A. Pengantar
Manusia diciptakan untuk berkiprah dibumi dan menjalankan segala aktivitas
yang telah menjadi tuntutan mereka masing-masing. Dalam bermasyarakat kita
jumpai berbagai kebiasaan serta penyakit masyarakat yang memberikan respon
yang berbeda-beda diantara masyarakat lain. Hal tersebut berkaitan dengan
penyakit hati yang sangat mengusik serta mengganggu afektif dan terkadang
membuat emosi tidak terkontrol dengan baik.
Penyakit hati yang dimaksud adalah penyakit yang berhubungan dengan
rohani manusia yang langsung terhubung kepada Allah SWT dan masyarakat.
Menurut Amin Syukur, penyakit hati terdiri dari marah, egosi, dengki, sombong,
kikir, boros, mudah berkeinginan, buruk sangka dan berbohong (dalam Mubaroq,
2008). Dalam hal ini penyakit hati yang selalu mengisi relung-relung hati manusia
adalah dengki (hasad). Hasad adalah penyakit jiwa yang memiliki dampak grave
secara psikologi, moral dan sosial.
Dalam Al-Quran Allah berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu iri hati
terhadap apa yang di karuniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari
sebagian yang lain. (karena) bagi seorang laki-laki ada bagian daripada apa yang
mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah yang maha mengetahui segala sesuatu.
(An-Nisa: 32).
Individu yang memiliki penyakit hati, akan senantiasa iri serta dengki
terhadap orang lain. mereka tidak menyukai orang lain untuk bahagia dan senang
sebelum mereke merasa hal yang sama. Akan tetapi berbahagialah orang yang
berlapang dada, berjiwa besar dan pemaaf. Tidak ada suatu yang menyenangkan
dan menyegarkan pandangan mata seseorang, kecuali hidup dengan hati bersih
dan jiwa yang sehata, bebas dari rasa kebingungan dan bebas dari rasa dendam
yang senantiasa menggoda manusia (Wirawan, 2011).
Namun secara realita sangat kecil kemungkinan individu-individu yang
mampu melakukan sifat-sifat yang disukai oleh Allah SWT. Bahkan mereka
menjujung tinggi sifat yang disukai oleh syaitan. Bukan berarti semua orang
memiliki sifat tertentu. Ada diantara mereka sangat mencintai untuk selalu
menjalin hubungan baik dengan orang lain. ketika salah satu diantara saudaranya
terkena musibah, mereka akan segera menjenguk saudara tersebut untuk
memberikan empati dan tidak meminta balas kasih.
B. Dengki (Hasad)
Hasad menurut kamus besar bahasa indonesia dapat diartikan sebagai dengki.
Sedangkan dengki menurut kamus besar bahasa indonesia adalah menaruh
perasaan benci yang amat sangat ketika melihat kenikmatan yang diberikan Allah
kepada orang lain dan berusaha menghilangkan kenikmatan itu sendiri. hasad
hasud merupakan kebalikan dari sifat gitbah (ikut bahagia atas nikmat yang di terima
orang lain).
Kataَ hasudَ berasalَ dariَ berasalَ dariَ bahasaَ arabَ ‘’hasadun’’,yangَ berartiَ
dengki,benci.dengki adalah suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan rasa
marah,tidak suka karena iri.dalam kamus bahasa Indonesia hasud diartikan
‘’membangkitkanَ hati seseorang supaya memberontak dan sebagainya,dengan
demikian yang dimaksud dengan hasud sama halnya dengan hasad yakni suatu
perbuatan tercela sebagai akibat rasa iri hati dalam hati seseorang. Hasad atau
dengki adalah keadaan psikis seseorang yang menginginkan hilangnya suatu
karunia, anugerah, atau kebaikan yang dimiliki orang lain (mahsud).
Beberapa pengertian hasad atau dengki menurut para ahli :
1. Aljurjani al-hanafi’Iَ hasadَ ialah:َ Menginginkanَ atauَ mengharapkanَ
hilangya nikmat dari orang yang didengki(Maksud) supaya berpindah
kepadanya orang yang mengdengki.jadi hasad menurut istilah adalah
membenci nikmat Allah SWT yang dianugrahkan kepada
oranglain,dengan keinginan agar nikmat yang didapat orang tersebut
segera hilang atau terhapus.
2. Menurut imam Al-ghazali,dalamَ kitabnyaَ ‘’ihyaَ ulumuddin’’,Hasadَ
ialah membenci nikmat Allah SWT,yang ada pada diri oranglain,serta
menyukai hilangya nikmat tersebut.
3. Menurutَ Sayyidَ Qutubَ dalamَ Tafsir”’Al-mannar’’,Hasadَ ialahَ kerjaَ
emosional yang berhubungan dengan keinginan agar nikmat yang
diberikan Allah SWT kepada seseorang dari Hambanya hilang
daripadanya.baik cara yang dipergunkan oleh orang yang dengki itu
dengan tindakan supaya nikmat itu lenyap daripadanya atas dasar
irihati,atau cukup dengan keinginan saja.yang jelas motif dari tindakan itu
adalah kejahatan.
Jadi hasad menurut istilah adalah membenci nikmat Allah yang dianugerahkan
kepada orang lain,dengan keinginan agar nikmat yang didapatorang tersebut
segera hilanatau terhapus.
3. Hadis Daud
: سلَّم قَا َل
َ صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َ ي َّ ُع ْنه
َّ أن النب َ ُي هللا َ ض َ َو َع ْن أ َ ِبي ه َُر
ِ يرة َ َر
،ب َ ار ال َح
َ ط ُ ًت َك َما ت َأ ْ ُك ُل الن َ سدَ يَأ ُك ُل ال َح
ِ سنَا َّ َ ف،َسد
َ إن ال َح َ إِيَّا ُك ْم َوال َح
َ العُ ْش: أ َ ْو قَا َل
.ب
ََر َواهُ أَب ُْو دَ ُاود
Dari Abu Hurairah ra. yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda:
Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu dapat memakan
kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar
Atau bersabda: rumput.
4. Hadis At Tarmidzi
Telah menceritakanَkepadaَKamiَAbdulَJabbarَbinَAl’Ala’َAl’AththarَdanَSa’idَ
bin Abdurrahman keduanya berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan
dariAzَZuhriَdariَAnasَiaَberkata;َRasulullahَSAWَbersabda:َ “janganlahَkalianَ
saling memutuskan hubungan silahturahmi, bermusuh-musuhan, membenci dan
janganlah pula saling dengki. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang saling
bersaudara.dan tidaklah halal bagi seorang mukmin untuk mendiamkan
saudaranyaَlebihَdariَtigaَhari”.َAbuَIsaَberkataَ;َIniَadalahَhaditsَhasan shahih.
Hadist semakna juga di riwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq dan Az Zubair in
AwwammَdanَIbnuَMas’udَdanَAbuَHurairah.
5. Hadis BUKHARI
ح َّدثَنَا َ خبَ َرنَا ْاليَمَانِ أَ ُبو ْ َش َع ْيبِ أ ُ ِن ْ هريِ َع ُّ ل
ْ الز َِ ح َّدثَني َقا َ س ُِ َن أَن
ُِ ي مَالكِ ْب ُِ َّ ه
َِ ّللا رَض ُِ َع ْن
َِّ َل أ
ن ُ ّللا ر
َِ َسو ِ َّ ّللا صَلَّى ُِ َّ ِم َعلَ ْيه َِ ََّسل
َ ل و َِ ل َقا َِ ضوا ُ َاغ
َ َل تَبَِ َاس ُدوا و
َ َل تَح ِ َّ خوَانًا
َِ ّللا و ْ َل إَِ و
ُِّ سلمِ يَح
ل ْ م ُ نل ِْ َج َِر أ
ُ خا ُِه ي َْهَ َق أ
َِ عبَاد و َُكونُوا أَيَّام َتدَابَ ُروا ثَ ََلثَةِ َف ْو
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib dari Az Zuhri dia berkata; telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik
radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan
jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang
muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari."
6. MUSLIM 4642
Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna; Telah
menceritakan kepada kami Abu Dawud; Telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian jangan saling dengki, saling marah, dan jangan pula saling
memutuskan hubungan satu sama lain. Tetapi jadilah kalian hamba Allah yang
bersaudara."Telah menceritakannya kepadaku 'Ali bin Nashr Al Jahdhami; Telah
menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir; Telah menceritakan kepada kami
Syu'bah; melalui jalur ini dengan Hadits yang serupa. Namun ada tambahan;
'Sebagaimana yang Allah perintahkan.'
7. DAUD 4264
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari
IbnuَSyihabَdariَAnasَbinَ MalikَbahwaَNabiَ SAWَbersabdaَ:”janganlahَkalianَ
saling marah, saling hasad, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-
hamba Allah yang bersaudara.Dan tidak halal seorang muslim menjauhi
(mendiamkan)َsaudaranyaَlebihَdariَtigaَmalam”.
8. MUSNAD AHMAD 7536
Telah menceritakan kepada Kami Al Fadhlu bin Dukain berkata; telah
menceritakan kepada kami Sufyan dari Shalih bin Nabhan dari Abu Hurairah
berkataَ;َRasulullahَSAWَbersabdaَ:َ“َjanganَsalingَbenci,َsalingَbersaingَdalamَ
menawar harga dan saling dengki , jadilah hamba-hambaَAllahَyangَbersaudara”.َ
Daftar Pustaka
http://www.tafsirqu.com/2015/06/mengenal-hasad-dengki-dan-iri-hati-
dan.html
Mubaroq, H. 2008. Pengaruh Maksiat terhadap Penyakit Hati menurut
IBN Al-Qayyim Al-Jauziyyah. Skripsi Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wirawan, D.P. 2011. Penyakit Hati. Jurnal Agama Islam Universitas
Diponegoro Semarang.