersebut menerima wahyu melalui perantara malaikat Allah Swt.
Percaya kepada malaikat-malaikat Allah Swt adalah rukun iman yan
kedua. Rukun iman itu ada enam yang merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan, juga tidak dapat dipilih-pilih. Malaikat merupakan makhluk
Allah Swt yang diciptakan dari cahaya (Nur) dan menjadi makhluk yang
selalu patuh terhadap perintah-perintah Allah Swt. Berbeda dengan setan, ia
merupakan makhluk Allah Swt yang durhaka. Adapun jin dan manusia
adalah makhluk Allah Swt yang memiliki dua kecenderungan, yaitu taat dan
jahat.
Iman kepada malaikat-malaikat Allah Swt menjadikan manusia berhati-
hati dalam bertindak karena mereka yakin diawasi oleh Allah Swt beserta
malaikat-malaikat-Nya dan mereka juga yakin bahwa kelak akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat. Iman kepada malaikat mempunyai manfaat
yang besar bagi kehidupan seorang mukmin, dan di antara tanda-tanda
orang yang mengimani malaikat adalah :
a. Semakin meyakini kebesaran, kekuatan dan kemahakuasaan Allah Swt.
b. Bersyukur kepada-Nya, karena telah menciptakan malaikat untuk
membantu kehidupan manusia dan jin.
c. Menumbuhkan cinita kepada amal shalih karena mengetahui ibadahnya
malaikat.
d. Merasa takut bermaksiat karena meyakini berbagai tugas malaikat seperti
mencatat setiap perbuatan manusia, mencabut nyawa dan menyiksa di
neraka.
e. Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya keada Allah Swt, dan
malaikat juga senantiasa mendoakan manusia.
f. Taat kepada Allah Swt dan rasul-Nya, dengan mempercayai adanya
malaikat berarti juga mempercayai kekuasaan Allah Swt.
g. Tidak mempersekutukan Allah dengan apapun di dunia ini.

D. Sifat dan Tugas Malaikat


1. Sifat Malaikat
Malaikat memiliki beberapa sifat sebagai berikut :

a. Menampakkan dalam bentuk manusia


Beberapa ayat yang membuktikan bahwa Allah Swt mengutus malaikat
dengan berbentuk manusia diantaranya surat Maryam [19] ayat 17 yang
artinya :
“Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami
mengutus roh Kami kepadanya, makai a menjelma di hadapanya (dalam
bentuk) manusia yang sempurna.”
Atau ketika malaikat menemui nabi Luth as. (buka QS. Hud [11]: 78) dan
malaikat menemui nabi Ibrahim as. (buka QS. Al-Dzariyat[51] :27).
b. Tanpa jenis kelamin
Firman Allah Swt dalam surat Ash-Shaffat [37] ayat 150 yang artinya :
“Atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan
dan mereka menyaksikan(nya)?
c. Tidak makan dan minum
Malaikat tidak dikaruniai Allah Swt hawa nafsu sehingga mereka tidak
makan dan minum. Qs. Adz-Dzariat [51] ayat 28 yang artinya :
“Tetapi mereka tidak mau makan, karena itu Ibrahim merasa takut
terhadap mereka.”
d. Selalu beribadah
Tugas malaikat hanyalah beribadah kepada Allah Swt dengan bertasbih
dan memuji Tuhan-Nya secara terus menerusa tanpa merasa Lelah.
Firman Allah dalam surat Al-Anbiya’[21] ayat 20 yang artinya :
“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”
e. Memiliki sayap
Allah berfirman dalam surat Fathir [35] ayat 1 yang artinya :
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam
urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan
empat.”
f. Tidak pernah melakukan perbuatan maksiat dan dosa
Allah Swt berfirman dalam surat An-Nahl [16] ayat 50 yang artinya :
“Mereka takut kepada tuhan mereka yang di atas mereka dan
melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).”

2. Tugas Malaikat
Nama-nama malaikat dan tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Jibril
Nama lain dari malaikat Jibril adalah ruh al-Qudus (QS. An-Nahl[16] :
102) dan ruh al-Amin (QS. Asy-Syu’ara’ [26] : 193). Tugas utama malaikat
Jibril adalah menyampaikan wahyu dari Allah Swt kepada para nabi dan
rasul-Nya. Malaikat Jibril juga dikenal sebagai penghulu para malaikat. Ia
adalah salah satu dari tiga malaikat yang Namanya disebut dalam Al-
Qur’an yaitu surat al-Baqarah [2] ayat 87-98 dan at-Tahrim [66] ayat 4.
b. Mikail
Malaikat mikail adalah malaikat yang diberi tugas untuk mengatur urusan
makhluk Allah Swt sekaligus mengatur rizki terutama kepada manusia. Ia
bertugas mengatur air, menurunkan hujan atau petir, membagikan rizki
kepada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan. Sebagaimana malaikat
Jibril, Nama malaikat Mikail juga disebut dalam surat al-Baqarah [2] ayat
98 :
ٰۤ
‫ىل فَاِ َّن هّٰللا َ َع ُد ٌّو لِّ ْل ٰكفِ ِري َْن‬ ٰ ‫ي‬‫م‬ ‫و‬ ‫ْل‬
‫ي‬ ‫ْر‬
‫ب‬ ‫ج‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ل‬‫س‬ُ ‫ر‬
ُ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ك‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫هّٰلِّل‬
َ ِ َ َ ِ ِ َ ٖ ِ َ ٖ ِ ِٕ ‫ان َع ُد ًّوا ِ َو َم‬
‫ْك‬ َ َ ‫َم ْن َك‬
٩٨
Artinya : Siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-
rasul-Nya, Jibril, dan Mikail, sesungguhnya Allah adalah musuh orang-
orang kafir.
c. Izrail
Malaikat izrail diberi tugas untuk mencabut nyawa semua makhluk
termasuk dirinya, karenya ia juga disebut dengan malaikat maut
sebagaimana yang dijelaskan dalam surat as-Sajdah [32] ayat 11 yang
artinya :
Katakanlah :”Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu
akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan
dikembalikan.”
d. Israfil
Namanya tidak disebut secara khusus dalam al-Qur’an tetapi tugasnya
dijelaskan sebagai peniup sangkakala atau terompet pertanda datangnya
hari kiamat. Keterangan tersebut terdapat dalam surat az-Zumar [39] ayat
68 yang artinya :
Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di
langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia
ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya dan)
menunggu (keputusan Allah).

e. Munkar dan Nakir


Malaikat Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang bertugas
menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur. Hal
ini didasarkan pada hadis Rasulullah saw yang artinya :
“Seorang muslim ketika diuji di dalam kuburnya maka dia akan bersaksi
bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan nabi
Muhammad adalah utusan Allah. Itulah makna firman-Nya; Allah
meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan ang teguh
dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.”(HR. Bukhari)
f. Raqib dan Atid
Malaikat Rqib dan Atid tugasnya adalah mencatat amal baik dan amal
buruk manusia. Menurut sebagian ulama, Raqib dan Atid bukanlah nama
malaikat. Tapi merupakan fungsi yaitu pengawasan yang selalu hadir
sebagaimana dijelaskan dalam surt Qaf [50] ayat 18 :

‫َما يَ ْلفِظُ ِم ْن قَ ْو ٍل اِاَّل لَ َد ْي ِه َرقِيْبٌ َعتِ ْي ٌد‬


“Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya
malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
g. Malik
Adalah malaikat yang bertugas menjaga neraka, sebaimana dijelaskan
dalam surat az-Zukhruf [43] ayat 77:

‫ض َعلَ ْينَا َرب ۗ َُّك قَا َل اِنَّ ُك ْم ٰ ّم ِكثُ ْو َن‬


ِ ‫ك لِيَ ْق‬
ُ ِ‫َونَا َد ْوا ٰيمٰ ل‬
“Mereka menyeru, “Wahai (Malaikat) Malik, hendaklah Tuhanmu
mematikan kami saja.” Dia menjawab, “Sesungguhnya kamu akan tetap
tinggal (di neraka ini).”
h. Ridwan
Bertugas menjaga surge dan memimpin para malaikat pelayan di surga.
Sebagaiman dijelaskan dalam surat az-Zumar [39] ayat 73 yang artinya:
“Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga
secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan
pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka,
“Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu),
berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal)
selama-lamanya!”

Selain malaikat-malaikat di atas, ada beberapa malaikat lain yang diberi


tugas oleh Allah Swt, diantaranya :
 Malaikat yang bertugas memikul ‘Arsy (QS. Al-Mu’min [4] : 7 dan Qs. Al-
Haqqah [69] : 17)
 Malaikat yang bertugas menggerakkan hati manusia untuk berbuat
kebaikan (HR. Ibn Abi Hatim dan Tirmidzi)
 Malaikat yang bertugas mendoakan orang-orang beriman supaya
diampuni segala dosa-dosanya oleh Allah Swt (QS. Al-Mu’min [40] : 7-9)
 Malaikat yang ikut menghadiri shalat shubuh dan ashar (HR. Bukhari-
Muslim)
 Malaikat yang menghadiri majelis-majelis dzikir (HR. Muslim)
 Malaikat yang memberikan bantuan kepada orang-orang beriman (QS. Al-
Anfal [8] : 12)

E. Perilaku Beriman Kepada Malaikat


Bentuk keimanan kita kepada malaikat dapat melahirkan sikap dan berilaku
sebagai berikut :
a. Teliti
Iman kepada malaikat akan melahirkan sikap teliti dalam diri seorang
mukmin. Teliti berarti cermat atau seksama, berhati-hati, epnuh perhitungan
dalam berpikir dan bertindak, serta tidak tergesa-gesa dan tidak ceroboh
dalam melaksanakan pekerjaan. Seorang mukmin tidak boleh cerboh dalam
melakukan sesuatu, setiap pekerjaan yang akan dilakukan selalu
dipertimbangkan dengan seksama agar tisak terjadi kesalahan. Malaikat
adalah makhluk Allah Swt yang teliti sehingga setiap perintah Allah Swt pasti
dilaksanakan dengan baik dan tidak pernah terjadi kesalahan. Dalam hal ini
Islam mengajarkan kita untuk memiliki sikap Itqan, yaitu melakukan sesuatu
secara tepat, terukur, jelas dan tuntas.
Sifat teliti juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Misalnya ketika
menyikapi perlakuan kasar orang-orang kafir Quraisy terhadap umat Islam
yang ada di Mekah, sementara Nabi telah hijrah ke Madinah.

ُ‫ِإ ّن هَّللا َ تَ َعالى ي ُِحبّ ِإ َذا َع ِم َل َأ َح ُد ُك ْم َع َمالً َأ ْن يُ ْتقِنَه‬


Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu
pekerjaan dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”.
(HR.Thabrani)

Ketika itu para sahabat meminta Nabi agar segera berperang melawan
kezaliman kafir Quraisy. Tetapi Nabi tidak tergesa-gesa. Untuk beberapa
saat ia menunggu petunjuk dan perintah dari Allah lalu ia bicarakan dengan
para sahabatnya tentang strategi apa yang dilakukan. Berkat ketelitian dan
usaha kerja dari Nabi dan para sahabat, perang Badar yang tidak seimbang
itu (313 orang Islam melawan 1000 tentara kafir Quraisy) akhirnya
dimenangkan umat Islam.
Hikmah yang akan kita raih dengan sikap teliti adalah kita akan bekerja
penuh dengan keyakinan, dan dapat memperoleh hasil yang memuaskan.
Dengan sikap teliti akan menghindarkan kita dari kesalahan dan kekeliruan
dalam melakukan pekerjaan sehingga hasil usaha dapat
dipertanggungjawabkan secara professional. Ketelitian akan memudahkan
untuk memperoleh kesuksesan dan menghindarkan kita dari penyesalan
akibat kegagalan yang disebabkan ketergesa-gesaan.
b. Disiplin
Iman kepada malaikat akan membentuk kepribadian disiplin bagi seorang
mukmin. Disiplin adalah sikap patuh dalam melaksanakan aturan, ketentuan
atau tata tertib yang berlaku secara sadar, tanpa paksaan dan tanpa pamrih.
Disiplin merupakan karakteristik malaikat, ia selalu taat dalam melaksanakan
setiap perintah Allah Swt tanpa membangkang sedikitpun. Smikap disiplin
dalam Islam sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan. Sebagaimana manusia
dalam kehidupan sehari-hari memerlukan aturan-aturan atau tata tertib
dengan tujuan segala tingkah lauknya berjalan sesuai dengan aturan yang
ada.

