Anda di halaman 1dari 9

1.

MALAIKAT
Pengertian Malaikat
Secara etimologi “malaikat” (‫ )مالءكة‬merupakan jamak dari kata “malaka” (‫ )ملك‬yang
artinya adalah kekuatan, dan berasal dari masdar Al-alukah yang artinya Risalah atau Misi.
Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari An-Nur (cahaya), sebagai mana
hadits Rosulullah yang artinya kurang lebih “telah diciptakan malaikat dari cahaya”. Bagi
seorang muslim wajib untuk beriman kepada malaikat, sebab beriman kepada malaikat
merupakan bagian rukun iman yang kedua. Beriman kepada malaikat disini maksudnya
adalah dengan cara mengimani bahwa adanya malaikat, walau kita tidak dapat melihat
malaikat sendiri, serta meyakini bahwa malaikan adalah makhluk Allah yang diciptakan dari
cahaya. Malaikat selalu menyembah Allah dan tidak pernah mempersekutukannya dan
tunduk patuh terhadap semua perintah sang Khalik, sehingga para malaikat tidak pernah
berbuat dosa. Walaupun pada dasarnya manusia tidak mampu untuk melihat malaikat, akan
tetapi dengan izin Allah jika Ia berkehendak, maka manusia akan bisa melihat malaikat, dan
kejadian ini biasanya terjadi pada para Rosul dan Nabi Allah. Meskipun para malaikat
senantiasa taat dan selalu beribadah kepada Allah, sesungguhnya ibadah dari manusia dan jin
lebih disukai oleh Allah Ta’ala. Kenapa Allah lebih suka ibadahnya manusia dan jin
dibanding malaikat? Sebab jin dan manusia ini bisa memilih dan menentukan pilihannya
sendiri, berbeda halnya dengan malaikat yang tidak demikian.
Wujud para malaikat telah disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam Firmannya pada surat
Fathir ayat 1 yang menyebutkan bahwa malaikat memiliki 2, 3, dan 4 sayap.
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-
utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing
(ada yang) dua, tiga dan empat”.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Selain dari ayat diatas, masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang
malaikat. Kemudian banyak juga hadits-hadits dari Rasulullah Shalallah ‘Alaihi Wasalam
yang menyebutkan tentang wujud Malaikat, dan salah satu haditsnya yang maknanya kurang
lebih seperti ini:
“Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600
sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-‘Arsy memiliki 2400 sayap
dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.”
Meski kita tidak bisa melihat malaikat kecuali dengan izin Allah, maka kita harus tetap
mengimaninya. Wujud mereka tidak akan bertambah tua seperti manusia, malaikat akan
tampak seperti pertama kali dia diciptakan oleh Allah Ta’ala.

Sifat Malaikat
Malaikat merupakan makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa hawa nafsu, sehingga
yang mereka tahu hanya ketaatan kepada Allah. Dibawah ini merupakan sifat-sifat Malaikat
yang disebutkan di dalam al-Quran dan hadits:
1. Malaikat selalu patuh dengan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT dan
tidak membantah perintah tersebut sama sekali.
2. Malaikat tidak pernah melakukan apapun yang dilarang oleh Allah SWT.
3. Malaikat selalu beribadah kepada Allah SWT dengan bertasbih, bersujud atau dengan
apapun yang diperintahkan oleh-Nya.
4. Malaikat tidak mempunyai sifat sombong atau berbangga sama sekali, meskipun
mereka senantiasa beribadah kepada Allah hingga hari kiamat. Hal ini sangat berbeda
dengan manusia yang terkadang memiliki perasaan ujub atau berbangga dengan amal
ibadah yang telah dilakukan.
5. Malaikat senantiasa memohonkan ampun kepada orang-orang beriman.
6. Malaikat akan merasa bahagia saat ada seorang Muslim berhasil meraih lailatul qadar.
7. Malaikat bisa berubah wujud menjadi manusia atau sesuai yang mereka kehendaki
atas izin Allah.
Nama-nama Malaikat dan Tugasnya
Jumlah dari malaikat sangatlah banyak dan tidak ada yang tau pasti tentang jumlah malaikat
yang ada kecuali hanya Allah Ta’ala saja yang mengetahui jumlah mereka. Namun ada 10
malaikat yang wajib kita ketahui yang mana mereka memiliki tugas masing masing yang
berbeda, dan berikut ini nama-nama malaikat dengan tugasnya:
1. Malaikat Jibril
Malaikat Jibril adalah malaikat yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu kepada Rasul-
rasul Allah dan juga ditugaskan untuk meniupkan ruh pada setiap janin pada saat didalam
kandungan Ibu.
“Dan tidaklah kami (jibril) turun, kecuali denga perintah Tuhanmu, Kepunyaan-Nya lah apa-
apa yang ada dihadapan kita, apa-apa yang dibelakang kita, dan apa-apa yang ada di antara
keduanya adan tidaklah Tuhanmu lupa”(QS Mawyam:64)
“(Dialah) yang Maha tinggi derajat-Nya, yang mempunyai Arsy, yang mengutus Jibril
dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba
Nya supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).” (QS al
Mukmin: 15)
Dan yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah setelah sudah tidak ada nabi dan rasul, lalu
apa pekerjaannya sekarang? Sebagian ulama berpendapat bahwa sekarang ini Malaikat Jibril
bertugas untuk membagi ilmu. Ini sebagaimana wahyu yang merupakan bagian dari ilmu.
2. Malaikat Mikail
Malaikat Mikail adalah malaikat yang ditugaskan yang ditugaskan memberikan rizki kepada
makhluk yang ada didunia, serta malaikat Mikail juga yang bertugas mengatur hujan,
angin, serta tanaman.
3. Malaikat Israfil
Malaikat Israfil adalah malaikat yang ditugaskan untuk meniup sangkakala pada hari kiamat
kelak. Malaikat ini bertugas untuk meniupkan terompet yang isinya adalah ruh atau nyawa
seluruh makhluk yang sudah dicabut mulai dari Nabi Adam sampai besok hari kiamat.
Setelah semuanya meninggal, maka Allah menghidupkan kembali Malaikat Isrofil kemudian
menyuruhnya untuk meniup terompet agar semua ruh itu kembali ke jasadnya masing-masing
sehingga mereka akan hidup kembali. Inilah yang dinamakan hari kebangkitan.
4. Malaikat Izrail
Malaikat Izrail adalah malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa seluruh makhluk
hidup. Menyangkut malaikat ini ada sebuah pertanyaan yang menarik. Apakah malaikat
pencabut nyawa ini akan mati? Kalau mati bagaimana matinya? Sebab di hari akhir nanti,
semua makhluk yang bernyawa tidak akan terlepas dari malaikat Izrail. Dalam beberapa
literatur yang ada, di hari kiamat nanti Izrail akan melapor kepada Allah bahwa semua
makhluk sudah dicabut nyawanya. Tetapi Allah mengatakan kepadanya masih ada yang
tersisa. Lalu Izrail mengelilingi alam semesta lagi untuk memastikan di mana makhluk itu.
Tetapi sampai diujungnya tidak ketemu, kemudian ia menghadap kepada Allah untuk
melaporkan bahwa tidak ada yang tersisa. Tetapi Allah mengatakan hal yang sama. Hal ini
terulang sampai 3 kali. Sehingga pada akhirnya Allah memberitahukan bahwa makhluk yang
dimaksud itu adalah dirinya sendiri. Sehingga secara langsung ia mencabut nyawanya sendiri.
5. Malaikat Munkar
Salah satu nama-nama malaikat dan tugasnya yang harus diketahui umat Islam adalah
malaikat munkar yang bertugas menanyai orang yang sudah dikubur. Malaikat ini hanya
mendatangi orang yang semasa hidupnya selalu berbuat keburukan.
Malaikat ini datang dengan perawakan yang sangat menyeramkan sambil membawa godam.
Jika orang yang ditanyai tidak mampu menjawab maka ia akan dipukul dengan godam hingga
hancur lebur, kemudian dibangkitkan kembali untuk ditanyai lagi. Begitupun seterusnya
sampai tiba hari kebangkitan.
6. Malaikat Nakir
Malaikat Nakir tugasnya sama dengan Malaikat Munkar, yaitu menanyai perkara manusia
dialam kubur semasa hidupnya. Bedanya, malaikat ini hanya mendatangi orang-orang
yang semasa hidupnya berbuat kebaikan dengan perawakan yang sangat indah untuk
dilihat. Jadi bisa dikatakan bahwa orang yang didatangi Malaikat Munkar akan dimasukkan
ke dalam neraka sedangkan yang didatangi Nakir akan dimasukkan ke dalam surga.
7. Malaikat Raqib
Malaikat Raqib adalah Malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amalan baik manusia
semasa di dunia.
8. Malaikat Atid
Malaikat Atid adalah malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amalan buruk manusia
semasa di dunia.
“Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas
yang selalu hadir.” (QS Qaf: 18).
Kedua malaikat ini (Raqib dan Atid) mencatat seluruh amal mulai dari bangun tidur sampai
tidur lagi.
9. Malaikat Malik
Malaikat Malik adalah Malaikat yang ditugaskan menjaga pintu Neraka Allah Ta’ala.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan kelurgamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6).
10. Malaikat Ridwan
Malaikat Ridwan adalah Malaikat yang ditugaskan menjaga pintu Surga Allah Ta’ala.
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap
mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan “Inilah yang
pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk
mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS Al
Baqarah: 25).

Sumber : https://pasberita.com/nama-nama-malaikat-dan-tugasnya/
2. NABI DAN ROSUL
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Nabi dan Rosul, jika kita melihat arti dari masing-
masing. Nabi berarti pembawa berita sedangkan Rosul berarti Utusan yang membawa risalah
Alloh. Namun baik nabi atau pun rosul memiliki tugas yang sama yaitu menyampaikan
wahyu Alloh. Firman Allah:

ْ ‫اختَلَفُوا فِي ِه َو َما‬


‫اختَلَفَ فِي ِه‬ ْ ‫اس فِي َما‬ ِّ ‫َاب بِ ْال َح‬
ِ َّ‫ق لِيَحْ ُك َم بَ ْينَ الن‬ َ ‫ِّين ُمبَ ِّش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِرينَ َوَأ ْن َز َل َم َعهُ ُم ْال ِكت‬
qَ ‫ث هَّللا ُ النَّبِي‬
َ ‫فَبَ َع‬

maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan diantar manusia tentang perkara yang
mereka perselishkan.” (Q.S Al-Baqarah 2: 213)

َ‫ون‬q‫ ِذ ِرينَ لَِئاَّل يَ ُك‬q‫ ِرينَ َو ُم ْن‬q‫اًل ُمبَ ِّش‬q‫ُس‬


ُ ‫ى تَ ْكلِيمًا ر‬q‫وس‬ َ ‫ك َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُم‬
َ qْ‫ك ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَي‬ َ َ‫َو ُر ُساًل قَ ْد ق‬
َ ‫صصْ نَاهُ ْم َعلَ ْي‬
‫َزي ًزا َح ِكي ًما‬ِ ‫اس َعلَى هَّللا ِ ُح َّجةٌ بَ ْع َد الرُّ س ُِل َو َكانَ هَّللا ُ ع‬
ِ َّ‫لِلن‬

“Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami telah


memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan kami berikan zabur kepada Daud. Dan (kami telah
mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu,
dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah
berbicara kepada Musa dengan langsung. (mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah
Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. (Q.S An-Nisa 4: 163-165)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Adi bin Zaid berkata : “Kami tidak mendapat
keterangan apakah Allah menurunkan sesuatu kepada siapapun sesudah Musa.” Maka
turunlah ayat ini sebagai peringatan atas pernyataan itu. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq yang
bersumber dari Ibnu Abbas.
Pada riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya
Allah telah mengutusku dengan risalah kerasulan. Hal tersebut menyesakkan dadaku karena
aku tahu bahwa orang-orang akan mendustakan risalahku. Allah memerintahkan kepadaku
untuk menyampaikannya dan kalau tidak, Allah akan menyiksaku.” Maka turunlah surat Al-
maidah ayat 67 yang mempertegas perintah penyampaian risalah disertai jaminan akan
keselamatannya. Diriwayatkan oleh Abus-Syaikh yang bersumber dari al-hasan

‫وْ َم‬qqَ‫ ِدي ْالق‬q‫اس ِإ َّن هَّللا َ اَل يَ ْه‬ ِ ‫الَتَهُ َوهَّللا ُ يَع‬q‫ا بَلَّ ْغتَ ِر َس‬qq‫لْ فَ َم‬qq‫ك ِم ْن َربِّكَ َوِإ ْن لَ ْم تَ ْف َع‬ ‫ُأ‬ ُ ‫ا الر‬qqَ‫يَا َأيُّه‬
ِ َّ‫ ُمكَ ِمنَ الن‬q‫ْص‬ ِ q‫ا ْن‬qq‫و ُل بَلِّ ْغ َم‬q‫َّس‬
َ q‫ز َل ِإلَ ْي‬q
َ‫ْال َكافِ ِرين‬

“Wahai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanatNya. Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir.” (Q.S Al-Maidah 5:67)
Beriman kepada Nabi adalah syarat seseorang akan bisa menjalankan agama, karena sebelum
menerima agama maka seseorang harus meyakini dan iman bahwa dia adalah utusan Alloh
yang membawa risalah untuk mengajarkan agama kepada manusia. Maka jika ada orang yang
mengaku Islam tetapi tidak beriman kepada Muhammad sebagai Nabi Alloh, hal itu
merupakan kebohongan. Begitupun ketika orang menerima Al-qur’an tetapi menolak
kenabiannya dengan menolak sunnah, maka itupun merupakan sebuah penistaan, seperti
menerima sesuatu pemberian, tetapi tidak percaya kepada orang yang memberikannya.
Karena itu orang beriman akan mencukupkan dirinya dengan apa yang diajarkan oleh Nabi
dalam urusan agama, tidak mengada-ada, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Sementara itu
jika ada permasalahan yang belum terjawab maka jawabannya bisa diambil dengan cara
ijtihad mengikuti kaidah-kaidah yang diambil pemahamannya dengan berpijak kepada qur’an
dan sunnah, yang disebut dengan istilah ushululfiqh.

Karena itu beriman kepada Nabi dan mengiktui sunnahnya adalah konsekwensi yang harus
dimiliki oleh seorang beriman kepada Alloh SWT (mu’min), yang mengakui kebenaran
Islam. Coba perhatikan firman Alloh:

‫قُلْ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَاتَّبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬

“Katakanlah (Muhammad), jika kalian mencintai Alloh maka ikutilah aku, (maka) Alloh akan
mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian. Dan Alloh maha pengampun lagi maha
penyayang”. (QS. Ali Imron :31)

Rasulullah bersabda:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: pernah pada suatu hari Nabi SAW bersama
dengan para sahabat, kemudian malaikat jibril mendatanginya dan berkata : “Apa iman itu?”
Nabi saw menjawab: “Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnNya,
kitab-kitabNya, bertemu denganNya, utusan-utusanNya, dan engkau percaya kepada hari
pembalasannya.” (HR. Bukhari)
“Nabi-nabi terdahulu diutus diperuntukkan bagi kaumnya sendiri (khusus). Sedangkan aku
telah diutus untuk seluruh umat manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad SAW menggambarkan para Rasul : “Mereka adalah laksana Pembina-
pembina rumah, yang mana orang-orang terdahulu mendirikan rumah itu untuk orang-orang
di belakang mereka, dan orang-orang yang di belakang mereka ini nantinya membangun pula
rumah di atas fondamen orang yang terdahulu itu.”
Sebab itu, Rasul mememiliki kesamaan tugas atau dengan istilah lain, meraka mengaku suatu
“wahdatur risalah illahiyah.” (kesatuan misi Ketuhanan). Tugas para Rasul tugas rohaniah,
missi spiritual. Mereka bertugas memimpin manusia untuk mengenal Tuhannya dengan
pengetahuan yang hak. Bertugas mengajar manusia tentang aqidah dan ibadah menurut garis
Tuhan. Menuntun manusia dalam hidup duniawi mensucikan rohaniahnya, bebas dari
perbudakan hawa nafsu, agar menjadi manusia berakhlak mulia. Tegasnya, Rasul itu bertugas
memimpin manusia agar hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Tugas agung para rasul adalah mengajak manusia beribadah kepada Allah dan meninggalkan
obyek sembahan selain Allah swt. Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah
merupakan dasar dan jalan dakwah para rasul seluruhnya. Bertugas menyampaikan kepada
manusia agar selalu meluruskan mereka ke jalan Allah. Sesudah Allah menjelaskan nikmat
karunia-Nya, maka Allah menegaskan kepada Rasulullah saw. Menumbuhkan iman dalam
jiwa manusia atau membuat orang menjadi mukmin sesungguhnya di luar kemampuan
Rasulullah saw. Menyampaikan syariat Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang
diturunkan kepad manusia.
Setiap nabi itu akan datang sesudah nabi yang lain, untuk lebih menyempurnakan apa yang
telah dibina oleh nabi yang sebelumnya itu. Jadi bagaikan memperbaiki bangunan, maka nabi
yang baru datang itu seolah-seolah sebagai penerus dan penyempurna, sehingga bangunan itu
benar-benar sempurna. Dengan kesempurnaan dan kelengkapan agama itu, maka habislah
kenubuwatan dan selesailah tugas kerasulan.

SUMBER : http://majelismadani.id/iman-kepada-nabi-dan-rasul-allah-tugas-nabi-dan-rasul/

Adapun tugas-tugas yang Allah berikan kepada para Rasul antara lain sebagai berikut:
1. Menegakkan Kalimat tauhid (kalimat : Laa ilaaha illallaah)
Firman Allah SWT didalam kitab suci Al-Qur’an:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian
akan Aku.” (QS. Al-Anbiya: 25)
2. Menyeru manusia untuk menyembah hanya kepada Allah
Firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan :
“Sembahlah Allah saja dan jauhilah thoghut….” (QS. An-Nahl: 36)
3. Membawa Rahmat
Allah SWT berfirman didalam kitab suci Al-Qur’an:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)
4. Memberikan petunjuk kejalan yang benar
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita
gembira dan sebagai pemberi peringatan…” (QS. Fathir: 24)
5. Memberi peringatan kepada manusia
Allah SWT Berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu, melainkan untuk memberi kabar gembira dan
memberi peringatan …” (QS. Al-An’am: 48)
6. Memberi suri teladan yang baik
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)
Didalam mengemban tugas-tugas tersebut, para Rasul mendapat tantangan dari kaumnya,
karena itulah, untuk membuktikan kerasulan dan kebenaran ajaran yang dibawanya, para
Rasul dilengkapi oleh Allah SWT dengan mukjizat, yaitu suatu kemampuan luar biasa yang
tidak dapat ditiru oleh manusia biasa, yang terjadi semata-mata atas izin Allah SWT.
Mukjizat para Rasul itu berbeda-beda satu sama lain sesuai dengan kecenderungan umat
masing-masing atau situasi yang menghendaki. MIsalnya mukjizat Nabi Ibrahim as tidak
hangus terbakar api, Nabi Nuh as dapat membuat perahu besar yang dapat menyelamatkan
semua umatnya yang beriman kepada Allah dan hewan-hewan dari bencana banjir, Nabi
Musa as memiliki tongkat yang dapat berubah menjadi ular untuk mengalahkan para tukang
sihir Fir’aun dan dapat membelah laut merah menjadi jalan raya, Nabi Isa as dapat
menghidupkan orang yang sudah mati dengan seizin Allah SWT serta dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit yang sulit disembuhkan seperti penyakit kusta dan buta sejak lahir
dan Nabi Muhammad SAW memiliki Al-Qur’an yang merupakan kitab suci lengkap serta
terjaga kemurniannya sepanjang masa (universal).
Kejadian yang luar biasa itu bisa juga terjadi pada orang-orang yang shaleh yang sangat dekat
dengan Allah SWT atau yang biasa disebut Waliyullah (wali Allah). Kejadian yang luar biasa
itu jika terjadi pada para Rasul disebut Mukjizat dan jika terjadi pada para waliyullah disebut
Karomah.
Baik Mukjizat maupun karomah, keduanya hanya semata-mata pemberian Allah SWT. Sama
sekali tidak bisa diusahakan atau dipelajari, apalagi diajarkan. Dengan demikian, nyatalah
bagi kita bahwa kesaktian yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang bisa dipertontonkan,
bisa diajarkan dan bisa pula dipelajari, bukan merupakan karomah.
Secara umum setiap Nabi dan Rasul memiliki sifat-sifat yang mulia dan terpuji sesuai dengan
statusnya sebagai manusia pilihan Allah SWT. Dan secara khusus setiap Rasul memiliki
empat sifat yang erat kaitannya dengan tugas sebagai utusan Allah, yaitu membimbing umat
menempuh jalan yang diridhoi Allah SWT. Keempat sifat tersebut sebagai berikut :
1. Shiddiq (benar), artinya selalu berkata benar, tidak pernah berdusta dan apapun yang
dikatakan selalu mengandung kebenaran.
2. Amanah (dapat dipercaya), artinya seorang Rasul selalu menjaga dan menunaikan amanah
yang dipikul kan kepundaknya. Perbuatannya selau sama dengan perkataannya. Dia akan
selalu menjaga amanah kapan dan dimana pun, baik dilihat dan diketahui oleh orang ataupun
tidak.
3. Tabligh (menyampaikan), artinya seorang Rasul akan menyampaikan apa saja yang
diwahyukan oleh Allah SWT kepadanya.
4. Fathonah (cerdas), artinya seorang Rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, pikiran
yang jernih, penuh kearifan dan bijaksana. Dia akan mampu mengatasi persoalan yang paling
rumit tanpa harus meninggalkan kejujuran dan kebenaran.
Setiap Nabi dan Rasul makshum, artinya terpelihara dari segala macam kemaksiatan dan
dosa, baik itu dosa kecil maupun dosa besar. Tetapi sebagai manusia biasa Nabi dan Rasul
juga tidak terbebas dari sifat khilaf dan keliru. Sifat khilaf dan keliru tidaklah menghilangkan
sifat kemakshuman Nabi dan Rasul, karena kekhilafan dan Kekeliruan betapapun kecilnya
selalu mendapat koreksi dari Allah SWT, sehingga selain dari hal-hal yang dikoreksi itu, para
Nabi dan Rasul selalu menjadi panutan dan teladan bagi umat manusia, terutama para
pengikutnya.
Perhatikan Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Uswatun Hasanah (contoh teladan yang
baik) bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
SUMBER : http://islamiqolbu.blogspot.com/2011/02/tugas-para-nabi-dan-rasul.html
Pengertian Nabi Dan Rasul

Nabi adalah seorang manusia Hamba Allah SWT yang di berikan kepercayaan berupa wahyu
dari Allah SWT akan tetapi tidak di perintah dalam menyampaikan wahyu terhadap umatnya.
Sehingga Wahyu yang di dapatnya tersebut untuk di amalkan oleh dirinya sendiri dan tidak
ada kewajiban menyampaikan kepada umat atau kaumnya.

Sedangkan, Rasul adalah seseorang yang diberikan kepercayaan dan di beri Wahyu oleh
Allah SWT yang kemudian di amalkan dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut
kepada umatnya.

Bagi para nabi dan juga Rasul mempunyai sifat wajib dan tidak akan memiliki sifat jaiz. Agar
lebih jelas tentang pengertian Nabi dan Rasul, anda bisa melihat perbedaan dari keduanya
sebagai berikut :

Perbedaan Nabi Dan Rasul

1. Nabi mendapatkan wahyu yang hanya di amalkan untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul
selain mengamalkan wahyu tersebut untuk dirinya sendiri tetapi juga di perintahkan oleh
Allah menyampaikan ke umatnya.
2. Seorang Rasul sudah pasti seorang Nabi sedangkan Nabi belum tentu Rasul.
3. Jika di lihat dari jumlahnya Nabi bisa di bilang sangat banyak bahkan hingga mencapai
ratusan ribu, sebaliknya Rasul jumlahnya sangatlah sedikit. Namun, kita sebagai umat Islam
hanya wajib mengetahui bahwasanya jumlah nabi hanya 25. Seperti yang di terangkan
dalam hadist diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dari Abi Dzar bahwasanya SAW pernah bersabda
yang mana artinya adalah “Pada Waktu di tanyakan mengenai jumlah nabi” Rasul Menjawab
jumlah para nabi ada 124.000, kemudian untuk jumlah rasul beliau menjawab hanya
berjumlah 312“.
4. Untuk nabi yang pertama kali di utus oleh Allah SWT di bumi adalah Nabi Adam
‘alaihissalam, sedangkan Rasul yang pertama kali adalah Nuh ‘alaihissalam. Sedangkan
sebagai Nabi dan rasul penutup (nabi rahmatal li’alamin) adalah baginda Rasullullah
Muhamad SAW.
5. Melihat dari jenjangnya rasul lebih tinggi jika di bandingkan dengan Kenabian. Rasul di utus
setelah menjadi seorang nabi dan rasul keutamaannya lebih tinggi di bandingkan nabi.

Dari keseluruhan rasul yang ada di muka bumi, nabi Muhamad SAW lah yang mendapatkan
gelar Rasulullah yang artinya seorang nabi dan rasul yang memiliki kewajiban atau di
perintahkan oleh Allah SWT meliputi seluruh umat di seluruh alam. Beliau pun adalah Nabi
penutup.
Dengan melihat penjelasan di atas yang mana bahwasanya Rasulullah Muhammad SAW
merupakan seorang nabi penutup yang artinya tidak ada lagi nabi selain beliau, maka kita
jangan sampai terpengaruh jika ada yang mengaku dirinya seorang nabi, karena sudah jelas
apa yang sudah di sampaikan bahwa tidak aka nada lagi nabi setelah Baginda Rasulullah
Muhammad SAW.
Tugas-tugas Rasul
 Di perintahkan dan di wajibkan menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada
umatnya
 Mengajak para umatnya untuk mengimani dan mentauhidkan Allah SWT,
bahwasanya tiada tuhan selain Allah yang patut di sembah, Allah Maha Pencipta alam
semesta dan seluruh isinya.
 Sebagai seseorang yang mengajak umatnya dari kesesatan menuju jalan kebenaran.
 Menyampaikan kabar gembira kepada umatnya yang beriman dan bertaqwa dan
memberikan peringatan kepada seluruh umat manusia.
SUMBER :
https://www.ruangguru.co.id/pengertian-nabi-dan-rasul-perbedaan-beserta-tugasnya/#forward

Anda mungkin juga menyukai