Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TAWADHU 1
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter (Ke-DT-an)
Dosen Pengampu:
Dr. Mulyadi Al-Fadhil, M. Pd.

OLEH :
1. AHMAD NURAUZAN FAZARI R. (1220230004)
2. A`LA MAULANA KHAFIDZ (1220230006)
3. FAUZAN ALAM RAMADAN (1220230019)
4. RINALDI SYAHRUL FAUZI (1220230045)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DAARUT TAUHIID
2023
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur kepada Allah subhanahuwata’ala yang telah
melimpahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-
Nya di langit dan di bumi. Tak lupa selawat dan salam senantiasa selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahi’alaihiwasallam, keluarga dan
juga sahabatnya, dan semoga kita termasuk ke dalam golongan yang kelak
Allah ridhoi kita untuk mendapat syafaat dari nabi yang mulia akhlaknya.

Makalah yang berjudul Tawadhu ini disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah Pendidikan Karakter (Ke-DT-an) dan agar dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bagi mahasiwa STAI Daarut Tauhiid, Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jazakumullahu Khairan Katsiran kami ucapkan kepada semua pihak


yang telah memberikan kontribusinya dalam penyusunan makalah ini. Segala
kritik dan saran terkait penulisan dan isi dari makalah ini semoga dapat
disampaikan kepada kami agar lebih baik lagi kebermanfaatan dari makalah ini.

Ahad, 22 Oktober 2023

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
2.1 Definisi Tawadhu...............................................................................................................2
2.2 Dalil- dalil yang menjelaskan tentang Tawadhu.................................................................4
2.3 Contoh Perbuatan Tawadhu..............................................................................................9
a. Tawadhu yang Terpuji..............................................................................................................10
b. Tawadhu yang Tercela / Dibenci..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia yang mengaku beriman kepada Allah haruslah senantiasa
mencontoh rosululah sang teladan dalam setiap sendi kehidupan, diantara
sikap beliau yang harus kita contoh adalah sikap tawadhu, karena setiap orang
yang tawadhu akan senantiasa menjaga dirinya dari sikap takabur atau
sombong.

Meskipun seorang itu memiliki ilmu seluas laut dan seberat gunung, tetapi
tidak ada sikap ketawadhuan didalam dirinya tentulah itu akan
membahayakan, karena akan menimbulkan sifat kesombongan, sebagaimana
iblis yang dikeluarkan dari surga padahal dulunya iblis adalah hamba yang
soleh dan banyak keilmuannya. Maka dari itu kami akan membawakan
makalah tentang definisi tawadhu, dalil dalil tawadhu dan contoh tawadhu.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa definisi tawadhu?
2) Apa dalil-dalil tawadu?
3) Bagaimana contoh perbuatan tawadhu?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui definisi tawadhu.
2) Mengetahui dalil-dalil tawadhu.
3) Mengetahui contoh tawadhu

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tawadhu
Tawadhu (‫)الَّتَو اُض ُع‬ menurut Bahasa merupakan kata
yang berasal dari bahasa Arab yang berakar kata dari (- ‫ َيَتَو اَض ُع‬- ‫َتَو اَض َع‬
‫ )َتَو اُضًعا‬yang berarti rendah hati, yaitu kebalikannya sifat sombong, Tawadhu
juga berasal dari kata wadho’a ( ‫ )وَض َع‬yang artinya adalah menaruh,
merendahkan, dan meletakkan.
Para ahli bidang agama dan tafsir memiliki makna tersendiri mengenai
pengertian tawadhu. Berikut ini pengertiannya menurut para ahli.
1. Menurut Syekh Ibnu Athaillah
Tawadhu menurut Syekh Ibnu Athaillah adalah

‫ه‬11‫ليس المتواضع الذي إذا تواضع رأى أنه فوق ما صنع ولكن المتواضع الذي إذا تواضع رأى أن‬
‫دون ما صنع‬

Artinya, “Orang yang tawadhu itu bukan ia yang ketika merendah


menganggap dirinya lebih tinggi dari yang dilakukannya. Tetapi, orang
yang tawadhu itu ia yang ketika merendah menganggap dirinya lebih
rendah dari yang dilakukannya.”

