Anda di halaman 1dari 2

Berlindung Dari Fitnah

Selasa, 15 Juni 04

Berlindung kepada Allah, khususnya pada masa-masa fitnah sedang menyebar dan merajalela merupakan sebuah keharusan dan hal yang amat
penting. Dan itu merupakan jalan yang paling tepat untuk terlepas dari kejahatan fitnah-fitnah itu, baik yang besar atau pun yang kecil.

Jika seseorang memperhatikan berbagai macam fitnah, seperti fitnah kehidupan dunia dengan iming-iming nafsu dan syahwatnya; Fitnah
kematian, penghimpunan manusia di padang Mahsyar, serta huru-hara Akhirat; Fitnah kekacauan, pembunuhan dan peperangan; Fitnah
tersumbatnya suara kebenaran dan merebaknya kebatilan; Fitnah ujub, besar kepala dan sebagainya, maka sungguh akan menggugah hati untuk
menyelamatkan diri darinya dan mendorong untuk berlindung kepada Allah subhanahu wata’ala, minta keselamatan dan terbebas dari segala
keburukannya.

Fitnah Dunia

Fitnah dunia beserta isinya, berupa permainan, kesenangan dan syahwat mengharuskan kita untuk selalu berlindung kepada Allah dari
keburukannya. Merupakan fitnah dunia yang sangat besar bagi seorang laki-laki adalah fitnah (ujian/godaan) wanita. Oleh karena itu Nabi Yusuf
’alaihis salam tatkala khawatir terhadap fitnah wanita, beliau mengatakan,
“Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh". (QS. 12:33)

Harta benda juga merupakan fitnah yang harus dimintakan perlindungan kepada Allah dari keburukannya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam meminta perlindungan dari jahatnya fitnah kekayaan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits shahih tatkala berlindung dari
berbagai fitnah dunia, salah satunya adalah, "Dan (aku berlindung) dari buruknya fitnah kekayaan." (HR. al-Bukhari, merupakan sebuah penggalan
hadits)

Keluarga dan anak-anak juga merupakan fitnah dunia sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS.
64:14-15)

Oleh karena itu seorang hamba harus memohon kepada Allah agar menjadikan keluarga dan anak cucunya sebagai qurrata ain, penyejuk hati dan
pembawa kebaikan. Seorang muslim sadar bahwa keluarga dan anak-anak adalah merupakan fitnah dan ujian hidup. Allah subhanahu wata’ala
berfirman,
“Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 25:74)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan do’a, "Dan aku berlindung kepada-Mu dari (keburukan) fitnah hidup."

Fitnah Syetan

Syetan adalah fitnah bagi manusia. Dia selalu menghiasi keburukan sehingga tampak indah dan baik, agar manusia tertipu dan tersesat. Fitnah
syetan termasuk sangat besar. Ia selalu menggoda manusia dan mendampingi semenjak lahir hingga menjelang kematiannya. Maka Allah
subhanahu wata’ala menganjur kan agar kita berlindung kepada-Nya dari segala gangguan syetan, sebagaimana dalam firman-Nya,
“Dan katakanlah,“Ya Rabbku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syetan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabbku,
dari kedatangan mereka kepadaku". (QS. 23:97-98)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa do’a dan dzikir kepada Allah merupakan senjata ampuh bagi seorang muslim untuk
menghadapi gangguan syetan. Diriwayatkan dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya,
"Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dan sore (doa), "Dengan menyebut Nama Allah, yang dengan menyebut-Nya maka tidak
berbahaya segala sesuatu yang berada di bumi dan di langit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dia ucapkan) sebanyak tiga kali
maka tidak akan membahayakannya segala suatu apapun." (HR.Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dan sanadnya hasan)

Dan tatkala Abu Bakarradhiyallahu ‘anhu, meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengajar kan sebuah kalimat (doa) yang
diucapkan ketika pagi dan sore hari, maka di antara yang diajarkan beliau adalah berlindung kepada Allah dari syetan dan sekutunya. Beliau
bersabda, "Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan syetan beserta sekutunya." (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ahmad
dan al-Hakim, dishahihkan oleh adz-Dzahabi)

Fitnah Akhirat

Fitnah akhirat dimulai sejak seseorang masuk ke alam kubur hingga datangnya hari Kiamat dengan kedahsyatannya. Semua itu harus dimohonkan
perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala agar kita selamat dari malapetaka nya, dan dengan keutamaan serta rahmat-Nya kita dimasukkan
ke dalam surga.

Termasuk fitnah akhirat yang besar adalah fitnah kubur, yaitu pertanyaan di kubur terhadap seorang hamba tentang siapa Rabbnya, apa
agamanya, siapa Nabinya dan seterusnya. Jika dia seorang yang istiqamah di atas agama Allah maka akan selamat dan dapat berbicara serta
menjawab sesuai yang diridhai Allah subhanahu wata’ala. Jika dia menyepelekan agama dan zhalim maka akan mendapatkan kerugian dan
mengucapkan kalimat kekufuran, kita berlindung kepada Allah dari hal itu.

Oleh karena itu dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari adzab kubur.

Fitnah al-Masih ad-Dajjal

Fitnah dajjal adalah termasuk fitnah terbesar yang akan dialami manusia menjelang hari Kiamat, dan dia merupakan salah satu tanda akan
terjadinya Kiamat Kubra (kiamat besar). Tentang kapan munculnya dajjal, maka tidak seorang pun mengetahuinya, yang penting adalah bahwa
seseorang tidak akan dapat selamat dari fitnah dajjal kecuali atas perlindungan Allah subhanahu wata’ala. Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam meminta perlindungan kepada-Nya dari fitnah dajjal tersebut.

Dalam sebuah hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya,
"Barang siapa yang membaca sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi maka akan dijaga dari dajjal." Dan di dalam riwayat yang lain disebutkan,
"Barang siapa yang membaca sepuluh ayat terakhir dari surat al-Kahfi maka akan dijaga dari dajjal." (HR. Muslim)

Fitnah Jahannam

Merupakan salah satu fitnah akhirat adalah fitnah adzab Jahannam. Semoga Allah menjaga kita darinya. Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala
menganjurkan kepada kita untuk berlindung dari adzab Jahannam tersebut, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala tatkala menyebutkan di
antara sifat hamba Allah, yang artinya
“Dan orang-orang yang berkata, "Ya Rabb kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasan yang kekal".
Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. 25:65-66)

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari adzab Jahannam

Fitnah Orang Kafir

Salah satu fitnah yang dihadapi oleh orang mukmin di setiap tempat dan waktu adalah permusuhan orang-orang kafir. Oleh karena itu Allah
subhanahu wata’ala menyebutkan tentang orang-orang mukmin pengikut Thalut alaihissalam, tatkala menghadapi musuh mereka Jalut dan
tentaranya maka mereka berlindung kepada Allah dengan berdoa, sebagaimana firman Allah,
“Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, mereka pun berdo'a, "Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokoh-
kanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir". (QS. 2:250)

Allah subhanahu wata’ala berfirman tentang kaum Nabi Musa, artinya,


“Berkata Musa, "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawa-kallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah
diri". Lalu mereka berkata, "Kepada Allah-lah kami bertawakal! Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang
zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir". (QS. 10:84-86)

Allah subhanahu wata’ala juga menyebutkan tentang Nabi Ibrahim dan kaumnya yang berd’oa kepada Allah,
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami Ya Rabb kami. Sesungguhnya
Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. 60:5)

Disebutkan dalam sebuah hadits shahih dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu dia berkata, "Ketika terjadi perang Badar, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam melihat ke arah kaum musyrikin yang berjumlah seribuan orang sedangkan shahabat beliau hanya tiga ratus tiga belas
orang. Maka beliau menghadap kiblat lalu menengadahkan tangan berdoa kepada Rabbnya, "Ya Allah penuhilah untukku apa yang Kau janjikan,
ya Allah datangkanlah kepadaku apa yang Kau janjikan. Ya Allah jika Kamu binasakan sekelompok ahlul Islam ini, maka Engkau tidak disembah di
muka bumi." Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terus-menerus berdoa dengan menengadahkan tangan, menghadap ke kiblat sehingga kain yang
ada di pundaknya terjatuh. Lalu Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu datang mengambil kain itu kemudian meletakkannya kembali di pundak beliau. Dia
lalu mendekat dari arah belakang Nabi dan berkata, "Wahai Nabi Allah, telah cukup permohonanmu kepada Allah, sesungguhnya Dia akan
memberikan untukmu apa yang Dia janjikan kepadamu.” Maka Allah subhanahu wata’ala menurunkan ayat, “(Ingatlah), ketika kamu memohon
pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu
malaikat yang datang bertutut-turut". (QS. 8:9). (HR Muslim)

Amat banyak saudara kita di negeri Islam yang sedang menghadapi ujian dan cobaan dari orang kafir, berada dalam penindasan kaum salibis,
zionis dan kapitalis. Maka kita hendaknya senantiasa memohon kepada Allah, agar segera mengentaskan musibah tersebut dengan secepatnya.

Fitnah Ujub dan Bangga Diri

Ujub, terpedaya dan bangga diri merupakan fitnah yang selayaknya dimintakan perlindungan kepada Allah. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-
kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. 17:37)

Fitnah ini hendaknya diwaspadai khusunya oleh para aktivis dakwah, penyebar ilmu, para pejuang dan orang semisal mereka yang banyak
dibutuhkan olah umat Islam di zaman ini. Hendaklah mereka hati-hati dari fitnah ini, dengan banyak berlindung dan bersandar kepada Allah
subhanahu wata’ala, agar jangan menjadikan amalnya sebagaimana amal yang Dia firmankan,
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. 25:23).Hanya kepada
Allah kita mohon pertolongan.

Sumber: Kutaib, “Dharuratu alluju’ ilallah ‘inda hudutsil fitan,” DR. Abdul Hamid bin Abdur Rahman al-Suhaibani

Anda mungkin juga menyukai