Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TENTANG
AKIDAH AKHLAK

KELAS X RPL
KELOMPOK 7
1.INDAH PRISKINANTI
2.MUCHLISIN

SMKN MA’ARIF NU TULIS


TAHUN PELAJARAN 2015/2016
AKHLAK TERCELA

A. Definisi Akhlaq Tercela


Definisi akhlak menurut Imam AI-Gozali adalah: Ungkapan tentang sikap jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan atau
pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khalaqa-yahluqu, artinya menciptakan, dari
akar kata ini pula ada kata makhluk (yang diciptakan) dan kata khalik (pencipta), maka akhlak
berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari pencipta (Allah swt). Sedangkan
moral berasal dari maros (bahasa latin) yang berarti adat kebiasaan, disinilah terlihat berbeda
antara moral dengan akhlak, moral berbentuk adat kebiasaan ciptaan manusia, sedangkan akhlak
berbentuk aturan yang mutlak dan pasti yang datang dari Allah swt. Kenyataannya setiap orang
yang bermoral belum tentu berakhlak, akan tetapi orang yang berakhlak sudah pasti bermoral.
Dan Rasulullah saw di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia sebagaimana sabdanya
dalam hadist dari Abu Khurairah, “Sesungguhnya aku diutus Allah semata-mata untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia.”
Dengan demikian, akhlak (perilaku) tercela adalah semua sikap dan perbuatan yang
dilarang oleh Allah, karena akan mendatangkan kerugian baik bagi pelakunya ataupun orang
lain.

B. Sebab-sebab kemerosotan akhlak


a. Lemah Iman
Lemahnya iman merupakan petanda dari kerendahan dan rusaknya moral, ini disebabkan kerana
iman merupakan kekuatan (untuk membina akhlak) dalam kehidupan seseorang.
b. Tabiat/ watak asli
Ada sebagian orang yang memang memiliki tabi'at/watak asli yang buruk, rendah, suka iri dan
dengki terhadap orang lain. Tabi'at ini lebih mendominasi pada diri orang tersebut, sehingga
terkadang pendidikan yang diperolehnya sama sekali tidak mempengaruhi perilakunya.
c. Lingkungan
Lingkungan memberikan dampak yang sangat kuat bagi perilaku seseorang, karena seperti
dikatakan pepatah bahwa seseorang adalah anak lingkungannya. Kalau dia hidup dan terdidik
dalam lingkungan yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan hidup
yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil didikan lingkungannya.

C. Contoh-contoh Akhlaq Tercela


Akhlaq tercela dapat menciptakan perilaku tercela. Perilaku tercela dapat di golongkan menjadi
dua macam, yaitu perilaku yang berdampak buruk bagi dirinya sendiri dan perilaku tercela yang
berdampak buruk bagi orang lain. Begitu banyaknya macam-macam akhlak tercela yang terdapat
dalam hati manusia. Akan tetapi, penulis hanya mengurai beberapa contoh akhlak tercela, yaitu
ujub/berbangga diri, takabur, putus asa, berlebih-lebihan, dusta dan iri/dengki.
a. Ujub
Ujub yaitu perasaan takjub terhadap diri sendiri hingga seolah-olah dirinyalah yang paling utama
daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak dapat beramal sebagus amal saudaranya itu dan
boleh jadi saudaranya itu lebih wara' dari perkara haram dan lebih suci jiwanya ketimbang
dirinya!". Orang yang demikian itu, beranggapan bahwa segala kesuksesan yang diraihnya,
seperti harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, kepandangan yang tak tertandingi semata-mata
karena hasil usaha serta kehebatan dirinya. Semua itu ia pikir, ia raih tanpa bantuan dari
siapapun, termasuk Allah SWT. orang yang bersikap/berperilaku ‘ujub’ biasanya selalu merasa
dirinya benar, tidak pernah salah atau keliru, karenanya tidak bisa menerima kritik orang lain.
b. Takabbur
Takabbur adalah sikap perilaku membesarkan diri dan tidak menerima kebenaran serta
memandang kecil atau rendah terhadap orang lain. Dalam bahasa Indonesia perkataan takabur
sama dengan sombong. Sikap/perilaku takabur termasuk akhlak tercela dan wajib dijauhi oleh
setiap muslim muslimah. Sebagaimana Allah berfirman:
“Tidak diragukan lagi, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan
dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang takabbur
(sombong). (QS. An-Nahl:23)
Orang yang memiliki sifat sombong tidak menyadari bahaya yang dapat di timbulkan dari sifat
ini. Rasulullah bersabda :
“Tidak akan masuk surga (memperoleh kebahagiaan) orang yang di dalam hatinya ada
kesombongan walaupun sebesar semut”. (HR. Muslim)
c. Putus asa
Semua umat manusia pasti merasakan putus asa. Dan umat itu pastilah menjadi lemah dan
lenyap kekuatannya karena putus asa merupakan penyakit atau racun yang benar-banar
membahayakan bagi setiap pribadi manusia.
d. Berlebih-lebihan
Berlebih-lebihan adalah melakukan sesuatu di luar batas ukuran yang menimbulkan
kemudharatan baik langsung ataupun tidak kepada manusia dan alam sekitarnya. Pada dasarnya
sikap berlebih-lebihan akibat dari sikap manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Sekecil apa pun perbuatan manusia berlebih-lebihan akan memberi dampak negatif bagi manusia
dan alam sekitarnya seperti kerusakan moral, harta benda dan kerusakan alam.
e. Dusta
Kebohongan atau sifat dusta adalah suatu sifat yang timbul dari sebab beberapa faktor yang ada,
antara lain:
-    Lemah jiwa dan mentalnya.
-    Kegoncangan jiwa.
-    Senang dengan perhatian manusia atau pandangan manusia.
-    Suka bergurau atau bercanda yang berlebihan.
-    Rasa dengki dan iri yang ada.
-    Lingkungan yang buruk dan berpengaruh padanya.
 f. Iri Hati atau Dengki
Batasan dengki adalah benci terhadap nikmat, dan ingin melenyapkan dari orang yang mendapat
karunia. Kedua, ia sendiri mengharapkan agar mendapat nikmat itu tanpa berusaha melenyapkan
nikmat yang dimiliki orang lain.
g. Aniaya (Zalim)
            Aniaya dalam bahasa Arab adalah zalim (al-zulumu) artinya tidak adil. Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia aniaya diartikan sebagai perbuatan bengis, seperti penyiksaan,
penindasan, memperlakukan orang lain sewenang-wenang, menyiksa, dan menindasnya.
h.Diskriminasi
            Kata diskriminasi berasal dari bahasa Belanda ³discriminatie´artinya pemisahan atau
perbedaan. Kata diskriminasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III artinya
perbedaan perlakuan terhadap sesame warga Negara . Kata diskriminasi berasal dari bahasa
Inggris disebut ³discrimination´artinya perbedaan perlakuan . Kata diskriminasi berasal dari
bahasa Arab disebut ³tafriq´ dan merupakan sifat tercela yang harus dihapus .
i.Riya
            Ria berasal dari bahasa arab yang artinya memperlihatkan atau terkenal dengan istilah
memamerkan. Dari segi syra, imam alhafidz ibnu hajar dalam kitabnya fathul bari mengatakan
bahwa ria adalah ibadah yang dilakukan dengan tujuan atau maksud agar dapat dilihat orang lain
sehingga memuja pelakunya.Riya adalah memperlihatkan suatu ibadah dan amalan shaleh
kepada orang lain bukan karna allah, tetapi karna suatu yang lain selain allah. Misalnya karena
ingin memperoleh kemasyuran dan keuntungan dunia.sedangkan memperdengarkan ucapan
ibadah dan amal saleh kepada orang lain.
D. Bahaya Akhlak Tercela
Adapun bahaya yang ditimbulkan oleh maksiat atau perbuatan dosa itu seperti di sebutkan oleh
Ibnu Qoyyim rahimullah, sebagai berikut:
1. Terhalangnya ilmu agama karena ilmu itu cahaya yang diberikan Allah di dalam hati, dan
maksiat mematikan itu.
2. Terhalangnya rezeki, seperti dalam hadits riwayat Imam Ahmad, "Seorang hamba bisa
terhalang rezekinya karena dosa yang menimpanya."
3. Perasaan alienasi pada diri si pendosa yang tiada tandingannya dan tiada terasa kelezatan.
4. Kegelapan yang dialami oleh tukang maksiat di dalam hatinya seperti perasaan di kegelapan
malam.
5. Terhalangnya ketaatan.
6. Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahannya.
7. Maksiat akan melahirkan maksiat lain lagi, demikian kata ulama salaf: Hukum kejahatan
adalah kejahatan lagi sebagaimana kebaikan akan melahirkan kebaikan lagi.
8. Orang yang melakukan dosa akan terus berjalan ke dalam dosanya sampai dia merasa dirinya
hina. Itu pertanda-tanda kehancuran.
9. Kemaksiatan menyebabkan kehinaan. Dan kebaikan melahirkan kebanggaan dan kejayaan.
10. Maksiat merusak akal, sedang kebaikan membangun akal.
D E N G K I (HASAD)

HASAD adalah : Iri hati atau dengki


Bentuk-Bentuk Hasad terbagi 4 :
1. HASAD HAQIQY : Benci pada seseorang yang memperoleh sesuatu kenikmatan dan
berharapan agar kenikmatan itu lenyap dari seseorang tersebut.
HASA HAQIQY ini tergambar dari ayat 120 Surat Ali Imran :

‫ص ْب ُك ْم َسيَِّئةٌ يَ ْف َرحُوا بِهَا َوِإ ْن تَصْ بِرُوا َوتَتَّقُوا اَل يَضُرُّ ُك ْم َك ْي ُدهُ ْم‬
ِ ُ‫ِإ ْن تَ ْم َس ْس ُك ْم َح َسنَةٌ تَ ُسْؤ هُ ْم َوِإ ْن ت‬
)120(ٌ‫ش ْيًئا ِإ َّن هَّللا َ بِ َما يَ ْع َملُونَ ُم ِحيط‬
َ
Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat
bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya
mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran:120)

GEMBIRA pada Hasad Haqiqy ini dinamakan SYAMATAH yakni ; gembira yang timbulnya
karena mendengar atau melihat kesusahan, kecelakaan, kemalangan atau bencana yang menimpa
pada orang yang dianggap sebagai saingan atau lawan.

2. HASAD AKHDZAN (mengambil) : Iri hati dan ingin mengambil apa yang diperoleh oleh
orang lain.

HASAD AKHDZAN ini tergambar dalam ayat 32 Surat An-Nisa’ :


ٍ ‫ض ُك ْم َعلَى بَ ْع‬
‫ض‬ َّ َ‫َواَل تَتَ َمنَّ ْوا َما ف‬
َ ‫ض َل هَّللا ُ بِ ِه بَ ْع‬
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu
lebih banyak dari sebahagian yang lain.

3. HASAD GHIBTHAH : Tidak ingin kenikmatan itu lenyap dari seseorang, tapi dia sendiri
ingin mendapatkan kenikmatan seperti yang diperoleh orang tersebut.

HASAD GHIBTHAH ini tergambar dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim :
447 ‫س َد ِإاَّل فِي ا ْثنَتَ ْي ِن َر ُج ٌل آتَاهُ هَّللا ُ ا ْلقُ ْرآنَ فَ ُه َو‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل اَل َح‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬: ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما‬ ُ ‫َح ِد‬
ِ ‫يث ا ْب ِن ُع َم َر َر‬
‫ * يَقُو ُم بِ ِه آنَا َء اللَّ ْي ِل َوآنَا َء النَّ َها ِر َو َر ُج ٌل آتَاهُ هَّللا ُ َمااًل فَ ُه َو يُ ْنفِقُهُ آنَا َء اللَّ ْي ِل َوآنَا َء النَّ َها ِر‬Diriwayatkan daripada Ibnu
Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Tidak boleh berhasad dengki kecuali pada
dua perkara iaitu terhadap seseorang yang dianugerahkan al-Quran dan dia membacanya
sepanjang siang dan malam. Juga terhadap seseorang yang dikurniakan oleh Allah harta
kekayaan lalu dia membelanjakannya dengan baik pada waktu malam dan juga pada waktu siang
4. HASAD MUNAFASAH : Tidak ingin kenikmatan itu lenyap dari orang lain, tapi dia ingin
lebih baik dari pada apa yang diperoleh orang lain tersebut.

MUNAFASAH ini tergambar dalam ayat 26 Surat Al-Muthaffifin :


ِ َ‫س ٌك َوفِي َذلِكَ فَ ْليَتَنَاف‬
)26( َ‫س ا ْل ُمتَنَافِسُون‬ ْ ‫ِختَا ُمهُ ِم‬
laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.

Dan surat Al-Hadid ayat 21 :


ُ ‫ض ُأ ِعدَّتْ لِلَّ ِذينَ َءا َمنُوا بِاهَّلل ِ َو ُر‬
‫سلِ ِه‬ ِ ‫س َما ِء َواَأْل ْر‬ ُ ‫سابِقُوا ِإلَى َم ْغفِ َر ٍة ِمنْ َربِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة ع َْر‬
ِ ‫ض َها َك َع ْر‬
َّ ‫ض ال‬ َ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-rasul-Nya.

Dari ke-Empat jenis hasad tersebut yang dilarang jenis pertama dan kedua sedangkan jenis
ketiga dan keempat diperbolehkan.

SEBAB-SEBAB TIMBULNYA HASAD :

1. HASAD YANG TERLARANG (HAQIQY & AKHDZAN) TIMBUL DENGAN


SEBAB:
a. Adanya rasa permusuhan dan kebencian
b. Takut direndahkan orang lain.
c. Suka dengan kedudukan yang teratas
d. Hubbud dunya
e. Hidup berlumuran dosa

2. HASAD YANG DIPERBOLEHKAN (GHIBTHAH & MUNAFASAH)


TIMBUL DENGAN SEBAB :
a. Ingin mendapatkan prestasi
b. Ingin mendapatkan ridha Allah
HUBBUD DUNYA

Hubbud Dunya adalah cinta dunia yang berlebihan, merupakan induk segala kesalahan
(maksiat) serta perusak agama. Penyakit inilah yang menyebabkan seorang muslim menjadi
lemah. Sehingga musuh-musuh dengan leluasa menebar rasa takut dan sifat pengecut dalam
dirinya, syaitan-syaitan (manusia dan jin) dengan mudah menyesatkannya. Sementara orang-
orang kafir dan musuh Islam lainnya memandangnya dengan sebelah mata. Hubbud dunya
adalah sumber kehancuran umat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat melemahkan dan
menggerus keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Rasulullah bersabda, “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri
kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan
untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan
akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR Bukhari-Muslim)
Ketika seorang Muslim sudah menjadikan dunia ini sebagai tujuannya, maka itu alamat
dia telah terjebak dalam hubbud dunya. Padahal, dalam prinsip akidah Mukmin, dunia ini
bukanlah tujuan. Melainkan hanya alat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak.
Ciri Hubbud Dunya
Ciri orang yang berpenyakit cinta dunia di antaranya adalah ketika dalam mencari dunia
tidak peduli halal haram. Ada yang mengibaratkan seorang pecinta dunia itu seperti bocah kecil
yang masih ingusan. Seorang bocah ingin petasan, dia menangis menjerit-jerit: "Mama, minta
uang!". Kata Mamanya: "Tidak boleh!". Tapi anak itu terus menangis, merengek-rengek dan
akhirnya sang mama iba lalu memberinya. Tiba-tiba dia gembira, kemudian dia lari pergi ke
pasar membeli petasan sampai bersimbah keringat. Sesudah dia dapatkan petasan yang dia
inginkan, dia lari sampai tidak lihat jalan akhirnya dia jatuh, sampai lututnya berdarah tapi masih
gembira karena petasannnya tidak rusak. Sesampainya di rumah ketika petasan mau dibakar, dia
tidak berani membakarnya dan disuruhlah orang lain untuk menyalakan petasannya. Dan ketika
petasan dinyalakan dia sendiri menutup telinga sehingga tidak mendengar. Begitulah pecinta
dunia, ibarat seorang anak kecil yang minta dibelikan petasan. Hidupnya pontang-panting pergi
pagi pulang malam mencari harta dan ketika sudah didapat dia sendiri tidak menikmati bahkan
tidak jarang disiksa oleh hartanya karena takut hilang. 
Ciri selanjutnya adalah takabur. Ketika belum punya biasa-biasa saja tapi ketika sudah
punya jabatan jadi sombong. Segalanya ingin dibedakan, penampilan ingin beda seakan-akan
kedudukan mengangkat derajat. Padahal tidak jarang orang jadi terhina justru karena
kedudukan. 
Ciri lainnya adalah suka pamer. Kerinduan ingin dipuji membuat tidak realistis, jadi
banyak bohong, membuat lebih besar pasak daripada tiang.
Berikutnya adalah dengki. Dengki itu senang melihat orang lain susah dan susah melihat
orang lain senang. Orang lain naik pangkat dia naik tensi. Belum lagi minder, orang yang minder
diperbudak oleh rasa malu yang berlebihan. Dia menderita bukan karena tidak punya tapi karena
tidak mensyukuri yang ada. 
http://nikenkusumawardanikenny.blogspot.co.id/2012/04/makalah-aqidah-akhlak-tercela.html
http://hamzahjohan.blogspot.co.id/2011/04/d-e-n-g-k-i-hasad.html
http://putritgb.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai