Anda di halaman 1dari 24

DINAMIKA RUHANI

Kelompok 9
Pendidikan Biologi 4B
Latifah Fauziah N. (11150161000012)
Afriani Afidah (11160161000054)
Diah Eka Pratiwi (111170161000043)
Nava Rinta Aresa (11170161000059)
BAGIAN a dinamika Ruhani
1. menganalisis Dinamika Ruhani Ketika Menetapkan Akhlak Baik
dan Buruk

1. Pengertian Dinamika Ruhani


Wildan Zulkarnain ,Dinamika adalah sesuatu tenaga kekuatan
,selalu bergerak,berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap keadaan.

Ruhani menurut Drs.H.Achmad Ghalib ,MA adalah sesuatu yang


ada dalam Hati (qalb) dapat menyebabkan manusia mempunyai sikap
berperikemanusiaan ,dan berakhlak yang baik
Dalam al-Quran maupun hadis dapat dijumpai berbagai istilah yang
mengacu kepada baik,dan buruk .Diantara istilah yang mengacu
kepada yang baik misalnya adalah

• Al-hasanah,merupakan sesuatu yang dipandang baik,atau tindakan


kebajikan (amal shalih) yang dapat menyelamatkan seseorang di
akhirat.

• Al-thayyibah, digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang


memberikan kenikmatan kepada pancaindera dan jiwa,seperti
makanan,pakaian,tempat tinggal,dan sebagainya.
• Birr,adalah adalah berbagai bentuk perbuatan baik yang meliputi
segala aspek .
Adapun istilah yang mengacu pada yang buruk yaitu :
Sayyi’ah yaitu perbuatan tidak baik,kesalahan dan kekeliruan atau
dalam pengertian sayyi’ah adalah perbuatan yang tidak tidak baik
dan tidak sesuai dengan norma di masyarakat
Al-Qabihah adalah sebuah perilaku keburukan atau yang disebut
dengan akhlakul mazmumah
2. Dinamika Ruhani manusia Dalam Menetapkan akhlak baik dan
buruk

Terdapat beberapa ukuran baik dan buruk yang dikenal dalam


akhlak diantaranya yaitu:
• Nurani adalah kekuatan yang dapat mendorong manusia dalam
berbuat baik dan mencegahnya berbuat buruk.
• Rasio,penilaian atau pertimbangan manusia terhadap sesuatu yang
baik dan buruk,biasanya melalui pengalaman yang mereka miliki
sendiri
• Adat,adalah aturan atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat
• Pandangan Individu,persepsi atau penilaian individu sendiri terhadap
sesuatu.
• Norma agama,merupakan ajaran Tuhan yang maha suci,karena
ajaran tuhan lebih bersifat universal.
Perbedaan Ilham, Was-was, Hawajis,
dan Khatri Al-Yaqin
BAGAIMANAKAH LINTASAN/BISIKAN HATI ITU?

al- Ghazali menunjukkan bahwa bisikan dalam hati memiliki cirinya


yaitu:

1. Lintasan atau bisikan batin yang mendorong kepada kebaikan maka


ia datang dari malakaikat.
2. Lintasan batin yang condong dalam hal negatif pasti berasal dari
setan
Khatir kebaikan yang dibawa malaikat dalam batin inilah
yang disebut ilham, keadaan hati yang bersedia
menerima ilham disebut taufiq

Khatir negatif yang diembuskan setan disebut was-was,


dan kesediaan hati untuk untuk menerima ajakan ini
disebut ighwa (kesesatan) dan khidzlan (kehinaan)
Penjelasan al-Ghazali di atas didasarkan pada
Hadist Rasulullah SAW, yaitu:

“Ada dua lintasan dalam hati, yaitu lintasan dari malaikat


menjajikan kebaikan dan membenarkan kebenaran.
Barangsiapa menemukan hal demikian hendaklah ia
mengetahui bahwa sesungguhnya itu dari Allah,
hendaklah ia memuji Allah. Dan langkah dari musuh
menjajikan keburukan membohongi kebenaran dan
menolak kebaikan. Brang siapa menemukan hal demikian
hendaklah ia memohon perlindangan kepada Allah dari
setan yang terkutuk.Kemudian Rasulullah membaca
firman Allah “setan menjanjikan kamu kekafiran dan
memerintahkan kamu berbuat keburukan”
Ibn ‘Ataillah membedakan bisikan
setan dngan bisikan malaikat itu
dengan ciri-ciri yang dapat dirasakan
langsung oleh penerimanya.

Bisikan dari malaikat memiliki ciri : Dingin, lezat, tidak ada duka,
tidak ada perubahan dalam
ilustrasinya dan meninggalkan
ilmu.

Bisikan dari setan memiliki ciri : Akan mengakibatkan


kekacauan, pada anggota
badan, duka, bingung, dan
meninggalkan tindakan
serampangan.
Syekh Abdul Qadir Al-jilani, Membagi Bisikan Yang
Ada Di Hati Menjadi Enam Macam :
1. Bisikan Nafsu
2. Bisikan setan
Memerintah untuk
Perintah asalnya adalah
memenuhi syahwat. Dan
kufur, syrik, mengeluh dan
mengikuti keinginan yang
gelisah dengan jani Allah,
mubah dan kesalahan
bergumul dengan
kemaksiatan, dan
menunda taubat
3&4. Bisikan al-ruh dan al-
mulak
5. Bisikan Akal
Menuturkan kebenaran dan
ketaatan kepad Allah yang
Sesekali memerintahkan 6. Bisikan keyakinan
akan meneybabkan
apa yang diperintahkan Roh keimanan dan maksud
keselamatan diri dunia akhirat
oleh nafsu dan lain kali dari ilmu, ia kembali dan
yang diperintahkan roh menyandar kepada Allah,
dan malaikat. dikususkan bagi aluiya’,
syudaha, wali abdal.
Menurut al-Ghazali, dilihat dari
kemampuan hati membaca nilai pesan
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

1. Bisikan yang Jelas :


bisikan buruk yang mengarah kepada
kejahatan, maka dengan mudah di identifikasi itu
dari setan. Dan apabila mengajak kepada kebaikan
maka itu dari malaikat
2. Bisikan yang Samar :
Jenis bisikan ini sangat samar dan membutuhkan
ketajaman batin untuk dapat menentukan baik
buruknya. Meskipun hakikat bisikan ini adalah
buruk, namun setan membungkusnya dengan
kebaikan yang pada awalnya tampak sesuai syariat,
maka mayoritas orang terjerumus oleh bisikan ini.
Bisikan Setan Menurut Al-ghazali
Dikelompokkan Menjadi Tiga Macam :
1. was-was yang bercampur kebenaran
Misalnya setan mengatakan “Jangan
tinggalkanlah bersenang-senang karena hidup
hanya sekali, sedangkan sabar atas kelezatan
sepanjang umur adalah kepedihan yang hebat”.
Memang benar, namun jika seorang hamba
mengingat keagungan hak Allah, keagungan
pahala, dan kedahsyatan siksa-Nya, maka ia
dapat mengatkan pada dirinya bahwa bersaba
atas kesenangan syahwat memang berat
tetapi sabar terhadap neraka jauh lebih
berat.
2. Was-was Setan Dengan Menggerakan Dan
Menguatkan Syahwat
Was-was ini terjadi ketika seorang hamba
mengetahui dengan pasti suatu hal termasuk dalam
maksiat namun terdapat sebagian rasa ragu. Pada
jenis was-was yang tekah diketahui pasti
kemaksiatannya, maka setan akan menghindar dan
bersembunyi di hati. Untuk jenis was-was yang
meragukan, setan tetap tinggal di hati dan
membutuhkan mujahadah untuk mengusirnya
3. Was-was Yang Berbentuk Semata-mata
Lintasan Hati Dan Mengingat-ngingat Hal-
hal Keseharian
was-was jenis ini tidak langsung mengarahkan
kepada maksiat, tapi ia menghambat konsentrasi
ibadah dengan segala peristiwa keseharian sehingga
sang’abid terganggu. Was-was ini dapat dengan
mudah diusir dengan zikir. Orang-orang yang
tenggelam mencintai Allah kemungkinan kecil was-
wass ini kan terlintas dan tidak pernah dipedulikan.
Hawajis dan Khatir al-Yaqin

 Hawajis adalah bisikan nafsu yang


mengundang pada syahwat (nafsu) atau
takabur

 Khatir al-Yaqin adalah bisikan dari Allah


S.W.T. yang berupa kebenaran.
Intensitas khatir dan keburukan

 Gerak hati dinamakan Khatir


 Khatir yang berasal dari Allah dapat bersifat
baik (diberikan pada awal mula) dan bersifat
buruk (bagian dari ujian).
 Khatir terbagi menjadi khatir ibtidaiy (berasal
dari Allah), khatir ilham/malakiy (berasal dari
malaikat), khatir syaithaniy/waswasah (berasal
dari setan), dan khatir hawaiy (berasal dari
hawa nafsu).
Khatir ibtidaiy
 Allah senantiasa berkata dengan ruh kita,
namun kita tidak menyadarinya ketika kita
belum mengatasi nafs dan setan dalam
diri.
 Bisikan yang berasal dari Allah memiliki
dua sifat yaitu mengarah pada ketakwaan
atau mengarah pada kesesatan.
 Keduanya memiliki ciri yang sama yaitu
ketika bisikan tersebut datang, maka tidak
ada keraguan sedikitpun dalam hati.
Khatir ilham/malakiy
 Bisikan yang berasal dari malaikat pasti
berbentuk kebaikan karena malaikat adalah
pemberi nasihat yang diutus oleh Allah untuk
mengajak manusia berada di jalan kebaikan.
 Ciri-ciri:
1. Bisikannya selalu berkaitan dengan
keselamatan fisik
2. Anjurannya selalu berkaitan dengan syariat
(misal: ketika seseorang lupa menunaikan
shalat maka akan timbul bisikan yang
mengingatkan orang tersebut untuk segera
shalat).
Khatir syaithaniy/waswasah
 Khatir syaithaniy sifatnya buruk dan menyesatkan. Namun,
bisa jadi muncul dari sesuatu yang bersifat baik (misal:
perbuatan ria).
 Setan di pundak kiri disebut setan was-was, bisikannya
disebut waswasah, yatitu bisikan yang mengajak manusia
untuk berjalan di dalan yang buruk.
 Sifatnya menipu akal manusia dan mengelabui pandangan mata
zahir.
 Ciri:
1. Perbuatan muncul dari diri sendiri dengan semangat berapi-
api, bukan dengan rasa takut kepada Allah SWT.
2. Disertai ketergesa-gesaan.
3. Disertai rasa membabi buta terhadap akibat dari perbuatan,
bukan disertai mata hati.
Khatir hawaiy
 Cenderung berasal dari akal dan nafsu.
 Ada dua sifat: mengarah kepada kebaikan
atau keburukan.
 Ciri-ciri: timbul keraguan ketika bisikan
ini muncul.
Membedakan asal bisikan
1. Apabila bisikan itu kokoh, permanen, dan
konsisten pada suatu hal, maka bisikan itu
datangnya dari Allah SWT. Namun, jika bisikan itu
mendatangkan keraguan dan mengganjal di hati,
maka bisikan itu berasal dari setan.
2. Apabila bisikan itu muncul setelah kontemplasi
itjiad dan taat kepada Allah SWT., berarti
datangnya dari Allah SWT.
3. Apabila bisikan itu tidak melemahkan dan tidak
mengurangi dzikir kepada Allah SWT., tetapi tidak
pernah berhenti, berarti datangnya dari hawa
nafsu. Jika melemahkan, berarti datangnya dari
setan.

Anda mungkin juga menyukai