Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan penulis semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan ini semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13
iii
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
4. Bagaimana Solusi mengatasi perasaan takut dan tidak percaya diri?
5. Bagaimana membangun tekhnik nonverbal efektif ?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3) Gejala fisik dan mental umumnya diawali atau disertai dengan gejala
emosional, diantaranya:
a) Rasa takut yang sebelum seseorang tampil
b) Rasa tidak mampu.
c) Rasa kehilangan kendali.
d) Rasa tidak berdaya, seperti seorang anak yang tidak mampu
mengatasi masalah.
e) Rasa malu atau dipermalukan, saat presentasi berakhir
f) Panik.
Rasa tidak percaya diri dan rasa takut yang muncul saat
seseorang duduk menunggu giliran untuk berbicara didepan umum
dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat tak
terkendali.Detak jantung yang demikian bisa membuat orang
tersebut menjadi lebih gugup.Gejala-gejala fisik tersebut kemudian
mengganggu konsentrasi sehingga bicaranya menjadi kacau dan
tidak jelas arah/maksud pembicaraannya.
1
Ongky Hojanto, Public Speaking Mastery, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2013), hlm.47
4
Kurang percaya diri merupakan kebalikan dari percaya diri.Yang
dimana, sikap percaya diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang
bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh
hasil seperti yang diinginkan.Sedangkan, sikap kurang percaya diri merupakan
sikap orang yang mempunyai kepercayaan diri rendah atau kehilangan
kepercayaan diri.Menurut Lauser didefinisikan suatu perasaan atau sikap yang
mementingkan diri sendiri, selalu pesimis, ragu-ragu dalam mengambil sesuatu
keputusan.
Menurut M. Zein Hidayat tidak percaya diri adalah seseorang yang
tidak berani mencoba hal baru, merasa tidak diinginkan dalam lingkungan
sekitarnya, emosi terlihat kaku, mudah mengalami frustasi hingga terkadang
mengesampingkan potensi dan bakat yang dimiliki.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kurang percaya
diri yang memiliki perasaan negative terhadap dirinya, memiliki keyakinan
lemah terhadap kemampuan dirinya dan punya pengetahuan yang kurang
akurat terhadap kapasitas ang dimilikinya.Sehingga keyakinan tersebut
membuat merasa tidak bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.2
2
Hasdy Bin Jaidee, Terapi Pistive Feeling Untuk Mengatasi Kurang Percaya Diri Berbicara Didepan
Umum Terhadap Seorang Mahasiswa UNIVERSITAS ISLAM Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Surabaya: 2018
5
Dengan membiarkan sedikit rasa takut berada dalam diri kita, niscaya
kualitas pembicaraan akan bertambah baik, karena dengan demikian kita masih
menyisakan ruang bagi tekanan dari pihak luar kepada diri kita. kekhawatiran
ini seharusnya bisa menjadi kendali bagi diri kita yang telah melakukan
persiapan yang matang. sedikit rasa takut yang bernilai positif karena ia
mampu berfungsi sebagai penekanan egoisitas diri kita. Namun jangan sampai
rasa takut, mengambil alih sisi terbaik kita.3
1. Penyesuaian Diri
a. Secara Fisik,
3
Charles Bonar Sirait, dkk. Publik speaking for teacher"kuat sukses pendidik berkomunikasi dengan
public" (Jakarta: Kompas Gramedia, 2012), hal. 50
6
2. Pernapasan
7
e. Rasakan perut Anda mengempis saat napas diembuskan atau
dikeluarkan
Perbedaan lain antara orang yang takut dan orang yang berani
terlihat jelas dari bahasa tubuhnya. Dengan mengubah bahasa tubuh kita
bisa mengubah emosi dan kondisi pikiran. Ingat, tubuh dan pikiran itu satu
paket.
e. Busungkan dada
f. Berdiri tegak
g. Lompat-lompat
4. Pemanasan
8
membicarakan topik yang akan Anda bicarakan dengan orang yang Anda
kenal, misalnya istri, staf, teman, atau sopir Anda. Tidak perlu membuat
mereka mengerti karena yang Anda perlukan hanyalah pengulangan untuk
membuat Anda semakin memahami apa yang akan Anda sampaikan.4
Rasa percaya diri yang kuat adalah hal utama untuk bisa pandai
berbicara. Kita harus terbebas dari luka atau rasa rendah diri yang membuat
kita tidak berani berbicara kepada orang lain. Dengan demikian, kita akan
dapat berbicara dengan sorot mata tajam dan menyentuh hati pendengar. Orang
yang kurang percaya diri mudah merasa berdebar-debar saat berbicara di
hadapan orang banyak. Berikut empat hal yang menjadikan kita memiliki
keberanian untuk berbicara dengan mantab :
Audiens bukankah orang yang akan menilai kita, melainkan orang yang
akan mendengarkan cerita kita dengan gembira. Bayangkan bahwa audiens
yang mendengarkan cerita kita sedang menyembunyikan kaus kakinya yang
berlubang di dalam sepatunya. Kita akan merasa lebih nyaman dan
menunjukkan kemampuan yang kita miliki.
4
Ibid, Public Speaking Mastery, hlm.48-52
9
tidak bisa fokus. Hal ini membuat kita menjadi lebih gelisah dan tidak bisa
lolos dari rasa gugup.
Jika kita lebih banyak tahu daripada audiens, mereka akan berhenti
menilai dan mulai memasang telinga. Saat kita menguasai apa yang akan
disampaikan, audiensi akan melihat dengan sorot mata lembut dan
mendengarkan, bukan dengan tatapan menghakimi. Mempelajari konten
presentasi akan lebih mudah dalam berbicara.
5
Oh su hyang, Bicara itu ada seninya rahasia komunikasi yang efektif, Terj.Asti Ningsih
(Jakarta, Bhuana Ilmu Populer, 2018), hal.23-24.
10
Nonverbal juga bisa diartikan sebagai tindakan-tindakan manusia yang secara
sengaja dikirimkan dan diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan
adanya umpan balik (feed back) dari penerimanya.Dalam arti lain, setiap bentuk
komunikasi tanpa menggunakan lambang-lambang verbal seperti kata-kata, baik
dalam bentuk percakapan maupun tulisan. Komunikasi non verbal dapat berupa
lambang-lambang seperti gesture, warna, mimik wajah dll.
11
4. Kronemik, Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu
dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas
yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan
waktu (punctuality).6
6
Tri Indah Kusumawati,(2019), Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Al-Irsyad: Jurnal
Pendidikan dan Konseling, 6(2), Hal. 90-92
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sikap percaya diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa
dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil seperti
yang diinginkan. Sedangkan, sikap kurang percaya diri merupakan sikap orang yang
mempunyai kepercayaan diri rendah atau kehilangan kepercayaan diri. Menurut
Lauser didefinisikan suatu perasaan atau sikap yang mementingkan diri sendiri, selalu
pesimis, ragu-ragu dalam mengambil sesuatu keputusan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hojanto, Ongky. 2013. Public Speaking Mastery, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Hyang, Oh Su. 2018. Bicara itu ada seninya. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
Bonar Sirait, Charles, dkk. 2012. Public Speaking For Teacher “kiat sukses pendidik
berkomunikasi dengan publik “. Jakarta:Kompas Gramedia
Kusumawati, Tri Indah. (2019). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal. Al-Irsyad: Jurnal
Pendidikan dan Konseling, 6(2).
Bin Jaidee, Hasdy. (2018). Terapi Pistive Feeling Untuk Mengatasi Kurang Percaya
Diri Berbicara Didepan Umum Terhadap Seorang
Mahasiswa .UNIVERSITAS ISLAM Negeri Sunan Ampel Surabaya
(UINSA). Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Surabaya
14