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرس ُْو َل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم‬
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi
Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. (QS. An-
Nisa [4]: 59)

Disiplin erat kaitannya dengan konsisten. Pribadi yang disiplin sangat


hati-hati dalam mengelola pekerjaan, tugas dan amanah serta penuh
tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. Orang yang berkarakter disiplin
mata hatinya selalu terarah pada hasil yang akan diraih sehingga dapat
menyesuaikan diri dalam situasi yang menantang, mereka mempunyai daya
keluwesan untuk menerima gagasan baru.
Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang
teguh d alam memegang prinsip, tekun dalam usaha maupun belajar,
pantang mundur dalam kebenaran dan rela berkorban untuk kepentingan
agama danjauh dari sifat putus asa. Perlu kita sadari bahwa betapa
pentingnya disiplin dan betapa besar pengaruh kedisiplinan dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar berlaku disiplin dalam
berbagai aspek kehidupan, seperti disiplin dalam menggunakan waktu,
disiplin dalam beribadah, disiplin dalam bermasyarakat, disiplin dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, disiplin dalam pekerjaan dan disiplin
dalam hal-hal lainnya.
Contoh sikap disiplin yang dapat kita tunjukkan sebagai implementasi
iman kepada malaikat misalnya masuk dan keluar kelas jika bel telah
berbunyi, mentaati tata tertib sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan
guru, melaksanakan jadwal piket kebersihan kelas, atau mengirimkan surat
ijin jika tidak masuk sekolah.
c. Waspada
Waspada berarti hati-hati dan mawas diri. Sikpa hati-hati disebut juga
dengan wara’, yaitu sikap berhati-hati menjaga diri dari sesuatu yang
dikhawatirkan membahayakan kehidupannya di akhirat nanti. Sebagai
mukmin sikap wara’ ini diwujudkan dengan menjaga diri agar tidak
terjerumus kedalam kemaksiatan, berhati-hati menjaga diri dari barang yang
haram, berhati-hati dari perilaku tercela yang dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain. Begitu juga dalam segala urusan, seorang mukmin harus
senantiasa berhati-hati agar diberikan keselamatan, menghindarkan dirinya
dari kecelakaan dan juga dari perbuatan yang dapat mencelakakan orang
lain.
Waspada adalah salah satu karakteristik dan sifat malaikat. Sebagai
makhluk Allah Swt yang taat, malaikat selalu berlaku waspada dengan
menunjukkan ketaatan hanya kepada perintah Allah Swt. Malaikat tidak
pernah membangkang dan lalai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Setiap
perintah dan tugas dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Setiap perintah
dan tugas yang diberikan Allah selalu dilaksanakan dengan baik.

ِ َّ‫ُك ْن َو ِرعًا تَ ُك ْن َأ ْعبَ َد الن‬


‫اس‬
Jadilah orang yang wara, maka engkau akan menjadi sebaik-baiknya ahli
ibadah. (HR. Ibnu Majah)

Waspada sangat terkait erat dengan sikap introspeksi diri (muhasabah).


Introspeksi diri dapat membantu seseorang untuk menelaah kesalahan yang
telah dilakukan agar jangan sampai terulang pada waktu yang akan dating.
Dengan instrospeksi menjadikan seseorang termotivasi melakukan perbaikan
kualitas agar hasil yang akan dicapai lebih baik dari hasil sebelumnya.
Sikap waspada yang dapat kita tunjukkan sebagai implementasi
keimanan kita kepada malaikat antara lain dengan tidak sembarang
menerima sesuatu dari orang lain, menoleh ke kanan dan ke kiri saat
menyebrang jalan, melakukan tabayun ketika mendapatkan kabar atau berita
untuk dikoreksi kebenarannya.
F. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat-malaikat Allah Swt akan mendatangkan beberapa
manfaat, diantaranya :
1. Mempertebal rasa iman, karena semakin jelas akan keagungan dan
kemuliaan Allah Swt dengan menciptakan malaikat.
2. Meningkatkan rasa syukur kepada Allah Swt, karena kita diciptakan sebagai
makhluk yang sempurna dibandingan makhluk lain, termasuk malaikat.
3. Membentuk sikap hati-hati dalam menjalankan kehidupan ini karena Allah
memiliki pembantu-pembantu yaitu malaikat yang senantiasa membantu
mengawasi dan mencatat amal perbuatan kita di dunia.

Anda mungkin juga menyukai