TAWADHU 1
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter (Ke-DT-an)
Dosen Pengampu:
Dr. Mulyadi Al-Fadhil, M. Pd.
OLEH :
1. AHMAD NURAUZAN FAZARI R. (1220230004)
2. A`LA MAULANA KHAFIDZ (1220230006)
3. FAUZAN ALAM RAMADAN (1220230019)
4. RINALDI SYAHRUL FAUZI (1220230045)
i
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................2
2.1 Definisi Tawadhu...............................................................................................................2
2.2 Dalil- dalil yang menjelaskan tentang Tawadhu.................................................................4
2.3 Contoh Perbuatan Tawadhu..............................................................................................9
a. Tawadhu yang Terpuji..............................................................................................................10
b. Tawadhu yang Tercela / Dibenci..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia yang mengaku beriman kepada Allah haruslah senantiasa
mencontoh rosululah sang teladan dalam setiap sendi kehidupan, diantara
sikap beliau yang harus kita contoh adalah sikap tawadhu, karena setiap orang
yang tawadhu akan senantiasa menjaga dirinya dari sikap takabur atau
sombong.
Meskipun seorang itu memiliki ilmu seluas laut dan seberat gunung, tetapi
tidak ada sikap ketawadhuan didalam dirinya tentulah itu akan
membahayakan, karena akan menimbulkan sifat kesombongan, sebagaimana
iblis yang dikeluarkan dari surga padahal dulunya iblis adalah hamba yang
soleh dan banyak keilmuannya. Maka dari itu kami akan membawakan
makalah tentang definisi tawadhu, dalil dalil tawadhu dan contoh tawadhu.
1.3 Tujuan
1) Mengetahui definisi tawadhu.
2) Mengetahui dalil-dalil tawadhu.
3) Mengetahui contoh tawadhu
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tawadhu
Tawadhu ()الَّتَو اُض ُع menurut Bahasa merupakan kata
yang berasal dari bahasa Arab yang berakar kata dari (- َيَتَو اَض ُع- َتَو اَض َع
)َتَو اُضًعاyang berarti rendah hati, yaitu kebalikannya sifat sombong, Tawadhu
juga berasal dari kata wadho’a ( )وَض َعyang artinya adalah menaruh,
merendahkan, dan meletakkan.
Para ahli bidang agama dan tafsir memiliki makna tersendiri mengenai
pengertian tawadhu. Berikut ini pengertiannya menurut para ahli.
1. Menurut Syekh Ibnu Athaillah
Tawadhu menurut Syekh Ibnu Athaillah adalah
ه11ليس المتواضع الذي إذا تواضع رأى أنه فوق ما صنع ولكن المتواضع الذي إذا تواضع رأى أن
دون ما صنع
2
karenamu; hakmu tidak terlantar dan hak orang lain tidak terlantar
karenamu.
4. Menurut KH. Abdullah Gymnastiar
Sifat tawadhu memang baik, namun akan berbahaya jika muncul perasaan
ingin dinilai orang sebagai pribadi yang tawadhu. sifat sombong yang
sesungguhnya ialah ketika seseorang menganggap sikap tawadhu ada
pada dirinya.
Sebab, seringkali ada yang berpura-pura memiliki sifat tawadhu dengan
cara berjalan, cara berpakaian serta seringkali menundukkan badannya
dan berharap dinilai orang lain jika ia tawadhu. Ia mengangkat diri
dengan berpura-pura rendah hati dan ingin diakui oleh orang lain.
“Kita tidak memerlukan untuk merasa tawadhu, yang penting tuh benar-
benar jadi orang yang rendah hati. Bukan untuk dinilai orang”3.
الَّناِس
Artinya: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan
manusia”. (HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd).
َو اَل ُتَص ِّعْر َخَّد َك ِللَّناِس َو اَل َتْم ِش ِفي اَأْلْر ِض َم َر ًحاۖ ِإَّن َهَّللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل
3
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
(QS. Luqman:18)
1. Dalil pertama
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َم ْن َيْر َتَّد ِم ْنُك ْم َع ْن ِد يِنِه َفَس ْو َف َيْأِتي ُهَّللا ِبَقْو ٍم ُيِح ُّبُهْم َو ُيِح ُّبوَن ُه َأِذ َّل ٍة َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن
َأِع َّز ٍة َع َلى اْلَك اِفِريَن ُيَج اِهُد وَن ِفي َس ِبيِل ِهَّللا َو اَل َيَخ اُفوَن َلْو َم َة اَل ِئٍم َذ ِلَك َفْض ُل ِهَّللا ُيْؤ ِتيِه َم ْن َيَش اُء َو ُهَّللا
َو اِس ٌع َع ِليٌم
2. Dalil kedua
اَل َتُم َّدَّن َع ْيَنْيَك ِإَلى َم ا َم َّتْعَنا ِبِه َأْز َو اًجا ِم ْنُهْم َو اَل َتْح َزْن َع َلْيِهْم َو اْخ ِفْض َج َناَح َك ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن
4
mereka dan bersikap rendah hatilah engkau terhadap orang-orang yang
beriman. – (Q.S Al-Hijr: 88)
3. Dalil ketiga
َو ِهَّلِل َيْسُج ُد َم ا ِفي الَّسَم اَو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض ِم ْن َد اَّبٍة َو اْلَم اَل ِئَك ُة َو ُهْم اَل َيْسَتْك ِبُروَن
Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada
Allah, yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan juga para malaikat,
dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. – (Q.S An-Nahl: 49)
4. Dalil keempat
َو ِعَباُد الَّرْح َمِن اَّلِذ يَن َيْم ُش وَن َع َلى اَأْلْر ِض َهْو ًنا َو ِإَذ ا َخ اَطَبُهُم اْلَج اِهُلوَن َقاُلوا َس اَل ًم ا
5. Dalil kelima
6. Dalil keenam
َّر ِح يِم * َأاَّل11َّرْح َمِن ال11َقاَلْت َيا َأُّيَها اْلَم ُأَل ِإِّني ُأْلِقَي ِإَلَّي ِكَتاٌب َك ِريٌم * ِإَّنُه ِم ْن ُس َلْيَم اَن َو ِإَّن ُه ِبْس ِم ِهَّللا ال
َتْع ُلوا َع َلَّي َو ْأُتوِني ُم ْس ِلِم يَن
5
Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar, sesungguhnya telah sampai
kepadaku sebuah surat yang mulia.” (29) Sesungguhnya surat itu dari
Sulaiman yang isinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, (30) janganlah engkau berlaku sombong
terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri.” (31) – (Q.S An-Naml: 29-31)
Adapun dalil selanjutnya yakni hadist Rasullulah SAW yang dalam kandungan
nya berisikan ajaran ke tawadhu an, berikut merupakan beberapa hadist yang
disampaikan rasullullah tentang tawadhu
1. Hadits Pertama:
َو َع ْن ِعَياِض ْبِن ِح َم اٍر اْلُمَج اِشِع ِّي َأَّن َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل َ ِإَّن َهَّللا َأْو َح ى ِإَلَّي َأْن
َتَو اَض ُعوا َح َّتى اَل َيْفَخ َر َأَح ٌد َع َلى َأَحٍد َو اَل َيْبِغ َأَح ٌد َع َلى َأَحٍد رواه مسلم
6
Pelajaran dari Hadits:
2. Hadits Kedua:
وَع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َع ْن َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم ا َنَقَص ْت َص َد َقٌة ِم ْن َم اٍل َو َم ا َز اَد ُهَّللا
َعْبًدا ِبَع ْفٍو ِإاَّل ِع ًّز ا َو َم ا َتَو اَضَع َأَح ٌد ِهَّلِل ِإاَّل َر َفَع ُه ُهَّللا رواه مسلم
3. Hadits Ketiga:
7
َو َع ْن َأَنِس ْبِن َم اِلٍك َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َأَّن ُه َم َّر َع َلى ِص ْبَياٍن َفَس َّلَم َع َلْيِه ْم َو َق اَل َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا
َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْفَع ُلُه متفق عليه
4. Hadits Keempat:
َو َع ْنُه َقاَل ِإْن َكاَنْت اَأْلَم ُة ِم ْن ِإَم اِء َأْهِل اْلَم ِد يَنِة َلَتْأُخ ُذ ِبَيِد َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َفَتْنَطِل ُق
ِبِه َح ْيُث َش اَء ْت رواه البخاري
5. Hadits Kelima:
َو َع ْن اَأْلْس َوِد َقاَل َس َأْلُت َعاِئَشَة َم ا َك اَن الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيْص َنُع ِفي َبْيِتِه َقاَلْت َك اَن َيُك وُن
ِفي ِم ْهَنِة َأْهِلِه َتْع ِني ِخ ْد َم َة َأْهِلِه َفِإَذ ا َحَض َر ْت الَّص اَل ُة َخ َر َج ِإَلى الَّص اَل ِة رواه البخاري
8
Al-Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah radhiyallahu
’anha. tentang kebiasaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam di
rumahnya.” Aisyah menjawab, ”Beliau senantiasa memperhatikan
keluarganya. Apabila tiba waktu shalat, maka beliau keluar mengerjakan
shalat berjamaah.” (HR. Bukhari)
Rendah hati merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi, Rasul,
para sahabat Nabi, dan orang-orang saleh. Salah satu bentuk rendah hati
atau ketawadhuan Rasulullah SAW. adalah beliau tidak senang dipuji
atau disanjung secara berlebihan. Sebagaimana hadits berikut ini :
Seperti yang telah di bahas di atas bahwa orang yang tawadhu memiliki
tanda atau ciri-ciri yang akan tampak dari perbuatan dan sikafnya dalam
kehidupan sehari-hari.
9
Namun perlu kalian ketahui bahwasannya orang tawadhu ini tergolong
menjadi dua atau dengan kata lain ciri sikap tawadhu ini terbagi menjadi
dua yaitu tawadhu yang terpuji dan tawadhu yang dibenci.
Lalu apa itu yang dimaksud dengan tawadhu yang terpuji dan tawadhu
yang dibenci? Simak uraiannya berikut ini.
10
bersikap sopan santun namun disertai dengan maksud yang tidak
baik;
tidak berlebihan dalam menggunakan harta benda atau lainnya
dengan maksud karena takut dimintai zakat atau dicuri;
menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan dengan
tujuan mendapat imbalan dari orang lain atau orang yang ia
ditolong. Dan lain sebagainya. Naudzubillah min dzalik.
BAB III
KESIMPULAN
Sifat tawadhu adalah sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap
orang muslim kebalikan dari sifat tawadhu adalah sombong atau takabur,
seseorang yang mempunyai sifat tawadhu pasti mengganggap orang lain
lebih mulia dari dirinya
11
DAFTAR PUSTAKA
https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/tawadhu-dan-pembelaan-harkat-hidup-manusia-
menurut-ibnu-athaillah-3hS2V
https://www.wajibbaca.com/2018/08/arti-tawadhu.html#:~:text=Contoh%20perilaku
%20tawadhu%20ini%2C%20antara%20lain%3A%20
https://muslim.or.id/7870-hiasi-diri-dengan-sifat-tawadhu.
https://risalah.id/hadits-nabi-tentang-tawadhu/
Kumpulan Ayat Alquran Tentang Bersikap Tawadhu pada Sesama Mukmin (mutiaraislam.net)
12