Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Makalah

Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: plural munāfiqūn) adalah terminologi

dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran

agama Islam, namun sebenarnya hati mereka memungkirinya. Begitu juga

sifat buruk yaitu sombong dan riya sifat-sifat itu sangat dibenci oleh Allah.

Dimakalah ini akan kami jabarkan penjelasan tentang munafik, sombong dan

riya.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian Munafik ?

2. Apa dalil-dalil tentang Munafik ?

3. Apa contoh –contoh Munafik?

4. Apa pengertian Sombong ?

5. Apa dalil-dalil tentang Sombong ?

6. Apa contoh-contoh Sombong?

7. Apa pengertian Riya ?

8. Apa dalil-dalil tentang Riya?

9. Apa contoh-contoh Riya?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Munafik.

2. Untuk mengetahui dalil-dalin tentang Munafik.

3. Untuk mengetahui contoh-contoh Munafik.

1
4. Untuk mengetahui pengertian Sombong.

5. Untuk mengetahui dalil-dalin tentang Sombong.

6. Untuk mengetahui contoh-contoh Sombong.

7. Untuk mengetahui pengertian Ria.

8. Untuk mengetahui dalil-dalin tentang Ria.

9. Untuk mengetahui contoh-contoh Ria.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Akhlak Tercela I
(Munafik, Sombong, dan Riya)

A. Munafik
1. Pengertian
Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: plural munāfiqūn) adalah
terminologi dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura
mengikuti ajaran agama Islam, namun sebenarnya hati mereka
memungkirinya. Dari hadits Abdullah ibn Umar ada dua pembagian yang bisa
diambil pelajaran yaitu: benar-benar munafik (munafik sempurna) dan sifat
atau perangai munafik yang ada pada diri seseorang.
Munafik tidak dikategorikan Islam, bukan Islam bukan juga kafir tetap ia
sebagai munafik. dalam surat At-Taubah ayat 63-86 Allah menceritakan
tentang orang-orang munafik pada masa rasul sehingga Allah memerintahkan
kepada rasul jangan mendo’akan ampunan kepada mereka (tidak akan
diterima walau rasul memohon 70 kali) dan jangan pula menyalatkan ketika
dia mati (orang-orang munafik) demikian ancaman keras neraka jahannam
yang kekal bagi orang-orang munafik.
Orang-orang munafik selalu menerima dan memberi dengan ketidak
tulusan mereka jauh dari sifat rendah hati mereka selalu ingin di puji disertai
sifat iri hati semisal ada yang menyamai dan melebihi mereka. Ibn Rajab
berkata: “Nifaq (munafik) secara bahasa merupakan jenis penipuan, makar,
menampakkan kebaikan dan memendam kebalikannya. Secara syari’at
terbagi dua: Pertama, Munafik Akbar (Kemunafikan Besar) yaitu upaya
seseorang menampakkan keimanan kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-
kitab, Rasul dan hari akhir, sebaliknya memendam lawan dari itu semua atau
sebagiannya. Inilah bentuk nifaq (kemunafikan) yang terjadi pada masa
Rasulullah SAW dan yang dicela dan dikafirkan para pelakunya oleh al-

3
Qur’an. Rasulullah SAW menginformasikan bahwa pelakunya kelak akan
menempati neraka paling bawah. Kedua, Munafik Ashghar (Kemunafikan
Kecil); yaitu kemunafikan dalam perbuatan. Gambarannya, seseorang
menampakkan secara teranga-terangan keshalihannya namun
menyembunyikan sifat yang berlawanan dengan itu.

2. Dalil-dalil tentang Munafik

Dalam Islam terdapat 3 ciri-ciri orang munafik seperti yang disampaikan oleh
baginda Rasulullah SAW dalam sabdanya yang berbunyi.

‫ َد‬2‫ َوإِ َذا َو َع‬، ‫ َذ َب‬2‫َّث َك‬


َ ‫ د‬2‫ث إِ َذا َح‬ ِ ِ‫اف‬22َ‫ةُ ا ْل ُمن‬2َ‫ا َل آي‬22َ‫لم – ق‬22‫ه وس‬22‫عَنْ أَبِى ُه َر ْي َرةَ َع ِن النَّبِ ِّى صلى هللا علي‬
ٌ َ‫ق ثَال‬
َ َ
َ‫ َوإِذا اؤْ تُ ِمنَ خان‬، َ‫أخلف‬ َ ْ َ

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang


munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia
mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Al- Bukhari)

Hadist tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Iman


hadist nomer 33. Hadist tersebut masuk kedalam bab berjudul Baabu
Alaamati Munaafiq yang artinya Bab Tanda-tanda Orang Munafiq.

Selain dari Al-Hadist, Allah SWT juga telah menjelaskan ciri-ciri orang
munafik dalam bagian awal surat Al-baqarah. Pada awalan surat tersebut
Allah menjelaskan tentang tiga golongan manusia, yaitu orang-orang
mukmin, orang-orang kafir, dan orang-orang munafiq.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 14:

َ ‫َوإِ َذا لَقُوا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قَالُوا آ َمنَّا َوإِ َذا َخلَ ْوا إِلَ ٰى‬
ْ ‫شيَا ِطينِ ِه ْم قَالُوا إِنَّا َم َع ُك ْم إِنَّ َما نَ ْحنُ ُم‬
َ‫ستَ ْه ِزئُون‬

Artinya: Dan apabila mereka berjmpa dengan orang yang beriman, mereka
berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka apabila
mereka kembali pada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka

4
berkata “Sesungguhnya kami bersamamu, kami hanya berolok-
olok.”

Kemudian Allah SWT membalas perkataan mereka dalam ayat selanjutnya.

َ‫ئ ِب ِه ْم َويَ ُم ُّد ُه ْم فِي طُ ْغيَانِ ِه ْم يَ ْع َمهُون‬ ْ َ‫هَّللا ُ ي‬


ُ ‫ستَ ْه ِز‬

Artinya: Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka


terombang-ambing dalam kesesatan.

Dalam ayat-ayat Al-Quran surat Al-Hadid ayat 12-14, Allah Ta’ala


menunjukkan balasan terhadap orang-orang munafik ketika berada di akhirat.
Pada ayat-ayat yang lain seperti surat At-Taubah ayat 63 dan 68 yang berisi
ancaman bahwa kelak mereka akan dimasukkan ke dalam neraka jahannam.

3. Contoh-contoh Munafik
a. Ciri orang munafik yang pertama adalah jika berbicara ia berbohong.
Orang yang suka berbohong atau menutupi kebenaran maka dia akan
semakin dekat dengan sifat kemunafikan. Bohong sendiri artinya adalah
segala sesuatu baik itu perkataan atau perbuatan yang tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
b. Suka tidak menepati janji merupakan ciri-ciri orang munafik yang kedua.
Apabila kita berjanji kepada seseorang berusahalah untuk menepatinya.
Jika memang merasa tidak sanggup berkatalah jujur atau jangan
menyepakati janji tersebut. Jadi berhati-hatilah dalam berjanji, karena jika
sering mengingkarinya, kita bisa termasuk orang munafik.
c. Berkhianat merupakan ciri orang munafik yang ketiga. Mengkhianati
amanah, jika sering dilakukan, maka pelakunya akan semakin dekat
dengan kemunafikan. Semakin besar kepercayaan yang dikhianati,
semakin jelas tanda kemunafikan orang tersebut. Meskipun sebenarnya
sangat sulit memastikan ia berkhianat atau tidak.1

1
https://informazone.com/ciri-ciri-orang-munafik

5
B. Sombong
1. Pengertian
Sombong merupakan salah satu sifat buruk dan juga termasuk penyakit
hati. Perilaku orang sombong akan sselalu dimaksudkan untuk membuat
mereka tampil lebih berharga dan unggul dimata orang lain dan merasa
bangga diri. Kesembongan menuntun orang pada penyakit yang salah.
Ada dua jenis kesombongan, yang terbuka terang-terangan, nyata dan
tersembinyi diam-diam, rahasia. Kesombongan tersembunyi adalah
sebutan bagi perasaan dalam diri seseorang yang merasa lebih dari pada
orang lain. Sombong yang terbuka, sombong yang terang-terangan.
Merasa unggul atau lebih.
2. Dalil-dalil tentang sombong

a. Larangan Bersikap Angkuh

Di dalam ajaran islam, bentuk perilaku dan moral manusia senantiasa


diatur, disampaikan, dan dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Salah satu sikap atau moral yang dibenci oleh Allah adalah sikap
sombong pada manusia. Hal ini juga disampaikan oleh Allah dalam Al-
Quran, sebagai berikut.

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena


sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri” ( QS Luqman : 108 )

Dari ayat diatas, ditunjukkan oleh Allah bahwa manusia tidak boleh
memiliki sikap angkuh sebagaimana ia merasa bahwa dirinya paling hebat
dan paling berpengaruh di muka bumi. Sikap membanggakan diri pun juga
dilarang oleh Allah karena jika berlebihan, manusia tidak akan bisa
mengevaluasi diri dan senantiasa menganggap dirinyalah yang benar.
Sikap-sikap seperti inilah tentunya yang didukung oleh setan.

6
b. Larangan Membanggakan Diri dan Terlalu Gembira

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al
Hadid : 23)

Sikap membanggakan diri dan terlalu bergembira dapat membawa


seseorang kepada sikap sombong dan angkuh. Sebagaimana perintah
Allah, jika manusia diberikan kegembiraan dna rezeki yang banyak maka
sikap seharusnya adalah bersyukur dan meminta kepada Allah agar dijaga
dari rezeki yang haram. Kegembiraan berlebihan dan kebanggan terhadap
diri berlebihan akan membawakan pada sikap sulit untuk menerima
masukan dan tidak mau evaluasi diri.

c. Memperdebatkan Al-Quran

“(Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan


yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi
Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci
mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” (QS Al Mukmin :
35)

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia dilarang untuk memperdebatkan


ayat-ayat Allah tanpa alasan yang jelas, apalag hanya untuk sekedar
membanggakan hasil pemikiran sendiri.

d. Orang yang Tidak Sombong selalu Percaya kepada Ayat-Ayat


Allah

“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami


adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka
segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula
mereka tidaklah sombong.” (QS Assajjadah  : 15)

Orang-orang yang percaya kepada ayat-ayat Allah sejatinya bukanlah


orang yang sombong. Orang-orang yang percaya kepada Allah senantiasa

7
bersujud dan menyadari akan Tuhannya sehingga tidak ada hal yang harus
mereka sombongkan, banggakan berlebihan, atau dijadikan sebagai alat
untuk membuat dirinya angkuh. Orang-orang seperti ini adalah orang-
orang yang akan selalu tunduk pada kebesaran ayat-ayat Allah baik tertulis
ataupun tidak tertulis, karena hatinya tidak ada sedikitpun sikap sombong.

3. Contoh Kesombongan dalam Al-Quran

Di dalam Al-Quran sikap kesombongan sering kali dikaitkan dengan


seorang pemimpin yang zalim, senantiasa membanggakan diri, bahkan
tidak mau tunduk dan mengikuti aturan yang telah Allah berikan. Ia
menolak mentah-mentah ajakan Nabi Musa untuk menyembah Allah dan
menjauhi segala perilaku kezaliman yang telah dia lakukan untuk Bani
Israil. Untuk itu, dalam Al-Quran dijelaskan beberapa ayat Al-Quran
mengenai hal tersebut.

“kepada Fir’aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini


takbur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.” (QS Al
Mu’minuun : 6)

Dalam ayat tersebut jelas bahwa Allah memberikan informasi bahwa


Fir’aun dan pembesar kaumnya adalah orang-orang yang sombong dan
takabur. Mereka bangga atas suku mereka sendiri dan tidak mau mengikuti
jalan kebenaran yang telah ditunjukkan. Untuk itu, umat islam tentunya
dilarang bersikap sombong. Sikap sombong dalam islam tentunya
mengarahkan manusia menjauhi nilai yang benar dan akan bersikap
angkuh sebagaimana contohnya Firaun. Raja zalim yang sewenang
wenang dan tidak mau untuk tunduk kepada Allah SWT.2

C. Riya

1. Pengertian

2
https://dalamislam.com/info-islami/sombong-dalam-islam

8
Dalam bahasa Arab, arriya’ (‫ )الرياء‬berasal dari kata kerja raâ ( ‫)راءى‬
yang bermakna memperlihatkan. Riya’ merupakan memperlihatkan
sekaligsu memperbagus suatu amal ibadah dengan tujuan agar
diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain. Riya’ termasuk
karena meniatkan ibadah selain kepada Allah SWT.

