fe
BUPATI KAMPAR
PROVINSI RIAU
PERATURAN BUPATI KAMPAR
NOMOR 47 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
DI KABUPATEN KAMPAR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KAMPAR,
Menimbang: a.bahwa dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 2017 tentang "Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat, diperlukan suatu pedoman dalam pelaksanaannya;
dan
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Pedoman Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di
Kabupaten Kampar;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 ‘Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam
Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);Menetapkan :
Undang-Undang Nomor 23 ‘Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244), Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Unéang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Dearah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157);
MEMUTUSKAN :
PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
GERAKAN MASYAAKAT HIDUP SEHAT DIKABUPATEN
KAMPAR
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Kampar.
2. Bupati adalah Bupati Kampar.
3. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
Kampar.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.10.
1
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, yang selanjutnya
disingkat dengan Germas adalah tindakan yang
sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bnagsa dengan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat PTM
adalah jenis penyakit yang tidak menular ke orang lain
seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit
degeneratif, penyakit gangguan metabolisme dan
kelainan-kelainan organ tubuh lain, penyakit jantung,
pembuluh darah, hipertensi, diabetes, _obesitas,
osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.
Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR
adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi,
menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan
produk tembakau.
Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH
adalah suatu bentuk pemanfaatan Iahan pada satu
kawasan yang diperuntukkan untuk — penghijauan
tanaman.
Pelayanan Kesehatan Promotif adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan Kesehatan
yang mengutamakan kegiatan yang bersifat_promosi
kesehatan.
Pelayanan Kesehatan Preventif adalah suatu kegiatan
pencegahan tethadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
Stakeholder adalah suatu masyarakat , kelompok,
komunitas ataupun individu manusia yang memiliki
hubungan dan kepentingan terhadap suatu organisasi
atau perusahaan.12. Pola Hidup Bersih dan Sehat yang selanjutnya disingkat
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan
seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada
bidang kesehatan serta memiliki peran aktif
dirumahtangga, pendidikan, tempat kerja, umum dan
fasilitas keschatan.
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai
pedoman bagi Perangkat Daerah dan stakeholder dalam
melaksanakan serta_ mempercepat dan mensinergikan
upaya promotif dan preventif untuk hidup sehat guna
meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan
beban pembiayaan pelayanan keschatan akibat penyakit,
Pasal 3
‘Tujuan Germas adalah:
a. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk berprilaku sehat dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup;
b. meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat
untuk hidup sehat;
cc. meningkatkan produktivitas masyarakat; dan
mengurangi beban biaya kesehatan.
Pasal 4
Sasaran Germas adalah individu, keluarga dan masyarakat.
Pasal 5
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi :
a, pelaksanaan Germas;
». pihak pelaksanaan;
c. forum Germas;
pengawasan dan pelaporan; dan
penganggaran.BAB II
PELAKSANAAN GERMAS
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Pelaksanaan Germas dilakukan melalui :
a. peningkatan aktivitas fisik;
b. pola hidup bersih dan sehat;
c. penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan
eizi;
d. pencegahan dan deteksi dini penyakit;
e. peningkatan kualitas lingkungan; dan
f. edukasi hidup sehat.
Bagian Kedua
Peningkatan Aktivitas Fisik
Pasal 7
(1) Peningkatan aktivitas fisik dilakukan ditatanan rumah
tangga, institusi pendidikan, tempat umum dan tempat
kerja.
(2) Kegiatan peningkatan aktivitas fisik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yitu berupa kegiatan senam
sehat bugar, gerak barisan, gerak kapiten, senam anak
bangsa dan senam nusantara (peregangan ditempat
kerja)
(3} Kegiatan peningkatan aktivitas fisik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan fisik, keschatan dan kebugaran masyarakat.
(4) Untuk mendukung pelaksanaan peningkatan aktifitas
fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Perangkat
Daerah terkait menetapkan kebijakan dan mengambil
langkah-langkah sesuai tugas, fungsi dan kewenangan
masing-masing,Bagian Ketiga
Peningkatan PHBS
Pasal 8
(1) PHBS adalah mencakup semua perilaku yang harus
dipraktikkan di. bidang~—pencegahan = dan
penanggulangan penyakit, penyehatan lingkungan,
Kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi,
farmasi, dan pemeliharaan kesehatan pada saat berada
ditatanan rumah tangga, institusi pendi
ikan, tempat
Kerja, tempat umum, dan fasilitas _pelayanan
Kesehatan.
(2) Praktek PHBS di tatanan rumah tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup 10 (sepuluh)
indikator yaitu :
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;
memberi bayi ASI Eksklusif;
menimbang bayi dan balita setiap bulan;
menggunakan air bersih;
eaeee
mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun;
menggunakan jamban sehat;
g. memberantas jentik dirumah;
hh. makan sayur dan buah setiap hari;
melakukan aktivitas fisik setiap hari; dan
j. tidak merokok.
(3) Praktek PHBS di tatanan institusi pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup 8
(delapan) indikator yaitu :
‘a. mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun}
‘mengkonsumsi makan dan minuman sehat;
‘menggunakan jamban sehat;
membuang sampah pada tempat samp
epaog
tidak merokok;f. tidak — mengkonsumsi —Narkotika, —_alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA);
§ tidak meludah sembarangan tempat; dan
hh, memberantas jentik nyamuk.
(4) Praktek PHBS di tatanan tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup 8 (delapan) indicator
vyaitu:
a. mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun;
s
mengkonsumsi makanan dan minuman sehat;
menggunakan jamban sehat;
membuang sampah pada tempat sampah;
tidak merokok;
pene
tidak — mengkonsumsi —_Narkotika, _alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA];
g, tidak meludah sembarangan tempat; dan
h, memberantas jentik nyamuk.
(5) Praktek PHBS di tatanan tempat umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup 7 (tujuh) indicator
yaitu :
a. mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun;
menggunakan jamban sehat;
membuang sampah pada tempat sampah;
tidak merokok;
. tidak — mengkonsumsi —Narkotika, _ alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA);
{tidak meludah sembarangan tempat; dan
g. memberantas jentik nyamuk.
(6) Praktek PHBS di tatanan fasilitas pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup 7
aos
(tujuh) indicator yaitu :
a, mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun;
b. menggunakan jamban sehat;
c. membuang sampah pada tempat sampah;d. tidak merokok;
tidak mengkonsumsi —Narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA);
f, tidak meludah sembarangan tempat; dan
g memberantas jentik nyamuk.
(7) Dalam mendorong praktek PHBS oleh masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4),
ayat (5) dan ayat (6), perlu didukung dengan upaya
antara lain :
a. penyediaan sarana untuk mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir;
b. penyediaan kantin sehat;
c. penyediaan tempat sampah;
d. peningkatan produksi sayur dan buah dalam
negeris
€. pemanfaatan pekarangan rumah untuk menanam
sayur dan buah;
f. penyediaan konsumsi sayur dan buah dalam
pertemuan di dalam atau luar kantor;
fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar;
po
fasilitas pelayanan sanitasi dasar;
peningkatan pengawasan terhadap peredaran dan
penjualan produk tembakau dan minuman
beralkohol;
j. penyediaan sarana ruang menyusui;
k. diseminasi informasi layanan, masyarakat terkait
PHBS;
1. penerapan kebijakan KTR; dan
m. peningkatan kegiatan UKS.
Bagian Keempat
Penyediaan Pangan Sehat Dan Percepatan Perbaikan Gizi
Pasal 9
Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi
dilakukan melalui upaya antara lain :a. pengawasan keamanan dan mutu pangan segar yang
tidak memiliki kandungan peptisida berbahaya;
b. pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan;
menjamin keamanan dan mutu pangan olahan yang
beredar di masyarakat;
d. pengawasan dan intervensi keamanan pangan jajanan
anak sekolah (PJAS);
e. peningkatan pengawasan terhadap peredaran dan
penjualan bahan berbahaya yang sering disalahgunakan
dalam pangan; dan
f bimbingan Kesehatan pra nikah untuk mendorong
peningkatan status gizi calon pengantin.
Bagian Kelima
Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
Pasal 10
(1) Pencegahan dan deteksi dini penyakit mencekup
kegiatan pemeriksaan kesehatan secara rutin,
(2) Sasaran pemeriksaan kesehatan secara_— rutin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah setiap
penduduk usia > 15 tahun.
(3) Pemeriksaan Kesehatan secara rutin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
a. mendorong masyarakat mengenali faktor resiko
PTM terkait perilaku dan melakukan upaya
pengendalian segera di tingkat individu, keluarga
dan masyarakat;
b. mendorong penemuan faktor resiko _fisiologi
berpotensi PTM yaitu kelebihan berat badan dan
obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi,
gangguan indera dan gangguan mental; dan
c. mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke
fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan
sistem rujukan lanjut.
(4) Untuk mendukung pelaksanaan pencegahan dan
deteksi dini penyakit sebagimana dimaksud pada ayat
(1), perlu dilakukan upaya :a. peningkatan pelaksanaan deteksi dini penyakit di
puskesmas dan jaringannya (Posbindu PTM), serta
fasilitas layanan Kesehatan lainnya yang bekerja
sama dengan pemerintah daerah;
b. penyediaan sarana prasarana skrining PTM; dan
cc. peningkatan pelayanan promotif dan preventif untuk
peserta program jaminan kesehatan nasional (JKN)
termasuk upaya pencegahan sekunder dan deteksi
dini penyakit.
