Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

BAB IV

MADRASAH TSANAWIYAH YASMI DURI


KABUPATEN BENGKALIS
Kelas : VIII A

Anggota Kelompok
1. Dandi Aselda
2. Hafis Mufriando
3. Reza Zulfa
Menghindari perilaku Ananiyah, Putus Asa dan Ghadob dan Tamak

(Q.S. Luqman [31]: 18)

‫َد َّب ِاَلْيُك ْم َداُء اُاْلَم ِم َقْبَلُك ْم اْلَبْغ َض اُء َو اْلَح َس ُد ِهَي َح اِلَقُة الِّد ْيِن َالَح اِلَقُة الَّش ْع ِر‬
Artinya :“ Menimpa kepadamu suatu penyakit umat-umat sebelum kamu yaitu benci
membenci dan dengki. Dialah pencukur agama, bukan sekedar pencukur rambut.” (H.R.
Thabrani)

A. Ananiyah
Pengertian Ananiah merupakan sikap dimana seseorang melakukan sesuatu
berdasarkan kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan kepentingan bersama yang
biasa disebut dengan egois.

Ananiyah merupakan perilaku egois atau mementingkan kepentingan diri sendiri bahkan
mengorbankan kepentingan orang lain.
Berbagai contoh perilaku ananiyah antara lain :

1. Merokok di tempat umum seperti di dalam bus, kapal, pesawat, dsb.

2. Tidak mau mengantri.

3. Membuang sampah secara sembarangan karena hanya ingin ringkas dan simpelnya
saja.

Berbagai dampak negatif perilaku ananiyah antara lain :

1. Menjadikan diri lebih dekat ke arah kebinasaan.

2. Menyebabkan kerusakan baik bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan, bumi, dan
langit.

3. Tidak terciptanya keseimbangan dunia, baik dalam tatanan politik, ekonomi, bangsa
dan negara.

Kesimpulan Ananiyah

Ananiyah berasal dari kata ana yang memiliki arti 'aku'. Istilah yang sama dengan
Ananiah adalah egois. Kesimpulannya, Ananiyah merupakan perilaku seseorang yang
cenderung selalu memikirkan dirinya sendiri.
Q.S. Az-zumar: 53 yang berbunyi :

‫ُقْل َيا ِع َباِدَي اَّلِذ يَن َأْسَر ُفوا َع َلٰى َأْنُفِس ِهْم اَل َتْقَنُطوا ِم ْن َرْح َم ِة ِهَّللاۚ ِإَّن َهَّللا َيْغ ِفُر الُّذ ُنوَب َج ِم يًعاۚ ِإَّنُه ُهَو‬
‫اْلَغُفوُر الَّرِح يُم‬
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar: 53)

B. Putus Asa

Putus asa merupakan sikap pesimis serta menyerah dalam meraih keinginan atau
cita-cita yang semula diharapkan.
Berbagai contoh perilaku putus asa antara lain :

1. Wirausahawan yang tidak mau bangkit dan menyerah atas kegagalannya.

2. Tidak mau berusaha dan merasa gagal dalam mengikuti pembelajaran di


sekolah.

3. Melakukan bunuh diri.

Berbagai dampak negatif perilaku putus asa antara lain :

1. Menjauhkan diri dari kesuksesan.

2. Sikap putus asa akan menjadikan diri lebih sengsara di kemudian hari, baik
di dunia dan akhirat.

3. Sikap putus asa merupakan perbuatan orang-orang kafir, sehingga


menjadikan kita dapat terputus dari rahmat-Nya dan mendapat azab yang pedih.

Kesimpulan Putus Asa

Jika kamu ingin merasakan kesuksesan, jangan pernah menyerah dan putus asa
Meskipun kamu terlahir dari keluarga miskin. Karena kunci kesuksesan adalah
dengan perjuangan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah
‫ َم ا ِذ ْئَباِن‬: ‫ َقاَل َرُسْو ُل ِهللا َص َّلى هللا َع َليِه َو َس َّلَم‬: ‫َعْن َك ْع ِب ْبِن َم اِلٍك َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه َقاَل‬
‫َج اِئَعاِن ُأْر ِس اَل ِفْي َغ َنٍم ِبَأْفَس َد َلَها ِم ْن ِح ْر ِص اْلَم ْر ِء َع َلى اْلَم اِل َو الَّش َر ِف ِلِد ْيِنِه‬

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak
lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan
yang sangat merusak agamanya.”

C. Tamak

Tamak merupakan sikap rakus dan cinta kepada dunia secara berlebihan sehingga
batas halal haram menjadi hilang.
Berbagai contoh perilaku tamak antara lain :

1. Melakukan korupsi.

2. Melakukan black campaign untuk menduduki jabatan tertentu.

3. Menebarkan fitnah dan kebohongan demi mencapai keinginan pribadi.

Berbagai dampak negatif dari perbuatan tamak antara lain :

1. Merusak ukhuwah.

2. Merasa tidak pernah cukup akan segala sesuatu dan condong bersikap
ambisius.

3. Menuhankan harta.

Kesimpulan Tamak

Orang yang tamak selalu merasa bahwa harta kekayaan yang dimilikinya selalu
kurang dan berat untuk bersyukur kepada Allah SwT. Rakus atau tamak (al-hirshu) atau
(ath-thama’u) yaitu suatu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin
menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan hak-hak orang lain.
Nabi Muhammad SAW Bersabda :

‫َلْيَس الَّش ِد ْيُد ِبالُّص ْر َع ِة ِاَّنَم ا الَّش ِد ْيُد اَّلِذ ى َيْم ِلُك َنْسَسُه ِع ْنَد اْلَغَض ِب‬
Artinya : ‘Orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi orang kuat
ialah yang dapat menguasai dirinya ketika sedang marah. (H.R. Bukhari) HR Bukhari

D. Ghadob

Ghadab secara etimologi berarti marah. Marah dalam pengertian ghadab bersifat
negatif. Dalam kamus bahasa Indonesia marah berarti merasa atau perasaan tidak
senang dan panas karena dihina atau diperlakukan kurang baik dan lain sebagainya.
Marah secara umum mengakibatkan terganggunya aktualisasi diri di dalam kehidupan
dan marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia

Setiap orang memiliki kadar amarah yang berbeda, tergantung sejauh mana manusia tersebut
dapat mengatasinya. Adapun beberapa macam tingkatan marah adalah sebagai berikut:
1. Berlebihan
Marah yang berlebihan adalah suatu kondisi di mana amarah telah mendominasi pikiran
seseorang hingga ia keluar dari garis besar akal dan agama serta dari ketaatan terhadap
keduanya.
2. Berkekurangan
Seseorang yang mengalami kondisi ini termasuk kelompok orang yang tidak memiliki
pembelaan dan termasuk perbuatan tercela.
3. Kondisi seimbang
Suatu kondisi ketika sikap marah hanya akan timbul setelah mendapatkan isyarat dari akal
dan agama. Pada tingkatan marah ini, seseorang dapat menjaga amarahnya pada batas yang
wajar. Sikap ini adalah terpuji dan sebaik-baiknya posisi ketika marah.

Kesimpulan Ghadab :

Ghadab itukan perilaku meminjam barang orang tapi tidak berbicara sebelum nya maka
kesimpulannya jauhi sikap itu sebekumnya harus meminjam dengan cara baik seperti
berbicara langsung pada orang agar tidak terjadi salah paham antara sesama manusia
B. DASAR LARANGAN

A. Ananiyah

DalilLaranganBersikapEgois(Ananiah).

Orang yang egois mirip dengan orang yang takabur atau sombong dan angkuh.
Orang yang egois selalu bersifat acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya.
Selama tidak menguntungkan dirinya, ia tidak mau tahu dan menganggap remeh
orang lain. Begitulah anggapan orang yang egois. Sifat egois akan mendatangkan
kehancuran bagi dirinya sendiri.

Rasulullah Saw bersabda :

‫ِإَذ ا َر َأْي َت ُشًّح ا ُم َط اًع ا َو َه ًو ى ُم َّت َبًع ا َو ُد ْن َي ا ُم ْؤ َث َر ًة َو ِإْع َج اَب ُك ِّل ِذي َر ْأٍي ِبَر ْأِيِه َفَع َلْي َك ِبَن ْف ِس َك‬
Artinya : “Jika engkau melihat kikir ditaati, hawa nafsu diikuti, dan kekaguman
pemilik pendapat, jagalah dirimu.” (HR Abu Daud)
B. Putus asa
Dalam surat Yusuf ayat 87, Allah SWT menceritakan perihal Nabi Ya'qub AS yang
memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan putranya, Yusuf dan Bunyamin.
Berikut firman-Nya:

٨٧ - ‫ٰي َبِنَّي اْذ َه ُبْو ا َفَت َح َّسُسْو ا ِمْن ُّيْو ُس َف َو َاِخْيِه َو اَل َت ۟ا ْي َٔـُسْو ا ِمْن َّر ْو ِح ِهّٰللاۗ ِاَّن ٗه اَل َي ۟ا ْي َٔـُس ِمْن َّر ْو ِح ِهّٰللا ِااَّل اْلَق ْو ُم اْلٰك ِفُرْو َن‬

Arab-latin: Yā baniyyaż-habụ fa taḥassasụ miy yụsufa wa akhīhi wa lā tai`asụ mir rauḥillāh,


innahụ lā yai`asu mir rauḥillāhi illal-qaumul-kāfirụn

Artinya: "Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus
asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

Ulama tafsir, Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas juga berisi tentang larangan untuk tidak
berputus asa dari rahmat Allah SWT. Lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita
kebaikan. Sedangkan tajassus untuk mencari berita keburukan.

Diceritakan bahwa Nabi Ya'qub AS yakin bahwa mimpi Yusuf itu benar dan dia akan
menghormatinya. Maka, ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari keberadaan Yusuf
di Mesir. Dia juga memberi semangat kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari
rahmat Allah SWT. "Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
C. Ghadab
Dalam Islam, Ghadab adalah perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Al Quran dan hadits menganjurkan umat Islam untuk senantiasa
menahan marah.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 133-134 sebagai berikut:

‫) ٱَّلِذيَن ُينِفُقوَن ِفى ٱلَّسَّر ٓاِء َو ٱلَّضَّر ٓاِء َو ٱْلَٰك ِظ ِميَن‬133( ‫َو َس اِر ُع ٓو ۟ا ِإَلٰى َم ْغ ِفَر ٍة ِّمن َّر ِّب ُك ْم َو َج َّن ٍة َع ْر ُض َه ا ٱلَّس َٰم َٰو ُت َو ٱَأْلْر ُض ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّت ِقيَن‬
)134( ‫ٱْلَغ ْي َظ َو ٱْلَع اِفيَن َع ِن ٱلَّن اِس ۗ َو ٱُهَّلل ُيِحُّب ٱْلُمْح ِس ِنيَن‬

Arab latin: 133. Wa sāri'ū ilā magfiratim mir rabbikum wa jannatin 'arḍuhas-samāwātu wal-
arḍu u'iddat lil-muttaqīn. 134. Allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa
wal-'āfīna 'anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn

Artinya: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan."

Dalam haditsnya Rasulullah SAW menyampaikan, orang yang kuat bukanlah orang yang
jago gulat. Namun orang yang mampu menahan amarahnya.

‫ َو َلِكَّن الَّش ِديَد اَّلِذي َي ْم ِلُك َن ْف َس ُه ِع ْن َد‬،‫ "َلْي َس الَّش ِد يُد ِبالُّصُرعة‬:‫ قال‬،‫ َع ِن الَّن ِبِّي صلى هللا عليه وسلم‬،‫ َر ِض َي ُهَّللا َع ْن ُه‬،‫َع ْن َأِبي ُه َر ْي َر َة‬
‫"اْلَغ َضِب‬.

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang yang kuat itu
bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di
kala sedang marah." (HR Bukhari dan Muslim).
D. Tamak
Dari Segi Bahasa - Tamak bererti rakus hatinya.

Menurut Istilah: Tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa
memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Serakah dalam bahasa arab disebut tamak, Iaitu sikap yang selalu ingin memperoleh sesuatu
yang banyak untuk diri sendiri. Orang tamak selalu mengharap pemberian orang lain, namun
dia sendiri bersikap pelit atau bakhil. Ia ingin mengumpulkan harta untuk kepentingan diri
sendiri tanpa memperhatikan aturan.

Orang yang tamak selalu merasa bahawa harta kekayaan yang dimilikinya selalu kurang dan
tidak mahu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Pada hakikatnya, bersyukur kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala adalah dengan menafkahkan harta kepada orang lain yang bererti
menafkahkan kepada dirinya sendiri.

Rakus atau tamak berasal dari bahasa arab Al-Hirshu atau Ath-Thama’u iaitu suatu sikap
yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia
miliki, tanpa memperhatikan hak-hak orang lain. Hal ini, termasuk kebalikan dari rasa cukup
(Al-Qonaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah, karena melanggar ketentuan
larangan-Nya.

Tamak termasuk salah satu penyakit hati yang tidak istiqamah kepada anugerah Allah.
Jiwanya gelisah, hendak begini hendak begitu. Terhuyung ke kiri dan ke kanan, seperti pohon
yang dihembus angin. Tamak adalah sifat manusia yang ingin memborong segalanya dan
mengumpulkan semuanya. Tidak ada yang ia sukai, semuanya ia suka tanpa mau mengetahui
memperolehnyASifat tamak itu juga menghilangkan rasa malu.

C. Contoh perilaku a.Ananiah

1. Ingin menang sendiri


2. Tidak menghargai perasaan orang lain.
3. Bersikap acuh tak acuh atau cuek terhadap tetangga, teman dan saudara
4. Merasa dirinya selalu benar, sehingga tidak mau mendengarkan nasihat orang lain.
5. Selalu mengutamakan kepentingan dan keinginan sendiri tanpa memikirkan
kepentingan orang lain
6. Tega menindas orang lain demi tujuan pribadinya tercapai
7. Tidak mau berbagi suka dan duka dengan orang lain, yang difikirkan hanya dirinya
sendiri
8. Menilai sesuatu benar atau salah berdasarkan kepentingan pribadi
9. Melakukan aktifitas yang menyenangkan bagi dirinya sendiri namun merugikan bagi
yang lain, seperti menyetel musik dengan keras hingga mengganggu tetangga yang
sedang beristirahat
10. Tidak peduli dengan kondisi tetangganya yang sakit atau kekurangan
b. Putus asa

1. Bermalas-malasan setelah mengalami kegagalan usaha


2. Saat mencoba berusaha dia gagal dan tidak mau mencoba kembali
3. Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal
4. Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuk berusaha lagi
5. Tidak mempunyai semangat hidup untuk bangkit dari kegagalan

c. Ghadab

1. Mudah terpancing emosi


2. Sering melakukan tindakan-tindakan kasar, dan tak terkendali
3. Mudah tersinggung
4. Tidak menyelesaikan masalah dengan jalan yang baik (musyawarah, arif dan
bijaksana)
5. Sering mengucapkan dengan kata-kata kasar/kotor

d.Tamak
Tidak mensyukuri nikmat yang telah dimiliki

2) Selalu merasa kurang padahal ia telah banyak mendapat nikmat

3) Ingin memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain

4) Panjang angan-angan yaitu suka menghayal dan tidak realistis

5) Kikir, ia tidak mau hartanya berkurang sedikitpun


6) Kurang menghargai pemberian orang lain jika tidak sesuai
keinginan

7) Terlalu mencintai harta yang dimiliki.

8) Terlalu semangat mencari harta tanpa memperhatikan waktu dan


kondisi tubuh.

9) Semua perbuatannya selalu bertendensi pada materi

D. Dampak negatif
a.Ananiah
1. Sifat Ananiah dapat merusak ikatan persaudaraan atau silaturahmi dalam keluarga
atau masyarakat
2. Tidak mempunyai teman atau kerabat dari orang-orang yang beriman
3. Tidak disukai oleh orang lain karena selalu ingin menang sendiri
4. Membuat hidupnya tidak tenang dan tentram

b. Putus asa
1 . Menjauhkan diri dari kesuksesan.
2. Sikap putus asa akan menjadikan diri lebih sengsara di kemudian hari, baik
di dunia dan akhirat.
3. Sikap putus asa merupakan perbuatan orang-orang kafir, sehingga
menjadikan kita dapat terputus dari rahmat-Nya dan mendapat azab yang pedih
.

c. Ghadab

1. Membuat seseorang lemah banyak musuh


2. Merusak hubungan dengan orang lain
3. Menyakitkan hati orang lain
4. Membuat pikiran menjadi tidak jernih
5. Mengundang penyakit ke dalam tubuh
6. Mendapat dosa dari Allah
7. Hidup menjadi tidak tenang dan selalu susah

d. Tamak
1. Merusak ukhuwah.
2. Merasa tidak pernah cukup akan segala sesuatu
dan condong bersikap ambisius.
3. Menuhankan harta.

Anda mungkin juga menyukai