Anda di halaman 1dari 28

Kelompok 3

1. AMIRAH FAUZIAH

2. NUR WAHIDA

3. MUH. AQIL BASIR


BAB 3
Bagaimana Agama Menjamin
Kebahagiaan?
A. Menelusuri Konsep dan Karakteristik Agama sebagai Jalan
Menuju Tuhan dan Kebahagiaan
Menurut beberapa pendapat
1. Al-Alusi : bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa
mencapai keinginan atau cita-cita yang dituju dan diharapkan
2. Ibnul Qayyim al-Jauziyah : kebahagiaan adalah perasaan senang dan
tentram karena hati sehat dan berfungsi dengan baik.
3. Al Ghazali : bahagia terbagi menjadi dua, antara lain:

Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi yang dapat diperoleh dengan modal
iman, ilmu dan amal.
Bahagia majusi adalah kebahagiaan duniawi yang dapat diperoleh, baik itu orang
yang beriman maupun yang tidak beriman
Beberapa Karakteristik Hati
Yang Sehat

 Selalu beriman kepada Allah SWT dan


menjadikan Al Qur’an sebagai ‘obat’
 Selalu mendapatkan ketenangan,
untuk hati.
kenikmatan, dan kebahagiaan ketika
 Selalu berorientasi ke masa depan dan
menjalankan sholat.
akhirat.
 Selalu memperhatikan waktu agar tidak
 Selalu mendorong pemiliknya untuk
terbuang sia-sia.
kembali kepada Allah SWT.
 Selalu berorientasi kepada kualitas amal
 Selalu mengingat Allah SWT
selama hidup.
 Selalu menyadarkan diri apabila
melupakan Allah SWT karena urusan
dunia.
 Berangan-angan. Berangan-angan erat kaitannya
Faktor-faktor yang menyebabkan dengan menghayal dimana selalu bermimpi namun
hati manusia menjadi sakit tanpa diikuti dengan usaha dan ikhtiar. Angan-angan
adalah modal para pencundang dan merugi. Melalui
pengertian inilah kita sering dibingungkan oleh
 Banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak baik.
perbedaan antara khayalan dan impian. Khayalan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengamati
adalah lamunan tentang kehidupan yang lebih baik
orang yang baik dapat ikut terbawa jelek karena
tanpa ada perjuangan dan usaha. Sedangkan impian
bergaul dengan teman-temannya yang berperlaku
atau cita-cita adalah visi masa depan yang
jelek. Allah berfirman, “Teman-teman pada hari itu
diperjuangkan melalui proses yang rasional dan
sebagian mereka atas sebagian menjadi musuh
sistematis.
kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-
 Menggantungkan diri kepada selain Allah.
Ahzab:67). Masya Allah, betapa besar pengaruh
Menggantungkan diri kepada selain Allah adalah
pergaulan dalam kehidupan sesorang. Darisitulah
perkara yang paling merusak hati manusia. Allah
kita harus benar-benar pandai dan selektif dalam
berfirman, “Mereka menjadikan illah selain Allah agar
berteman.
mereka memberikan kemuliaan. Sekali-kali tidak,
mereka akan mengingkari karena dibadahi dan
mereka akan menjadi musuh”.(QS Maryam:82).
Manusia memiliki kesempatan yang sama untuk
mendekatkan diri kepada Allah tanpa perantara
Faktor-faktor yang menyebabkan
hati manusia menjadi sakit  Terlalu banyak tidur. Banyak tidur dapat mematikan
hati, memberatkan badan, menyia-nyiakan waktu, dan
dapat menimbulkan kelupaan dan kemalasan.
 Terlalu kenyang. Kekenyangan terbagi menjadi dua,
 Berlebihan melihat hal-hal yang tidak berguna.
antara lain kenyang dengan barang haram „li zatihi‟,
Berlebihan melihat hal-hal yang tidak berguna dapat
misalnya kekenyangan karena makan bangkai, darah,
berpengaruh terhadap kesucian hati. Fitnah itu
daging babi, burung yang bercengkraman kuat,
awalnya dari pandangan mata, sebagaimana yang
anjing,atau makan binatang yang bertaring. Kemudian
dijelaskan dalam hadis bahwa, “Pandangan mata itu
kekenyangan dengan makan perkara yang haram „li
adalah racun yang dilepas dari panah Iblis.
ghairihi‟, misalnya kekenyangan karena makan
Barangsiapa dapat mengendalikan matanya karena
makanan hasil pencurian, barang yang digasab, atau
Allah, maka Allah akan memberinya kenikmatan yang
barang yang didapat tanpa ada rida dari pemiliknya.
ia rasakan dalam hatinya sampai pada hari yang ia
Kenyang juga dapat dikarenakan makan sesuatu yang
bertemu dengan-Nya. Peristiwa besar biasanya
mubah tetapi secara berlebihan, seperti berlaku israf
berawal dari kelebihan pandangan, betapa banyak
(berlebihan) dalam makan makanan yang halal.
pandangan yang berakibat kerugian besar yang tak
Perilaku ini termasuk tidak sehat, merusak organ tubuh,
terkirakan
dan merusak hati.
Faktor-faktor yang menyebabkan
hati manusia menjadi sakit

 Berlebihan dalam berbicara. Berlebihan dalam


berbicara dapat membuka pintu-intu kejelekkan dan
tempat masuknya setan. Mengendalikan berlebihan
bicara dapat menutup pintu-pintu itu.
B. Menanyakan Alasan Mengapa Manusia Harus Beragama dan
Bagaimana Agama Dapat Membahagiakan Umat Manusia?

Kunci beragama terletak pada fitrah manusia dimana sudah melekat


dalam diri manusia dan menjadi karakter manusia itu sendiri. Menurut
teologi tertentu, setiap manusia lahir membawa dosa warisan sehingga di
dunia ini manusia diberi tugas untuk membebaskan diri dari dosa. Berbeda
menurut teologi Islam yang mengatakan bahwa setiap manusia dilahirkan
dalam keadaan suci dari dosa dan telah beragama Islam. Tugas manusia
adalah berupaya untuk terus menjaga kesucian dan keimanan hingga
kembali ke Allah.
Kebutuhan manusia akan Kodrat manusia beragama
agama
 Tentang doa keselamatan. Setiap orang pasti
Kefitrahan agama bagi manusia menunjukkan ingin mendapatkan keselamatan. Ia merasa
bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari dirinya selalu terancam. Karena ancaman
agama, karena agama merupakan kebutuhan fitrah tersebut ia ingin berpegangan dan
manusia. Selama manusia memiliki perasaan takut menyandarkan diri kepada sesuatu yang ia
dan cemas, selama itu pula manusia membutuhkan anggap sebagai yang Maha Ghaib dan Maha
agama. Kebutuhan manusia akan agama tidak dapat Kuasa. Sesuatu yang Maha Ghaib tadi tentu saja
digantikan dengan kemampuan ilmu pengetahuan bukan sesuatu yang setingkat dengannya,
dan teknologi yang juga dapat memenuhi kebutuhan apalagi lebih rendah. Sesuatu yang lain yang
manusia dalam aspek material. Kebutuhan manusia bukan dirinya sendiri itu Zat Yang Maha Kuasa,
akan materi tidak dapat menggantikan peran Maha Agung, Maha Suci dan sebagainya. Karena
agama dalam kehidupan manusia. hanya dengan perasaan berhadapan dengan Zat
Yang Maha Kuasa dan Maha Agung, ia mau
tunduk dan patuh dengan hormat dan khidmat.
Kodrat manusia beragama
 Tentang kebahagiaan abadi. Setiap orang ingin
mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang  Apabila kita mendapatkan persoalan yang
ia harapkan bukanlah kebahagiaan yang dilematis. Dalam kehidupan sehari-hari orang
sementara tetapi kebahagiaan abadi. sering dihadapkan pada persoalan yang sulit. Ia
Kebahagiaan ini akan diperoleh seseorang dihadapkan pada berbagai pilihan. Ia harus
bukan di dunia, tetapi di akhirat kelak. memeras otak, memperimbangkan untung-rugi,
Kebahagiaan inilah yang dijanjikan oleh agama. plus-minus, dan aspek-aspek lain yang
 Memerhatikan tubuh kita sendiri. Apabila kita akhirnya dapat menentukan keputusannya.
merenungkan dan memperhatikan tubuh kita Anehnya ia baru merasa mantap dan puas
sendiri sebagai manusia dengan kerangka dan apabila pilihannya telah disandarkan kepada
susunan badan yang indah dan serasi dengan sesuatu yang ia anggap Zat Yang Ghaib yang
indra hati dan otak yang cerdas untuk seolah-olah memberikan kepastian dan
menanggapi segala sesuatu di kanan kiri kita, kemantapan pilihannya
akan sadar bahwa kita bukan ciptaan manusia,
tetapi ciptaan Sang Maha Pencipta, Zat Yang
Maha Ghaib dan Mahakuasa.
MENGAPA KAMI MEMILIH ISLAM?
Islam adalah agama dari Tuhan,
berisi tuntunan hidup yang
diwahyukan kepada hamba-Nya untuk
seluruh ummat manusia. Agama Islam
telah membina keseimbangan antara
kedua segi kehidupan: kebendaan dan
kerohanian. Islam menyatakan bahwa
segala sesuatu yang ada di dunia ini
untuk manusia, akan tetapi manusia
sendiri untuk mengabdi kepada Tuhan;
tugas kehidupannya ialah
melaksanakan kehendak Tuhan.
Akidah yang dibawa oleh Muhammad Kedua: Bersatunya Benda dan Rohani.
diterima baik, diantaranya karena; Islam tidak membuat garis pemisah antara kepentingan
kebendaan dan kepentingan kerohanian dalam kehidupan
Pertama: Mudah, Rasional dan Praktis. Islam adalah agama manusia, bahkan Islam menjalin kedua-duanya, sehingga
yang tidak dicampuri mitologi. Ajaran-ajarannya mudah terbukalah jalan hidup yang sesuai dengan kemampuan orang
dimengerti. Islam bebas dari takhayul dan setiap kepercayaan atas dasar yang shah dan baik. Islam mengajarkan bahwa
yang bertentangan dengan akal yang sehat. Ke-Esaan Tuhan, kebendaan dan kerohanian adalah dua hal yang selalu harus
ke-Rasulan Muhammad s.a.w. dan konsep kehidupan sesudah berdampingan dan bahwasanya kesucian rohani dapat
mati adalah dasar pokok akidah Islam. Semua itu beralasan terhindar dari keburukan, apabila sumber-sumber kebendaan
kuat dan logis. Dan seluruh ajaran Islam adalah lanjutan dari dibaktikan untuk kepentingan kemanusiaan.
dasar-dasar kepercayaan ini, semuanya mudah difahami dan
lurus. Dalam Islam, tidak ada yang samar-samar dan tidak ada Ketiga: Jalan Hidup yang Sempurna. Islam bukan satu agama
upacara-upacara atau peribadatan yang sulit. Semua orang yang hanya mempunyai ruang lingkup kehidupan pribadi
dapat membaca langsung Kitabullah (Al-Qur'an) dan manusia, seperti yang disalahartikan oleh banyak orang.
melaksanakannya dalam praktek. Islam selalu menganjurkan Islam adalah satu jalan-hidup yang sempurna, meliputi semua
supaya orang berpikir, mempertimbangkan setiap urusan lapangan hidup kemanusiaan. Islam memberikan bimbingan
sebelum dilaksanakan, membahas keadaan yang sebenarnya untuk setiap langkah kehidupan perorangan maupun
dan berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas dan masyarakat, material dan moral, ekonomi dan politik, hukum
mendalam. dan kebudayaan, nasional dan internasional.
Akidah yang dibawa oleh Muhammad
diterima baik, diantaranya karena;
Kelima: Universal dan Kemanusiaan. Menurut ajaran Islam,
manusia itu semuanya sama, walaupun berlainan warna kulit,
Keempat: Ada keseimbangan antara perorangan dan bahasa, keturunan dan kebangsaannya. Hal itu adalah
kemasyarakatan. Ada satu keistimewaan yang bersifat unik bimbingan Allah kepada naluri kemanusiaan, dan Dia tidak
bagi Islam, yaitu bahwa agama ini membina keseimbangan mengakui adanya perbedaan keturunan/kebangsaan,
antara kepentingan perorangan dan kepentingan kedudukan sosial atau kekayaan.
kemasyarakatan. Islam percaya adanya kepribadian manusia
dan menentukan bahwa setiap orang secara sendiri-sendiri Keenam: Stabil dan Berkembang. Kenyataan membuktikan
bertanggung jawab terhadap Tuhan. Islam menjamin hak-hak bahwa memang hidup itu tidak semata-mata stabil dalam arti
azasi manusia dan tidak membenarkan siapapun juga untuk tidak berkembang, tidak pula berkembang dan berubah
merobek-robek atau menguranginya. Islam juga menjamin secara keseluruhan. Sebab soal-soal pokok kehidupan itu
perkembangan yang baik kepribadian manusia, sebagai salah tetap, akan tetapi cara-cara penyelesaian dan tehnik
satu tujuan utama dari kebijaksanaan pendidikannya. penanganannya berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan
zaman. Islam menjamin kedua hal itu berjalan secara teratur.
Akidah yang dibawa oleh Muhammad
diterima baik, diantaranya karena;

