Anda di halaman 1dari 6

ANANIAH

Sifat ananiah ini disebut juga dengan sifat egois, definisinya adalah suatu sikap hidup yang
terlalu mementingkan diri sendiri, bahkan jika perlu mengobarkan kepentingan orang lain (tidak
peduli dengan orang lain. Egois juga bisa disebut dengan individualisme. Egois adalah salah satu
sifat tercela yang harus kita hindari, sifat ini juga tidak disukai oleh Allah swt, dan manusia
karena berbuat demi kepentingan diri sendiri dan tidak mementingkan orang lain. Allah swt lebih
suka kepada orang-orang yang suka tolong menolong, bekerja sama dan saling membantu satu
sama lain.

Orang yang berperilaku egois pada umumnya akan membanggakan diri sendiri, ia menganggap
dirinyalah yang paling baik, sedangkan orang lain berada dibawahnya. Perilaku yang seperti ini
akan mengarah ke sifat takabur atau sombong, di mana Allah swt tidak menyukai orang-orang
yang sombong, seperti yang telah Allah swt tegaskan dalam Q.S. An-Nisa ayat 36 yang artinya :

Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri...

Contoh perilaku ananiah atau egois

1. Selalu ingin menang sendiri (tidak mau mengalah)

2. Tidak mau memahami/memikirkan perasaan orang lain

3. Tidak peduli dengan orang lain

4. Tidak mau menerima kritikan dari orang lain

5. Sering menyakiti hati orang lain

6. Berbuat untuk diri sendiri dengan berbagai cara

7. Korupsi (berarti tidak peduli dengan rakyatnya, dan hanya mementingkan diri sendiri)
8. Tidak suka/jarang menolong orang lain

Bahaya perilaku ananiah (egois)

 Akan dikucilkan oleh orang lain (tidak memiliki teman)

 Jalannya reseki akan terhambat, karena tidak memiliki banyak relasi (teman)

 Tidak disukai oleh Allah swt

 Akan kesususahan pada saat memerlukan bantuan dari orang lain

Cara menghindari perilaku ananiah (egois)

Berikut ini beberapa cara untuk menghindari perilaku egois atau ananiah

 Selalu berusaha untuk saling tolong menolong dan menghindari perilaku egois

 Menyadari bahwa ananiah adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain

 Banyak berdoa kepada Allah swt agar terhindar dari sifat ananiah

 Menyadari bahwa setiap manusi mempunyai hak yang sama

 Bergaul dengan orang-orang yang shalih yang akan membuat kita terhindar dari sifat
ananiah

Gadab
Marah atau gadab merupakan suatu luapan emosi karena disebabkan oleh tidak senangnya
terhadap sesuatu, atau bisa juga diartikan dengan perasaan tidak senang/tidak rela atas perbuatan
orang lain terhadap kita, sehingga ada perasaan untuk membalasnya.
Perilaku gadab/marah ini akan mendorong mansusia bertingkah laku buruk dan jahat. Seorang
pemarah termasuk orang yang iamannya tidak kuat atau lemah, hal ini dikarenakan mereka
memiliki pandangan picik, berniat untuk balas dendam dan tidak dapat mengendekalikan hawa
nafsunya dapat juga dikatakan bahwa orang yang marah adalah orang yang bersifat tidak sabar.
Nabi Muhammad saw juga melarang kita untuk marah, seperti dalam hadits berikut ini :
Dari Abu Hurairoh rodhiyallahu ‘anhu, Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang mendatangi
Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam (kemudian) mengatakan, “Wahai Nabi berikanlah aku
wasiat/nasihat”. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Janganlah engkau
marah”. Kemudian orang tadi berkata lagi, “Wahai Nabi berikanlah aku wasiat/nasihat”. Nabi
shallallahu ‘alaihi was sallam pun mengatakan, “Janganlah engkau marah”

Contoh perilaku gadab (marah)

1. Mudah terpancing emosi

2. Sering melakukan tindakan-tindakan kasar, dan tak terkendali

3. Mudah tersinggung

4. Tidak menyelesaikan masalah dengan jalan yang baik (musyawarah, arif dan bijaksana)

5. Sering mengucapkan dengan kata-kata kasar/kotor

Bahayanya perilaku gadab (marah)

1. Tidak disukai oleh Allah swt dan orang lain

2. Tidak baik untuk kesehatan atau mendatangkan penyakit seperti hipertensi (darah tinggi)

3. Melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya, dan tak terkendali seperti merusak,


membunuh, menyakiti dan lain sebagainya.

Cara menghindari perilaku gadab (marah)

1. Sering-sering membaca istigfar, dan berzikir kepada Allah swt

2. Meninggalkan suatu hal yang dapat memancing marah

3. Berpuasa juga salah satu cara untuk menhindari perilaku marah


4. Menyadari bahwa permasalahan tidak akan selesai dengan marah, bahkan akan tambah
rumit

5. Menyadari bahwa marah tidak disukai oleh Allah swt dan orang lain

6. Berusaha untuk bersikap lemah lembut, sabar, dan mudah memaafkan orang lain.

PUTUS ASA

1. Pengertian Putuys Asa


Habis harapan tidak ada harapan lagi. Orang dikatakan putus asa bila tidak lagi
mempunyai harapan tentang sesuatu yang semula hendak dicapai, dan itu terjadi berulang
ulang.
2. Bentuk bentuk puitus asa
 Bermalas malasan setelah mengalami kegagalan dalam suatu usaha
 Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal
 Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuyk berusaaha lagi
 Mudah terpancing emosinya sehingga sebentar sebentar marah walaupun dengan sebab
kecil
3. Larangan berputus asa
Sebagaimana Allah subhanahu wa taala berfirman dalam Alquran, mengisahkan perkataan
Nabi Yaqub ‘alaihissalam kepada putra-putranya:
Artinya: “Wahai anak-anakku, pergilah kalian dan carilah berita mengenai Yusuf dan
saudaranya, dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidaklah
ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” [QS. Yusuf: 87]

4. Dampak negatif putus asa


a. Merugikan diri sendiri karena membuang waktu dan energy yang dimiliki
b. Susah untuk mencapai kemajuan karena tidak berani berbuat, kuatir gagal lagi
c. Terkena sifat-sifat kafir karena putus asa dari rahmad Allah
5. Cara Menghindari Putus asa
a. Merenungi kegagalan yang dialami orang lain sehingga dapat mempertoleh
pertbandingan dari pengalaman pahit orang lain
b. Selalu yakin bahwa Allah SWT akan mermberi jalan keluar atas persdoalan yang
dihadapi apabila dirinya dekat dengan Allah SWT.

TAMAK

1. Pengertian tamak
Berasal dari bahasa Arab yang berarti loba, tamak dan rakus. Menurut istilah terlampau besar
nafsunya terhadap keduniaan.
2. Bentuk bentuk ( cirri-ciri ) tamak
a. Giat melakukan sesuatu apabila diperkirakan akan memperoleh hasil
b. Enggan melakukan sesuatu yang memerlukan beaya
c. Enggan mengeluarkan harta yang dimiliki untuk agama dan kemanusiaan
d. Menghhabiskan waktunya untuk mengumpulkan kekayaan
e. Mau menerima, tetapi enggan memberikan
3. Larangan tamak
Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih
merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang
sangat merusak agamanya.”

4. Dampak Negatif Tamak


a. Mudah terjerumus dalam kehidupan yang sesat karena keduniaan
b. Tercela dalam pandangan sesama manusia karena biasanya cenderung bakhil
c. Jauh dari petunjuk agama karena waktunya habis untuk memikirkan harta

5. cara menghindari tamak


1. Berusaha dengan maksimal untuk mendapatkan segala yang dicita-citakan.
2. Meyakinkan diri bahawa berapa pun hasil yang didapat adalah pilihan Allah yang
terbaik atas diri kita, dan tidak ada kebatilan atau kekurangan sedikitpun, apalagi
kerugian.
3. Tidak mempersoalkan segala sesuatu yang telah Allah pilihkan bagi orang lain.
4. Setelah itu, memagari hati dengan tafwid, menyerahkan sepenuhnya kepada Allah,
agar sentiasa memelihara diri kita dengan kemaslahatan dan keberkatan dari apa yang
telah kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai