Anda di halaman 1dari 10

SIFAT-SIFAT TERCELA

DI
SUSUN
OLEH KELOMPOK

MUHAMMAD RIZAL (1306010028)


AHMAD DAMAN HURI (1206010113)
SIFAT-SIFAT TERCELA
Definisi sifat Tercela
Definisi sifat menurut Imam AI-Gozali adalah: Ungkapan tentang sikap jiwa yang menimbulkan perbuatan-
perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu,[2]artinya menciptakan, dari akar kata ini pula
ada kata makhluk (yang diciptakan) dan kata khalik (pencipta), maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah
laku manusia yang datang dari pencipta (Allah swt). Sedangkan moral berasal darimaros (bahasa latin) yang
berarti adat kebiasaan, disinilah terlihat berbeda antara moral dengan akhlak, moral berbentuk adat kebiasaan
ciptaan manusia, sedangkan akhlak berbentuk aturan yang mutlak dan pasti yang datang dari Allah swt.
Kenyataannya setiap orang yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi orang yang berakhlak sudah
pasti bermoral. Dan Rasulullah saw di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana sabdanya
dalam hadist dari Abu Khurairah, “Sesungguhnya aku diutus Allah semata-mata untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlak manusia.”
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang dilarang oleh Allah,
karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang lain.

Sifat tercela yaitu suatu perilaku yang melanggar aturan agama islam ,karena pada dasarnya agama
mengajarkan hal yang baik.
macam – macam Sifat tercela ,antara lain :
1. Ananiyah (aninah )
2. Ghodob
3. Hasad
4. Ghibah ( menggunjing )
PENGERTIAN DENGKI/HASAD
Definisi dari hasad adalah suatu sikap seseorang yang tidak senang terhadap orang yang memperoleh
keberuntungan, kenikmatan atau karunia dari Allah swt. Hasad atau dengki ini dapat timbul biasanya diawali
dengan suatu permasalah atau permusuhan yang menyebabkan terjadinya persaingan untuk saling menjatuhkan
dan ingin lebih dari orang lain.
Hasad timbul di hari seseorang apabila ia merasa tidak senang terhadap keberhasilan orang lain. Penyakit hati
hasad atau dengki ini harus kita jauhi, karena perilaku hasad ini tidak disukai oleh Allah swt. Perilaku hasad bisa
juga diawali dengan sikap yang mengganggap dirinya paling hebat dan paling berhak mendapatkan sesuatu,
sehingga apabila ada orang lain yang mendapatkan seperti yang diinginkan, maka ia tidak suka/tidak senang
karena merasa disaingi.
Contoh perilaku hasad (dengki)
Tidak mensyukuri nikmat yang Allah swt berikan
Tidak senang terhadap kesuksesan/keberhasilan seseorang
Senang jika seseorang menderita (kesusahan)
Timbul perasaan untuk mencelakakan orang lain, karena ingin lebih unggul dari orang lain
Berperilaku sombong, karena merasa dirinya lebih baik dari orang lain sehingga apabila orang lain mendapatkan
nikmat dari Allah swt ia tidak senang atau tidak suka (misal saat orang lain membeli mobil baru).
Membuat tidak percaya diri, karena merasa tersaingin oleh orang lain
Dalil tentang dengki [an-Nisâ'/4:32]

