Anda di halaman 1dari 8

Akidah kelas 2

Suplemen Materi Kurikulum 2013


Bab 1:

Kalimat Tahlil
A. Lafal Kalimat Tahlil
Allah-lah yang telah menciptakan kita semua.
Allah juga yang telah menciptakan bumi dan seisinya.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya,
sudah seharusnya kita meyakini Allah
sebagai Sang Pencipta.
Salah satu cara menunjukkan kita yakin
tiada Tuhan selain Allah adalah
dengan membaca kalimat tahlil (tauhid).
Bunyi kalimat tahlil, yaitu

L ilha illallh
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah.

B. Makna Kalimat Tahlil


Makna yang terkandung dalam kalimat tauhid yaitu
pernyataan bahwa tidak ada yang
lebih hebat kecuali Allah.
Tidak ada makhluk yang dapat
menyamai kehebatan Allah.
Dengan membaca kalimat tahlil
kita akan yakin dengan Islam,
percaya kepada Allah bahwa Dia Mahakuasa.
Orang yang sering menyebut kalimat tauhid adalah
orang yang beriman atau mukmin.
Orang mukmin selalu beribadah kepada Allah
dalam segala perbuatan sehingga berperilaku baik.

Orang yang selalu menyebut kalimat tauhid


akan selalu mengingat Allah.
Seseorang yang selalu mengingat Allah,
akan merasa diawasi oleh Allah swt.
Orang yang selalu merasa diawasi Allah,
akan menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan tercela.
C. Waktu Mengucap Kalimat Tahlil
Dengan membiasakan membaca kalimat tahlil,
kita akan mendapatkan banyak pahala dari Allah swt.
Kalimat tahlil dapat dibaca sewaktu-waktu.
Coba perhatikan waktu pengucapan kalimat tahlil berikut!
a. Ketika berzikir sesudah salat.
b. Ketika mengumandangkan azan.
c. Ketika mengumandangkan ikamah.
d. Ketika berada di tempat-tempat yang suci,
dan sebagainya.
Kegiatan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
benar!
1. Apa yang dimaksud kalimat tahlil itu?
Jawab:..............................................................................
2. Sebutkan waktu-waktu yang tepat untuk mengucap kalimat tahlil!
Jawab:..............................................................................
3. Sebutkan manfaat membaca kalimat tahlil!
Jawab:..............................................................................
4. Tulis lafal kalimat tahlil!
Jawab:..............................................................................
5. Apakah arti kalimat tayyibah itu?
Jawab:..............................................................................

Suplemen Materi Kurikulum 2013


Bab 3:
Menghindari Sifat Pesimis, Bergantung, Serakah,
Kikir, dan Putus Asa
A.

Pesimis
Sikap pesimis adalah kebalikan dari sikap optimis. Pesimis adalah orang yang bersikap
atau berpandangan tidak mempunyai harapan yang baik. Orang yang pesimis dapat dikatakan
juga sebagai orang yang mudah putus harapan. Seseorang yang pesimis biasanya selalu
khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak
mau berusaha untuk mencoba.
Orang yang memiliki sikap pesimis tidak akan mengerjakan sesuatu dengan sungguhsungguh. Ia akan mengerjakannya dengan malas dan berat hati. Ketika apa yang ia usahakan
tersebut gagal,makaorang yang memiliki sikap pesimis akan menyalahkan orang lain atau pihak
lain. Sikap pesimis harus kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Sikap pesimis tidak
mendatangkan manfaat bagi diri kita. Salah satu cara untuk menghindari sikap pesimis yaitu
dengan menumbuhkan sikap optimis.
B. Bergantung
Orang yang bergantung tidak mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam merencanakan
dan membuat keputusan. Sebenarnya setiap orang bisa saja meminta dan mempertimbangkan
pendapat orang lain sebelum akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi mereka sendiri.
Namun, pada kenyataanya orang yang bergantung sangat terikat dengan pendapat orang lain
dan tidak mampu mengambil inisiatif untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya. Orang yang
bergantung pada orang lain tidak mampu bekerja sendiri, mereka cenderung mengandalkan
orang lain (keluarga atau teman).
C. Putus Asa
Putus asa adalah sikap tidak mempunyai harapan lagi. Putus asa adalah perkara yang
sangat dicela dalam Islam. Sikap putus asa akan membawa seseorang menghentikan sesuatu
perbuatan atau pekerjaannya. Islam mengajarkan kepada kita untuk berusaha dan berikhtiar
agar keinginan kita tercapai. Namun, jika telah berikhtiar masih mendapatkan hasil yang kurang
memuaskan, maka kita wajib bertawakal kepada Allah. Allah melarang hambanya memiliki
sikap putus asa.
Dalam Surah Yusuf ayat 87 Allah berfirman:













...



.




Artinya:
... dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat serta
pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa daripada

rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir. (Q.S.
Yusuf/12: 87).
D.

Kikir
Kikir adalah sikap tidak mau berbagi dengan orang lain yang membutuhkan. Kikir kebalikan
dari dermawan. Orang kikir memiliki harta, tetapi tidak digunakan untuk kepentingan ibadah
kepada Allah swt. Orang yang memiliki sikap kikir tidak mau membantu orang lain. Orang kikir
tidak rela jika hartanya digunakan di jalan Allah swt. Contohnya, digunakan untuk membantu
orang lain yang sedang membutuhkan.
Harta benda yang kita miliki bukanlah hasil dari usaha kita sendiri. Ada orang lain yang
ikut terlibat dalam proses mendapatkan harta tersebut. Kita tidak boleh merasa bahwa harta
benda yang kita miliki merupakan murni usaha kita sendiri. Islam mengajarkan bahwa harta
benda serta apapun yang kita miliki adalah milik Allah swt. yang diamanatkan. Kita wajib
mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk membantu orang-orang yang
membutuhkan. Orang kikir selalu merasa takut akan kehilangan harta yang dimilikinya. Dia
curiga terhadap orang yang ada di sekitarnya. Dia beranggapan bahwa orang itu akan merebut
hartanya. Rasa ketakutan akan kehilangan harta membuat orang yang bersikap kikir tidak dapat
tidur nyenyak.
Hal tersebut dijelaskan pula dalam Al-Quran Surah Al-Lail ayat 8-11:


.









.

...


.








..

Artinya: Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu
pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami
mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan). Dan hartanya
tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (Q.S. Al-Lail/92:8-11)
Orang yang kikir biasanya mencintai dunia secara berlebihan. Sifat kikir membuat
seseorang menjadi congkak dan sombong. Hal tersebut menimbulkan kesukaran dalam
hidupnya. Sifat kikir dapat dihindari dengan cara:
a. menyadari bahwa harta kekayaan adalah titipan Allah swt.,
b. membiasakan diri berbagi rezeki dengan orang lain (suka memberi),
c. banyak belajar dari kehidupan dan kekurangan orang miskin,
d. selalu mengingat akibat yang akan timbul dari sifat kikir,
e. sadar bahwa kekayaan itu tidak kekal, dan tidak dibawa mati.
Menanamkan kebiasaan agar terhindar dari sifat kikir dapat kita lakukan dengan
memelihara sifat dermawan. Seseorang yang bersifat dermawan akan mendapatkan
rezeki dari Allah swt. Rezeki tersebut akan terus mengalir dari-Nya. Sebaliknya, jika
memiliki sifat kikir, Allah swt. akan memberikan kesukaran kepada kita. Beberapa
hikmah menghindari sifat kikir, antara lain:
a. terhindar dari murka Allah swt.,

b.
c.

terhindar dari celaan masyarakat,


terhindar dari kesulitan akibat sifat kikir.

E.

Serakah

Sifat serakah hampir sama dengan tamak. Serakah artinya sikap ingin memiliki
segala sesuatu lebih banyak dari yang dimiliki orang lain. Orang yang serakah selalu
merasa kurang dan tidak puas. Orang yang serakah tidak pernah merasa cukup
dengan yang dimilikinya. Orang serakah juga memiliki keinginan untuk merampas milik
orang lain dengan menghalalkan segala cara.
Sifat serakah juga terlihat apabila orang lain mendapatkan kesenangan. Orang
tersebut serakah terhadap segala hal, misalnya tentang makanan, barang, dan jabatan.
Orang yang memiliki sifat serakah hidupnya tidak akan tenang. Keinginan menguasai
segala sesuatu selalu muncul dalam hatinya. Ajaran Islam melarang kita memiliki sifat
berlebih-lebihan. Tidak ada keuntungan memiliki sifat serakah. Sebaliknya, kerugian
memiliki sifat serakah sangat banyak. Orang yang memiliki sifat serakah akan dijauhi
teman dalam pergaulan, dibenci Allah swt., menjadi teman setan, dan hidupnya selalu
gelisah.
Ciri-ciri orang serakah, antara lain tidak mau berbagi atau pelit, selalu
menginginkan bagian paling banyak, tidak peduli terhadap kepentingan dan penderitaan orang lain. Sifat serakah dapat mendatangkan keburukan, antara lain:
1. jauh dari rahmat Allah swt.,
2. melalaikan kewajiban kepada Allah swt.,
3. merusak kerukunan dan kedamaian,
4. dijauhi orang lain,
5. hatinya tidak tenteram,
6. hidupnya selalu gelisah,
7. menjadi teman setan,
8. mendapat azab Allah swt.
Kita dapat menghindari sifat serakah dengan beberapa cara, seperti:
1. banyak bersyukur kepada Allah swt.,
2. membiasakan sikap kanaah,
3. mengingat akan azab Allah swt.,
4. menghindari sifat iri dan dengki,
5. berusaha hidup sederhana,
6. menghindari khayalan yang tidak berguna,
7. menyadari bahwa rezeki manusia telah diatur oleh Allah swt.,
8. selalu husnuzan kepada Allah swt.

Menghindari sikap serakah dan kikir juga dapat kita lakukan dengan mengetahui
kisah Qorun berikut.
Qarun hidup di zaman Nabi Musa a.s. Dia seorang yang kaya raya, tetapi durhaka
kepada Allah swt. Dia juga dikenal sebagai orang yang sangat kikir. Qarun pada awalnya
merupakan umat Nabi Musa a.s. yang taat, tetapi hidup dalam kemiskinan. Qarun meminta
kepada Nabi Musa a.s. untuk dimohonkan kekayaan kepada Allah swt. Nabi Musa a.s.
mengabulkan permintaan Qarun dan berdoa kepada Allah swt. Doa Nabi Musa dikabulkan,
sehingga Qarun menjadi kaya raya.
Qarun semakin jauh dari Allah swt. setelah menjadi kaya. Dia malas beribadah dan malas
bersedekah. Rumah dan segala peralatannya serba mewah dan mahal harganya. Banyak
orang kagum dan tergiur melihat kekayaan Qarun. Namun, Qarun orang yang sombong dan
angkuh kepada sesama serta memiliki akhlak yang buruk. Dia merasa lebih mulia dari orang
lain karena kekayaannya. Dia juga senang memamerkan kekayaannya di depan orang
banyak. Qarun selalu menolak mengeluarkan zakat dan sedekah. Dia selalu berkata, Saya
memperoleh harta benda ini karena usaha saya sendiri, hartaku tidak diberikan oleh Allah
swt.
Qarun telah berbuat durhaka kepada Allah swt. Dia menganggap seolah-olah harta yang
dimilikinya akan kekal. Qarun tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya. Dia
tidak mau mengakui bahwa Allah swt. yang memberikan rezeki kepadanya. Ketika ada orang
datang meminta-minta, dia menolak, bahkan marah dan mencela dengan kata-kata
menyakitkan. Qarun juga pernah berusaha mencelakai Nabi Musa a.s., karena beliau
dianggap telah mengusik kekayaannya.
Akhirnya, Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah swt. agar Qarun diberikan peringatan.
Doa Nabi Musa a.s. dikabulkan oleh Allah swt. Seluruh kekayaan dan harta benda milik Qarun
dibenamkan Allah swt. ke perut bumi beserta dirinya. Semua harta kekayaannya musnah,
tidak ada yang tersisa. Menjelang ajalnya, Qarun menyadari kesalahannya dan menyesal.
Penyesalan yang dilakukan Qarun sudah terlambat. Tobatnya ditolak oleh Allah
swt., dan binasalah Qarun dalam kesombongannya. Kisah Qarun dijelaskan pula
dalam Alquran Surah Al-Qaa ayat 81:

















.
















Artinya: Maka Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah,
dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. (Q.S. AlQaa/28:81)
Kisah Qarun dan hartanya yang dibenamkan ke dalam bumi akan terus
melekat hingga sekarang. Kisah tersebut dapat menjadi pelajaran bagi

orang-orang yang beriman. Seseorang yang beriman harus menghindari


tindakan yang diperbuat Qarun, karena kekuasaan hanyalah milik Allah swt.
semata. Tidak sepantasnya kita menyombongkan diri di hadapan-Nya. Kita
sebagai orang yang beriman tidak boleh meniru perbuatan Qarun, agar terhindar
dari azab pedih Allah swt.
Kegaiatan Siswa
Secara mandiri, coba kamu jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan uraian
yang jelas dan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan sikap pesimis?
Jawab:.....................................................................................................
................................................................................................................
2. Mengapa kita tidak boleh memiliki sikap putus asa?
Jawab:.....................................................................................................
................................................................................................................
3. Apa azab yang diberikan Allah kepada Qarun?
Jawab:.....................................................................................................
................................................................................................................
4. Apa yang dimaksud dengan sikap serakah?
Jawab:.....................................................................................................
................................................................................................................
5. Sebutkan
hikmah
menghindari
sifat
kikir
dalam
kehidupan
sehari-hari!
Jawab:.....................................................................................................
................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai