Anda di halaman 1dari 5

TAFAKUR

1 2
Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia, Islam melarang kita agar tidak menuruti kesenangan hawa nafsu.
Namun hendaknya kita pandai-pandai memikirkan sesuatu dan mencari
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena di tengah-
akal untuk meningkatkan prestasi berkaitan hidup di dunia, dan
tengah kesibukan masih diijinkan untuk duduk bersimpuh di dalam
meningkatkan ibadah yang berkaitan dengan kebahagiaan di akhirat.
rumah Allah demi memenuhi undanganNya untuk bersama-sama
menjalankan sebagian dari kewajiban kita, berupa ibadah Jum’at. Jamaah Jum’at yang berbahagia,

Shalawat dan salam dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Judul khutbah yang saya sampaikan pada kesempatan siang hari ini
Beserta sahabat dan seluruh pengikutnya yang taat kepadanya. ialah tafakur atau berpikir. Islam memerintahkan kita untuk berpikir.
Sebab Islam adalah agama yang rasional dan dapat diterima secara akal.
Terlebih dahulu, saya berwasiat kepada diri saya sendiri ddan kepada
Hanya orang-orang yang tak berakal saja yang tak bisa menerima ajaran
para jamaah sekalian: Marilah kita selalu meningkatkan takwa kepada
Islam.
Allah dengan sebenar-benarnya. Makna takwa yang sebenar-benarnya
takwa ialah tunduk dan patuh kepada Allah dengan menjalankan Untuk meningkatkan keimanan kita, maka kita harus berpikir. Harus
perintah dan menjauhi laranganNya. memikirkan tentang ciptaan Allah sehingga kita benar-benar yakin
bahwa Allah itu ada dan Allah itu Maha Kuasa. Iman saja belum cukup.
Para jamaah Jum’at yang berbahagia,
Sebab kalau seseorang menerima ajaran Islam hanya karena iman tanpa
Hendaknya kita sadari dengan sepenuh hati, bahwa agama kita, Islam mau berpikir, maka Islamnya masih kurang sempurna. Suatu saat jika
ini merupakan agama yang indah, agama yang dapat meningkatkan dipengaruhi oleh orang lain, akal dan pikirannya menjadi goyah dan
semangat hidup, dapat meningkatkan kita semua dalam masalah imannya menjadi ambruk.
keimanan, meningkatkan akhlak yang berkaitan dengan akal kita.
Karena itulah Rasulullah telah berpesan kepada kita, “Hendaknya
Menurut firman Allah dalam Al Qur’an, bahwa kita diperintah agar
kalian semua memikirkan ciptaan Allah dan jangan memikirkan tentang
bertakwa, agar sama-sama tidak melanggar larangan Allah, agar tidak
DzatNya”.
sembrono atau meremehkan perintah-perintah Allah. Di dalam Al
Qur’an terdapat larangan agar kita jangan malas berikhtiar dalam Sidang Jamaah Jum’at yang berbahagia,
mencari nafkah, agar kita jangan banyak berbicara tetapi taka da isinya,
Tafakur atau berpikir dilihat dari kacamata agama ialah perintah
agar kita jangan sampai melakukan sesuatu yang sama sekali tidak
untuk berpikir dan merenung sehingga dapat mempengaruhi keluhuran
mendatangkan manfaat.
budi, menimbulkan perubahan pekerti mulia di hadapan Allah Taala.

3 4
Menurut kacamata Islam bahwa berpikir itu ada lima: rupa sehingga kita bisa berdiri dan bertumpuh padanya. Lalu
ditingkatkan memikirkan ciptaannya lain, mengapa Allah menciptakan
Pertama, berpikir terhadap ayat-ayat Allah. Adapun pengertian ayat-
bakteri dan disisi lain menciptakan gajah. Mengapa Allah menciptakan
ayat Allah itu bisa bermakna firmanNya yang terdapat dalam Al Qur’an.
lumut dan disisi lain menciptakan pohon yang tinggi besar. Pikirkan
Dan dapat pula bermakna sebagai tanda-tanda kebesaran Allah, yakni
pula, bagaimana Allah menciptakan lautan yang luas dan bermilyar-
jagad raya ini.
milyar ikan didalamnya. Pikirkan Allah menciptakan planet, mendung,
Berpikir tentang ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al Qur’an hujan, petir dan sebagainya. Seandainya manusia mau menggunakan
artinya mengkaji dan mempelajari firman Allah. Tentu saja tidak hanya akal pikirannya untuk merenung dan memikirkan ciptaan Allah, maka
melagukan ayat-ayat tersebut dengan merdu. Itu belumlah cukup. seluruh umurnya tidak cukup dihabiskan untuk itu.
Namun lebih dari itu, diharapkan kita membaca terjemahannya atau
Kedua, memikirkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada
ditingkatkan pada penafsirannya. Dengan demikian Al Qur’an benar-
kita. Apakah orang kaya atau sehat sajakah yang dianggap mendapatkan
benar menjadi pedoman hidup kita. Al Qur’an benar-benar menjadi
nikmat? Tidak. Semua manusia, baik miskin atau kaya, pejabat atau
petunjuk bagi kita sebagai landasan berpikir menemukan bukti
rakyat jelata, sehat atau sakit, besar atau kecil, tua atau muda, semuanya
kebesaran Allah.
mendapatkan kenikmatan Allah.
Sedangkan berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah melalui
Sidang Jum’at yang berbahagia,
ciptaanNya, bisa dimulai dengan merenungkan diri sendiri. Misalnya,
bagaimana asal penciptaan makhluk, bagaimana proses terjadinya Kenikmatan itu adalah akal pikiran, nyawa, tubuh kita yang terdiri
manusia yang hanya dari sel sperma, ketika bertemu dengan sel telur dari beribu-ribu bahkan berjuta bagian dan kenikmatan lainnya. Apakah
kemudian menjadi segumpal darah. Semakin lama terbentuk daging lalu selama ini kita pernah mensyukuri pemberian Allah berupa sepasang
oleh Allah disempurnakan menjadi seorang bayi. Selama Sembilan bola mata ini? Saya mencoba mengemukakan satu contoh saja, yakni
bulan lahir menjadi manusia yang akan timbuh besar. Ini perlu anugerah Allah berupa mata.
dipikirkan.
Orang mendapatkan rejeki kemudian bersyukur itu wajar. Namun
Contoh lain, mengapa Allah menciptakan mata kita sepasang. Lalu di jarang sekali orang yang mensyukuri terhadap anugerah Allah berupa
dalam mata dilengkapi dengan berbagai urat saraf serta lensa sehingga mata ini. Bayangkan, mata kita yang sehat dan dapat digunakan untuk
bisa melihat alam sekitarnya. Mengapa manusia diberi kelengkapan melihat ini tiba-tiba salah satunya rusak. Jika kita orang kaya, maka
otak. Mengapa Allah membuat telapak kaki dengan bentuk sedemikian akan membeli bola mata dari pendonor dengan harga yang sangat

5 6
mahal. Satu bola mata bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Nah, Memperlakukan binatang dengan baik. Merwat tanaman dengan baik
bagaimana jika keduanya rusak dan kita hendak membelinya? pula. Sedangkan perbuatan baik kepada Allah ialah tekun menjalankan
Seandainya, Allah menghargai mata dan kita diminta untuk membeli amal ibadah, taat dan bertakwa. Ibadah yang kita lakukan harus ikhlas
kepadaNya, mampukah kita menebusnya? Hanya sebutir mata saja. dan ditujukan kepada Allah, bukan karena riya’ dan ingin dipuji
Belum pula darah, belum pula kulit, belum juga sepasang kaki, tangan manusia.
dan sebagainya. Namun Allah memberikannya dengan cuma-cuma.
Para hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia,
Pernahkah kita membayangkan, berapa mahal harga satu tabung gas
Tafakur yang keempat adalah, memikirkan ancaman Allah. Berpikir
oksigen di rumah sakit? Padahal Allah menyediakan dalam jumlah tiada
yang demikian ini harus diawali dengan suatu keyakinan bahwa setiap
terhingga dan kita tak perlu membeli. Setiap saat kita bebas
perbuatan buruk akan ada balasannya. Kita harus yakin bahwa Allah
menghirupnya. Cobalah terus berpikir, maka akan menemukan sesuatu
Maha Kuasa dan Dia yang mempunyai hak untuk memberi siksa kepada
yang luar biasa. Nah, berpikir yang demikian inilah yang akan
hambaNya.
berdampak semakin meningkatkan rasa syukur atas kenikmatan yang
kita rasakan. Apabila kita melanggar laranganNya berarti kita membangkang.
Pikirkanlah, pembangkangan terhadap hukum Negara atau adat di dunia
Para hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia,
saja kita akan mendapatkan hukuman. Apalagi jika membangkang
Berpikir yang ketiga adalah memikirkan janji Allah. Yakni Allah terhadap hukum dan perintah Allah. Renungkanlah, seberapa banyak
telah berjanji akan membalas kebahagiaan bagi orang-orang yang pelanggaran yang telah kita lakukan?
berbuat baik ketika di dunia. Bahkan janji itu luar biasa, kenikmatannya
Kemudian tafakur yang kelima adalah berpikir terhadap diri sendiri.
berlipat-lipat dibandingkan di dunia. Yakni kenikmatan di surge. Kita
Yakni instropeksi. Apakah selama ini kita telah bersikap hati-hati dalam
harus memikirkan, sudahkah kita saat ini berbuat baik? Adapun
menjalani hidup dan berhati-hati dalam mentaati perintah Allah serta
perbuatan baik akan digolongkan menjadi dua macam, yaitu baik
menjauhi laranganNya. Atau bahkan kita sembrono terhadap larangan
kepada sesame makhluk dan baik kepada sang Pencipta. Baik sesame
Allah sehingga menganggap hal itu tidaklah berarti. Padahal jika
makhluk ialah berakhlak mulia dalam hidup di dunia ini. Saling
larangan itu kita lakukan, maka kita akan mendapatkan siksa. Tafakur
mengasihi terhadap sesama, menolong yang tidak mampu, dan
yang kelima inilah hendaknya yang harus diutamakan, disamping
menghormati yang lebih tua. Kelakuan baik terhadap selain manusia,
tafakur yang lainnya.
ialah terhadap alam. Kita harus memelihara kelestarian alam.

7 8
Kami turunkan Kitab kepadamu semua agar kamu dapat memberi
petunjuk kepada manusia tentang apa yang diturunkan kepada
manusia dan agar mereka berpikir.

9 10

Anda mungkin juga menyukai