Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasad adalah akhlak mazmumah atau tindakan buruk yang harus


dihindari setiap manusia. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam
haditsnya untuk menghindari perilaku tersebut, Hasad termasuk salah satu
penyakit hati yang sudah ada sejak lama. Hal ini pernah terjadi di antara
putra Nabi Adam AS, yakni Qobil yang tega membunuh saudara
kembarnya sendiri, Habil, lantaran kurbannya tidak diterima oleh Allah
SWT.
Dalam buku Mutiara Akhlak Tasawuf, akibat dari hasad tidak hanya
berbahaya di dunia, tetapi juga di akhirat. Menurut buku tersebut, orang
yang memiliki penyakit hasad tidak akan pernah merasa puas dengan
nikmat yang Allah berikan dan selalu mengharap kejelekan dan
kesengsaraan orang lain. Selain itu, hasad dapat mengakibatkan seseorang
tidak akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan hidup, sebab pelaku
hasad selalu dihinggapi rasa iri dan terus merasa kurang. Orang yang hasad
hatinya selalu diliputi kegelisahan, perasaan tidak tenang, hidupnya
senantiasa dihantui kecemasan, dan terombang-ambing. Perilaku ini kelak
akan dipertanyakan oleh Allah SWT.
Dari penjelasan diatas alasan mengapa kelompok kami memilih
materi mengenai hasad dikarenakan Hasad sendiri memiliki sifat penyakit
hati yang seharusnya dihindari setiap manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hasad?
2. Apa saja macam-macam hasad?
3. Apa bahaya hasad bagi kehidupan di dunia dan di akhirat?
4. Apa ciri-ciri hasad?

1
5. Apa saja faktor yang menyebabkan hasad ?

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hasad

Hasad berasal dari bahasa arab yaitu ‫َو َيْح ُس ُد‬ ‫َيْح ِس ُد‬ ‫َحَس َد‬
(hasad-yahsudu/yahsidu) yang artinya iri, dengki. Sedangkan secara
istilah, hasad adalah keadaan hati seseorang yang tidak mensyukuri nikmat
dan membenci kebahagiaan orang lain.

Hasad merupakan suatu sikap seseorang yang tidak senang terhadap orang
yang memperoleh keberuntungan, kenikmatan atau karunia dari Allah swt.
Sifat ini dapat timbul kepada seseorang apabila ia merasa tidak senang
terhadap keberhasilan orang lain.

Rik Suhadi mengatakan dalam buku Akhlak Madzmumah dan Cara


Pencegahannya, ada perbedaan di kalangan ulama dalam mendefinisikan arti
hasad meski masih dalam tujuan yang sama. Dalam bahasa Indonesia, hasad
adalah iri atau dengki.

Menurut Ibnu Hajar, hasad adalah seseorang berangan-angan


(menginginkan) hilangnya nikmat dari orang yang memilikinya.

Adapun, Ibnu Taimiyyah mengatakan dalam Majmu' Fatawa, hasad adalah


sikap benci dan tidak senang terhadap apa yang dilihatnya berupa baiknya
keadaan orang yang yang tidak disukainya.

2
Sementara itu, menurut Imam An-Nawawi sebagaimana disebutkan dalam
Riyadhus Shalihin, hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat dari yang
memperolehnya, baik itu nikmat dalam agama ataupun dalam perkara dunia.

Mengenai definisi hasad ini, Imam Al-Ghazali pernah mengatakan,

"Ketahuilah, tidaklah hasad itu kecuali kepada perkara nikmat. Jika Allah
memberikan suatu nikmat kepada saudaramu, maka engkau akan mengalami
satu dari dua hal. Pertama, engkau membenci nikmat tersebut dan
menginginkan nikmat itu hilang, maka inilah yang disebut hasad," ucapnya
sebagaimana dikutip Rik Suhadi dalam buku Akhlak Madzmumah dan Cara
Pencegahannya.

Dalil mengenai hasad:

‫َو اَل َتَتَم َّنْو ا َم ا َفَّض َل ُهَّللا ِبِه َبْع َض ُك ْم َع َلٰى َبْع ٍضۚ ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ُبواۖ َو ِللِّنَس اِء َنِص يٌب‬
‫ِمَّم ا اْك َتَس ْبَن ۚ َو اْس َأُلوا َهَّللا ِم ْن َفْض ِلِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا‬
Surat An Nisa Ayat 32: "Janganlah Iri Hati dan Dengki terhadap
Karunia Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain."

B. Macam Macam Hasad

Hasad terbagi menjadi 2 macam:

1. Hasad yang tercela


Yaitu tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain. Ia akan
tersiksa dan tersakiti dan berbuah pada penyakit di hatinya. Ia pun
semakin senang jika nikmat tersebut itu hilang, walau tidak sampai ia

3
mendapatkan manfaat dengan hilangnya nikmat tersebut. Namun
manfaatnya bisa jadi dengan hilangnya rasa sakit di hati. Ada yang
mengatakan pula bahwa hasad adalah berangan-angan nikmat yang ada
pada orang lain hilang. Siapa yang tidak suka terhadap nikmat yang ada
pada orang lain, maka ia dengan hatinya tentu berharap nikmat tersebut
hilang.

Yang namanya hasad yang tercela, ketika ada yang membuka


majelis ilmu, lalu timbul hasad, “Seandainya pengajian tersebut bubar
saja”. Yang hasad ini merasa iri karena lahan dakwahnya takut beralih
pada yang lain. Inilah yang sering terjadi di negeri kita sejak masa silam
dan akan terus berlangsung, entah sampai kapan. Jadi penyakit hati pun
bisa menjangkiti para da’i. Sehingga dari hasad ini timbullah saling
hasud. Sama halnya dengan kasus yang kami sebutkan di awal tulisan,
ada hasad seperti itu yang terjadi. Ujung-ujungnya pun saling hasud dan
saling merendahkan.

2. Hasad yang terpuji (Ghibthoh)

Yaitu tidak suka keutamaan orang lain sehingga ia pun ingin


menjadi semisal dirinya atau bahkan lebih mulia darinya. Hasad
semacam ini disebut ghibtoh, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,

، ‫ َو َر ُجٌل آَتاُه ُهَّللا اْلِح ْك َم َة‬، ‫َال َحَس َد ِإَّال ِفى اْثَنَتْيِن َر ُجٌل آَتاُه ُهَّللا َم اًال َفُس ِّلَط َع َلى َهَلَك ِتِه ِفى اْلَح ِّق‬
‫َفْهَو َيْقِض ى ِبَها َو ُيَع ِّلُمَها‬

“Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang
Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia
menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari no. 73 dan Muslim no.
816). (Lihat Majmu’ Al Fatawa, 10: 111-112)

4
Sehingga bedakan ketika seseorang ingin mengungguli yang lain dalam
kebaikan, itu bukanlah hasad. Ada yang lebih berilmu dan banyak hafalan Al
Qur’an darinya, maka ia ingin seperti itu bahkan ingin melebihnya, ini
namanya ghibtoh dan termasuk hasad yang terpuji karena akan membuatnya
semangat dalam kebaikan.

C. Bahaya Hasad

Setidaknya hasad memiliki 10 bahaya sebagai berikut:


Pertama, Membenci segala sesuatu yang telah Allah takdirkan. Orang yang tidak
suka dengan nikmat Allah yang ada pada orang lain berarti dia membenci takdir
Allah dan menentang takdir Allah.
Kedua, Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikan seperti api yang membakar
habis kayu. Umumnya orang yang hasad akan berbuat zalim kepada orang yang
tidak dia sukai dengan menyebut kejelekan-kejelekannya, mengajak orang lain
untuk membencinya, merendahkan kehormatannya, dan perbuatan jelek lainnya.
Ini semua merupakan di antara dosa besar yang bisa menghapus amal kebaikan.
Ketiga, Orang yang hasad di dalam hatinya akan dipenuhi penyesalan dan api
yang kobar melahap hatinya sehingga menimbulkan kesengsaraan batin. Setiap
dia melihat nikmat Allah pada orang lain maka dia akan semakin sedih dan sempit
dadanya. Dia akan selalui mengawasi orang yang tidak dia sukai dan setiap kali
bertambah nikmat yang ada pada orang tersebut maka bertambah pula
kesedihannya dan semakin sempit dadanya.
Keempat, Orang yang hasad menyerupai sifat orang Yahudi. Barangsiapa yang
memiliki sifat orang kafir maka dia menjadi bagian dari mereka dalam sifat
tersebut, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ فهو منهم‬،‫ «من َتشَّبه بقوم‬:‫عن عبد هللا بن عمر رضي هللا عنهما عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari


mereka.” (HR. Abu Daud, hasan)

5
Kelima, Sebesar apapun hasad seseorang terhadap orang lain, maka tidak
mungkin akan bisa menghilangkan nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan
kepada orang tersebut. Jika kondisi tersebut tidak mungkin, mengapa masih ada
hasad dalam hati?
Keenam, Hasad bertentangan dengan kesempurnaan iman, karena
Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َع ْن َأِبي َحْم َزَة َأَنٍس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهللا َع ْنُه – َخاِد ِم َرُسْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم – َع ِن الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ ” َال ُيْؤ ِم ُن َأَح ُد ُك ْم َح َّتى ُيِح َّب َأِلِخ ْيِه َم ا ُيِح ُّب ِلَنْفِسِه ” َر َو اُه الُبَخاِرُّي َوُم ْس ِلٌم‬: ‫َقاَل‬

“Salah seorang di antara kalian tidaklah akan beriman dengan sempurna hingga
menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya
sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Konsekuensi dari hadits ini adalah semestinya engkau tidak suka apabila hilang
nikmat Allah yang ada pada saudaramu. Jika engkau tidak merasa sedih dengan
hilangnya nikmat Allah yang ada pada saudaramu, maka engkau belum
menginginkan untuk saudaramu sebagiamana yang engkau inginkan untuk dirimu
sendiri. Yang seperti ini bertentangan dengan kesempurnaan iman.

Ketujuh, Hasad menyebabkan seorang hamba meninggalkan berdoa kepada


Allah. Engkau akan mendapatinya terus memikirkan nimat yang Allah karuniakan
kepada orang lain. Pada akhirnya dia pun tidak meminta karunia kepada Allah,
padahal Allah berfirman:

‫َو اَل َتَتَم َّنْو ا َم ا َفَّض َل ُهَّللا ِبِه َبْع َض ُك ْم َع َلٰى َبْع ٍضۚ ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ُبواۖ َوِللِّنَس اِء َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ْبَن ۚ َو اْس َأُلوا َهَّللا ِم ْن‬
‫َفْض ِلِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا‬

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” (QS. An Nisaa’:32)

6
Kedelapan, Hasad akan menyebabkan seseorang meremehkan nikmat Allah yang
ada pada dirinya sendiri. Orang yang hasad akan melihat bahwa dirinya tidak
mendapat nikmat sedangkan orang yang dia benci mendapat nikmat yang lebih
besar darinya. Maka ketika itu dia sedang merendahkan nikmat Allah yang ada
pada dirinya dan tidak mensyukurinya.
Kesembilan, Hasad adalah akhlak tercela. Orang yang hasad akan menyelidiki
nikmat Allah yang ada pada orang lain di lingkungan masyarakat sekitarnya. Dia
akan berusaha menjauhkan antara orang yang dia benci dengan orang lain di
sekitarnya dengan merendahkannya, meremehkan kebaikan yang dia lakukan, dan
sebagainya.
Kesepuluh, Orang yang hasad pada umumnya akan menzalimi orang lain yang
dia benci. Maka ketika itu orang yang dia benci akan mengambil kebaikan yang
ada pada dirinya. Jika dia sudah tidak punya kebaikan, maka kejelekan orang yang
dia benci akan diberikan kepadanya, kemudian dia pun dilemparkan masuk
neraka.

D. Ciri Ciri Hasad

Sebagian Ahli Hikmah mengatakan, bahwa hasad itu dapat dilihat dari lima ciri:

1. Pertama: Membenci suatu nikmat yang nampak pada orang lain;


2. Kedua: Murka dengan pembagian nikmat Allah;
3. Ketiga: Bakhil (kikir) dengan karunia Allah, padahal karunia Allah diberikan
bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya;
4. Keempat: Tidak mau menolong wali Allah (orang beriman) dan
menginginkan hilangnya nikmat dari mereka;
5. Kelima: Menolong musuhnya, yaitu Iblis. [Al Jaami’ liahkamil Qur’an]

E. Faktor Penyebab Hasad

7
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan adanya sifat hasad.
1. Permusuhan
Salah satu penyebab timbulnya sifat hasad yang pertama adalah adanya
permusuhan, yang dimana seseorang atau salah satu pihak tidak
menyukai pihak lain.
2. Kekalahan
Dalam sebuah kompetisi tidak semua orang dapat menerima kekalahan,
hal tersebut berdampak timbulnya penyakit hati yang disebut hasad.

3. Sombong
Sifat sombong yang ada dalam hati seseorang akan dapat
menimbulkan penyakit hati seperti iri dengki dengan keberhasilan
orang lain.

8
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasad berasal dari bahasa arab yaitu ‫( َحَس َد َيْح ِس ُد َو َيْح ُس ُد‬hasad-
yahsudu/yahsidu) yang artinya iri, dengki. Sedangkan secara istilah, hasad
adalah keadaan hati seseorang yang tidak mensyukuri nikmat dan
membenci kebahagiaan orang lain.
Hasad merupakan suatu sikap seseorang yang tidak senang
terhadap orang yang memperoleh keberuntungan, kenikmatan atau karunia
dari Allah swt. Sifat ini dapat timbul kepada seseorang apabila ia merasa
tidak senang terhadap keberhasilan orang lain.

Dalil mengenai hasad:

‫َو اَل َتَتَم َّنْو ا َم ا َفَّض َل ُهَّللا ِبِه َبْع َض ُك ْم َع َلٰى َبْع ٍضۚ ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ُبواۖ َو ِللِّنَس اِء‬
‫َنِص يٌب ِمَّم ا اْك َتَس ْبَن ۚ َو اْس َأُلوا َهَّللا ِم ْن َفْض ِلِهۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِليًم ا‬
Surat An Nisa Ayat 32: "Janganlah Iri Hati dan Dengki terhadap
Karunia Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain."
Hasad terbagi menjadi 2 macam :

9
1. Hasad yang tercela
Yaitu tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain. Ia akan
tersiksa dan tersakiti dan berbuah pada penyakit di hatinya.

2. Hasad yang terpuji (Ghibthoh)


Yaitu tidak suka keutamaan orang lain sehingga ia pun ingin menjadi
semisal dirinya atau bahkan lebih mulia darinya.

Bahaya Hasad

1. Hasad akan menghapus kebaikan-kebaikan seperti api yang membakar habis


kayu.

2. Orang yang hasad menyerupai sifat orang Yahudi.


3. Orang yang hasad pada umumnya akan menzalimi orang lain yang dia benci.

B. Saran

Walaupun penulis menginginkan kerapihan dan

kesempurnaan ketika menyusun makalah ini namun pada

kenyatannya masih banyak sekali kekurangan-kekurangan yang

perlu diperbaiki ulang oleh penulis, persoalan ini dikarenakan

masih sangat sedikitnya pengetahuan penulis. Maka dari itu

penulis sangat berharap sekali bahwa para pembaca selalu

memberikan sebuah kritikan dan saran kepada penulis agar

penulis bisa menjadikan saran dan kritikan yang diberikan oleh

10
para pembaca ini dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Baca artikel detikedu, "Pengertian Hasad, Akibat, dan Cara


Mencegahnya" selengkapnya
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6316114/pengertian-hasad-
akibat-dan-cara-mencegahnya

alhassanain.org/indonesian/?com=content&id=2032

Sumber https://rumaysho.com/3142-hasad-dan-saling-hasud.html

© 2023 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/59061-dahsyatnya-bahaya-hasad.html

www.sumberpengertian.id/pengertian-hasad

11
https://khazanah.republika.co.id/berita/m7mx91/hasad-dan-ghibtoh

12

Anda mungkin juga menyukai