PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
5. Apa saja faktor yang menyebabkan hasad ?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hasad
Hasad berasal dari bahasa arab yaitu َو َيْح ُس ُد َيْح ِس ُد َحَس َد
(hasad-yahsudu/yahsidu) yang artinya iri, dengki. Sedangkan secara
istilah, hasad adalah keadaan hati seseorang yang tidak mensyukuri nikmat
dan membenci kebahagiaan orang lain.
Hasad merupakan suatu sikap seseorang yang tidak senang terhadap orang
yang memperoleh keberuntungan, kenikmatan atau karunia dari Allah swt.
Sifat ini dapat timbul kepada seseorang apabila ia merasa tidak senang
terhadap keberhasilan orang lain.
2
Sementara itu, menurut Imam An-Nawawi sebagaimana disebutkan dalam
Riyadhus Shalihin, hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat dari yang
memperolehnya, baik itu nikmat dalam agama ataupun dalam perkara dunia.
"Ketahuilah, tidaklah hasad itu kecuali kepada perkara nikmat. Jika Allah
memberikan suatu nikmat kepada saudaramu, maka engkau akan mengalami
satu dari dua hal. Pertama, engkau membenci nikmat tersebut dan
menginginkan nikmat itu hilang, maka inilah yang disebut hasad," ucapnya
sebagaimana dikutip Rik Suhadi dalam buku Akhlak Madzmumah dan Cara
Pencegahannya.
َو اَل َتَتَم َّنْو ا َم ا َفَّض َل ُهَّللا ِبِه َبْع َض ُك ْم َع َلٰى َبْع ٍضۚ ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ُبواۖ َو ِللِّنَس اِء َنِص يٌب
ِمَّم ا اْك َتَس ْبَن ۚ َو اْس َأُلوا َهَّللا ِم ْن َفْض ِلِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا
Surat An Nisa Ayat 32: "Janganlah Iri Hati dan Dengki terhadap
Karunia Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain."
3
mendapatkan manfaat dengan hilangnya nikmat tersebut. Namun
manfaatnya bisa jadi dengan hilangnya rasa sakit di hati. Ada yang
mengatakan pula bahwa hasad adalah berangan-angan nikmat yang ada
pada orang lain hilang. Siapa yang tidak suka terhadap nikmat yang ada
pada orang lain, maka ia dengan hatinya tentu berharap nikmat tersebut
hilang.
، َو َر ُجٌل آَتاُه ُهَّللا اْلِح ْك َم َة، َال َحَس َد ِإَّال ِفى اْثَنَتْيِن َر ُجٌل آَتاُه ُهَّللا َم اًال َفُس ِّلَط َع َلى َهَلَك ِتِه ِفى اْلَح ِّق
َفْهَو َيْقِض ى ِبَها َو ُيَع ِّلُمَها
“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang
Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia
menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 73 dan Muslim no.
816). (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 10: 111-112)
4
Sehingga bedakan ketika seseorang ingin mengungguli yang lain dalam
kebaikan, itu bukanlah hasad. Ada yang lebih berilmu dan banyak hafalan Al
Qur’an darinya, maka ia ingin seperti itu bahkan ingin melebihnya, ini
namanya ghibtoh dan termasuk hasad yang terpuji karena akan membuatnya
semangat dalam kebaikan.
C. Bahaya Hasad
فهو منهم، «من َتشَّبه بقوم:عن عبد هللا بن عمر رضي هللا عنهما عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال
5
Kelima, Sebesar apapun hasad seseorang terhadap orang lain, maka tidak
mungkin akan bisa menghilangkan nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan
kepada orang tersebut. Jika kondisi tersebut tidak mungkin, mengapa masih ada
hasad dalam hati?
Keenam, Hasad bertentangan dengan kesempurnaan iman, karena
Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,
َع ْن َأِبي َحْم َزَة َأَنٍس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهللا َع ْنُه – َخاِد ِم َرُسْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم – َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم
” َال ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى ُيِح َّب َأِلِخ ْيِه َم ا ُيِح ُّب ِلَنْفِسِه ” َر َو اُه الُبَخاِرُّي َوُم ْس ِلٌم: َقاَل
“Salah seorang di antara kalian tidaklah akan beriman dengan sempurna hingga
menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya
sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Konsekuensi dari hadits ini adalah semestinya engkau tidak suka apabila hilang
nikmat Allah yang ada pada saudaramu. Jika engkau tidak merasa sedih dengan
hilangnya nikmat Allah yang ada pada saudaramu, maka engkau belum
menginginkan untuk saudaramu sebagiamana yang engkau inginkan untuk dirimu
sendiri. Yang seperti ini bertentangan dengan kesempurnaan iman.
َو اَل َتَتَم َّنْو ا َم ا َفَّض َل ُهَّللا ِبِه َبْع َض ُك ْم َع َلٰى َبْع ٍضۚ ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ُبواۖ َوِللِّنَس اِء َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ْبَن ۚ َو اْس َأُلوا َهَّللا ِم ْن
َفْض ِلِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” (QS. An Nisaa’:32)
6
Kedelapan, Hasad akan menyebabkan seseorang meremehkan nikmat Allah yang
ada pada dirinya sendiri. Orang yang hasad akan melihat bahwa dirinya tidak
mendapat nikmat sedangkan orang yang dia benci mendapat nikmat yang lebih
besar darinya. Maka ketika itu dia sedang merendahkan nikmat Allah yang ada
pada dirinya dan tidak mensyukurinya.
Kesembilan, Hasad adalah akhlak tercela. Orang yang hasad akan menyelidiki
nikmat Allah yang ada pada orang lain di lingkungan masyarakat sekitarnya. Dia
akan berusaha menjauhkan antara orang yang dia benci dengan orang lain di
sekitarnya dengan merendahkannya, meremehkan kebaikan yang dia lakukan, dan
sebagainya.
Kesepuluh, Orang yang hasad pada umumnya akan menzalimi orang lain yang
dia benci. Maka ketika itu orang yang dia benci akan mengambil kebaikan yang
ada pada dirinya. Jika dia sudah tidak punya kebaikan, maka kejelekan orang yang
dia benci akan diberikan kepadanya, kemudian dia pun dilemparkan masuk
neraka.
Sebagian Ahli Hikmah mengatakan, bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima ciri:
7
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan adanya sifat hasad.
1. Permusuhan
Salah satu penyebab timbulnya sifat hasad yang pertama adalah adanya
permusuhan, yang dimana seseorang atau salah satu pihak tidak
menyukai pihak lain.
2. Kekalahan
Dalam sebuah kompetisi tidak semua orang dapat menerima kekalahan,
hal tersebut berdampak timbulnya penyakit hati yang disebut hasad.
3. Sombong
Sifat sombong yang ada dalam hati seseorang akan dapat
menimbulkan penyakit hati seperti iri dengki dengan keberhasilan
orang lain.
8
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasad berasal dari bahasa arab yaitu ( َحَس َد َيْح ِس ُد َو َيْح ُس ُدhasad-
yahsudu/yahsidu) yang artinya iri, dengki. Sedangkan secara istilah, hasad
adalah keadaan hati seseorang yang tidak mensyukuri nikmat dan
membenci kebahagiaan orang lain.
Hasad merupakan suatu sikap seseorang yang tidak senang
terhadap orang yang memperoleh keberuntungan, kenikmatan atau karunia
dari Allah swt. Sifat ini dapat timbul kepada seseorang apabila ia merasa
tidak senang terhadap keberhasilan orang lain.
َو اَل َتَتَم َّنْو ا َم ا َفَّض َل ُهَّللا ِبِه َبْع َض ُك ْم َع َلٰى َبْع ٍضۚ ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ُبواۖ َو ِللِّنَس اِء
َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ْبَن ۚ َو اْس َأُلوا َهَّللا ِم ْن َفْض ِلِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا
Surat An Nisa Ayat 32: "Janganlah Iri Hati dan Dengki terhadap
Karunia Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain."
Hasad terbagi menjadi 2 macam :
9
1. Hasad yang tercela
Yaitu tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain. Ia akan
tersiksa dan tersakiti dan berbuah pada penyakit di hatinya.
Bahaya Hasad
B. Saran
10
para pembaca ini dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
alhassanain.org/indonesian/?com=content&id=2032
Sumber https://rumaysho.com/3142-hasad-dan-saling-hasud.html
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/59061-dahsyatnya-bahaya-hasad.html
www.sumberpengertian.id/pengertian-hasad
11
https://khazanah.republika.co.id/berita/m7mx91/hasad-dan-ghibtoh
12