2. Menurut Syekh Ibnul Hajib


Tawadhu Menurut Syekh Ibnu Hajib adalah Sikap yang muncul dari
orang yang memandang segala sesuatu dari Allah. Ketika ia merendah,
maka ia merasa bahwa segala sesuatunya berhak lebih banyak lagi
ketakziman dan merasa bahwa dirinya dalam kerendahan dan kehinaan
lebih rendah dari ketawadhuan yang telah dilakukannya.

3. Menurut Syekh Ibrahim Al-Aqshara’i


Tawadhu menurut Syekh Ibrahim Al-Aqshara’I adalah prilaku manusia
yang karenanya Dia tidak menjadi hina dan orang lain tidak menjadi hina

2
karenamu; hakmu tidak terlantar dan hak orang lain tidak terlantar
karenamu.
4. Menurut KH. Abdullah Gymnastiar
Sifat tawadhu memang baik, namun akan berbahaya jika muncul perasaan
ingin dinilai orang sebagai pribadi yang tawadhu. sifat sombong yang
sesungguhnya ialah ketika seseorang menganggap sikap tawadhu ada
pada dirinya.
Sebab, seringkali ada yang berpura-pura memiliki sifat tawadhu dengan
cara berjalan, cara berpakaian serta seringkali menundukkan badannya
dan berharap dinilai orang lain jika ia tawadhu. Ia mengangkat diri
dengan berpura-pura rendah hati dan ingin diakui oleh orang lain.

“Kita tidak memerlukan untuk merasa tawadhu, yang penting tuh benar-
benar jadi orang yang rendah hati. Bukan untuk dinilai orang”3.

Adapun kebalikan dari sifat tawadhu adalah takabur yang berarti


sombong. Takabur atau sombong artinya adalah membanggakan diri
sendiri. Orang yang takabur akan melihat diri sendiri lebih besar dari yang
lain dan memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun.
Rasulullah Saw Bersabda:
‫اْلِكْبُر َبَطُر اْلَح ِّق َو َغ ْم ُط‬

‫الَّناِس‬
Artinya: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan
manusia”. (HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd).

Allah SWT juga berfirman:

‫َو اَل ُتَص ِّعْر َخَّد َك ِللَّناِس َو اَل َتْم ِش ِفي اَأْلْر ِض َم َر ًحاۖ ِإَّن َهَّللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل‬

‫ُم ْخ َتاٍل َفُخ وٍر‬


Artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah

3
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
(QS. Luqman:18)

2.2 Dalil- dalil yang menjelaskan tentang Tawadhu


Di dalam Al Qur’an terdapat beberapa ayat yang menjalaskan tentang sifat
tawadhu walaupaun secara sepesifik kata tawadhu tidak tertulis dalam ayat-
ayat Al Qura’an akan tetapi,yang disebutkan adalah istilah yang memiliki
kesaaman makna dengan sifat tawadhu. Berikut merupakan firman Allah yang
terdapat dalam Al Qur’an tentang perintah tawadhu.

1. Dalil pertama

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َم ْن َيْر َتَّد ِم ْنُك ْم َع ْن ِد يِنِه َفَس ْو َف َيْأِتي ُهَّللا ِبَقْو ٍم ُيِح ُّبُهْم َو ُيِح ُّبوَن ُه َأِذ َّل ٍة َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
‫َأِع َّز ٍة َع َلى اْلَك اِفِريَن ُيَج اِهُد وَن ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َو اَل َيَخ اُفوَن َلْو َم َة اَل ِئٍم َذ ِلَك َفْض ُل ِهَّللا ُيْؤ ِتيِه َم ْن َيَش اُء َو ُهَّللا‬
‫َو اِس ٌع َع ِليٌم‬

Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang


murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum,
yang mana kaum tersebut dicintai oleh Allah dan mereka pun mencintai-
Nya, mereka bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman,
tetapi bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, mereka berjihad di jalan
Allah, dan mereka tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui. – (Q.S Al-
Maidah: 54)

2. Dalil kedua

‫اَل َتُم َّدَّن َع ْيَنْيَك ِإَلى َم ا َم َّتْعَنا ِبِه َأْز َو اًجا ِم ْنُهْم َو اَل َتْح َزْن َع َلْيِهْم َو اْخ ِفْض َج َناَح َك ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن‬

Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada


kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di
antara mereka (orang kafir), dan janganlah engkau bersedih hati terhadap

4
mereka dan bersikap rendah hatilah engkau terhadap orang-orang yang
beriman. – (Q.S Al-Hijr: 88)

3. Dalil ketiga

‫َو ِهَّلِل َيْسُج ُد َم ا ِفي الَّسَم اَو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض ِم ْن َد اَّبٍة َو اْلَم اَل ِئَك ُة َو ُهْم اَل َيْسَتْك ِبُروَن‬

Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada
Allah, yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat,
dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. – (Q.S An-Nahl: 49)

4. Dalil keempat

‫َو ِعَباُد الَّرْح َمِن اَّلِذ يَن َيْم ُش وَن َع َلى اَأْلْر ِض َهْو ًنا َو ِإَذ ا َخ اَطَبُهُم اْلَج اِهُلوَن َقاُلوا َس اَل ًم ا‬

Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih, mereka itu adalah


orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati. Dan
apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata hinaan),
mereka membalasnya dengan mengucapkan “salam,”. (Q.S Al-Furqan:
63)

5. Dalil kelima

‫َو اْخ ِفْض َج َناَح َك ِلَمِن اَّتَبَع َك ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنيَن‬

dan bersikap rendah hatilah kamu terhadap orang-orang beriman yang


mengikutimu. – (Q.S As-Syuara: 215)

6. Dalil keenam

‫َّر ِح يِم * َأاَّل‬11‫َّرْح َمِن ال‬11‫َقاَلْت َيا َأُّيَها اْلَم ُأَل ِإِّني ُأْلِقَي ِإَلَّي ِكَتاٌب َك ِريٌم * ِإَّنُه ِم ْن ُس َلْيَم اَن َو ِإَّن ُه ِبْس ِم ِهَّللا ال‬
‫َتْع ُلوا َع َلَّي َو ْأُتوِني ُم ْس ِلِم يَن‬

5
Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah sampai
kepadaku sebuah surat yang mulia.” (29) Sesungguhnya surat itu dari
Sulaiman yang isinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, (30) janganlah engkau berlaku sombong
terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri.” (31) – (Q.S An-Naml: 29-31)

Itulah beberapa ayat alquran tentang bersikap tawadhu kepada sesama


mukmin yang semoga semakin membangun kesadaran kita untuk
menampilkan sikap rendah hati dalam membina interaksi kepada sesama.

Seseorang yang ikhlas selalu merasa dirinya memiliki banyak kekurangan.


Dia merasa belum maksimal dalam menjalankan kewajiban yang Allah
berikan. Bukan sombong dengan amalan yang dilakukan, ia justru cemas
jika amalannya tidak diterima oleh Allah SWT.

Adapun dalil selanjutnya yakni hadist Rasullulah SAW yang dalam kandungan
nya berisikan ajaran ke tawadhu an, berikut merupakan beberapa hadist yang
disampaikan rasullullah tentang tawadhu

1. Hadits Pertama:

‫َو َع ْن ِعَياِض ْبِن ِح َم اٍر اْلُمَج اِشِع ِّي َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل َ ِإَّن َهَّللا َأْو َح ى ِإَلَّي َأْن‬
‫َتَو اَض ُعوا َح َّتى اَل َيْفَخ َر َأَح ٌد َع َلى َأَحٍد َو اَل َيْبِغ َأَح ٌد َع َلى َأَحٍد رواه مسلم‬

Iyadh bin Himar radhiyallahu ’anhu berkata bahwa Rasulullah


shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, Allah
menurunkan wahyu kepadaku, yaitu hendaklah kalian bersikap tawadhu
(merendahkan diri), sehingga tidak ada seorang pun bersikap sombong
kepada yang lain dan tidak seorang pun menganiaya yang lain.” (HR.
Muslim)

6
Pelajaran dari Hadits:

Keharusan bersikap rendah hati kepada Allah, Rasul-Nya, para ulama,


dan sesama muslim.

Namun, rendah hati kepada orang-orang yang berbuat zalim adalah


suatu kehinaan.

2. Hadits Kedua:

‫وَع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َع ْن َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم ا َنَقَص ْت َص َد َقٌة ِم ْن َم اٍل َو َم ا َز اَد ُهَّللا‬
‫َعْبًدا ِبَع ْفٍو ِإاَّل ِع ًّز ا َو َم ا َتَو اَضَع َأَح ٌد ِهَّلِل ِإاَّل َر َفَع ُه ُهَّللا رواه مسلم‬

Abu hurairah radhiyallahu ’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu


’alaihi wa sallam bersabda, “Tiada berkurang harta karena shadaqah.
Allah pasti akan menambah kemuliaan kepada seseorang yang suka
memaafkan dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah,
pasti allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

Pelajaran dari Hadits:

Islam menyuruh kita bershadaqah, memberi maaf, dan rendah hati


kepada sesama muslim.

Sedekah tidak mengurangi harta, tetapi membuatnya bertambah. Allah


Ta’ala. berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan
hartanya di jalan Allah, seperti satu biji yang menumbuhkan tujuh helai.
Pada setiap helai terdapat seratus biji…”

Sikap rendah hati menjadikan seseorang semakin terhormat di sisi Allah


dan di mata orang lain.

3. Hadits Ketiga:

7
‫َو َع ْن َأَنِس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َأَّن ُه َم َّر َع َلى ِص ْبَياٍن َفَس َّلَم َع َلْيِه ْم َو َق اَل َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْفَع ُلُه متفق عليه‬

Anas radhiyallahu ’anhu berkata, bahwa ia sering melewati anak-anak


dan mengucapkan salam buat mereka. Ia berkata, “Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam juga melakukannya.”(Muttafaq ‘alaih)

Pelajaran dari Hadits:

Kita dianjurkan mengucapkan salam kepada anak kecil; mengajarkan


kepada mereka tata cara yang islami, menjauhi sifat sombong, dan
bersikap tawadhu.

Hadits ini merupakan bukti kegigihan para sahabat dalam mencontoh


perilaku Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.

4. Hadits Keempat:

‫َو َع ْنُه َقاَل ِإْن َكاَنْت اَأْلَم ُة ِم ْن ِإَم اِء َأْهِل اْلَم ِد يَنِة َلَتْأُخ ُذ ِبَيِد َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َفَتْنَطِل ُق‬
‫ِبِه َح ْيُث َش اَء ْت رواه البخاري‬

Anas radhiyallahu ’anhu berkata, “Adakalanya budak perempuan di


Madinah memegang tangan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka
beliau mengikuti ke mana budak itu menghendaki.” (HR. Bukhari)

Pelajaran dari Hadits:

Hadits ini merupakan bukti bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa


sallam adalah orang yang rendah hati. Dan sebagai umat Muhammad,
sepatutnyalah kita mencontoh beliau.

5. Hadits Kelima:

‫َو َع ْن اَأْلْس َوِد َقاَل َس َأْلُت َعاِئَشَة َم ا َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْص َنُع ِفي َبْيِتِه َقاَلْت َك اَن َيُك وُن‬
‫ِفي ِم ْهَنِة َأْهِلِه َتْع ِني ِخ ْد َم َة َأْهِلِه َفِإَذ ا َحَض َر ْت الَّص اَل ُة َخ َر َج ِإَلى الَّص اَل ِة رواه البخاري‬

8
Al-Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah radhiyallahu
’anha. tentang kebiasaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam di
rumahnya.” Aisyah menjawab, ”Beliau senantiasa memperhatikan
keluarganya. Apabila tiba waktu shalat, maka beliau keluar mengerjakan
shalat berjamaah.” (HR. Bukhari)

2.3 Contoh Perbuatan Tawadhu

Sifat rendah hati atau tawadhu bisa membawa seseorang ke


tingkat yang terhormat bahkan akan dihargai di dalam lingkungan
masyarakat. Orang akan terhormat ketika mau menghormati orang lain.
Sementara itu, sifat sombong atau takabur bisa membuat orang lain
menjauh bahkan membenci.

Rendah hati merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi, Rasul,
para sahabat Nabi, dan orang-orang saleh. Salah satu bentuk rendah hati
atau ketawadhuan Rasulullah SAW. adalah beliau tidak senang dipuji
atau disanjung secara berlebihan. Sebagaimana hadits berikut ini :

Dari Umar bin Kha’ab Radhiyallahu Anhu., ia berkata:


Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. pernah bersabda, :

“Janganlah engkau sanjung aku secara berlebihan seperti kaum


Nasrani menyanjung ‘Isa bin Maryam Alaihi Salam secara berlebihan.
Aku hanyalah seorang dari hamba Allah, maka panggillah dengan
sebutan: hamba Allah dan rasul-Nya.” [H.R. Abu Daud

Seperti yang telah di bahas di atas bahwa orang yang tawadhu memiliki
tanda atau ciri-ciri yang akan tampak dari perbuatan dan sikafnya dalam
kehidupan sehari-hari.

9
Namun perlu kalian ketahui bahwasannya orang tawadhu ini tergolong
menjadi dua atau dengan kata lain ciri sikap tawadhu ini terbagi menjadi
dua yaitu tawadhu yang terpuji dan tawadhu yang dibenci.

Lalu apa itu yang dimaksud dengan tawadhu yang terpuji dan tawadhu
yang dibenci? Simak uraiannya berikut ini.

a. Tawadhu yang Terpuji

Tawadhu yang terpuji yaitu ialah ketawadhuan seseorang hamba


kepada Tuhan nya (Allah SWT) dan tidak mengangkat atau
menyombongkan dirinya di hadapan hamba Allah swt yang lain.
Adapun contoh perilaku tawadhu ini, sebagai berikut:

 tidak berlebihan, baik dalam menggunakan perhiasan, makanan


maupun minuman;
 senang duduk bersama atau bergaul dengan fakir miskin
 tidak mempunyai ambisi untuk menjadi orang yang terkenal
 sopan santun dalam bertindak dan bersikap;
 merendahkan nada suaranya;
 suka membantu atau orang yang sedang membutuhkan
pertolongan.
 menjunjung tinggi kebenaran serta bersedia menerimanya
dengan tidak memandang hal yang berupa duniawi, seperti status
sosial atau jabatan atau dari orang yang menyatakannya. Dan
masih banyak lagi.

b. Tawadhu yang Tercela / Dibenci

Tawadhu yang dibenci yaitu adalah tawadhu nya seseorang


kepada Allah SWT dengan sertai keiinginan atau menginginkan
dunia ada di sisinya. Contoh perilaku tawadhu yang satu ini, antara
lain:

10
 bersikap sopan santun namun disertai dengan maksud yang tidak
baik;
 tidak berlebihan dalam menggunakan harta benda atau lainnya
dengan maksud karena takut dimintai zakat atau dicuri;
 menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan dengan
tujuan mendapat imbalan dari orang lain atau orang yang ia
ditolong. Dan lain sebagainya. Naudzubillah min dzalik.

BAB III
KESIMPULAN

Sifat tawadhu adalah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap
orang muslim kebalikan dari sifat tawadhu adalah sombong atau takabur,
seseorang yang mempunyai sifat tawadhu pasti mengganggap orang lain
lebih mulia dari dirinya

Di dalam Al-qur`an dan Al-hadits banyak sekali anjuran untuk


sesorang itu mempunyai sifat tawadhu karena dengan kita menerapkan
sifat tawadhu dalam kehidupan bisa menjadi jalan untuk menggapai ridho
Allah SWT dan menyelamatkan hidup kita di dunia dan akhirat.

Rasullulah SAW telah mencontohkan kepada kita tentang sifat


ketawadhuan di kehidupan sehari -hari, dengan kita belajar dan memahami
apa yang telah Rasulullah lakukan semoga allah memberikan kemampuan
kepada kita untuk senantiasa istiqomah dalam kebaikan.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/tawadhu-dan-pembelaan-harkat-hidup-manusia-
menurut-ibnu-athaillah-3hS2V

https://www.wajibbaca.com/2018/08/arti-tawadhu.html#:~:text=Contoh%20perilaku
%20tawadhu%20ini%2C%20antara%20lain%3A%20

Arti Tawadhu - Ciri, Dalil dan Contoh Tawadhu (Lengkap) (yuksinau.co.id)

https://muslim.or.id/7870-hiasi-diri-dengan-sifat-tawadhu.

https://risalah.id/hadits-nabi-tentang-tawadhu/

Kumpulan Ayat Alquran Tentang Bersikap Tawadhu pada Sesama Mukmin (mutiaraislam.net)

12

Anda mungkin juga menyukai