Anda di halaman 1dari 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL


PADA PEMBELAJARAN TARI DI SMP NEGERI 1 PANTI
KABUPATEN PASAMAN

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Strata Satu (S1)

Oleh:

Aisyah Hudatul Husna

Nim/BP : 1201170/2012

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)

2016
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang telah

dibelajarkan di persekolahan yang perannya menentukan dalam pembentukan

pengetahuan, kepribadian, dan keterampilan untuk mencapai suatu keserasian

pada kehidupan sehari – hari siswa. Adanya peran pendidikan seni budaya seperti

itu disebabkan karena pelajaran ini amat berperan dan membantu perkembangan

peserta didik khususnya pada pemberian pengalaman estetika pada saat siswa

mengekspresikan, mengkreasikan dan mengapresiasikan kembali nilai – nilai

kehidupan dengan kesenian. Pembelajaran ini tentu harus didukung dengan Model

pembelajaran yang direncanakan untuk dapat terus mendukung hasil belajar

secara optimal.

Hasil belajar tampak pada perubahan tingkah laku, reaksi dan sikap

peserta didik secara fisik maupun mental. Keadaan ini menjadi suatu kesatuan

yang mengarah pada perubahan tingkah laku sebagai hasil utama dari keseluruhan

proses hasil pembelajaran. Mengingat hal tersebut, maka hasil belajar suatu materi

pelajaran tertentu akan turut berperan dalam pencapaian tujuan belajar secara

umum. Penyelenggaraan proses belajar yang efektif dan efisien diperlukan untuk

memperoleh hasil belajar yang memuaskan.


2

Efektifnya suatu proses pembelajaran, dapat dilihat dari hasil belajar yang

dicapai oleh peserta didik. Karena dari hasil belajar tersebut tercermin keterlibatan

mental secara penuh antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Aktivitas siswa di kelas sangat tergantung kepada pendidik yang memberikan

pelajaran. Peserta didik akan beraktivitas dengan baik apabila pendidik mengelola

pembelajaran secara profesional. Salah satu usaha pendidik untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa adalah dengan menggunakan metode belajar yang baik dan

tepat dalam mengajar.

Pendidik tidak harus terpaku pada satu metode pembelajaran saja tetapi

harus menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran Seni Budaya tidak

membosankan. Pendidik harus mampu memilih metode mengajar dan media

pembelajaran yang menunjang efektinya proses pembelajaran yang dapat

melibatkan peserta didik secara optimal sehingga peserta didik menjadi aktif dan

berfikir kritis sehingga kreativitasnya dapat berkembang.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada kelas VIII.2 SMP N 1

Panti Kabupaten Pasaman, pada proses pembelajaran guru terfokus pada metode

konvensional, seharusnya guru juga menggunakan metode yang lain dan media

pembelajaran yan lebih sesuai dengan materi pelajaran dan lebih meningkatkan

aktivitas pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

Selain itu untuk menyampaikan materi, Guru tidak menggunakan media

pembelajaran padahal disekolah tersebut tersedia media audio-visual yang dapat

digunakan saat jam mata pelajaran Seni budaya sehingga siswanya terlihat bosan

dan kurang aktif atau rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga
3

dalam pelaksanaan pembelajaran suasana kelas terlihat monoton. Pelaksanaan

proses pembelajaran di SMPN 1 Panti khususnya kelas VIII.2 ditemukan

kenyataan sebagai berikut:

1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran hal ini dapat dilihat dari aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran sedikit.

2. Perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik

kurang,

3. Banyak siswa yang belum tuntas dalam belajar dan banyak siswa yang

belum menguasai pelajaran secara optimal, hal ini dapat dilihat dari tabel

hasil belajar siswa:

Nilai Ulangan Harian Siswa kelas VIII.6

No NAMA SISWA KKM UH 1 KET.


1 Abima Rinasta 70 80 T
2 Adrian Fauzi 70 7.75 T
3 Amelia Afri Yenti 70 6.6 T.T
4 Arif Al Imran 70 7.75 T
5 Berlianda Indah Putri 70 5.0 T.T
6 Desrina Sari 70 6.0 T.T
7 Eko Pernanda 70 6.6 T.T
8 Fofy Hidayah 70 5.0 T.T
9 Haris Supriadi 70 80 T
10 Ilham Ramadhan 70 6.6 T.T
11 Jakaria Saputra 70 6.6 T.T
12 Marwadri 70 7.25 T
13 Opit Ansadi 70 5.0 T.T
14 Purba Tua 70 7.6 T
15 Rachyta Rismanda 70 6.6 T.T
16 Rizki Ritonga 70 - -
17 Rofifah Ainun 70 7.75 T
18 Selvi Esti 70 6.0 T.T
19 Siti Zuleha 70 7.5 T
20 Tasya Khairani 70 5.6 T.T
21 Tika Oktovia Sari 70 82 T.T
22 Yelwinda Fitri 70 7.0 T
23 Yuni Hermansyah Putri 70 6.5 T.T
24 Zidan Purgani Alma 70 6.45 T.T
4

Sumber:Nilai Ulangan Harian siswa diperoleh dari Guru Seni Budaya kelas VIII.2 SMP
N 1 Panti

Salah satu solusi yang direncanakan penulis untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar adalah dengan menggunakan media audiovisual. Media ini

mempunyai kemampuan lebih, karena ia mengandalkan dua indera sekaligus

dengan melihat sekaligus mendengar siswa yang menerima pelajaran dapat lebih

mudah dan lebih cepat mengerti. Media audiovisual dapat mempermudah

menyampaikan dan memudahkan menerima suatu pelajaran, mendorong

keinginan untuk lebih banyak lagi mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan

dengan materi yang telah disampaikan. Media audiovisual ini mampu menarik

siswa untuk memusatkan perhatian dan mengikuti pelajaran, dapat mendorong

peserta didik untuk dapat aktif dan kritis karena menuntut siswa untuk lebih

banyak mengamati, bertanya dan memperhatikan guru waktu menjelaskan materi

supaya bisa menjawab pertanyaan yang diberikan pendidik.

Media audio visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari

penontonnya. Seperti yang tercantum dalam KBBI (Kamus Besar Bahas

Indonesia), audio berarti bersifat didengar dan visual berarti bersifat dapat dilihat.

Sedangkan audio visual berarti bersifat dapat didengar dan dilihat atau alat peraga

yang bersifat dapat didengar.Ini membuat peserta didik lebih terpancing untuk

melihat, mendengar, bertanya dan memperhatikan pendidik waktu menerangkan

materi dan penayangan dari media audio visual. Media yang digunakan guru

dalam pembelajaran harus bervariasi agar terciptanya kondisi pembelajaran yang

menjadikan siswa aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan tentunya akan

lebih meningkatkan hasil belajar.


5

Terkait hal diatas, penelitian ini penting untuk dilakukan agar dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran seni
tari di kelas VIII.2 SMP Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman dengan judul
"Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Media Audiovisual Pada Pembelajaran Tari di SMP Negeri 1 Panti
Kabupaten Pasaman”.
6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, dapat diidentifikasi Pelaksanaan

proses pembelajaran di SMPNegeri 1 Panti khususnya kelas VIII.2 ditemukan

kenyataan sebagai berikut:

1. Ketidak aktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa

seperti memperhatikan/mengamati Materi yang disajikan Guru,

mengajukan pertanyaan, menanggapi/mengemukakan pendapat, dan

mengerjakan tugas sangat sedikit dalam proses pembelajaran.

2. Perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik kurang,

3. Penggunaan media pembelajaran sangat terbatas.

C. Batasan Masalah

Mengacu kepada identifikasi masalah tersebut, batasan masalah pada

penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan

menggunakan media audio visual pada pembelajaran tari di kelas VIII.2 SMP

Negeri 1 Panti.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan permasalahan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan media audio-visual dapat meningkatkan

aktivitas belajar seni tari siswa ?

2. Apakah dengan menggunakan media audio-visual dapat meningkatkan hasil

belajar tari siswa ?


7

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar seni tari siswa

dengan menggunakan media audio visual.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan media audio visual.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:.

1. Peneliti, yaitu sebagai salah satu syarat menyelesaikan program S1 pada

jurusan sendratasik.

2. Guru tari kelas VIII.2 SMP Negeri 1 Panti, agar dapat dijadikan salah satu

solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar seni tari siswa.

3. Kepala SMP Negeri 1 Panti, yaitu sebagai masukan untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Panti.

4. Pembaca, sebagai informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui

tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan

media audiovisual.
8

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran seni tari

Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran

dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang

dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah Suatu proses

perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan

pengalaman. Menurut Zainal Arifin (2009 : 10) Pembelajaran adalah suatu proses

atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan

komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan

lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya

tindakan belajar peserta didik, baik dikelas maupun diluar kelas, dihadiri guru

secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

Menurut Sudjana (2010 : 8) Pembelajaran dapat diberi arti sebagai setiap

upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-

kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan Penjelasan tersebut dapat dismpulkan bahwa pembelajaran

seni tari adalah suatu proses interaksi yang dilakukan secara sadar oleh guru dan

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran seni tari dengan memanfaatkan

meterial dan sumber belajar.Pembelajaran berpusat pada peserta didik merupakan


9

pembelajaran yang lebih berpusat kepada kebutuhan, minat, bakat, dan

kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan menjadi sangat bermakna.

Dalam pembelajaran, khususnya seni tari, siswa merupakan subyek utama,

karena itu siswa harus dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran,

keaktifan dan partisipasi siswa lebih dituntut, sedangkan guru bertugas

membimbing dan memotivasi siswa untuk belajar. Melalui aktivitas, siswa diberi

kesempatan untuk belajar dari pengalamannya sendiri sehingga apa yang

dipelajari mudah diingat dan dipahami selanjutnya hasil belajar yang dicapai akan

lebih baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada diluar individu adalah metode

pembelajaran yang digunakan harus bisa meningkatkan aktivitas belajar siswa

terhadap suatu mata pelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat menjadi lebih

baik.

Menurut Hamalik (2001:30),“hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Kemudian

Nana Sudjana (2011: 22) mengemukakan “Hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.

Horward kingsley dalam Nana Sudjana ( 2011 : 22) membagi tiga macam

hasil belajar, yakni

(a) ketrampilan dan kebiasaan


10

(b) pengetahuan dan pengertian

(c) sikap dan cita-cita

Sedangkan menurut Gagne (1992:22) hasil belajar merupakan kapabiltas

yang diperoleh dari proses belajar yang dikategorikan dalam lima macam yaitu: 1)

informasi verbal, 2) keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif, 4) sikap, dan 5)

keterampilan motoris.

Sedangkan Bloom,dkk dalam Nana Sudjana (2011: 22) yang secara garis

besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis sintensis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenan dengan sikap yang terdiri

dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi. Ranah psikomotoris berkenan dengan hasil belajar ketrampilan dan

kemampuan bertindak.

Menurut Nana Sudjana (2011: 39) Hasil Belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor

yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang dari dari diri

siswa terutama kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik

dan psikis.Faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan yaitu kualitas

pengajaran, tinggi rendah atau efektif tidaknya proses belejar-mengajar dalam

mencapai tujuan pembelajaran.


11

Jadi hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap

sasaran belajar pada topik bahasan yang diajarkan sesuai dengan tujuan

pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar seorang peserta didik biasanya

dinyatakan dengan angka, untuk mendapatkan nilai tersebut dilakukan penilaian.

Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang

telah ditetapkan itu tercapai, dengan kata lain tujuan itu adalah sebagai alat untuk

mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi antara pendidik dan

peserta didik. Penilaian kegiatan belajar dan nilai hasil dapat dilakukan dengan

suatu ala tevaluasi yang berupa tes.

3. Aktivitas Belajar

Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal

yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses

pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal.

Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal

dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja

atau belajar dengan sungguh–sungguh supaya mendapat prestasi yang

gemilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 12)

Menurut Hamalik (2001: 28) Belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah

laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,

apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani etis atau budi pekerti dan
12

sikap. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Pada umumnya

pengajaran modem lebih menitik beratkan pada asas aktivitas. Anak belajar

sambil bekerja.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah

segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam

rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini

penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, siswa yang lebih banyak

melakukan kegiatan sedangkan guru lebih banyak membimbing dan

mengarahkan

Dierich, dalam Hamalik (2001: 172) membagi aktivitas atas 8

kelompok, yaitu kegiatan visual, lisan, pendengaran, menulis, menggambar,

metrik, mental dan emosional.

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,

demontrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengerrukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu

kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan

pendapat, wawancara, diskusi, interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan pendengaran

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau


13

diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-

bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggarnbar, membuat grafik, charc, diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,

membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,

melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banyak sekali aktivitas

yang dapat dilakukan siswa di sekolah, tugas guru adalah bagaimana

membangkitkan aktivitas siswa tersebut agar terjadi suatu proses pembelajaran

yang efektif yang dapat mencapai tujuan dan hasil belajar lebih optimal.

Hamalik (2001: 17) mengemukakan bahwa. Penggunaan asas aktivitas

dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain :

1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2. Berbuat sendiri akan mengembangakan seluruh aspek pribadi siswa.


14

3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

4. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri,

sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual.

5. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan

kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.

6. Membina dan memupuk kerjasama atara sekolah dan masyarakat dan

hubungan antar guru dan orangtua siswa, yang bermanfaan dalam

pendidikan siswa.

7. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secararealistis dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta

menghindarkan terjadinya verbalisme.

8. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya

kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

4. Media Pembelajaran

Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi yang dirancang untuk

menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik. Dalam hal ini siswa

bertindak sebagai penerima pesan. Agar pesan Kegiatan pembelajaran pada

hakekatnya merupakan proses komunikasi, dan guru berperan sebagai

komunikator yang menyampaikan pesan berupa materi yang disampaikan guru

dapat diterima siswa dengan baik maka diperlukan media pembelajaran.

Kata media berasal dari Bahasa Latin medium secara harfiah berarti

‘tengah’ ‘perantara’ atau ‘pengantar’.Geralch & Ely dalam Arsyad (2007:3)


15

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia,materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai

allat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Gegne dan Briggs dalam Arsyad (2007: 4), mengakatakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi

materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video

camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapan merangsang

siswa untuk belajar.

Hamalik (1986) dalam Arsyad (2007: 15) mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu

keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.


16

Munir (2008 : 138) menyatakan, media pembelajaran dapat diartikan

sebagai perantara sampainya pesan belajar dari sumber pesan kepada penerima

pesan sehingga terjadi interaksi belajar.

Munir (2008: 138-139) menjelaskan manfaat media pembelajaran,

sebagai berikut:

a. Dapat memberikankan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi

pembelajaran yang sedang dibahas.

b. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak

nyata) menjadi konkrit (nyata dapat didlihat).

c. Membantu guru menyampaikan materi dengan lebih cepat dan mudah.

d. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas, dan

kreativitas,belajar peserta didik dan dapat menghibur peserta didik.

e. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan

memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik.

f. Materi pembelajaran yang sudah dipelajarai dapat diulang kembali.

g. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap

suatu obyek.karena tidak hanya secara verbal, namun dalam bentuk nyata

menggunakan media pembelajaran.

h. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

i. Membentuk sikap peserta didik (sikap afektif), meningkatkan

keterampilan (psikomotor).

j. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat,

dan bakatnya baik belajar secara individual, kelompok, atau klasikal.


17

k. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Munir (2008: 140 - 141) juga menjelaskan beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam merencanakan media pembelajaran, yaitu:

a. Mempelajari kurikulum untuk mengetahui dan mengidentifikasi

kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi

pembelajaran dengan menggunakan suatu media pembelajaran.

b. Mengenalisis kurikulum untuk mengetahui hubungan kemampuan yang

harus dicapai peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan dan media pembelajran yang diperlukan.

c. Merumuskan tujuan pembelajaran.

d. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai harus ditentukan terlebih dahulu,

kemudian menentukan media pembelajaran yang paling tepat sesuai tujuan

pembelajaran tersebut.

e. Mengklafifikasikan tujuan pembelajaran berdasarkan domain, yaitu

kognitif, afektif, atau psikomotor sehingga akan mudah menentukan media

pembelajaran yang sesuai dengan domain tersebut.

f. Mempertimbangkan ( berdasarkan nilai kegunaan) madia pembelajaran

yang digunakan.

g. Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan.

Dengan pengetahuan tersebut maka dengan penggunaan media

pembelajaran akan mampu membantu guru dalam menyampaikan materi


18

pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir, dan pemahaman

peserta didik terhadap materi pemblajaran.

5. Media Audio Visual

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan mesin – mesin mekanisdan elektronik untuk

menyajikan pesan-pesan audio dan visual, Cecep Kustandi (2011 : 34). Media

audio visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari penontonnya.

Seperti yang tercantum dalam KBBI (KAmus Besar Bahas Indonesia), audio

berarti bersifat didengar dan visual berarti bersifat dapat dilihat. Sedangkan audio

visual berarti bersifat dapat didengar dan dilihat atau alat peraga yang bersifat

dapat didengar.

Arsyad (2007 : 30-31) menjelaskan, Pembelajaran melalui audio visual

adalah produksi dari penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan

mata dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata

atau simbol-simbol yang serupa. Dengan demikian, media audio visual berarti

suatu alat atau benda yang digunakan guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar oleh siswa.

Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat

membantukeefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat

siswa,media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, dan mendatakan informasi.


19

Arsyad (2007 : 31 ) menyatakn,Ciri-ciri utama media audio visual adalah:

a. Media audio visual biasanya bersifat linier.

b. Biasanya menyajikan visual yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang

atau pembuatnya.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.

Levie dan Lanz dalam AzharArsyad (2007 : 16) juga mengemukakan

empat fungsi media pengajaran yaitu:

1) Fungsi Atensi

Di sini media audio visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang

berkaitan dengan makna visual yang ditampilkanatau menyertai teks materi

pelajaran.

2) Fungsi afektif

Di sini media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika

belajar atau membaca teks yang bergambar, misalnya informasi yang

menyangkut masalah social atau ras.

3) Fungsi kognitif

Di sini media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung

dalam gambar.
20

4) Fungsi kompensatoris

Disini media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual

yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah

untuk membaca juga mengorganisasikan informasi dalam teks dan

mengingatnya kembali dengan kata lain media pengajaran berfungsi untuk

mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi

pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. Dengan media

audio visual, dapat mempermudah siswa dalam memahami dan menyerap materi

yang diajarkan dengan melihat secara konkrit.

Dalam penggunaan Media Audio Visual memerlukan langkah –langkah

yang harus disiapkan. Menurut Warjana dan Rizky dalam Ummu Salamah (2014)

adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan media Audio

Visual dalam proses pembelajaran adalah :

a. Merancang Presentasi

Materi persentasi menjadi salah satu bagian yang cukup penting dalam

kesuksesan persentasi. Dengan demikian,materi persentasi yang menarik

menjadi prioritas dalam perancangan, baik pemilihan materi presentasi,

format yang dipilih, maupun animasi yang disertakan dalam presentasi

tersebut. Untuk membuat dan memformat presentasi yang baik dan

menarik memerlukan persiapan yang matang, adapun persiapan presentasi

seperti membuat slide. Dalam presentasi pembuatan slide dipengaruhi oleh

alokasi waktu yang akan disampaikan.


21

Pengggunaan Microsoft Power Point memerlukan persiapan sebelum

pengajaran atau presentasi dilakukan. Pembuatan slide dapat dibuat

dengan mudah, dengan langkah sebagai berikut : pertama guru membuka

program microsoft Power Point, didalamprogram tersebut dapat dibuat

slide secara langsung, jika guruingin menambahkan atau menyisip slide

baru, dapat dibuat dengan menekan tombol enter atau pada tab home

dalam group slide, klik tombol new slide, dilayar akan muncul

beberapapilihan layout slide pilih salah satu pilinhan yang ingin dilakukan.

Klik teks pada pada bagian click to add tittle untuk menyisipkan judul

pengajaran dan click to add text untuk menyisipkan teks lain sebagai

pendukung judul atau poin-poin yang ingin guru jelaskan dalam

pengajaran atau presentasi.

Kedua, menggunakan dan memilih background style atau motif latar

belakang agar lebih menarik pada slide yang akan di tampilkan. Motif latar

belakang terbagi dari berbagai macam seperti penggunaan fasilitas themes,

pemilihan objek, format tampilan teks, menentukan motif teks,

menggunakan word art style, membuat paragraph bernomor, menyisipkan

dan mengatur objek gambar, memberi efek transisi pada slide dan

memberikan animasi pada objek, dapat dilakukan dengan mengklik tab

design,dilayar akan muncul kotak pilihan seperti memilih gambar, efek

pada teks, atau yang lain. Setelah selesai membuat slide dan memberi

berbagai macam efek dan motiflatar belakang, file tersebut disimpan

dengan mengklik microsoft botton, kemudian klik tombol save atau tekan
22

Ctrl dan tombol huruf S secarabersamaan, setelah itu akan terlihat kotak

dialog save as, dikotak itu dapat ditentukan file yang akan disimpan.

b. Persiapan media yang akan digunakan

Setelah merancang dan menyiapkan materi, Guru harus

memperhatikan ruangan yang dipakai dan media laptop dan proyektor

yang akan digunakan saat presentasi atau mengajar,kedua halitu sangat

penting selain materi yang sudah disiapkan. Sebagai pengajar paling

sedikit mengerti dalam memilih proyektor yang akan dipakai

dalampengajaran seperti : mengetahui resolusi, warna, kontras rasio dan

lumen pada proyektor yang sesuai dengan ruangan atau kelas yang guru

pergunakan,karena semua itu mempengaruhi gambar yang dihasilkan

proyektor.

c. Melakukan presentasi dalam Pembelajaran

Setelah guru merancang materi dan memilih proyektor yang akan

dipergunakan, guru harus menyiapkannya dengan baik seperti

menempatkan proyektor pada posisi tertentu dengan jarak sedemikian rupa

antara screen dan proyektor. Tempatkan laptop sesuai keinginan dengan

memperhatikan keleluasaan saat mengajar atau presentasi. Hubungkan

kabel proyektor yang tersedia dengan laptop, hubungkan kabel AC pada

proyektor kesteke, lalu tekan tombol power hingga proyektor menyala dan

mendeteksi laptop siap digunakan untuk melakukan resentasi.


23

B. Penelitian Relevan

Untuk mendukung kesesuain ide perumusan masalah dalam penulisan ini,

ada beberapa pernyataan dan penelitian yang penulis anggap relevan untuk

dijadikan sebagai sumber kepustakaan diantaranya :

1. Heva fajriwati (2011) dengan penilitan berjudul “Penerapan pembelajaran

berbantuan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar tari; studi

eksperimen pada mata pelajaran seni budaya di SMP negeri 2 tanjung baru

tanah datar”.Ia menyimpulkan bahwa berdasarakan hasil belajar, terdapat

perbedaan hasil yang signifikan antara pembelajaran tari dengan

menggunakan media audio visual dan pembelajaran tari menggunakan

metode konvensional pada pembelajaran seni budaya di kelas VIII SMP 2

Tanjung Baru Tanah datar. Hasil belajar siswa kelas VIII-1 yang disebut

dengan kelas eksperimen dan diberi perlakuan pembelajaran tari

berbantuan media audio visual memiliki hasil belajar yang tinggi dari

pada kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional.

2. Lidya Dewika (2014) Yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar siswa

dengan menggunakan media Audio Visual dan pembelajaran seni tari”

Berdasarkan Peneltian Tindakan Kelas maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran seni tari dapat

meningkatkan hasil belajar dengan indikator mau memperhatikan, mau

bertanya, materi yang disajikan guru, berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran bertanya/ menanggapi, dan antusias, serta mengurangi hasil


24

belajar negatif siswa dengan indikator kurang memperhatikan materi yang

disajikan guru, meribut dikelas, dan minta izin keluar masuk kelas.

3. Dhita Amandini (2015) dengan penelitian berjudul “Pengaruh Media

Audiovisual terhadap keterampilan Menari siswa Kelas x di SMA Negeri

7 Padang” Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

keterampilan menari siswa melalui media audiovisual, Karena dengan

menggunakan media udiovisual siswa lebih tertarik dengan pembelajaran

seni tari dan media audiovisual berpengaruh terhadap keterampilan menari

siswa di SMA Negeri 7 Padang.

C. Kerangka Konseptual

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Panti yang membahas tentang

aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran seni tari. Adapun, pada waktu

observasi yang dilakukan di SMP N 1 Panti khususnya kelas VIII.2 aktivitas dan

hasil belajar siswanya masih rendah, ini dapat dilihat dari kurangnya aktivitas atau

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

Salah satu solusi yang direncanakan adalah dengan menggunakan Media

Audiovisual, dilakukan dengan langkah-langkah Berikut ; Pertama, Merancang

Presentasi dengan Pemilihan materi pelajaran dan Pembuatan Power Point.

Kedua, Mempersiapkan Media yang Akan digunakan yaitu media Power Point

dan Video Tari Tunggal Nusantara , ruangan yang dipakai dan media laptop dan

proyektor. Ketiga, Melakukan Persentasi dengan kegiatan sebagai berikut :

Menayangkan Power Point materi dan video Tari tunggal Nusantara, Guru
25

memberikan Pertanyaan tentang materi yang sedang ditayangkan, siswa

memperhatikan dan mengamati tayangan, setelah mengamati siswa

mendiskusikan jawaban dari pertanyaan guru , siswa menyampaikan hasil

pengamatan, Guru bersama siswa menyimpulkan dan memberi penguatan hasil

diskusi.

Dengan menggunakan media audiovisual ini diharapkan aktivitas dan

hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram alur penelitian sebagai berikut:


26

SMP Negeri 1 Panti

(Kelas VIII.2)

Pembelajaran SeniTari
Pembelajaran Menggunakan Media Audio
Visual :

1. MerancangPresentasi (Pemilihan materi,


Pembuatan Power Point)
2. Persiapan Media yang Akan digunakan
Media Audio Visual (media Power Point dan Video Tari Tunggal
Nusantara , ruangan yang dipakai dan media
laptop dan proyektor)
3. MelakukanPersentasi :
1) Menayangkan Power Point materi dan
video Tari tunggal Nusantara
2) Guru memberikan Pertanyaan tentang
materi yang sedang ditayangkan
3) siswa memperhatikan dan mengamati
Aktivitas Siswa Hasil Belajar tayangan
Siswa 4) siswa mendiskusikan jawaban
5) siswa menyampaikan hasil pengamatan
6) menyimpulkan dan penguatann hasil
diskusi.

Aktivitas Dan Hasil Belajar


Siswa Meningkat

Gambar 1. Kerangka Konseptual


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang tergolong pada

penelitian Kualitatif. Sugiyono (2013 : 253) menyatakan metode penelitian

kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah. Penelitian kualtatif ini berdasarkan kan data alamiah yang berupa kata –

kata dalam mendeskripsikan objek yang diteliti.

Arikunto Suharsimi (2012 : 3) menyatakan Peneilitian Tindakan Kelas

merupakan Suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan ,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi didalam sebuah kelas secara bersama.

Menurut Arikunto (2012) penelitian tindakan bukan hanya seperti

mengajar biasanya, tetapi harus mengandung suatu pengertian, bahwa tindakan

yang dilakukan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.

Ide yang dicobakan dalam penelitian tindakan harus cemerlang dan lebih dahulu

peneliti sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya suatu perlakuan, selanjutnya

dalam penelitian tindakan ini peneliti langsung mencoba dan menerapkan

perlakuan tersebut dengan hati-hati seraya mengikuti proses serta dampak

perlakuan tersebut.
25

Model penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model penelitian

tindakan kelas yang di kemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2012 : 17-19).

Adapun tahapan model penelitian tidakan kelas tersebut adalah:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah,

yaitu mengenai tindakan di kelas. Yang perlu diingat dalam tahap ini adalah si

pelaksana atau guru harus ingat dan taat terhadap apa yang telah dirumuskan

dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

3. Pengamatan (observing)

Yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Ketika guru sedang

melakukan tindakan kadang-kadang tidak sempat menganalisis kegiatan untuk

itu guru harus melakukan pengamatan balik sambil melakukan pengamatan

balik guru mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi.

4. Refleksi (Reflecting)

Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian

berhadapan dengan peneliti, untuk bersama-sama mendiskusikan

implementasi rancangan tindakan. Keempat tahapan ini dapat disajikan

sebagai berikut :
26

SIKLUS I Rencana pembelajaran I

Langkah-LangkahPenggunaan Media Audiovisual:


Pelaksanaan
1. MerancangPresentasi (pemilihan
materi,membuat Power Point)
2. Persiapan Media yang Akan digunakan (media
Power Point dan Video Tari Tunggal
Pengamatan Nusantara, ruangan yang dipakai dan media
laptop dan proyektor)
3. MelakukanPersentasi :
1) Menayangkan Power Point materi dan
video Tari tunggal Nusantara
Refleksi
Belum Berhasil 2) Guru memberikan Pertanyaan tentang
materi yang sedang ditayangkan
3) siswa memperhatikan dan mengamati
tayangan
4) siswa mendiskusikan jawaban
5) siswa menyampaikan hasil pengamatan
6) menyimpulkan dan penguatan hasil diskusi

SIKLUS II Rencana pembelajaran II

Penggunaan Media Audiovisual:


Pelaksanaan
Siklus dua dilakukan dengan tahapan-

Pengamatan tahapan seperti pada siklus 1. Dilakukan


Perencanaan ulang berdasarkan hasil refleksi
siklus 1, Pembelajaran dilakukan untuk
memperbaiki hal-hal yang belum tuntas pada
Refleksi
siklus 1.

Berhasil

Laporan

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


27

B. Objek Penelitian

Objek penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas dan hasil belajar seni

tari siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 1 Panti yang berjumlah 24 orang yang terdiri

atas 12 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan, berupa nilai ulangan harian

dalam proses pembelajaran pada setiap akhir siklus. Objek penelitian ini diambil

karena dari hasil pengamatan yang dilakukan, kelas ini memperoleh nilai paling

rendah pada mata pelajaran Seni Budaya.

C. Instrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Tes tertulis, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setiap siklus. Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berupa Soal Objektif sebanyak 25 butir.

2. Lembaran Observasi digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran pada setiap siklus.

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa
N Mendemonstrasi
Menanggapi/
Nama Siswa -kan Mengajukan Mengerjakan
o mengemukakan
Materi yang Pertanyaan Tugas
pendapat
disajikan Guru
1
2
3
4
5
6
Jumlah
Persentase
3. Catatan Lapangan, digunakan untuk mencatat berbagai hal yang terjadi

dilpangan yang berhubungan dengan penelitian.


28

D. Prosedur Penelitian

Proses pelaksanaan Tindakan Kelas dilaksanakan sesuai prosedur tindakan

sampai penelitian ini berhasil yaitu jika skor rata-rata hasil tes siswa yang

diperoleh mencapai 70 (KKM) dan rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa

mencapai 75%.

1. Studi Pendahuluan

Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa observasi awal

terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran seni taridi SMP N 1 Panti. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan guru

berkaitan dengan aktivitas pembelajaran seni tari. Padastudi pendahuluan ini,

peneliti juga melakukan wawancara dengan guru tentang proses pembelajaran

seni tari yang sudah dilaksanakan serta hasil belajar siswa selama ini.

2. Siklus 1

a. Perencanaan Tindakan

Padatahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyiapkan kegiatan berikut :

1) Menentukan jadwal penelitian

2) Mengnalisis silabus untuk menentukan SD dan KD pembelajaran

3) Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

4) Mempersiapkan media Audio Visual yang akan digunakan

5) Mempersiapkan Lembaran observasi mengenai aktivitas siswa

6) Mempersiapkan soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan
29

Pada Pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru yang

melaksasakan pembelajaran dan guru mata pelajaran sebagai kolaborator.

1) Kegiatan awal

a) Salam Pembuka

b) Menjelaskan SK, KD dan indikator Pembelajaran

c) Menyamaikan tujuan pembelajaran

d) Apersepsi (Tanya jawab dengan Siswa seputar pengetahuan tentang

seni tari)

2) Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi teoritis

b. Guru menayangkan materi dengan media audio visual , siswa

menyimak dengan seksama

c. Siswa mendiskusikan jawaban dari LKS yang diberikan guru

d. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok

e. Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok

f. Guru mereview dan memberikan penguatan terhadap hasil diskusi

siswa.

g. Kira-kira, 10 menit sebelum waktu habis guru menjelaskan pada siswa

materi yang tidak dimengerti oleh siswa.

3) Penutup

a. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan

b. Guru menutup pelajaran dan memberikan tindak lanjut kepada siswa

untuk membaca materi dirumah


30

c. Doa salam penutup.

c. Observasi

Observasi disini adalah pengamatan yang dilakukan oleh

guru/observer. pada saat proses pembelajaran Seni Tari berlangsung.

Kegiatan yang diamati disini adalah aktivitas siswa yang meliputi:

aktivitas mendengarkan waktu guru menerangkan, aktivitas

mengamati, aktivitas bertanya, aktivitas memberikan pendapat,

aktivitas memberikan jawaban dan aktivitas mengacungkan tangan.

Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap hasil dari tindakan yang

telah diberikan berupa evaluasi hasil belajar dalam bentuk tes tertulis.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk mengamati siklus I. Hasil Refleksi

untuk mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peneliti dan

Kolaborator berdiskusi terhadap hasil tindakan yang telah

dilaksanakan serta masalah-masalah selama terjadi proses

pembelajaran. Pada saat ini guru menganalisis hasil pengamatannya

dan mengevaluasi tingkat keberhasilan yang telah dicapai setelah

melaksanakan siklus I.

3. Siklus 2

Siklus Dua dilaksanakan setelah hasil tes pembelajaran pada siklus 1.

Siklus dua dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus 1 .

Dilakukan Perencanaan ulang berdasarkan hasil pada siklus 1, sehingga


31

kelemahan – kelemahan yang terjadi pada siklus 1 tidak terjadi lagi pada

siklus 2. Pembelajaran diarahkan untuk memperbaiki hal-hal yang belum

tuntas pada siklus 1.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Pengamatan secara langsung pada saat proses pembelajaran Seni Tari,

berlangsung. Dalam melakukan observasi peneliti dibantu oleh Guru Mata

pelajaran.

2. Tes

Untuk mengukur apakah hasil suatu belajar yang diinginkan benar-

benar tercapai atau sampai dimanakah hasil belajar yang diinginkan telah

tercapai. Tes hasil belajar yang dipergunakan oleh peneliti untuk menilai hasil

belajar siswa kelas VIII.2 di SMP Negeri 1 ini adalah tes tertulis berupa Soal

Objektif sebanyak 25 butir.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti digunakan sebagai sumber

informasi yang ada kaitannya dengan penelitian berupa foto selama penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan selama proses penelitian dianalisis secara

kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif berupa hasil pengamatan

pelaksanaan penelitian seperti lembar observasi dan catatan lapangan. Analisis

data kuantitatif berupa persentasi aktifitas siswa yang dianalisis menggunakan


32

rumus persentase, digunakan formula yang dikemukakan oleh Sudijono, (2011 :

43) sebagai berikut:

f
P= x 100 %
n

P = Persentase rata- rata aktifitas siswa

F = Jumlah siswa yang beraktifitas

n = Jumlah atau total siswa

Meningkatnya Aktivitas Belajar siswa dapat dilihat dari meningkatnya

persentase Aktivitas Belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Dalam penelitian ini

kriteria keberhasilan peningkatan Aktivitas Belajar siswa adalah minimal sebesar

75% yang didasarkan pada ketercapaian masing-masing indikator Aktivitas

Belajar siswa.

Untuk melihat keberhasilan PBM setelah dilakukan tindakan, dilakukan

dengan melihat ketuntasan belajar, 75% siswa pada setiap akhir siklus secara

individual dan klasikal mencapai KKM 70. Persentase ketuntasan belajar siswa

setiap individu dihitung dengan menggunakan formula yang dikemukakan oleh

Depdikbud (1995):

Skor yang diperoleh siswa


Persentase ketuntasan individual = ×100 %
Skor maksimal

Persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap akhir siklus secara klasikal

dihitung dengan menggunakan

Jumlah siswa yang tuntas


Persentase ketuntasan klasikal = × 100 %
Jumlah seluruh siswa
32

DAFTAR PUSTAKA

Arifin,s zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Arikunto, suharsimi. dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara

Arikunto,suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, azhar. 2007.Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafido Persada

Depdikbud. 1995. Petunjuk Teknis Pendidikan Matematika. Jakarta: Depdikbud.


Dirjen Pendidikan Dasar dan menengah

Kustandi, cecep. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia

Hamalik, oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Munir. 2008. Kurikuum Berbasis Teknologi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta

Nasution, S. 1987. Teknologi Pendidikan. Jakarta: bumi Aksara

Permendiknas nomor 20 tahun 2003 tentang standar penilaian

Sudjana. 2010.Metode Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah


Production

Sudjana, nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo

Sudjana, nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bndung: PT


Remaja Rosadakarya

Sudijono, anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2014. Cara mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung.
Alafabeta

Anda mungkin juga menyukai