Ketujuh: Ajaran-ajaran Terpelihara dari Perubahan. Dan


akhirnya, masih ada satu rahasia penting, ialah bahwa ajaran-
ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya
yang semula sebagaimana yang diturunkan Allah, Tuhan
semesta alam. Manusia tetap memperoleh petunjuk-petunjuk
di dalamnya, sebagai yang dikehendaki Allah, tanpa perubahan
atau pergantian sedikitpun. Al-Qur'an tetap sebagaimana yang
diturunkan Allah dan tetap berada di tengah-tengah kita,
hampir 14 abad lamanya. Kalimat Allah tetap kalimat Allah,
dalam bentuknya yang semula. Dan keterangan terperinci
tentang kehidupan Nabi Islam dan ajaran-ajarannya telah
dikenal berabad-abad dalam bentuknya yang orisinal. Hal itu
diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A.
Nicholson dalam bukunya "Literary History of the Arabs"
C. Menggali Sumber Historis, Filosofis,
Psikologis, Sosiologis, dan Pedagogis
tentang Pemikiran Agama sebagai Jalan
Menuju Kebahagiaan
Secara teologis, beragama itu
fitrah. Jika manusia hidup sesuai Secara historis, pada sepanjang
dengan fitrahnya, maka ia akan sejarah hidup manusia, beragama
bahagia. Sebaliknya, jika ia itu merupakan kebutuhan dasar
hidup tidak sesuai dengan manusia yang paling hakiki.
fitrahnya maka ia tidak akan
bahagia.
Argumen psikologis kebutuhan Argumen sosiologis kebutuhan
manusia terhadap agama manusia terhadap agama
Diantara karakter manusia, menurut Al-Quran, manusia
adalah makhluk sosial. Secara horizontal, manusia butuh
Sebagai makhluk rohani, manusia membutuhkan berinteraksi dengan sesamanya dan lingkungannya baik
ketenangan jiwa, ketentraman hati, dan flora maupun fauna. Secara vertikal manusia butuh
kebahagiaan rohani. Kebahagiaan rohani hanya berinteraksi dengan Zat yang menjadi sebab adanya
akan didapat jika manusia dekat dengan pemilik dirinya.
kebahagian yang hakiki. Menurut teori mistisme Yang menjadi sebab wujud manusia tentulah harus Zat
Yang Wujud dengan sendirinya sehingga tidak
islam, bahwa Tuhan Mahasuci, Mahaindah, dan membutuhkan yang lain. Zat yang wujud dengan
Mahasegalanya. Tuhan yang Mahasuci itu tidak sendirinya adalah wujud hakiki, sedangkan suatu
dapat didekati kecuali oleh jiwa yang suci. perkara yang wujudnya tergantung kepada yang lain
sebenarnya tidak ada / tidak berwujud. Kalau perkara itu
mau disebut ada (berwujud), maka adalah wujud idhafi.
Wujud idhafi sangat tergantung kepada wujud hakiki
Hal-hal yang menjadi faktor penyebab manusia
harus hidup bermasyarakat
1. Adanya dorongan seksual,
2. Adanya kenyataan manusia adalah makhluk yang serba terbatas dan makhluk yang lemah.
3. Karena adanya perasaan senang tiap-tiap manusia.
4. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, senasib, kesamaan keayakinan,
kesamaan cita-cita, kesamaan kebudayaan, dan lain-lain.
5. Manusia tunduk dan patuh pada aturan dan norma sosial.
6. Perilaku manusia mengharapkan suatu penghargaan dan pengakuan dari orang-orang
yang ada di sekitarnya.
7. Berinteraksi, berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia.
8. Potensi manusia akan berkembang bila hidup di tengah-tengah manusia dan
masyarakatnya
Dengan adanya keseimbangan
Manusia juga merupakan makhluk budaya. Oleh hubungan, secara horizontal dengan sesama
sebab itu, manusia sering disebut makhluk sosial- manusia, dan secara vertikal dengan Pencipta
budaya, artinya makhluk yang harus hidup maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan.
bersama dengan manusia lain dalam satu Kebahagiaan dapat diperoleh manakalah manusia
kesatuan yang disebut dengan masyarakat. diterima, dan dihargai oleh lingkungannya dan
secara vertikal dapat mendekatkan diri kepada
Tuhannya secara baik dan benar.
D. Membangun Argumen tentang Tauhidullah
sebagai Satu-satunya Modal Beragama yang Benar

Misi utama Rasulullah saw., seperti halnya rasul-rasul yang sebelum beliau
adalah mengajak manusia kepada Allah. La ilaha illallah itulah landasan
teologis agama yang dibawa oleh Rasulullah dan oleh semua para nabi dan
rasul.
Tauhidullah membebaskan manusia dari takhayul, khufarat, mitos, dan bidah.
Tauhidullah menempatkan manusia pada tempat yang bermartabat, tidak
menghambakan diri kepada makhluk yang lebih rendah derajatnya daripada
manusia.
D. Membangun Argumen tentang Tauhidullah
sebagai Satu-satunya Modal Beragama yang Benar

Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan paling sempurna dibanding dengan
makhluk-makhluk yang lain. Manusia adalah roh alam, Allah menciptakan manusia
sempurna (insan kamil).
Rasulullah bersabda, “la ilaha illallah adalah bentengku. Barang siapa masuk bentengku,
maka ia aman dari azab” (Al-hadit).
La ilaha illallah adalah kalimat taibah (thayyibah), yaitu digambarkan oleh Al-Quran
laksana sebuah pohon yang akarnya tertancap ke dalam tanah, batangnya berdiri tegak
dengan kokoh, yang dahan dan rantingnya mengeluarkan buah-buahan, yang lebat dan
bermanfaat bagi manusia. Makna ayat secara majasi bahwa jika karnya tidak baik, maka
buah pun tidak akan ada. Demikian juga jika Tauhidullah-nya benar, maka segala
sesuatunya baik dan benar, tetapi jika tauhidnya tidak benar, maka aktivitas yang ia
lakukan menjadi tidak berharga, sia-sia dan munazir.
Berikut beberapa ayat tentang masalah tauhidullah
Tauhidullah adalah berometer kebenaran agama-
sebagai berikut:
agama sebelum islam. Jika agama samawi yang
1. “Barangsiapa mencari agama selain islam sebagai
dibawa oleh nabi-nabi sebelum Muhammad saw.
agama, maka tidak akan diterima dan diakhirat
masih tauhidullah, maka agama itu benar, dan
termasuk oarang yang merugi” (QS Al-Imram/3: 85)
seandainya agama nabi-nabi sebelum Muhammad
2. “Sesungguhnya agama yang diridhai oleh Allah
saw. itu sudah tidak tauhidullah yakni sudah ada
adalah agama islam” (QS Ali-Imran/3: 19)
syirik, unsur menyekutukan Allah, maka dengan
3. “Maka apakah mereka mencari agama selain
terang benderang agama itu telah melenceng, salah,
agama Allah, padahal hanya kepada-Nya
dan sesat menyesatkan. Agama yang dibawa oleh
menyerahkan diri segala yang dilangit dan di bumi,
para nabi pun namanya islam.
baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya
kepada Allah meraka dikembalikan.” (QS Ali-
Imran/3: 83)
tauhidullah merupakan satu-satunya jalan menuju
kebahagiaan, menurut Said Hawa, dapat rusak
dengan hal-hal sebagai berikut.
1. Sifat Al-Kibr (sombong)
2. Sifat Azh-Zhulm (kezaliman) dan sifat Al-Kizb
(kebohongan)
3. Sikap Al-Ifsad (melakukan perusakan)
4. Sikap Al-Ghaflah (lupa)
5. Al-Ijram (berbuat dosa)
6. Sikap ragu menerima kebenaran
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap
Nilai-nilai Tauhid untuk Mencapai Kebahagiaan

Jiwa tauhid sangatlah penting. Sebab jiwa tauhid adalah modal dasar hidup yang
dapat mengantar manusia menuju keselamatan dan kesejahteraan. Sehingga jiwa
tauhid merupakan roh segala aktivitas umat manusia. Nilai-nilai hidup yang
dibangun di atas jiwa tauhid merupakan nilai positif, nilai kebenaran, dan nilai Ilahi
yang abadi yang, mengandung kebenaran mutlak dan universal.

Nilai mutlak dan universal terdapat di dalamnya dapat menjadikan misi agama ini
sebagai rahmatan lil „alamin, agama yang membawa kedamaian, keselamatan,
kesejahteraan dan kebahagiaan manusia lahir dan batin. Komitmen terhadap nilai-
nilai universal Al-quran menjadi syarat mutlak untuk memperoleh kebahagiaan.
Roh kebahagiaan adalah jiwa tauhid yang di atas jiwa tauhid itu nilai-nilai
universal dibangun. Komitmen terhadap nilai-nilai itu merupakan metode yang
strategi untuk menggapai kebahagiaan.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Komitmen terhadap
Nilai-nilai Tauhid untuk Mencapai Kebahagiaan

Nilai-nilai universal yang perlu ditanamkan dikembangkan agar menjadi roh


kehidupan itu :
1. ash-shidq (kejujuran)
2. al-amanah (terpercaya)
3. al-adalah (keadilan)
4. al-hurriyyah (kemerdekaan)
5. al-musawah (persamaan)
6. tanggung jawab sosial
7. at-tasamuh (toleransi)
8. kasih sayang
9. tanggung jawab lingkungan
10. tadul ijtimah (saling memberi manfaat)
11. at-tarahum (kasih sayang)
F. Kontribusi Agama dalam Mencapai Kebahagiaan

Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain, dapat
disebutkan bahagia di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan
duniawi dan ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan termasuk mustahil tanpa landasan agama.

Agama dimaksud adalah agama tauhidullah. Kebahagiaan tidak mungkin digapai tanpa
tauhidullah. Sebab, kebahagiaan hakiki itu milik Allah, kita tak dapat meraihnya kalau tidak
diberikan oleh Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu, maka ikutilah cara-cara yang telah
ditetapkan Allah dalam agamanya. Jalan mencapai kebahagiaan selain yang telah digariskan
Allah adalah kesesatan dan penyimpangan. Jalan sesat itu tidak dapat mengantar Anda ke tujuan
akhir yaitu kebahagiaan. Mengapa jalan selain yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai jalan
yang sesat? Karena didalamnya ada unsur syirik dan syirik adalah teologis yang sangat keliru dan
tidak diampuni. Jika landasannya salah, maka bangunan yang ada di atasnya juga salah dan tidak
mempunyai kekuatan alias rapuh.
G. Proyek Belajar Memformulasikan Konsep Kebahagiaan
Otentik Menurut Islam

Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan auntentik: lahir dan


tumbuh nilai-nilai hakiki islami dan mewujudkan dalam diri seorang
hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukakan intropeksi
dan koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran
ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, islam, kehidupan,
serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam
menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Pada sisi lain,
kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak mewujud dalam
kehidupan yang konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai