Anda di halaman 1dari 30

Akhlak Tercela

&
Al-Kabair
Kelompok 9:
1. Shelvia Eka Putri (21-99)
2. Syafitri Ristiana Putri (21-104)
Akhlak Tercela
Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau perangai.
Sedangkan akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan
yang menjelaskan mengenai perbuatan yang baik serta buruk,
mengatur prilaku manusia, serta mampu menentukan perbuatan akhir.
Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri seseorang yang
berasal dari prilaku serta perbuatan. Nah, jika perilaku yang ditunjukan
buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan akhlak buruk.
Sedangkan jika yang ditampilkan baik, maka otomatis akhlak tersebut
baik.

3
Macam-macam
Akhlak Tercela
1. SOMBONG
Sombong merupakan sifat yang di benci oleh syariat, fitrah dan akal. Orang yang
sombong dibenci oleh Allah dan dibenci pula oleh mahkluk yang lain.
Termasuk sikap sombong yaitu membantah orang yang mengajarimu, merasa lebih
tinggi, dan beradab yang jelek terhadapnya. Juga termasuk sombong yaitu menganggap
rendah orang rendahan yang memberikan faidah kepadamu. Hal ini banyak menimpa
para penutut ilmu.

2. BERDUSTA
Nabi melarang dari perbuatan dusta. Ini mencakup dusta dalam segala sesuatu. Jadi
tidak benar, orang yang mengatakan, “Berdusta itu jika tidak menimbulkan bahaya untuk
orang lain maka tidak mengapa.” ini adalah perkataan yang batil, karena tidak ada nash
yang menunjukan perkataan tersebut. Tetapi yang ada adalah nash yang
mengharamkan perbuatan dusta secara mutlak.
Oleh karena itu, berdusta adalah pangkal kejahatan

5
3. RASA MALU YANG TIPIS BAHKAN TIDAK ADA RASA MALU
Malu adalah akhlak (perangai) yang mendorong seseorang untuk meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela. Ahklak ini menghalangi seseorang dari
melakukan dosa dan maksiat dan mencegah dari sikap melalaikan hak orang lain.
hingga mewarnai seluruh amalnya, niscaya ia akan berlaku iffah. atau menepati janji).

4. HASAD ( DENGKI )
Artinya membenci datangnya nikmat Allah kepada orang lain. Jadi, hasad bukan
mengharapkan hilangnya nikmat Allah dari orang lain, namun hasad adalah semata-mata
ketidak senangan seseorang terhadap nikmat yang yang Allah berikan kepada orang lain.
Ini adalah hasad, baik ia mengharapkan hilangnya nikmat itu dari orang lain ataupun
tidak.
Pengertian ini sebagaimana yang di tetapkan oleh Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah, beliau
mengatakan: Hasad adalah kebencian seseorang terhadap nikmat yang Allah berikan
kepada orang lain.
Sifat hasad ini menjangkiti banyak orang, jarang yang selamat darinya. Syeikhul Islam
Ibnu Taimiyyah mengatakan : Karenanya dikatakan tidak ada jiwa yang terbebas dari
hasad. Namun orang yang tercela menampakanya, sedangkan orang yang mulia
menyembunyikanya. 6
5. BAKHIL (PELIT)
Allah dan Rasul-Nya mencela dan mengencam sifat bakhil, kikir, pelit. Bakhil, kikir, pelit,
adalah sifat yang tercela, tabiat yang hina dan perangai yang jelek serta termasuk salah
satu penyakit di tengah-tengah umat Islam. Rasulullah selalu berlindung kepada Allah dari
sifat ini. Bagaiman tidak, karena penyakit ini telah membinasakan banyak ummat, selain
itu sifat ini juga menyebabkan pelakunya diseret ke dalam nereka jahannam.
Karena itulah terdapat ancaman yang keras dalan Al-Qur’an dan sunnah yang shahih
bagi orang yang mempunyai sifat dan pengidap penyakit bakhil, kikir, dan pelit ini.

6. PENAKUT
Sifat penakut merupakan lawan dari berani. Sifat penakut pada diri seseorang yaitu lemah
hatinya, takut kepada segala sesuatu yang tidak berani. Ibnu Maskawaih berkata :
Pengertian Al-jubn yaitu rasa takut pada sesuatu yang seharusnya tidak perlu ditakuti.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda.:
“ sejelek-jelek sifat yang ada pada diri seseorang yaitu sifat pelit yang membawa kepada
ketamakan dan sifat penakut (pengecut). (Shahih, HR Abu Dawud dalam Sunannya
(2511))

7
7. MUDAH MARAH.
Orang yang mudah marah, bahkan setiap hari, istri, anak-anak, pembantu tidak luput dari
amarahnya. Terkadang masalah sepele, yang bukan prinsip menjadi pemicunya.
Padahal menurut syariat Islam bahwa orang yang kuat adalah yang dapat menahan
amarahnya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :


“ Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi (orang yang kuat itu) adalah
yang mampu menahan amarahnya ketika marah.” (Muttafaqun ’alaihi)

8. KASAR DALAM BERTUTUR KATA, SUKA BERKATA KEJI DAN KOTOR.


Sifat ini dapat menyebabkan perpecahan dan permusuhan.
Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda.:
“pada hari kiamat, tidak ada sesuatu pun yang yang lebih berat dalam timbangan
seseorang mukmin melebihi ahklak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat
membenci orang yang suka berbicara kotor. (Shahih, HR.Tirmidzi dalam Musnadnya).

8
9. BERMUKA MASAM.
Orang yang suka bermuka masam, tidak senyum kepada sesama muslim adalah orang
buruk ahklaknya,. Perangai ini timbul dari kesombongan dan tabiat yang keras. Karena
jarang senyum merupakan penghinaan terhadap manusia, sementarapenghinaan kepada
manusia itu timbul dari sikap ujub (bangga diri) dan sombong.

10. NAMIMAH (MENGADU DOMBA).


NAMIMAH yaitu menyebarkan suatu pembicaraan di antara manusia dengan tujuan
merusak hubungan mereka. Namimah ini seperti ghibah, bukan bersumber dari orang
yang mulia, melainka dari orang yang hina dan rendah.
Rasullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. :
“ Tidak masuk surga orang yang suka mengadu domba. (Shahih, HR Ahmad dalam
Musnadnya).

9
11. BERMUKA DUA.
Terkadang, anda dapati ada orang yang menampakkan rasa cinta dan cocok kepada
temannya, dia menemuinya dengan wajah berseri-seri dan sambutan hangat, tetapi
ketika berbalik dari temannya, saat tidak lagi berhadapan, ia menusuknya dengan
lisannya yang tajam dan mencelanya.
Sifat ini merupakan sifat yang paling rendah dan hina, Pelakunya adalah orang yang
paling buruk dan hina.
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Engkau mendapati orang yang paling jelek ialah orang yang bermuka dua, yaitu orang
yang menemui sekelompok orang dengan satu wajah, dan kepada kelompok lain dengan
wajah berbeda. (Muttafaqun’alaihi)

10
12. BERBURUK SANGKA.
Allah telah melarang kita dari berburuk sangka. Allah Subhanahu
Wata’ala berfirman:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman jauhilah dari banyak
berperasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu termasuk
dosa. (QS. AL-Hujurat.:12).
Contoh perbuatan buruk sangka adalah :
• Jika melihat dua orang saling berbisik, maka ia berprasangka (buruk) bahwa
ialah yang di bicarakan.
• Jika mendengar celaan yang bersifat umum dalam suatu ceramah atau
kajian celaan, maka ia menyangka bahwa maksud celaan itu adalah untuk
dirinya.

11
Al-Kabair (Dosa
Besar)
Al-Kabair (Dosa Besar)

Dosa besar (al-kabair) adalah setiap dosa yang diancam


neraka, terkena laknat, dimurkai, atau dikenai siksa. Hal ini
disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya, dari Ibnu ‘Abbas
radhiyallahu ‘anhuma. (Tafsir Ath-Thabari, 5:59)

13
Keutamaan
Menjauhi Dosa
Besar
1. QS. An-Nisa’: 31

‫ِإن َت ْج َت ِنُبو۟ا َك َب ٓاِئَر َم ا ُتْن َه ْو َن َع ْن ُه ُنَك ِّفْر َع نُك ْم َس ِّي َٔـاِتُك ْم َو ُنْد ِخ ْلُك م ُّم ْد َخ اًل َك ِر يًما‬
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)
dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).”

15
Tafsiran:
(Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya) yakni dosa-dosa
yang pernah pelakunya mendapat ancaman seperti
membunuh, berzina, mencuri dan lain-lain yang menurut
Ibnu Abbas banyaknya hampir tujuh ratus macam (niscaya
Kami hapus kesalahan-kesalahanmu) yang kecil-kecil
dengan jalan mengerjakan ketaatan (dan Kami masukkan
kamu dengan pemasukan) dibaca mudkhalan atau
madkhalan yang berarti pemasukan atau ke tempat (yang
mulia) yaitu surga.
16
Macam macam
Al-Kabair
1
1. Berbuat Syirik
Syirik adalah memalingkan salah satu ibadah kepada selain Allah.
Orang yang memalingkannya disebut musyrik.
Para ulama biasa membagi syirik menjadi dua macam yaitu syirik
besar (syirik akbar) dan syirik kecil (syirik ashghar).
• Syirik akbar adalah mengambil tandingan selain Allah dan
menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin.

• Syirik ashghar adalah yang disebut syirik dalam dalil namun tidak
sampai derajat syirik akbar atau disebut oleh sebagian ulama
sebagai perantara menuju syirik akbar.

18
Yang menunjukkan bahaya syirik salah satunya adalah ayat,

QS. An-Nisa’: 48

‫ِإَّن َهَّللا اَل َي ْغ ِفُر َأْن ُيْش َر َك ِبِه َو َي ْغ ِفُر َم ا ُد وَن َذ ِلَك ِلَم ْن َي َش اُء‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.”

19
2. Sihir
Sihir benar adanya sebagaimana disebutkan dalam
QS. Al-Baqarah: 102

‫َفَي َت َع َّلُموَن ِم ْن ُهَم ا َم ا ُيَفِّر ُقوَن ِبِه َب ْي َن اْلَم ْر ِء َو َز ْو ِج ِه‬


“Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan
isterinya.”

Kata Imam Adz-Dzahabi rahimahullahdalam kitabnya Al-Kabair, “Sihir


termasuk dosa besar karena seorang tukang sihir pasti kufur terlebih
dahulu kepada Allah.

20
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
QS. Al-Baqarah: 102
‫َو َلِك َّن الَّش َي اِط يَن َكَفُروا ُيَع ِّلُموَن الَّن اَس الِّسْح َر‬
“Hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan
sihir kepada manusia.”

Tujuan setan mengajari manusia sihir hanyalah satu yaitu untuk


menjerumuskan dalam kesyirikan.”

21
3. Bermuamalah dengan Riba
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

‫ آِك َل الِّر َب ا َو ُموِك َلُه‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َلَعَن َر ُسوُل ِهَّللا‬
‫َو َك اِتَب ُه َو َش اِه َد ْي ِه َو َق اَل ُه ْم َس َو اٌء‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamm elaknat pemakan riba (rentenir),
orang yang menyerahkan riba (peminjam), pencatat riba (sekretaris) dan dua
orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama (dalam
melakukan yang haram).” (HR. Muslim, no. 1598)

22
Ada kaedah umum dalam memahami riba disebutkan oleh para ulama,
‫ َفُهَو ِر ًب ا‬, ‫ُك ُّل َقْر ٍض َج َّر َم ْن َفَع ًة‬
“Setiap utang piutang yang ditarik manfaat di dalamnya, maka itu
adalah riba.
Ibnu Qudamah rahimahullahberkata, “Setiap utang yang
dipersyaratkan ada tambahan, maka itu adalah haram. Hal ini tanpa
diperselisihkan oleh para ulama.” (Al-Mughni, 6:436)

23
Jika tambahan bukan prasyarat awal, hanya kerelaan dari pihak peminjam saat
mengembalikan utang, tidaklah masalah. Sebagaimana disebutkan dalam
hadits Abu Raafi’ bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
meminjam dari seseorang unta yang masih kecil. Lalu ada unta zakat yang
diajukan sebagai ganti. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menyuruh Abu
Raafi’ untuk mengganti unta muda yang tadi dipinjam. Abu Raafi’ menjawab,
“Tidak ada unta sebagai gantian kecuali unta yang terbaik (yang umurnya lebih
baik).” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjawab, “Berikan saja
unta terbaik tersebut kepadanya. Ingatlah sebaik-baik orang adalah yang baik
dalam melunasi utangnya.” (HR. Bukhari, no. 2392 dan Muslim, no. 1600)

24
4. Durhaka kepada Orang Tua
Imam Nawawi dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim (2:77) berkata, “‘Uququl walidain atau durhaka
kepada orang tua adalah segala bentuk menyakiti orang tua.” Para ulama juga mengatakan bahwa
taat kepada orang tua itu wajib dalam segala hal selama bukan dalam maksiat.
Dalam ayat disebutkan perintah berbakti kepada orang tua,

‫َو َق َض ٰى َر ُّب َك َأاَّل َت ْع ُبُد وا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَدْي ِن ِإْح َس اًن اۚ ِإَّما َي ْب ُلَغ َّن ِع نَد َك اْلِك َبَر َأَح ُد ُه َم ا َأْو‬
‫ِك اَل ُه َم ا َف اَل َت ُقل َّلُهَم ا ُأٍّف َو اَل َت ْن َه ْر ُه َم ا َو ُقل َّلُهَم ا َق ْو اًل َك ِر يًما‬

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)

25
Mengenai maksud berkata uff (ah) dalam ayat, dikatakan oleh Ibnu Jarir Ath-
Thabari dari perkataan para ulama,

‫ُك ُّل َم ا َغ َلَظ ِم َن الَك َالِم َو َقُبَح‬


“Segala bentuk perkataan kasar dan jelek kepada orang tua.” (Tafsir Ath-
Thabari, 15:82).
Imam Ath-Thabari rahimahullah mengatakan bahwa tugas kita adalah tidak
mengatakan kata-kata kasar ketika melihat salah satu atau kedua orang tua
kita (karena usia tuanya) melakukan tindakan mengganggu orang lain. Sikap
kita semestinya sabar dan berharap pahala yang besar dengan bersabar
menghadapi keduanya sebagaimana orang tua kita pun bersabar menghadapi
kita ketika kita masih kecil. (Tafsir Ath-Thabari, 15:82)

26
5. Meninggalkan Shalat
Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َفَم ْن َت َر َك َه ا َفَقْد َكَفَر‬، ‫الَع ْه ُد اَّلِذ ي َب ْي َنَن ا َو َب ْي َن ُهْم الَّص َالُة‬


“Perjanjian yang mengikat antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa
saja yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi, no. 2621
dan An-Nasa’i, no. 464. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

27
Seorang tabi’in bernama ‘Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata,

‫َك اَن أْص َح اُب مَح َّمٍد – َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم – َال َيَر ْو َن َش ْيئًا ِم َن األْع َم اِل‬
‫َت ْر ُك ُه ُكْف ٌر َغ ْي َر الَّص َالِة‬
“Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memandang kufur
karena meninggalkan amal, kecuali shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2622. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

28
Dari Burairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ْن َت َر َك َص َالَة اْلَع ْص ِر َفَقْد َح ِبَط َعَم ُلُه‬


“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah
amalannya.” (HR. Bukhari, no. 594)

29
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai