Wb
Segala puji hanya milik Allah subhanahu wata’ala, dzat yang wajib disembah.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada penghulu manusia, Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasalam, keluarganya, shahabatnya dan mereka yang meniti jejaknya dengan baik hingga akhir
zaman.
Beberapa tahun ini bangsa Indonesia dirundung duka dengan datangnya musibah yang bertubi-
tubi dari mulai Tsunami di Aceh ratusan ribu nyawa melayang, kemudian banjir yang silih berganti,
belum lagi teror bom yang membuat bulu kuduk berdiri, dan akhir-akhir ini gempa bumi mengguncang
hampir di seluruh bumi Indonesia yang tidak sedikit nyawa menjadi korban dan berapa banyak kerugian
materi yang hilang, belum lagi adanya krisis global yang membuat pontang panting perekonomian dunia,
seharusnya semua itu menjadi bahan perenungan yang membuat kita sadar dan semakin mendekatkan diri
kepada Allah, dan manusia yang cerdik adalah manusia yang bisa mengambil pelajaran dari musibah
orang lain sementara manusia pandir adalah orang yang baru bisa mengambil pelajaran setelah dirinya
terkena musibah.
Imam Ibnu Qayyim rahimahulloh berkata: Pada saat angin bertiup kencang dan masuk ke dalam
rongga bumi maka akan menimbulkan gas panas lalu melahirkan tekanan angin namun karena angin
tersebut tidak terhambat maka terkadang Allah subhanahu wata’ala mengizinkan bernafas maka terjadilah
gempa besar. Maka demikian itu agar tumbuh pada hamba Allah rasa takut, inabah, melepaskan dirinya
dari maksiat, berserah diri kepada-Nya dan menyesali segala dosa-dosanya, oleh karena itu sebagian
ulama salaf berkata: “pada saat terjadi gempa bumi berarti Rabbmu telah menegur kalian”. Ketika terjadi
gempa bumi maka Umar bin Khaththab radhiyallohu’anhu berkhutbah dan menasehati kaum muslimin
dengan berkata: “Jika terjadi gempa bumi lagi maka aku tidak mau tinggal bersama kalian di tempat ini
(Madinah)”.
Tidaklah musibah menimpa suatu negeri melainkan sebagai bentuk peringatan terhadap kedzaliman yang
mereka lakukan sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim.
Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras. (Huud: 102).
Sikap dzalim dan melampaui batas tersebut tumbuh akibat bangga dengan kekayaan, sombong
dengan status dunia dan melupakan bimbingan agama serta petuah para ulama sebagaimana firman Allah
subhanahu wata’ala:
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan
semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang
telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (al-An’am: 44-45).
Musibah bisa menimpa siapa saja karena kesyirikan, kekufuran, kebid’ahan, kefasikan dan
kemaksiatan yang ditebarkan di muka bumi sehingga Allah ta’ala memberikan peringatan, dengan
firman-Nya:
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang
bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? tiada yang
merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. Dan Apakah belum jelas bagi orang-
orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki
tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak
dapat mendengar (pelajaran lagi)? (al’Araaf: 97-100)
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri
itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami
hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. (al-Isra’:16).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam juga mengabarkan dalam sabdanya:
Akan terjadi lima bencana yang akan menimpa kalian dan Aku berlindung kepada Allah semoga kalian
tidak mendapatinya; tidaklah kekejian (zina) menyebar di suatu negeri melainkan Allah akan
menimpakan penyakit wabah dan thaun yang belum pernah terjadi pada umat sebelumnya; tidaklah
mereka menghalangi zakat malnya melainkan Allah akan menahan hujan turun dari langit, kalau bukan
karena hewan ternak maka tidak akan diturunkan hujan kepada mereka; tidaklah mereka gemar
mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan ditimpa musibah paceklik, kesulitan
ekonomi dan jahatnya para penguasa; tidaklah mereka melanggar janji Allah dan janji Rasul-Nya
melainkan Allah akan menguasakan atas mereka para penjajah dan merampas sebagian dari kekayaan
mereka dan tidak para pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan tidak memilih hukum
terbaik dari-Nya melainkan umatnya dirundung konflik terus menerus. (H.R Ibnu Majah).
Di dalam shahih Muslim ada riwayat dari Zaenab binti Jahsy, dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasalam:
“Wahai Rasulullah, apakah kami akan celaka (disiksa) sedangkan dikalangan kami terdapat orang-
orang shalih? Beliau menjawab:”Ya, apabila kemaksiatan banyak dilakukan orang.”
Demikian sekilas penjelasan tentang pentingnya amar ma’ruf nahi munkar karena demikian itu mampu
menangkal bencana. Dan semoga kita semua diselamatkan dari marabahaya dan musibah di dunia dan
akhirat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
PIDATO
CINTA SEJATI
Assalamu’alaikum wr. wb.
Untuk mengawali ceramah saya pada hari ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk sama-sama
bersyukur kepada Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya-lah sehingga kita masih di beri kesadaran hati
untuk ikut melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah di masjid ini. Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan
kepada Nabiyullah Muhammad SAW, nabi teladan yang telah berjasa dalam menuntun kita keluar dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang lebih baik seperti sekarang ini.
Baiklah, pada kesempatan kali ini, saya ingin membawakan sebuah ceramah tentang Cinta Sejati.
Perlu kita ketahui bahwa cinta sejati itu sangatlah langka. Yang lazim melanda remaja labil saat ini
hanyalah cinta asmara! Ya, cinta sejati jauh berbeda dengan cinta asmara. Dan saya memiliki sebuah kisah yang
akan menjelaskan keduanya.
Jadi, anggap saja nama tokohnya A, B, dan C. tolong dicatat baik-baik bahwa A dan B itu cewek dan
mereka bersahabat. Sedangkan C itu cowok. Ringkas saja, si A menyukai si C. setiap saat, si A selalu memikirkan si
C. setiap nama si C disebutkan, hatinya selalu berdesir, sejuk dan senyumnya terukir dengan sendirinya. Ya,
kurang lebih begitulah kondisi orang yang tengah jatuh cinta. Namun si A belum mengungkapkan perasaannya itu.
dia memutuskan untuk “Diam Saja” karena dia sadar dia perempuan dan tidak wajar bila perempuan yang
mengutarakan perasaannya duluan. Suatu hari yang cerah yang diiringi oleh kicauan burung yang entah
burungnya siapa, si A mendapatkan sepucuk surat beramplop merah hati dengan bingkaian pita pink mengkilap.
Si A membaca “From : C”. senyum si A pun mengembang, yang makin lama makin lebar. Tangannya bergetar
membuka surat itu. dibentangkannya selembaran yang merupakan isi surat itu. lalu dia membacanya. Selesai
membaca, si A duduk terdiam. Raut wajahnya berubah drastis! Air matanya mengalir pelan, jatuh satu per satu,
lalu dia tersenyum getir menatap kembali surat yang ada di tangannya. Sejurus kemudian, surat itu sudah menjadi
abu di tempat sampah. Ternyata surat itu berisi pernyataan si C tentang perasaannya pada Si B, sahabat si A. si C
minta dicomblangin sama si B melalui si A. hati si A hancur, dia menangis sejadi-jadinya.
Nah, menurut kalian, cinta apa yang dimiliki si A ini? cinta sejatikah? Atau hanya cinta asmara?
Jawabannya, cinta asmara. Karena pada hakikatnya, cinta asmara itu selalu ingin memiliki. Si A tidak rela
jika si C jatuh ke tangan orang lain. Apalagi jatuh ke tangan sahabatnya sendiri. Dia bahkan memutuskan untuk
melenyapkan surat itu. surat yang merupakan jalan kebahagiaan bagi si C. cinta asmara hanya mencintai sebuah
“sengatan” yang diluncurkan orang tersebut. Sebuah sengatan yang membuat penderitanya tersentuh dan selalu
memikirkan si dia. intinya, di dalam cinta asmara masih ada seonggok ego yang menguasai emosi pemiliknya. Ego
yang membuat ia tidak abadi. Sangat jauh berbeda dengan cinta sejati. Cinta sejati itu, pada hakikatnya, tidak
pernah memikirkan dirinya sendiri. Pemeran cinta sejati akan bahagia bagaimanapun kelakuan orang yang
dicintainya. Meskipun itu berarti dia tidak bisa memilikinya. Dia selalu rela melakukan apapun yang bisa membuat
si dia bahagia. Jika si A benar-benar memiliki cinta sejati pada si C, harusnya hatinya bergetar begitu tahu bahwa
si C telah menemukan orang yang bisa membahagiakannya. Meskipun itu bukanlah dirinya. Si A harusnya lebih
bahagia lagi karena orang yang dicintainya dan sahabatnya akan berbagi hidup bersama-sama dalam ruang cinta
yang damai. Bukankah kebahagiaan dari si dia merupakan hal terpenting dalam cinta sejatinya?
Gampang berbicara, tapi sulit melakukannya. Apakah ada seseorang di sini yang sanggup melakukan
syarat-syarat cinta sejati tadi? Nah, hanya segelintir saja yang sanggup. Cinta sejati itu langka. Sangat langka
Sekian ceramah dari saya, jika ada kekeliruan mohon dimaafkan, terima kasih atas perhatiannya,
Allah SWT di dalam surat Al Baqorah ayat 183 telah mewajibkan kepada hambanya yang beriman untuk
melaksanakan perintah Allah yaitu beribadah puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Hadirin hadirat yang berbahagia
Apabila ditelisik diteliti dan dihayati kata dari Ramadhan itu mengandung makna yang tersirat sesuai
dengan fadhilah keutamaan di bulan Ramadhan itu sendiri. Maka dari kata Ramadhan. Bulan
Ramadhan itu dibagi menjadi tiga sesuai dengan huruf pada kalimat tersebut. R O M A D H O N
Huruf yang awal adalah huruf RO artinya Rohmat pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan ini
Allah SWT menurunkan Rohmatnya kasih sayangnya bagi seluruh kaum muslimin yang shooimin artinya
mereka yang berpuasa berupa kasih sayangnya Allah kepada hambanya yang taat menjalankan
perintahnya.
Huruf yang kedua adalah huruf ma (mim). Huruf ma (mim) dapat diartikan Maghfiroh (ampunan), jadi
mulai dari hari ke-11 sampai hari kedua puluh Allah sentiasa memberikan maghfiroh atau ampunannya
kepada orang islam yang beriman yang menjalankan ibadah puasa dengan mengampuni segala dosa
yang telah lalu.