Anda di halaman 1dari 24

BAB XIV

AKHLAK TERCELA
(ANANIYAH, PUTUS ASA, GHADAB, TAMAK, TAKABUR)
Capaian Pembelajaran

1. Kesadaran akan perilaku negatif: Siswa diharapkan dapat mengenali dan menyadari
perilaku-perilaku negatif seperti ananiyah, putus asa, ghadab, tamak, dan takabur. Mereka
akan memahami dampak negatif dari perilaku-perilaku ini terhadap diri sendiri dan orang
lain.
2. Pemahaman tentang sumber dan penyebab perilaku tercela: Siswa diharapkan dapat
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya akhlak tercela. Mereka akan
mempelajari asal-usul dan penyebab perilaku negatif ini, seperti ketidakpuasan,
kurangnya empati, atau ketidaktahuan.
3. Pengembangan kemampuan introspeksi: Melalui pemahaman tentang akhlak tercela,
siswa akan diajak untuk melakukan introspeksi diri. Mereka akan merenungkan perilaku
dan sikap mereka sendiri, mengidentifikasi apakah ada tanda-tanda perilaku tercela dalam
diri mereka, dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya.

4. Peningkatan pengendalian diri: Pembelajaran akhlak tercela akan mendorong siswa untuk
meningkatkan kemampuan pengendalian diri. Mereka akan belajar mengenali pemicu-
pemicu perilaku negatif dan menemukan strategi untuk mengelola emosi dan merespons
dengan bijaksana.
5. Pembentukan akhlak yang baik: Melalui pemahaman tentang akhlak tercela, siswa akan
memahami pentingnya membangun akhlak yang baik. Mereka akan diberikan
pemahaman tentang nilai-nilai seperti kerendahan hati, kesabaran, toleransi, dan rasa
syukur yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Peningkatan hubungan sosial: Dengan memahami akhlak tercela, siswa akan belajar
untuk berinteraksi dengan orang lain secara lebih baik. Mereka akan menyadari
pentingnya menghormati dan memperhatikan kebutuhan orang lain, serta menghindari
perilaku yang merugikan hubungan sosial.
Melalui capaian pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan
kesadaran diri yang lebih baik, memperbaiki perilaku negatif, dan membentuk akhlak
yang baik dalam interaksi mereka dengan lingkungan sekitar.

PENDAHULUAN

Setiap muslim harus mampu mengendalikan dirinya ketika sedang marah. Sesekali
manusia tidak berbuat kerusakan karena akan merugikan dirinya sendiri. Sudah menjadi hal yang
pasti dan tidak bisa ditawar lagi, dalam diri manusia ada yang namanya nafsu, nafsu ini
merupkan sejenis energi negatif yang terus tertuju pada kejahatan dan tidak akan di ridhoi oleh
Allah SWT. Isu seperti ini sebenarnya bukan hal baru untuk diperbincangkan. Pergolakan akut
dalam jiwa antara energi buruk dan energi baik selalu bergejolak untuk menuntun jalan hidup
manusia.

Dari sini, akibat gangguan tersebut akan menuai banyak kerugian. Karena jika energi
buruk yang menang didorong oleh nafsu dan bimbingan setan, maka itu pasti akan menjadi
bumerang terhadap dirinya sendiri dan berakhir di api neraka dengan siksaan yang menyiksa.

Urgensinya, untuk meminimalisir kebangkitan hati, selalu ingat dan selalu renungkan
kekuasaan Allah SWT. Dengan demikian, dengan meditasi akan diperoleh kekuatan kesadaran

A. Takabbur Allah
1. Arti Kata Takabbur
Takabur berasal dari bahasa Arab Kabura yang masuk ke dalam wazan
Tafa'ala menjadi Takabbara-Yatakabbaru yang artinya: merasa
besar/tinggi/sombong atau bangga terhadap diri sendiri. Lebih dari siapa pun.
orang yang memiliki sifat sombong disebut mutakabbir.
Dalam bahasa lughawi, takabur artinya membesarkan diri. Takabur
mengandung arti menganggap dirinya besar, sedangkan orang lain dianggap kecil
dan diremehkan. Bisa jadi orang tersebut bertubuh besar serta hebat: memiliki
harta yang melimpah, tinggi kedudukan dan pangkatnya, berilmu tinggi serta
berpengaruh luas. Sebaliknya, sikap sombong juga bisa dimiliki oleh orang fakir;
fakir ilmu, harta, kekuasaan, dan sebagainya. Pria malang itu merasa lebih besar
dari yang bisa dia tangani. Siapa pun yang sombong, apakah dia besar atau kecil,
kaya atau miskin, pada dasarnya kecil. Dia perlu menyombongkan diri, karena dia
merasa tidak mampu dan tidak puas dengan apa yang dia miliki.
Sikap sombong ini secara jelas dan rinci digambarkan Allah dalam sifat
setan yang tidak mau sujud kepada Nabi Adam ketika Allah memerintahkannya
untuk sujud dan menghormati Adam. Dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Kemudian
semua malaikat bersujud, kecuali setan. Dia sombong dan dia termasuk orang-
orang kafir. Allah berfirman:" Hai setan, apa yang mencegah Anda dari sujud
kepada apa yang telah saya ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu
sombong, atau apakah kamu (merasa) di antara orang-orang (lebih tinggi)." Iblis
berkata: 'Aku lebih baik darinya, karena Engkau menciptakan aku dari api,
sedangkan Dia menciptakannya dari tanah'. Allah berfirman: 'Maka dapatkan dari
langit, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang terkutuk, sesungguhnya
kutukanku tetap ada sampai hari kiamat'.
M.Quraish Shihab mengatakan bahwa setan adalah malaikat, sehingga dia
termasuk dalam tarekat. Namun setan tidak mau bersujud kepada malaikat lain,
karena kesombongannya. Kata “istikbara” dalam ayat ini menunjukkan
kesombongan setan yang luar biasa. Begitu pula dengan kata “takabbur”
menunjukkan kesombongan dan kesombongannya. Menurutnya, kesombongan
dan arogansi adalah upaya seseorang untuk membesar-besarkan diri terhadap
orang lain, dan keuntungan buatan tidak boleh ada.
Salah satu hal yang Nabi Muhammad katakan tidak boleh kita lakukan
adalah bertindak sombong. Ini karena Tuhan tidak akan melihat orang yang
melakukan ini karena mereka pikir mereka lebih baik dari yang lain.
2. Pengertian Takabbur
Takabbur menurut istilah merupakan ketika seseorang memiliki sikap
mental dan tindakan yang membuat mereka merasa lebih baik dari orang lain.
Mereka mungkin memandang rendah orang lain dan berpikir mereka kecil dan
tidak penting dari dirinya.
Prang takabur sangat di benci oleh Allah sebagaimana di terangkan dalam
firman Allah dalam Q.S ; Luqman (30) ayat 18 :
‫َو َالُتَص ِّعْر َخ َّذ َك ِللَّناِس َو َالَتْمِش ى ِفى ْاَالْر ِض َم َر ًحاقلى ِاَّن َهللا َالُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل َفُخ ْو ٍر ج َو اْقِص ْد ِفى َم ْش ِيَك َو اْغ ُضْض ِم ْن‬

‫َص ْو ِتَك ِاَّن َاْنَك َر ْاَالْص َو اِت َلَص ْو ُت اْلَحِم ْيِر‬


‫ع‬ ‫قلى‬

Artinya.;
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (Q.S Luqman [31]: 18).

Rasulullah saw. bersabda:


‫ ال يد خل الجنة من كان في قلبه مثقال درة من كبر ( رواه‬: ‫عن عبد هللا عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫مسلم‬
Artinya:
"Dari Abdullah bin Mas'ud bin Malik r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: Tidak
akan masuk surga orang yang terdapat dalam hatinya sifat takabur (sombong)
walaupun hanya seberat atom yang sangta halu sekalipun." (H.R Muslim).
Hadits memberitahu kita bahwa jika seseorang memiliki sikap sombong,
mereka tidak akan diizinkan masuk Surga. Ini karena kesombongan adalah
masalah besar dan dapat berdampak negatif pada kehidupan kita. Allah mengutus
Nabi Muhammad untuk mengajari kita bagaimana menjalani hidup kita dengan
cara yang lebih positif, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan
rendah hati terhadap orang lain.
Rasulullah saw. bersabda:
‫طولى لمن توا ضع في غير‬: ‫ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫قال‬: ‫وعن ركب المصري قال‬
‫ وانفق ماالجمعه في غير معصبة ( رواه الطبرا ني‬, ‫ ودل في نفسه من غير مسالة‬, ‫نقصة‬
Artinya:
"Dari Rukba al-Misri di berkata, Rasulullah saw. bersabda: Berbahagialah
orang yang rendah hati, bukan menghinakan diri dan memasrahkan diri dengan
Ikhlas.dan membelanjakan semua hartanya pada jalan yang bukan maksiat (yaitu
jalan yang baik)." (H.R.At-Tarani).
3. Pembagian Takabur Secara Umum
1) Takabur Batini:
Takabur Batini (Takabbur dalam sikap) adalah sifat sombong dalam diri
yang ditanamkan dalam hati seseorang agar tidak tampak secara fisik/
lahiriah, seperti orang yang mengingkari kebenaran yang datang dari Allah
SWT. Tapi dia tahu yang sebenarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang termasuk golongan takabbur
batini mempunyai prilaku antara lain tidak mau meminta bantuan orang lain
padahal membutuhkannya dan tidak mau berdoa memohon pertolongan Allah.
padahal semua masalah yang kita hadapi tidak bisa diselesaikan sendiri tanpa
pertolongan-Nya. Allah swt. berfirman :
‫وقال ربكم ادعوني أستجب لكم إن الذين يستكبرون عن عبادتي سيدخلون جهنم داخرين‬
Artinya :
“Kuperkenankan (Kukabulkan) bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam
dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mukmin (40) ayat : 60).
2) Takabur Zahiri
Takabur zairi (Takabbur Dalam Perbuatan) Zahiri Takabur merupakan
sifat kesombongan yang dapat dilihat secara langsung melalui panca indera
seperti bentuk ucapan dan gerak tubuh. Misalnya pamer, sombong, dan
berpaling dari orang lain. Allah swt tidak menyukai orang-orang yang
berpaling (sombong) seperti dalam Surat Luqman (31) ayat 18:

‫َو َالُتَص ِّعْر َخ َّذ َك ِللَّناِس َو َالَتْمِش ى ِفى ْاَالْر ِض َم َر ًحاقلى ِاَّن َهللا َالُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل َفُخ ْو ٍر ج َو اْقِص ْد ِفى َم ْش ِيَك َو اْغ ُضْض ِم ْن‬

‫َص ْو ِتَك ِاَّن َاْنَك َر ْاَالْص َو اِت َلَص ْو ُت اْلَحِم ْيِر‬


‫ع‬ ‫قلى‬

Artinya :
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
4. Pembagian Takabur Menurut Objeknya
1) Takabbur kepada Allah
Merasa dia lebih besar dan lebih kuat dari Allah. Orang yang sombong kepada
Allah, yaitu orang yang tidak menaati perintah Allah, dan larangan-Nya.
Seperti dijelaskan dalam Firmanya , Q.S. Surat al-Mu'minu ayat 60 (40):
‫َو َقاَل َر ُّبُك ُم اْدُع ْو ِنى َاْسَتِج ْب َلُك ْم قلى ِاَّن اَّلِذ ْيَن َيْسَتْك ِبُرْو َن َع ْن ِع َباَد ِتى َسَيْدُخ ُلْو َن َجَهَّنَم َداِخ ِرْيَن‬
Artinya : Dan Tuhanmu berfirman,”Berdoalah kepadaku, niscaya akan ku
perkenan kan bagimu. Sesungguhnya orang -orang yang menyombongkan
diri dari menyem bah-Ku akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan
hina dina ”. (QS. Al- Mukmin : 40/60)
2) Takabbur kepada nabi dan rasul
Merasa dirinya lebih baik dari Rasul sehingga dirinya tidak mau
menjalankan sunah-sunah rasul. Takabur kepada Rasul di tuliskan dalam
firman Allah dalam Q.S . An-Najm (53) ayat : 3-4
ٰٓ ٣( ‫َو َم ا َينِط ُق َع ٱْلَهَو ى‬
‫ِن‬
Artinya : dan tidaklah yang diucapkannya itu (Alquran ).
٤(‫ِإْن ُهَو ِإاَّل َو ْح ٌى ُيوَح ى‬
Artinya : Dan tidak lain (al –Quran ) itu wahyu yang di wahyukan
(kepadannya).
3) Takabur Kepada Sesama Mahluk
Takabbur terhadap ciptaan Tuhan, yaitu perasaan bahwa dirinyalah yang
paling sempurna dan yang lain tidak bisa dibandingkan dengannya, merasa ia
lebih tahu dari ciptaan Tuhan. sedangkan surga hanya untuk orang yang
bertakwa. seperti yang tertulis dalam Firman Allah Q.S. Al-Qassas (28) ayat;
83
‫ِتْلَك ٱلَّد اُر ٱْل َء اِخ َر ُة َنْج َع ُلَها ِلَّلِذ يَن اَل ُيِريُد وَن ُع ُلًّو ا ِفى ٱَأْلْر ِض َو اَل َفَس اًداۚ َو ٱْلَٰع ِقَبُةِ ْلُم َّتِقيَن‬
Artinya :
“Negeri akherat itu jadikan bagi orang yang tidak menyombongkan diri dan
tidak berbuat kerusakan di bumi .dan kesusahan (yang Baik) itu bagi orang
yang bertakwa. (H.R.At-Tarani).
5. Tanda-tanda Dari Sifat Takabur
Adapun beberapa tanda orang yang takabbur, sifat ini bisa dilihat dari
perkataan dan perbuatannya. Secara umum, tanda tanda manusia yang suka
berperilaku takabbur adalah sebagai berikut:
a. Sikap membaguskan diri sendiri
Sikap ini ada karena merasa memiliki harta, ilmu dan keturunan yang
berlebihan. Itu sebabnya dia merasa lebih baik dari yang lain.
b. Sikap merendahkan orang lain
Sikap ini dapat terwujud dengan cara memalingkan muka ketika bertemu
dengan orang lain yang dikenalnya karena merasa hebat dan berkuasa.
c. Suka mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain
Orang takabbur selalu berpikir bahwa dirinya benar, baik, mulia dan
mampu melakukan apapun. Orang lain dipandang rendah, kecil, hina dan
tidak mampu melakukan apapun. Di matanya, orang lain selalu salah
d. Terlihat angkuh dan sombong
Selalu berpakaian mahal, mengendarai mobil bagus, selalu memakai
perhiasan mahal.
e. Selalu membuang muka
Yaitu jika bertemu dengan orang lain dia akan membuang wajah.bisa juga
selalu menolak ajakan dari orang lain.
f. Selalu menyombongkan diri
Orang ini, dilihat dari penampilan dan perkataannya, selalu cenderung
bangga pada dirinya sendiri. Semua yang dia miliki selalu keluar.
g. Merasa haus pujian
Ketika orang baik dipuji, dia mengucapkan hamdalah dan mengembalikan
kepada Allah. Namun berbeda dengan orang yang memiliki kesombongan,
sehingga selalu ingin dipuji atas sesuatu yang dimilikinya. Dia tidak
mengerti bahwa segala sesuatu adalah milik Tuhan
h. Sakit hati jika ada yang menyayangi
Takabbur adalah sifat yang lebih dirasakan ketika mencintai orang lain,
artinya perasaan itu terganggu. Kemudian dia mencoba dengan langkah
untuk menghilangkan pesaingnya.
6. Takabbur memiliki dampak negatif yaitu
a. Akan di murkai oleh Allh dan rasulnya
b. tidak akan mempunyai temen yang bersahabat
c. Akan menimbulkan perpecayah antar suku dan golongan serta sesama
d. Dapat merusak sendi persatuan dan persatuan
e. tidak suka berbuat benar dan orang tersebut tidak menerima kebenaran
f. Tidak memiliki ke ikhlasan dalam perbuatan sehingga semua sia-sia.
g. Merugikan diri sendiri
h. Mudah tersinggung dan kufur ke pada Allah.
B. Ananiyah
1. Definisi Ananiyah
Kata ananiyah berasal dari bahasa Arab, 'ana yang artinya aku. Ananiyah
berarti egoisme, atau sikap mementingkan diri sendiri dan kurang peduli terhadap
orang lain. Orang yang egois cenderung ingin memuji diri sendiri dan
menampilkan diri di depan umum. Orang yang egois akan selalu mengatakan
"aku", "aku", dan "aku", meskipun dia mungkin tidak memiliki prestasi apapun.
Orang yang egois selalu mengklaim kesuksesan tim kerja sebagai kesuksesan
mereka; karena kerja, bukan karena kerja tim. Sikap egois selalu memuaskan
egonya; menempatkan harga diri dan martabatnya keluar dari tempatnya.
Karenanya, orang yang egois tidak bahagia dengan banyak orang.
Egoisme erat kaitannya dengan individualisme. Hampir sama dengan
egoisme, individualisme adalah sikap yang mementingkan individu dan diri
sendiri. Sikap individualisme tumbuh dan berkembang dalam masyarakat urban,
masyarakat urban. Rutinitas dan hiruk pikuk masyarakat perkotaan telah
melahirkan sikap hidup yang individualistis.

2. Bentuk-Bentuk Ananiyah
Ananiyah diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Contoh sikap ananiyah
yang mungkin kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
a) Selalu ingin menang dalam percakapan dengan teman
b) Kurang menghargai pendapat orang lain, meskipun itu benar
c) Menampilkan kemampuannya di depan orang lain
d) Sulit menerima saran dan kritik dari orang lain;
e) Menolak untuk memahami dan memahami orang lain
f) Selalu mengganggu kenyamanan orang lain.
3. Contoh Perilaku Ananiyah
a. Ketika tetangganya terkena bencana atau sedang mengadakan hajatan,
seolah-olah ia tidak mengetahui keadaan tetangganya
b. Ketika dia sedang melakukan pekerjaan dan mengalami kesulitan,
temannya datang untuk membantunya, tetapi temannya ditolak dan dihina
c. Dalam pemilihan ketua kelas, mereka memiliki saran atau saran, tetapi ini
tidak berarti bahwa saran tersebut dapat diterima oleh semua orang. Dia
ingin pilihannya dilaksanakan, tetapi mencapai kesimpulan akhir
(konsensus) harus didasarkan pada kepentingan bersama.
4. Nilai-Nilai Negatif Ananiyah
`Jika larangan agama dilanggar, pasti memiliki nilai negatif. Akibatnya,
setiap orang yang memiliki sifat dan sikap tersebut pasti memiliki pengaruh
atau nilai negatif. Orang yang melakukan ananiyah menunjukkan nilai-nilai
negatif sebagai berikut:
a. Tidak disukai masyarakat karena memandang rendah orang lain
b. Menurunkan martabatnya sehingga lambat laun orang tidak menyukainya
c. Terisolasi dari lingkungan masyarakat
d. Menumbuhkan sikap sombong (takabur)
e. .Merusak ketulusan dalam melakukan sesuatu
f. Tidak akan disukai orang lain karena keegoisannya
g. Merusak hubungan persaudaraan;
h. Memilih persahabatan
i. Menimbulkan kebencian, permusuhan, dan perselisihan
j. Berdosa karena aktivitas sikap ananiyah yang dilarang Allah.
5. Cara Menghindari Sikap Ananiyah
Mungkin sulit untuk mengabaikan sikap ananiyah yang terkadang menjadi
karakter seseorang. Tapi, jika ada keinginan yang tulus, hasil akan mengikuti.
Untuk menghindari fitur ananiyah ini, Anda dapat melakukan hal berikut:
a. menahan diri untuk tidak terus-menerus memenangkan percakapan;
b. Tidak percaya bahwa pendapatnya sendirilah yang paling benar;
c. Belajar menghormati orang lain sebagaimana ia ingin dihormati;
d. Selalu sadar bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain;
e. Selalu sadar bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing;
f. Berkolaborasi dengan teman dalam berbagai kegiatan positif
g. Memahami bahwa perbuatan ananiyah dapat merugikan baik orang
lain maupun dirinya sendiri;
h. Memahami bahwa setiap orang diciptakan sama dan berhak atas hak
yang sama;
i. Mengendalikan nafsu dan melatih toleransi;
j. Sering berbagi saat-saat baik dan buruk dengan teman-teman
k. Selalu ikhlas dalam menjalankan setiap kebaikan.
6. Larangan Bersikap Ananiyah
Islam melarang menjadi ananiyah dan mengajarkan pemeluknya untuk
menghormati orang lain, sebagaimana yang wajar diungkapkan dalam apa
yang 'Aisyah r.a. berkata:
Rasulullah saw., menyuruh kita agar kita menghormati manusia (orang lain)
sesuai dengan kedudukannya. (H.R. Muslim dari ‘Aisyah)
C. Ghadhab
1. Pengertian Ghadhab
Ghadab artinya geram; itu adalah antonim dari keinginan dan penyesalan.
Ghadaban artinya marah, dan maghdub artinya dimahari atau marah, keduanya
berasal dari akar kata yang sering digunakan. Seseorang yang sedang marah
terkadang merasa sulit untuk menahan emosinya. Pemarah, di sisi lain, adalah
individu yang mudah tersinggung.
Kemarahan adalah sifat yang dibenci dalam Islam, meskipun tidak
dilarang. Ddibahas dalam bab "Keuntungan seseorang yang bisa mengendalikan
diri Saat marah, dan bagaimana marah dapat hilang" dari kitab Sahih Muslim.
Nabi Bersabda dalam sebuah hadits bahwa salah satu cara untuk mengelola
kemarahan adalah dengan menyebut “Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan
yang penuh laknat (‘a’udzu bi Allahi min al-syaitan al-rajim).” Hadis ini
mengisyaratkan bahwa ghadab merupakan bisikan setan.
Orang yang senang marah sering disebut pemberani dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga tidak ada seorangpun berani menantang atau terlibat dalam
konflik fisik dengan mereka. Sebagaimana disebutkan dalam hadits: Bukanlah
disebut pemberani dalam perkelahian. Sesungguhnya pemberani adalah yang
dapat menguasai dirinya ketika ia marah” (HR. Muslim), Nabi Muhammad
mengingatkan para pengikutnya bahwa marah bukanlah berani.
Menurut hadits ini, pemberani sejati adalah mereka yang bisa
mengendalikan hawa nafsunya. Mengapa demikian? Karena pada akhirnya,
musuh terbesar manusia bukanlah musuhnya dalam politik dan konflik, melainkan
keinginannya sendiri. Baik dalam bisnis maupun politik, banyak pemimpin,
pebisnis, dan pembuat undang-undang yang sukses, tetapi mereka juga
dikendalikan oleh emosi mereka. Karena tidak sabar dan ulet menghadapi hawa
nafsu yang terus ingin mengambil keuntungan dan memelihara kekayaan dengan
cara yang tidak etis, maka tindakan para pemimpin dan pelaku bisnis adalah tidak
jujur. Jika marah dicela, maka maaf sangat dipuji dalam agama. Allah berfirman:
‫الذين ينفقون فى السراء والضراء والكظمين الغيظ والعافين عن الناس وهللا يحب المحسنين‬
Artinya:
“…(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
(Q.S. Ali Imran:134)
2. Bentuk-bentuk gadhab
Seseorang yang marah memiliki darah panas yang meresapi setiap aspek
intervensinya. Kemarahan seseorang mungkin muncul dalam bentuk.
a. Mata tajam, jarang bergerak;
b. Wajah cemberut dan emosi mudah tersulut;
c. Sulit untuk berbicara dengan baik-baik;
d. Sesekali menggunakan bahasa kasar yang tidak enak didengar;
e. Bertindak anarkis dan menyebabkan kehancuran di sekitarnya;
f. Mengancam orang yang telah mengecewakan mereka
3. Larangan gadhab
Pola pikir yang tidak terpuji termasuk dalam gadab atau amarah. Islam
mengajarkan umatnya untuk bersabar dan menahan amarah sampai mencapai
tingkat yang keterlaluan. Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya
seorang lelaki berkata(meminta nasihat kepada rasulullah saw.), “ya rasulullah,
nasihatilah aku! Sabdanya, “ janganlah engkau marah!” lalu beliau
mengulanginya beberapa kali, dan sabdanya, “ janganlah engkau marah!
4. Dampak negatif gadab
Antara lain, gadab memiliki dampak negative sebagai berikut.
a. Memutuskan hubungan persaudaraan, menimbulkan kebencian, pertengkaran,
permusuhan, dan sakit hati; dijauhi oleh teman dan keluarga;
b. Resiko kesehatan tekanan darah tinggi, batuk, dan usia tua;
c. Hubungan persaudaraan terputus;
d. Keputusan dan tindakan orang yang marah cenderung memperburuk masalah;
e. Dibenci oleh Allah SWT dan dapat menjauhkan seseorang dari ampunan
Allah dan surga.
5. Perilaku menghindari gadab
Setiap orang memiliki emosi mental yang berbeda. Mereka dikategorikan
sabar, dan ada pula mereka dikategorikan mudah tersinggung atau pemarah.
Mengenai cara menghilangkan gadab, beberapa saran antara lain:
1. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa setiap orang pasti melakukan
kesalahan;
2. Menyadari bahwa ia juga telah berbuat salah kepada orang lain;
3. Kemarahan adalah alat yang buruk untuk memecahkan masalah.
4. Marah karena tidak disukai oleh pergaulan.
D. Tamak
1. Pengertian Tamak
Arti tamak berasal dari bahasa arab “tamaan”-yatma’u”-tami’a” yang
berarti loba, tamak, dan rakus. Secara istilah, nafsu terhadap dunia, seperti
kekayaan materi, adalah bentuk keserakahan yang terlalu besar. Mengingat agama
dan manusia, sikap ini benar-benar sangat tercela.
Keserakahan adalah faktor penyebab rasa malu yang merendahkan
martabat dan kehiaan. Dan salah satu sebab merosotnya aspek wibawa dan status.
Cinta akan uang cenderung memunculkan kelembutan hati seseorang sambil
menggantikannya dengan kekakuan dan kekerasan.
Ketika hati penuh dengan keserakahan dan ketamakan, hati akan merasa
malu dan menutupinya; sedikit demi sedikit, penghinaan akan mengalahkannya,
dan kerendahan hati akan menutupinya.
Berikut ini adalah alasan mengapa seseorang dapat mengembangkan
penyakit ini di hati mereka:
a. Mencintai Dunia
b. Bodoh tentang apa artinya hidup dalam masyarakat di mana orang diharapkan
untuk saling mendukung dari pada iri satu sama lain .
c. Menolak qadha dan qadar Allah dapat mengubah jalannya peristiwa
berdasarkan intensitas usahanya. Allah melarang sifat seperti ini:
‫وال تتمنوا ما فضل هللا به بعضكم على بعض‬
Dan jangan kamu iri hati terhadap apa yang telah dikaruniakan oleh Allah
kepada sebahagian kamu yang lebih banyak daripada yang lain.”(Q.S. An-Nisa’,
32).
Selain cenderung tidak iman terhadap qadha dan qadhar Allah, orang yang
serakah ini juga akan menanam bibit irihati terhadap orang lain. Rasulullah
bersabda:
‫عليك بااالياس بما فى ايدى الناس واياك والطمع فانه الفقر الحضر‬
“Hendaklah kamu berputus asa dari segala apa yang ada pada tangan orang
lain, dan jauhilah tamak karena sesungguhnya tamak adalah suatu kefakiran
yang nyata.” (H.R. Bukhari).
2. Bentuk-bentuk (ciri-ciri) tamak
Orang serakah memperlihatkan ciri-ciri seperti berikut, antara lain:
a. Aktif melakukan sesuatu jika diharapkan membuahkan hasil;
b. Tidak mau melakukan sesuatu yang membutuhkan biaya;
c. Tidak mau menggunakan harta milik untuk agama dan sesama;
d. Menghabiskan waktu untuk mengumpulkan kekayaan;
e. Bersedia menerima tetapi enggan memberikan sesuatu kepada orang lain.
3. Larangan memiliki sifat tamak
Islam mengajarkan pemeluknya untuk menghindari ambisi duniawi.
Namun, orang bisa menderita kerugian dari kekayaan juga. (jika mereka tidak
hati-hati). Firman Allah SWT menjelaskan bahwa keserakahan itu dilarang.
‫اعلموا انما الحيوة الدنيا لعب ولهو وزينة وتف||اخر بينكم وتكاثر فى االموال واالوالۗد كمث||ل غيث‬
ۗ‫اعجب الكفار نباته ثم يهيج فترىه مصفرا ثم يكون حطامۗا وفى االخرة عذاب شديۙد ومغفرة من هللا ورض||وان‬
‫وما الحيوة الدنيا اال متاع الغرور‬
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda
gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam
kekayaan dan anak keturunan,seperti hujan yang tanaman-tanamanya
mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat(nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari allah serta keridaanya. Dan kegidupan dunia tidak lain
hanyalah kesenangan yang palsu(Q.S. Al-hadid/57:20).
4. Dampak negatif tamak
Efek Ketamakan mengalami konsekuensi yang tidak menguntungkan. Antara lain;
a. Keduniawian membuatnya mudah menjalani kehidupan yang menyimpang,
yang merupakan salah satu efek negatif dari keserakahan.
b. Tercela dalam pandangan orang lain karena sudah menjadi rahasia umum
bahwa orang yang tamak juga cenderung kikir;
c. Menjauh dari ajaran agama karena sudah melewati titik di mana seseorang
harus mempertimbangkan kekayaan materi.
5. Menghindari dari sifat tamak
Untuk menghindari keserakahan, artinya berusaha untuk memiliki
qanaah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk memerangi keserakahan,
antara lain:
a. Lebih sering memperhatikan kehidupan orang-orang di bawahnya (orang-
orang yang lebih miskin dari dirinya) agar dapat mensyukuri nikmat Allah
SWT;
b. Kurang memperhatikan yang di atasnya (yang lebih kaya) agar tidak
terpengaruh olehnya.
E. Putus Asa
Masing-masing dari kita memiliki cita-cita dan keinginan. Kondisi emosional
yang bahagia atau kerinduan material keduanya termasuk dalam kategori ini. Salah
satunya adalah seorang pedagang yang ingin menjual barang dagangannya dan
mendapatkan keuntungan berlipat; yang lainnya adalah siswa yang ingin lulus tepat
waktu dan mendapat nilai yang memuaskan. Perilaku tersebut adalah perilaku yang
digerakkan oleh keinginan. Jika dorongan itu tidak membuatnya merasa tersiksa, itu
wajar. Manusia terkadang menanjak dan di lain waktu mengalami terjalnya
kehidupan, karena dunia ini penuh dengan lika-liku. Dikaruniai akal oleh Allah SWT,
manusia harus siap menghadapi semua itu karena keinginan dan harapan manusia
tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Menurut ajaran Islam, orang harus berusaha
untuk memenuhi keinginan mereka yang berbeda. Namun, jika berusaha, manusia
juga harus menyerahkan hasil kepada Allah SWT karena mereka tidak dapat
menjamin hasil. Hal ini disebabkan karena tidak semua urusan manusia diatur dan
diputuskan oleh manusia. Ikhtiar, perjuangan, dan kerja keras kita. Allah SWT, telah
berfirman di dalam surat Az Zumar ayat 39.
‫ُقْل َيا َقْو ِم اْع َم ُلوا َع َلٰى َم َكاَنِتُك ْم ِإِّني َعاِم ٌلۖ َفَس ْو َف َتْع َلُم ون‬
Artinya :Katakanlah (Muhammad) “Wahai kaumku! Berbuatlah sesuai dengan
kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian), kelak kamu akan mengetahuinya. (Q.S
Az Zumar {39})
Karena kenyataan terkadang tidak semanis dan seindah harapan, jika keberadaan
manusia terus-menerus terfokus pada hasil, orang akan lebih banyak mengalami
kekecewaan dan sakit hati. Alam semesta itu besar, jadi orang tidak perlu putus asa
jika hal ini terjadi. Ada banyak peluang, dan ketika salah satunya datang,
keputusasaan akan berdampak buruk pada keadaan materi, sosial, dan agama
seseorang. Kesejahteraan fisik dan mental orang-orang dapat terkena dampak negatif
dari hal ini secara material. Orang-orang dalam keadaan putus asa biasanya tidak
dapat menikmati makanan yang menggiurkan, minuman berenergi, dan tidur
nyenyak. Orang yang terlalu menyesali hal-hal menyakitkan yang mereka alami atau
hadapi.
Seorang muslim tidak boleh pesimis atau putus asa karena kedua sifat ini sama
saja dengan mengabaikan nikmat Allah SWT. Semua itu bisa dikembangkan oleh
manusia karena keduanya sama saja dengan mengabaikan anugerah dari Allah SWT.
Segala nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT masih dalam jangkauan manusia.
Tidak ada ilmuwan yang mampu menghasilkan manusia dengan kualitas
mengagumkan seperti ciptaan Allah SWT, yang dibekali dengan sistem dan
mekanisme yang luar biasa, secanggih apapun teknologinya.
Karena besarnya rahmat Allah SWT, manusia tidak boleh putus harapan karena
Allah SWT masih mencintai dan mengkhawatirkan mereka. Dengan bukti banyaknya
nikmat Allah SWT yang tertera di atas, yang bisa kita manfaatkan setiap hari, baik
kita sadari maupun tidak. Allah SWT mengingatkan Nya dengan sebuah ayat yang
ada di dalam surat Yusuf {12} ayat 87 yang artinya : jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-
orang yang kafir.
Metode Pembelajaran dalam Implikasi Sifat Tercela dalam Proses Pembelajaran.
Ada beberapa macam metode yang dapat kita terapkan dalam proses
pembelajaran terkait akhlak tercela berupa kesombongan, ananiyah, ghadab,
keserakahan, dan keputusasaan.
a. Metode kisah
Ketika digunakan untuk menyampaikan informasi tentang sifat-sifat
individu yang berperilaku mencerminkan sifat-sifat Allah SWT, metode ceramah
ini sangat cocok. Sebab, pendekatan ini menawarkan kumpulan narasi atau
pengalaman yang pernah dialami masyarakat, termasuk kisah-kisah para nabi dan
manusia terdahulu, yang menggambarkan sejumlah ciri nilai tercela dalam
kehidupan. Oleh karena itu, peserta dapat lebih mudah memahami gagasan
penerapan hakikat Tuhan dalam kehidupan jika ini digunakan sebagai ilustrasi
media pembelajaran yang sebenarnya.
b. Metode ceramah
Penyampaian materi pembelajaran dengan metode ceramah atau dalam
bentuk teori murni perlu diimbangi dengan implikasinya dalam penerapan nyata
atau keteladanan di masyarakat, karena metode ini selain dianjurkan tetapi juga
harus didukung dengan tindakan atau contoh yang mampu dilakukan oleh siswa.
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan pada
umumnya jika semua materi pembelajaran hanya disampaikan secara teoritis oleh
guru, maka siswa juga bingung dengan contoh-contoh nyata yang terjadi di
masyarakat.
c. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan
masalah-masalah yang timbul, dengan bantuan dua orang atau lebih yang
mengemukakan alasan-alasan untuk mendukung pendiriannya. Teknik diskusi ini
juga tepat dan mampu mendukung proses pembelajaran materi akhlak tercela
karena diperlukan untuk mengetahui seberapa baik pemahaman siswa terhadap
materi akhlak tercela dan penerapannya dalam interaksi sosial sehari-hari. Selain
itu, dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis diskusi ini, instruktur
dapat membantu siswa menjadi lebih menerima ide dan pandangan orang lain,
yang akan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diskusi adalah cara
belajar atau mengajar yang melibatkan siswa dan guru, serta siswa itu sendiri
sebagai peserta diskusi, saling bertukar pikiran.
Tujuan utama metode ini adalah untuk ;
a. Memotivasi atau merangsang siswa untuk berpikir kritis, mengemukakan
pendapat, dan menyumbangkan pemikirannya.
b. Membuat keputusan berdasarkan pemikiran yang cermat dan memilih respons
atau rangkaian jawaban tertentu.
d. Metode Demonstrasi
Metode pengajaran ini melibatkan langsung menunjukkan hal-hal,
kejadian, pedoman, dan urutan kegiatan tertentu, serta dengan menggunakan
sumber pengajaran yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Mengklarifikasi
makna suatu konsep atau teori dengan menggunakan teknik ini dimaksudkan
untuk membantu siswa mempelajari materi akhlak tercela Diantara keuntungan
metode ini adalah:
a. Fokus anak dapat dipersempit pada titik berat, yang memungkinkan
pengamatan yang tajam.
b. Karena konsentrasi anak akan lebih sempit diarahkan pada apa yang
diperagakan, maka proses pembelajaran akan lebih terkonsentrasi.
c. Jika anak-anak terlibat penuh, mereka akan memperoleh pengalaman atau
pengetahuan yang melekat pada mereka dan membantu mereka
mengembangkan keterampilan mereka.
e. Metode Penugasan
Strategi pengajaran yang melibatkan pemberian beberapa tugas kepada
siswa dan membuat mereka bertanggung jawab atas penyelesaiannya. Metode
penugasan adalah suatu gaya pembelajaran atau pengajaran yang menekankan
pada guru yang memberikan tugas kepada siswanya, yang kemudian harus
menyelesaikan tugas tersebut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tugas
tersebut dapat berupa:
1. Pelajari dasar-dasar mata pelajaran apa saja yang ada kaitannya dengan tercela
akhlak.
2. Melaksanakan tindakan yang ditentukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
dalam mengidentifikasi tercela akhlak.
3. Mengatasi masalah tertentu.
Alhasil, beberapa teknik tersebut dapat digunakan sebagai titik awal untuk
proses pembelajaran yang memerlukan pemahaman topik akhlak tercela dengan
lebih baik dan lebih dalam sehingga ilmu yang diperoleh dapat diterapkan sesuai
dengan hukum Islam.
F. Korelasi antara sifat tercela ananiyah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur dengan
mental health generasi milenial era society 5.0 dalam pengembangan akidah akhlak.
Hubungan mengenai sifat-sifat tercela seperti ananiyah (egoisme), putus asa,
ghadab (kemarahan), tamak, dan takabbur (kesombongan) dengan kesehatan mental
generasi milenial dalam konteks pengembangan aqidah dan akhlak dalam masyarakat
era Society 5.0 dilihat pada pandangan berikut:
1. Ananiyah (egoisme)
Kesejahteraan mental di era milenial mungkin dipengaruhi oleh egoisme
yang berlebihan. Perasaan menyendiri, keterasingan sosial, dan kurangnya
interaksi yang bermakna dapat terjadi ketika seseorang secara eksklusif
memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhitungkan kebutuhan dan sudut
pandang orang lain. Akibatnya, pertumbuhan akidah yang konstruktif dan
moral dapat terhambat.
2. Putus asa
Karena tuntutan dari masyarakat, ekonomi, dan tempat kerja, anggota
generasi milenial sering mengalami rasa pesimisme. Ketika seseorang depresi
atau cemas, mereka mungkin merasa putus asa dan ini dapat mempengaruhi
kesehatan mental mereka. Perasaan pesimis dapat meredam keinginan untuk
berusaha memperbaiki diri, terutama dalam konteks membangun akidah dan
akhlak.
3. Ghadab (kemarahan)
Kesejahteraan psikologis kaum milenial dapat menderita akibat
kemarahan yang tidak terkendali. Stres, konflik interpersonal, dan
kecenderungan perilaku impulsif dapat terjadi ketika seseorang sering marah
dan tidak mampu mengendalikan emosinya. Pertumbuhan akidah dan akhlak
yang mengutamakan toleransi, kesabaran, dan pengendalian diri bisa
terhambat oleh hal ini.
4. Tamak
Kesehatan mental generasi milenial dapat dirugikan oleh keserakahan
yang berlebihan, seperti keinginan akan kekayaan dan harta benda. Sentimen
ketidakpuasan, kecemasan, dan iri hati mungkin saja muncul ketika seseorang
disibukkan dengan uang dan harta benda. Kerakusan dapat menghambat
tumbuhnya sikap ikhlas dan syukur dalam pembentukan aqidah dan akhlak.
5. Takabbur (kesombongan)
Pertumbuhan moralitas dan itikad baik dapat terhambat oleh
kesombongan. Orang yang sombong cenderung sulit diajak bekerja sama, sulit
menerima kritik, dan memandang rendah orang lain. Ini dapat menyebabkan
orang merasa rendah diri, merasa terisolasi dari orang lain, dan terlibat dalam
konfrontasi. Kebanggaan dapat memperburuk masalah seperti gangguan
kepribadian dan kecemasan sosial dalam pengaturan kesehatan mental.
G. Dampak negatif sifat tercela ananiyah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur bagi
mental health generasi milenial era society 5.0 dalam pengembangan akidah akhlak.
Ananiyah, putus asa, ghadab, tamak, dan Takabbur adalah beberapa sifat tercela
yang mungkin berdampak buruk pada kesehatan mental generasi milenial dan
perkembangan agama dan moralitas mereka di era Society 5.0. Beberapa dampak
buruk yang ditimbulkan antara lain sebagai berikut:
1. Perasaan kesepian dan pengucilan social
Takabbur dan ananiyah dapat membuat kaum milenial merasa kesepian
dan terasing dari teman sebayanya. Mereka mungkin mengabaikan ikatan
sosial yang baik dan cenderung tidak mengembangkan hubungan yang
mendalam dengan orang lain ketika mereka terlalu menekankan pada diri
mereka sendiri dan percaya bahwa mereka lebih unggul atau lebih penting
daripada orang lain.
2. Kecemasan dan depresi
Milenial lebih cenderung mengalami keputusasaan dan kecemasan jika
mereka putus asa, serakah, atau didorong oleh ghadab. Tingkat tekanan yang
tinggi untuk berhasil, memenuhi standar sosial, atau mengumpulkan
kemakmuran finansial dapat menyebabkan beban emosional yang berlebihan
dan mengganggu keseimbangan mental.
3. Kurangnya rasa syukur dan empati
Sifat-sifat yang menjijikkan ini dapat menghambat tumbuhnya itikad baik
dan moralitas, termasuk rasa syukur dan empati. Mungkin sulit bagi milenial
untuk melihat manfaat dalam hidup mereka dan memahami kepedihan orang
lain jika mereka terjebak dalam siklus keserakahan, keserakahan, dan
kesombongan.
4. Ketidakpuasan dan rendahnya harga diri
Keserakahan dan ananiyah dapat mengakibatkan emosi ketidakbahagiaan
dan harga diri yang rendah. Berusaha terus-menerus untuk memuaskan
tuntutan materialistis mereka, kaum milenial sering terjebak dalam lingkaran
setan konsumerisme. Akibat merasa tidak mampu atau tidak layak jika tidak
memenuhi kriteria yang telah ditentukan, hal ini dapat menyebabkan
rendahnya harga diri.
H. Menghindari sifat tercela ananiyah, putus asa, ghadab, tamak dan takabur bagi mental
health generasi milenial era society 5.0 dalam pengembangan akidah akhlak.
Adapun beberapa cara yang yang dapat dilakukan oleh generasi milenial dalam
memperkuat mental health pada peningkatan akidah dan akhlak yaitu :
1. Pengetahuan Iman yang Kuat
Generasi milenial harus memiliki pengetahuan yang kuat tentang apa itu
iman yang sebenarnya. Menghindari ananiyah dan kesombongan membutuhkan
pengetahuan tentang konsep-konsep agama dan kesadaran tentang apa artinya
hidup sebagai hamba Allah.
2. Mengembangkan Rasa Syukur:
Pertahanan terbaik melawan keputusasaan dan keserakahan adalah
memiliki sikap bersyukur terhadap apa yang dimiliki dan mengakui nikmat Allah.
Membiasakan merenungkan dan mengungkapkan rasa syukur atas manfaat
sederhana yang kita alami setiap hari dapat meningkatkan moral dan kesehatan
mental.
3. Mengendalikan amarah
Kemampuan untuk secara efektif mengendalikan emosi seseorang adalah
keterampilan yang harus dimiliki oleh kaum milenial. Sangat penting untuk tetap
tenang dan menghasilkan solusi yang bisa diterapkan ketika dihadapkan dengan
skenario yang sulit atau penuh tekanan. Sifat ghadab dapat dicegah dengan
melatih cara mengendalikan emosi yang kuat seperti amarah dengan cara yang
tenang dan mawas diri.
4. Membangun Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang kuat dapat diperoleh dengan mencari dan
mengembangkan hubungan dengan individu atau komunitas keagamaan yang
berpegang pada prinsip-prinsip akidah dan moral. Bersama-sama, generasi
milenial dapat mendorong, menginspirasi, dan membantu satu sama lain untuk
tumbuh dalam aqidah dan akhlak yang baik.

Penutup
Akhlak tercela adalah yang sangat dilarang untuk diamalkan karena banyak sekali
dampaknya yang merugikan. Di antara akhlak tercela tersebut adalah (Takabur, Ananiyah,
Ghadab, Greed, dan Desperate). Karena kita sebagai manusia harus selalu melakukan perbuatan
baik yang sejalan dengan syariat Islam, maka beberapa akhlak tersebut harus dihindari.
Ananiyah, putus asa, ghadab, tamak, dan Takabbur adalah beberapa sifat tercela yang mungkin
berdampak buruk pada kesehatan mental generasi milenial dan perkembangan agama dan
moralitas mereka di era Society 5.0.

.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah kelas 8


Ismatu Ropi.2012. Pendidikan Agama Islam di SMP dan SMA. Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.

Muhammad bin Ibrahim Al-Hamad. Akhlak-akhlak Buruk : Fenomena, Sebab terjadinya, cara
mengatasinya. Bogor: Pustaka Darul Ilmi.
Nana Suryana. 2014. Bahan Ajar PAI Kelas 9 Semester 2 KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan)

Syarifuddin. 2006. Pendidikan Agama Islam. Karanganyar : PT Pratama Mitra Aksara.


T.Ibrahim dan Darsono. 2009. Membangun akidah dan akhlak. Tiga serangkai.
Yumansyah, Taofik. 2008. Buku Pelajaran Akidah Dan Akhlaq.Jakarta: Grafindo.

Denti, Yuberti, Hasna. Generasi Ulul Albab (Mewujudkan generasi berakal, berintelektual
tinggi, beradab, dan berbahagia dengan ketakwaaan, Yogyakarta: Samudra Biru, 2019.
Hasanuddin Ali, Lilik Purwandi, Milenial Nusantara‟ Pahami Karakternya, Rebut Simpatinya,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2017
Hidayat A. Fenomena. Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Milenial. Jurnal Penelitian.
Vol. 10. No. 1. 2018.
Nata A, Coencienci. Pendidikan Islam Di Era Milenial. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 18. No. 1.
2015.
Oktastika Nirmala. Mendidik Generasi Muslim Milenial, Jakarta: Erlangga, 2020.
Resky, Joko dkk. Generasi Milenial yang Siap Menghadapi Era Revolusi Digital (Society 5.0
dan Revolusi 4.0) di Bidang Pendidikan MelaluiPengembangan Sumber Daya
Manusia.Prosiding Seminar Nasioanal Pascasarjana UNNES, 2019.
Erfan Gazali, “Pesantren Diantara Generasi Alfa Dan Tantangan Dunia Pendidikan Era Society
5.0,” Oasis Jurnal Ilmiah Kajian Islam 2, no. 2 (2018)
Budi Setya Adhi, Endang Fatmawati, Enny Anggraeni, Suwondo. EJournal Dan Gaya Hidup
Ilmiah Milenial (Antologi Opini Kepustakawanan). Jakarta: CV. Sagung Seto, 2020.
Tohirin. Psikologi Pembelajaran PAI. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Kartini Kartono dan Dr. lenny Andani. 1989. Hygiene Mezı fal dan Kesehatan Mental dalam
Islam, (Bandung: PT. Mandar Maju)
iti Amilati, Pendidikan Karakter Perspektif Abdullah Nashih Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul
Aulad Fil Islam dan Relevansinya Menjawab ProblematikaAnak di Era Milenial, No. 1
Volume 2 (June, 2020), hal. 44
Zakiyah Daradjat. 1978. “Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental", Jakarta: Gunuııg Agung.

Anda mungkin juga menyukai