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allâh kepada sebagian kamu atas sebagian yang
lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian
dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allâh sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allâh Maha
Mengetahui segala sesuatu. [an-Nisâ'/4:32]
PENGERTITAN UJUB
Ujub artinya merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan kelebihan
itu. Ia adalah penyakit hati yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala, jika nampak
atsar/pengaruhnya kepada lahiriah seseorang seperti sombong dalam berjalan, merendahkan
manusia, menolak kebenaran dsb. maka yang nampak ini disebut dengan kibr atau khuyala’
(kesombongan). Dan memang sebab munculnya kesombongan adalah karena adanya ujub di
hati. Ujub adalah salah satu penyakit hati di samping hasad (dengki), kibr (sombong), riya’, dan
mahabbatuts tsanaa’ (mencintai sanjungan).
Sufyan Ats-Tsauri rohimahumulloh, meringkas definisi ujub sebagai berikut: “Yaitu perasaan
takjub terhadap diri sendiri sehingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama daripada yang
lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan boleh jadi
perkara haram lebih suci jiwanya ketimbang dirinya”
Imam Syafi’i rohimahumulloh berkata : “Baransgsiapa yang mengangkat-angkat diri secara
berlebihan, niscaya Allah akan menjatuhkan martabatnya” Orang yang terkena penyakit ujub
akan memandang remeh dosa-dosa yang dilakukannya dan menganggapnya bagai angin lalu.
Nabi SAW telah mengabarkan kepada kita dalam sebuah hadits: “Orang yang jahat akan melihat
dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, dengan santai dapat diusirnya hanya
dengan mengibaskan tangan. Adapun seorang mukmin melihat dosa-dosanya bagaikan duduk di
bawah kaki gunung yang siap menimpanya” (HR. Bukhari).
HUKUM UJUB
Hukum ujub
Ujub hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
َّْ ‫للا الَيُ ِّحبْ ُك‬
ْ‫ل ُمختَالْ فَ ُخور‬ َْ ‫ن‬ ْ ِّ ‫ش فِّي األَر‬
َّْ ‫ض َم َر ًحا ِّإ‬ ْ ِّ َّ‫َّك ِّللن‬
ْ ِّ ‫اس َوالَتَم‬ َ ُ ‫َوالَت‬
َْ ‫ص ِّعرْ َخد‬
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
Ada yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah janganlah kamu alihkan
rahang mulutmu ketika disebut nama seseorang di hadapanmu seakan-akan kamu
meremehkannya. Sedangkan maksud “orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri” adalah orang-orang yang ujub terhadap dirinya dan
membanggakan dirinya di hadapan orang lain.
Bahkan sebagian ulama ada yang memasukkan ujub ke dalam bagian syirk yang dapat
menghapuskan amalan. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwa
ikhlas terkadang dihinggapi penyakit ujub. Siapa saja yang merasa ujub karena amal
yang dilakukannya, maka akan hapuslah amalnya…dst.”
Contoh Ujub
Di dalam Alquran disebutkan kisah Qarun (lih. Al Qashsash 76-83). Allah Subhanahu
wa Ta’ala memberikan kepadanya harta yang banyak di mana kunci-kuncinya sungguh
berat sampai dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat.
PENGERTIAN SOMBONG
Sombong atau dalam istilah Arabnya Al-Bathar, dalam kamus lisan Al-Arab disebutkan bahwa arti kata
bathar sinonim dengan takabur yang berarti sombong. Rasulullah SAW dalam hadis menjelaskan
definisi sombong :
Sombong ialah tidak menerima kebenaran dan menghina sesama manusia.[1]
Menurut Raghib Al Asfahani Ia mengatakan, “Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga
dengan dirinya sendiri . Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang
paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk
kepada-Nya baik berupa ketaatanataupun mengesakan-Nya”.[2]
Dalam buku ihya’ ulumuddin Al-Ghazali nendefinisikan sombong adalah suatu sifat yang ada didalam
jiwa yang tumbuh dari penglihatan nafsu dan tampak dalam perbuatan lahir.[3]
Secara universal maka, perbuatan sombong dapat dipahami dengan membanggakan diri sendiri,
mengganggap dirinya lebih dari orang lain. perbuatan sombong dibagi beberapa tingkatan yaitu:

1. Kesombongan terhadap Allah SWT, yaitu dengan cara tidak tunduk terhadap perintahnya,
enggan menjalankan perintahnya
2. Sombong terhadap rasul, yaitu perbuatan enggan mengkuti apa yang diajarkannya dan
menganggap Rasulullah sama sebagaimana dirinya hanya manusia biasa.
3. Sombong terhadap sesama manusia dan hamba ciptaanya, yaitu menganggap dirinya lebih
dari orang lain dan makhluk ciptaan Allah yang lain dengan kata lain menghina orang lain
atau ciptaan Allah lainya.[4]
4.-SAJDAH :15 Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud
seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
PENGERTIAN DUSTA/BOHONG

Raghib al-Ashfahani berkata:


“Asal jujur dan bohong adalah dalam perkataan, baik itu pada perkara yang telah
lampau, akan datang, atau berupa sebuah janji. Dinamakan bohong karena ucapannya
menyelisihi apa yang ada di dalam hatinya.” (Fathul Bari, 10/623).
Berkata Imam Nawawi:
“Ketahuilah, madzhab Ahlus Sunnah berkata bahwa bohong adalah mengabarkan
sesuatu yang menyelisihi kenyataannya, sama saja engkau sengaja atau tidak sengaja.
Orang yang berbohong dengan tidak sengaja, maka tidak ada dosanya, akan tetapi ia
akan berdosa apabila melakukannya dengan sengaja.”
(Al-Adzkar, hal. 326, lihat pula Al-Adab asy-Syar’iyah, 1/53)
Hukum Berbohong
Ketahuilah, dalil-dalil dari Kitab dan Sunnah yang menegaskan haramnya berbohong
secara umum sangat banyak. Bohong termasuk dosa yang jelek dan aib yang tercela.
Umat ini telah sepakat akan keharaman berbohong, ditambah lagi dengan adanya dalil-
dalil yang sangat banyak dalam masalah ini. (Al-Adzkar, hal. 324).
PENGERTIAN KHIANAT
khianat adalah sikap tidak bertanggungjawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang telah
dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri
orang munafik. Orang yang telah berkhianat akan dibenci orang disekitarnya dan kemungkinan besar tidak
akan dipercaya lagi untuk mengemban suatu tanggung jawab di kemudian hari.
Sementara kata KHIANAT disebutkan 2x di dalam ayat al Quran yaitu di QS Al Mukmin :19 dan An Nisaa’ :
105
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, (QS An Nisaa’ :105)---
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS Al Mukmin
:19)
Nabi Muhammad saw bersabda :
“Tsalaatsun man kunna fiihi fa huwa munaafiqun wa in shaama wa shallaa wa za’ama annahu
muslimun:idzaa haddatsa kadzaba wa idzaa wa’ada akhlafa wa idza’tumina khaana”
Artinya :
“Tiga perkara, barangsiapa ada pada tiga perkara itu, maka dia itu orang munafiq, walaupun ia berpuasa,
mengerjakan sholat dan mendakwakan bahwa ia muslim. Yaitu : apabila berbicara, ia berdusta, apabila
berjanji, ia menyalahi janji dan apabila dipercayai, ia berkhianat” (HR Bukhari-Muslim-dari Abu Hurairah)

Nabi Muhammad saw bersabda: “Laisal khulfu an ja’idar rajulur rajula wa fii niyyatihi an yafia”
Artinya: “Tidaklah menyalahi janji, bahwa seseorang berjanji dengan seseorang dan pada niatnya akan
menepatinya”
PENGERTIAN IRI
iri adalah perasaan tidak senang melihat orang lain mendapat kebahagian atau nikmat dari Allah
swt. Misalnya, tidak senang melihat orang lain sukses dalam belajar, perdagangan dan kedudukan
(jabatan), atau kenaikan pangkat.
Sifat iri hati harus dihindari karena berbagai hal berikut.:
1. Kalau berlebihan, akan menjadi dengki, artinya bukan saja tidak senang dengan melihat
orang lain yang mendapat kenikmatan, akan tetapi mengharapkan agar kenikmatan itu
berpindah kepadanya
2. Dapat menimbulkan perbuatan jahat.
3. Dapat menimbulkan perasaan ujub atau perasaan jengkel terhadap orang yang menyamai
atau menandinginya
4. Dapat menimbulkan perasaan takabur
5. Berpandangan sempit, senang mendapatkan kesuksesan, tetapi mereka tidak mau berusaha
dan bekerja keras.
Perasaan iri boleh memiliki seseorang, asal iri tersebut pada perbuatan yang positif, artinya sifat
tidak mau kalah dalam untuk mendapatkan kenikmatan yang dicapai orang lain. Dalam hal ini
seseorang dapat berperasaan apabila orang lain mendapatkan kenikmatan atau kesuksesan, saya
pun pasti dapat. Selanjutnya, ia akan berusaha dengan bekerja keras untuk mencapainya. Dengan
jalan itulah, ia mampu mencapai apa yang dicita-citakan, seperti yang telah dianjurkan dalam
firman Allah swt. yang artinya berlombalah kamu dalam kebaikan.
Seseorang yang terkena penyakit iri hati dapat dihilangkan dengan cara, seperti
menjauhkan diri dari sebab-sebab yang menimbulkan dan harus menyadari sepenuhnya
bahwa setiap orang akan mendapatkan nikmat dari Allah swt. sesuai dengan hal ini
bagian masing-masing, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah swt berikut...

Artinya :
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bagian
daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. An-Nisa' :32 )".

Anda mungkin juga menyukai