2. Dalil-dalil tentang Riya

Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan


sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa
yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Adapun amal perbuatan yang diridhai Allah SWT ialah yang diniatkan
kepada Allah semata, dikerjakan dengan ikhlas sesuai dengan
kemampuan, tidak pilih kasih, dan merupakan rahmat bagi seluruh
alam. Sementara ibadah yang tidak akan diterima oleh Allah merupaka
amal ibadah yang dikerjakan dengan niat bukan kepada Allah, tidak
ikhlas karena ingin mendapat imbalan (bisa berupa pujian atau
penghargaan), serta mengada-ada.

Allah SWT berfirman yang artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan


(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya’ kepada manusia.” (Q. S. Al-Baqarah : 264).

Bersamaan dengan sum’ah, riya’ merupakan perbuatan tercela dan


masuk ke dalam syirik kecil. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan


membalas tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka
berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya’ (dengan shalat itu)
dihadapan manusia, dan tidaklah mereka dzkiri kepada Allah kecuali
sedikit sekali.” (Q. S. An-Nisa’ : 142)

9
3. Contoh Riya

1. Riya’ dalam niat

Berkaitan dengan niat di dalam hati seseorang yang merupakan


awal daripada setiap perbuatan yang menyebabkan tidak adanya
rasa ikhlas. Dalam sebuah hadist yang artinya;

“Aku mendengar Umar bin Khattab berkata di atas mimbar; ‘Aku


mendengar Rasulullah SAW bersabda; ‘Sesungguhnya segala
perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap
orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan.” (H. R. Bukhari
Muslim).

2. Riya’ dalam perbuatan

Lanjutan daripada niat di dalam hati tadi, yakni menunjukkan


segala tindak perbuatan atau ibadah dihadapan orang lain dengan
tujuan untuk diperhatikan dan mendapat pujian. Macam-macam
riya’ dalam perbuatan adalah:

1) Riya’ badan. Misalnya; memamerkan tubuh yang kurus tanda


rajin berpuasa.
2) Riya’ dalam pakaian. Misalnya; menganakan pakaian yang
sesuai dengan syar’i agar dianggap sebagai orang yang alim.
3) Riya’ dalam ucapan. Misalnya; membaca Al-Qur’an dengan
suara yang, merdu dan fasih dihadapan orang agar dipuji.

Masih banyak lagi bahaya perbuatan riya’ yang tentu saja sangat
merugikan, yakni:

a) Menghapus amalan yang dikerjakan


b) Pada hari kiamat akan dipermalukan dihadapan seluruh makhluk
c) Menjadikan amal ibadah yang baik menjadi batal, berubah buruk,
dan berbuah dosa
d) Lebih berbahaya daripada fitnah
e) Terhalang daripada taufik dan hidayah Allah SWT
f) Menimbulkan kesempitan dalam hidup

10
g) Menjadi penyebab jiwa yang tidak tenang dan gelisah
h) Khilangnya wibawa dan kharisma diri di hadapan orang lain
i) Profesionalisme kerja tidak ada lagi
j) Terjebak dalam sikap sombong yang hanya akan menyulitkan diri
sendiri
k) Menghilangkan keimanan
l) Menimbulkan kesengsaraan

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: plural munāfiqūn) adalah
terminologi dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura

11
mengikuti ajaran agama Islam, namun sebenarnya hati mereka
memungkirinya.
Sombong merupakan salah satu sifat buruk dan juga termasuk penyakit
hati. Perilaku orang sombong akan sselalu dimaksudkan untuk membuat
mereka tampil lebih berharga dan unggul dimata orang lain dan merasa
bangga diri.
Riya’ merupakan memperlihatkan sekaligsu memperbagus suatu amal
ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang
lain. Riya’ termasuk karena meniatkan ibadah selain kepada Allah SWT.
B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

12

Anda mungkin juga menyukai