Doa
Roma 12: 2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Yunani:
καὶ μὴ συνσχηματίζεσθε τῷ αἰῶνι τούτῳ, ἀλλὰ μεταμορφοῦσθε τῇ
ἀνακαινώσει τοῦ νοός, εἰς τὸ δοκιμάζειν ὑμᾶς τί τὸ θέλημα τοῦ
Θεοῦ, τὸ ἀγαθὸν καὶ εὐάρεστον καὶ τέλειον.
noús (kata benda maskulin) – kapasitas yang diberikan Tuhan kepada setiap
orang untuk berpikir (alasan); pikiran; kapasitas mental untuk latihan berpikir
reflektif. Bagi orang percaya, 3563 (noús) adalah organ untuk menerima pikiran
Tuhan, melalui iman.
nous, (Yunani: "pikiran" atau "kecerdasan") dalam filsafat, fakultas
pemahaman intelektual dan pemikiran intuitif.
Untuk itu, Roma 12:2b, “tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu” secara
harafiah bunyinya “tetapi hedaklah kalian diubah oleh pembaharuan
pikiranmu. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) MENULISKAN
“Biarlah Allah membuat pribadimu menjadi baru, supaya kalian berubah.” Hal
ini menunjukkan bahwa Allah-lah yang menjadi pelaku perubahan pikiran kita,
sehingga pikiran kita harus dirubah menurut standart Allah.
Allah sebagai pelaku, tapi kita percaya bahwa kita perlu bekerja sama dengan
Allah. Layaknya sebuah motto, “Faith seeking understanding” atau “Iman yang
mencari pengertian” kita perlu melakukan aksi yang aktif dalam pekerjaan
Allah.
Penjelasan:
Dalam sebuah hubungan komunikasi menjadi bagian yang sangat penting atau
menjadi kunci utama. komunikasi menjadi jalan untuk mengenal, jalan untuk
menyelesaikan masalah, dll. Untuk itu, orang yang berkomunikasi dengan kita
megambil peran yang begitu penting dalam hidup. Sebab komunikasi yang
intens melibatkan hati dan pikiran, emosi, simpati terhadap lawan bicara.
Komunikasi yang intens itu mengikat dalam sebuah relasi yang mempengaruhi
pola pikir kita.
Ada beberapa tulisan, penelitian mengenai pengaruh pergaulan dengan
perilaku seseorang. Bahkan, 1 Korintus 5:33 menuliskan, “pergaulan yang
buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
DENGAN SIAPA KITA BERKOMUNIKASI (BERGAUL), MENENTUKAN KUALITAS
PIKIRAN DAN PERILAKU KITA.
Doa yang kita percayai sebagai jalan kita berkomunikasi dan bergaul dengan
Allah kemudian mengambil peran penting. Dalam kaitannya dengan pikiran,
DOA melibatkan semua cara berpikir kita. Sehingga, apa yang kita doakan
itulah yang akan mengubah kita. Khususnya cara berpikir kita. Hal ini sejalan
dengan kutipan dari Soren Kierkegaard
“The function of prayer is not to influence God, but rather to change the nature
of the one who prays.”
― Soren Kierkegaard
Bahwa doa tidaklah berfungsi untuk mengubah Allah untuk selaras dengan
kita, melainkan merubah kita untuk selaras dengan Allah. Sehingga, doa yang
benar menghantarkan pikiran, hati, kehendak kita tidak berdasar pada
jawaban Allah yang kita mau tapi pikiran dan hidup kita akan menjadi semakin
selaras dengan apa yang Allah mau. Sebab, Allah mampu melakukan
immeasurably more than we could ever ask or imagine.
kita tidak dilarang untuk mengekspresikan pikiran tas situasi yang buruk
dengan emosi-emosi “negatif” tapi orang-orang percaya tidak boleh berlarut-
larut dalam itu semua.
Juga, dorongan paulus dalam ayat ini melatih pola pikir kita sehingga dalam
situasi terpuruk, pikiran yang menjadi lemah akan mudah untuk diubahkan
menjadi kekuatan. Layaknya orang yang sering olahraga dan memiliki pola
hidup sehat.
Pikiran yang diubahkan menjadi begitu penting karena akan terwujud dalam
tindakan kita.
Dalam Titus 3:5, “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus”