Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI AKHLAK TERCELA (AKHLAK MADZMUMAH)

Kata madzmumah berasal dan bahasa Arab yang artinya tercela. Akhlak
madzmumah artinya akhlak tercela. Istilah ini digunakan oleh beberapa kitab
tentang akhlak, seperti Ihyä ‘Ulum Ad-DIn dan’ Ar Risalah Al-Qusairiyyah.
Istilah lain yang digunakan adalah masawi’ ala akhlaq sebagaimana digunakan
oleh Asy-Syamiri.
Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebut akhlak
tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak
keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai manusia. Bentuk-
bentuk akhlak madzmiimah bisa berkaitan dengan Allah SWT, Rasulullah SAW,
dirinya, ke1uarganya, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Banyak keterangan yang menjelaskan perintah inenjauhi akhlak tercela dan
pelakunya, di antaranya:

1. Rasulullah SAW. bersabda:

Artinya:
seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah tengah manusia, ia pasti orang
yang buruk. Sesungguhnya, allah tidak menjadikan perangaiku jahat.

2. Rasulullah SAW berasabda :

Artinya:
sesungguhnya akhlak tercela merusak kebvaikan sebagaimana cuka merusak madu.
Macam – Macam Akhlak Tercela
Berikut ini akan diberikan sebagian contoh akhlak tercela.
1. Syirik
Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan menurut pengertian istilah,
terdiri atas
definisi umum dan definisi khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah
dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah. Ada tiga macam syirik berdasarkan definisi
umum, yaitu: (1) Asy-Syirk fi Ar-Rububzyyah, yaitu menyamakan Allah SWT. dengan makhluk-
Nya mengenai sesuatu berkaitan dengan pemeliharaan alam; (2) Asy-Syirk ft Al-Asma’ wa Ash-
Shifat, yaitu menyamakan Allah dengan makhluk-Nya mengenai nama dan sifat; (3) Asy-Syirk ft
A1-Uluhiyyah, yaitu menyamakan Allah SWT. dengan makhluk-Nya mengenai ketuhanan.
Adapun definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT. dan
memperlakukannya seperti Allah SWT., seperti berdoa dan meminta syafaat.
Syirik ada dua macam; yaitu syirik akbar (syirik besar) dan syirik ashgar (syirik kecil). Syirik
akbar adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT. lalu menyembahnya. Pelakunya keluar dan
Islam dan segala amal baiknya terhapus. Jika mati dalam keadaan seperti itu, ia akan abadi dalam
neraka Jahannam. Siksanya tidak akan diringankan sedikit pun. Adapun syirik ashgar adalah
setiap perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik akbar, atau perbuatan yang dicap syirik
oleh nash, tetapi tidak sampai mcncapai derajat syirik akbar.

Perbedaan antara syirik besar dan syirik kecil dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Syirik besar tidak akan diampuni Allah SWT., kecuali melalui tobat yang sebenarnya,
sedangkan syirik kecil diampuni atau tidaknya bergantung pada kehçndak-Nya.
2. Syirik besar akan menghapus seluruh amal baik, sedangkan syirik kecil tidak sampai
menghapus seluruh amal baik, kecuali perbuatan-perbuatan yang menyertainya.
3. Syirik besar menyebabkan pelakunya keluar dan agama Islam, sedangkan syirik kecil
tidak.
4. Syirik besar menyebabkan pelakunya abadi dalam neraka, sedangkan syinik kecil sama
seperti dosa-dosa lainnya.

Dasar larangan berbuat syirik adalah ayat-ayat benikut.


Allah SWT. berfirman:
Artinya:
“Barang siapa mengharap pertemuan dengan Tubannya maka hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam
beribadah kepada Tubannya.” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 110)
Rasulullah SAW. Bersabda:

Artinya:
“Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang menghancurkan (amal saleh), mereka bertanya, wahai
Rasulullah dosa apakah itu?’ Beliau menjawab, Mempersekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa
yang diharamkan Allah, kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari
medan perang, menuding zina perempuan mukmin yang terjaga.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Kufur
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur merupakan kata sifat dari kafir. Jadi, kafir
adalah orangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara’, kufur adalah tidak beriman
kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakan atau tidak mendustakan.
Kufur ada dua jenis, yaitu kufur besar dan kufur kecil.
Allah SWT. berfirman:

Artinya:
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka
adalah orang yang ingkar kepada Allah.”(Q.S. An-Nahl [16]: 83)

3. Nifak dan Fasik


Secara bahasa, nifak berarti lubang tempat keluarnya yarbu (binatang sejenis
tikus) dari sarangnya. Dikatakan pula, kata nifak berasal dari kata yang berarti
lubang bawah tanah tempat bersembunyi.
Adapun nifak menurut syara’, artinya menampakkan Islam dan kebaikan,
tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata lain, nifak adalah
menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terkandung di dalam
hati.
Nifak terbagi menjadi dua jenis, yaitu nifak i’tiqadi dan nifak amali.
Rasulullah SAW. bersabda:
Artinya:
“Ada empat hal yang jika ada pada diri seseorang, ia menjadi seorang
munafik sesungguhnya. Jika seseorang memiliki salah satu dirinya, berarti ia
memiliki satu ciri nifaq sampai ia meninggalkannya: (1) jika dipercaya ia
berkhianat; (2) jika berbicara, ia berbohong, (3) jika berjanji, ia ingkar, dan
(4) jika bertengkar, ia berkata kotor.”(H.R. Muslim)

4. Takabur dan Ujub


Allah SWT mencela perbuatan takabur dalam beberapa firman-Nya, di
antaranya:

Artinya:
“Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang
menyombongkan diri di bumi tanpa alas an yang benar ….” (Q.S. Al-A’raf
[7]: 146)

Demikian pula Rasulullah SAW mengecam sifat takabur dalam beberapa


sabdanya, di antaranya:

Artinya:
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada seberat biji sawi dari
kesombongan.” (H.R. Al-Hakim)

Takabur terbagi ke dalam dua bagian, yaitu batin dan lahir. Takabur batin
adalah perilaku dan akhlak diri, sedangkan takabur lahir adalah perbuatan-
perbuatan anggota tubuh yang muncul dari takabur batin.

Dilihat dari subjeknya, takabur terbagi pada tiga bagian:


Pertama, takabur kepada Allah SWT. inilah takabur paling berat dan keji. Seperti
fira’un yang mengaku dirinya dapat memerangi Tuhan langit.
Kedua, takabur kepada Rasul, yaitu tidak mau mengamalkan ajaran Nabi
Muhammad SAW serta menghina dan menyepelekan ajarannya.
Ketiga, takabur terhadap sesame manusia, yaitu menganggap orang lain remeh
dan hina.
5. Dengki
Dalam bahasa Arab, dengki disebut hasad, yaitu perasaan yang timbul
dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang tidak dimiliki
olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia menyebarkan berita
bahwa yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnya.

Rasulullah SAW bersabda:


Artinya: “ Jauhilah sifat dengki karena dengki itu melalap kebaikan
sebagaimana api memakan kayu.” (H.R. Abu Daud)

Anda mungkin juga menyukai