Bagian Keenam
Peningkatan Kualitas Lingkungan
Pasal 11
Peningkatan kualitas lingkungan didukung dengan upaya
a. pengendalian pencemaran badan air;
b. penghapusan penggunaan bahan bekas tambang dan
bahan berbahaya di lokasi pertambangan yang
berdampak pada kesehatan;
c. mendorong masyarakat untuk membangun dan
memanfaatkan bank sampah; dan
d. serta mendorong kemitraan lingkungan dan peran serta
masyarakat.
Bagian Ketujuh
Peningkatan Edukasi Hidup Sehat
Pasal 12
Peningkatan edukasi hidup sehat mencakup :
a, pelaksanaan kampanye Germas;
b. pendidikan mengenai gizi seimbang dan pemberian ASI
Ekslusif,
pelaksanaan kampanye gemar olahraga;
peningkatan kegiatan UKS di sekolah dan madrasah;
e. peningkatan pendidikan keluarga untuk hidup sehat
disatuan pendidikan;
f. perluasan gerakan memasyarakatkan makan ikan pada
masyarakat;g peningkatan promosi makanan dan minuman sehat;
h. pengawasan terhadap iklan/tayangan yang tidak
mendukung Germas;
i, promosi penggerakan partisipasi _kaum perempuan
dalam upaya deteksi dini faktor resiko PTM; dan
j. peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi germas
bagi keluarga, perempuan dan anak.
BAB Ill
PIHAK PELAKSANAAN
Pasal 13
(1) Penerapan pelaksanan Germas melibatkan semua
Komponen meliputi :
a. Perangkat Daerah, Kecamatan, maupun
Desa/Kelurahan;
b. dunia pendidikan;
c. swasta dan dunia usaha;
d. organisasi kemasyarakatan; dan
e. individu, keluarga danmasyarakat
(2) Pelaksanaan Germas oleh seluruh —_ pemangku
kepentingan dilakukan secara bersinergi.
(3) Germas dilaksanakan di Daerah.
BABIV
FORUM GERMAS
Pasal 14
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan Germas, Bupati
membentuk Forum Komunikasi Germas sebagai wadah
koordinasi pelaksanaan yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
(2) Keanggotaan Forum Komunikasi Germas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. ketua, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah;
b. sekretaris, Kepala Dinas Kesehatan Daerah; dan
c. anggota, seluruh pelaku/pelaksana Germas.Pasal 15
(1) Forum komunikasi Germas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) dalam pelaksanaan tugasnya
dapat dibantu oleh Tim Teknis.
(2) Forum komunikasi Germas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melakukan rapat koordinasi minimal 2
(dua) kali dalam setahun.
(3) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.
BABV
PENGAWASAN DAN PELAPORAN
Pasal 16
(1) Perangkat Daerah, lintas sektor terkait, dunia usaha
dan organisasi masyarakat sebagai pelaku/pelaksana
Germas menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
kepada Sekretariat Forum Komunikasi Germas setiap 6
(enam) bulan.
(2) Ketua Forum = Komunikasi_ Germas Daerah
menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada
Bupati dengan tembusan kepada Gubernur 1 (satu) keli
dalam setahun.
(3) Format laporan kegiatan pelaksanaan Germas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
BAB VI
PENGANGGARAN
Pasal 17
(1) Setiap Perangkat Daerah terkait menyusun perencanaan
dan penganggaran untuk mendukung Germas sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
(2) Penyusunan —_perencanaan dan _penganggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.(3) Penganggaran pelaksanaan Germas —sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersumber dari :
a. anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b, anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan
¢. sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP:
Pasal 18
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal yang
diundangkan.
Agar setiap orang _mengetahuinya, _memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati_—ini_— dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kampar.
Ditetapkan di Bangkinang
pada tanggal '5 esember 202%
Pj. BUPATI KAMPAR,
‘KAMSOL
Diundangkan di Bangkinang
pada tanggal (5 pesember 2022
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KAMPAR
—-
YUSRI
BERITA DAERAH KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2022 NOMOR 47(3) Penganggaran pelaksanaan Germas — sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersumber dari :
a, anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
b, anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan
cc. sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
BAB VIE
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal yang
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan - Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kampar.
Ditetapkan di Bangkinang
pada tanggal 15 lecenber 297
Pj, BUPATI KAMPAR,
MSOL
Diundangkan di Bangkinang
pada tanggal 16 Derember 202
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KAMPAR
a
YUSRI
BERITA DAERAH KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2022 NOMOR 47