Anda di halaman 1dari 5

KHOTBAH

Minggu, 27 November 2022


“Pikiran yang Diubahkan”

Doa

Pendahuluan (gak usah panjang-panjang. Langsung aja!)

Roma 12: 2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
Yunani:
καὶ μὴ συνσχηματίζεσθε τῷ αἰῶνι τούτῳ, ἀλλὰ μεταμορφοῦσθε τῇ
ἀνακαινώσει τοῦ νοός, εἰς τὸ δοκιμάζειν ὑμᾶς τί τὸ θέλημα τοῦ
Θεοῦ, τὸ ἀγαθὸν καὶ εὐάρεστον καὶ τέλειον.

noús (kata benda maskulin) – kapasitas yang diberikan Tuhan kepada setiap
orang untuk berpikir (alasan); pikiran; kapasitas mental untuk latihan berpikir
reflektif. Bagi orang percaya, 3563 (noús) adalah organ untuk menerima pikiran
Tuhan, melalui iman.
nous, (Yunani: "pikiran" atau "kecerdasan") dalam filsafat, fakultas
pemahaman intelektual dan pemikiran intuitif.

1. the mind, comprising alike the faculties of perceiving and


understanding and those of feeling, judging, determining; hence,
specifically,

a. the intellective faculty, the understanding

b. reason (German die Vernunft) in the narrower sense, as the capacity


for spiritual truth, the higher powers of the soul, the faculty of perceiving
dibble things, of recognizing goodness and of hating evil

2. a particular mode of thinking and judging: Romans 14:5; 1


Corinthians 1:10; equivalent to thoughts, feelings,
purposes: τοῦ κυρίου (from Isaiah 40:13), Romans 11:34; 1 Corinthians
2:16a; equivalent to desires, τῆς σαρκός, Colossians 2:18 (cf. Meyer at
the passage).

Untuk itu, Roma 12:2b, “tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu” secara
harafiah bunyinya “tetapi hedaklah kalian diubah oleh pembaharuan
pikiranmu. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) MENULISKAN
“Biarlah Allah membuat pribadimu menjadi baru, supaya kalian berubah.” Hal
ini menunjukkan bahwa Allah-lah yang menjadi pelaku perubahan pikiran kita,
sehingga pikiran kita harus dirubah menurut standart Allah.

Allah sebagai pelaku, tapi kita percaya bahwa kita perlu bekerja sama dengan
Allah. Layaknya sebuah motto, “Faith seeking understanding” atau “Iman yang
mencari pengertian” kita perlu melakukan aksi yang aktif dalam pekerjaan
Allah.

Dalam proses pembaharuan pikiran:

DOA (Efesus 3:20)


“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang nyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
…”

Penjelasan:
Dalam sebuah hubungan komunikasi menjadi bagian yang sangat penting atau
menjadi kunci utama. komunikasi menjadi jalan untuk mengenal, jalan untuk
menyelesaikan masalah, dll. Untuk itu, orang yang berkomunikasi dengan kita
megambil peran yang begitu penting dalam hidup. Sebab komunikasi yang
intens melibatkan hati dan pikiran, emosi, simpati terhadap lawan bicara.
Komunikasi yang intens itu mengikat dalam sebuah relasi yang mempengaruhi
pola pikir kita.
Ada beberapa tulisan, penelitian mengenai pengaruh pergaulan dengan
perilaku seseorang. Bahkan, 1 Korintus 5:33 menuliskan, “pergaulan yang
buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
DENGAN SIAPA KITA BERKOMUNIKASI (BERGAUL), MENENTUKAN KUALITAS
PIKIRAN DAN PERILAKU KITA.
Doa yang kita percayai sebagai jalan kita berkomunikasi dan bergaul dengan
Allah kemudian mengambil peran penting. Dalam kaitannya dengan pikiran,

Manusia dianugerahi Tuhan dengan otak yang salah satunya dihubungkan


dengan berpikir. Bahkan, dibagi menjadi otak kanan (untuk berpikir secara
visual, intuitif, dan kreatif) dan otak kiri (untuk berpikir secara analitis, verbal,
dan selaras). *penelitian mengatakan bahwa tidak ada yang lebih dominan,
tetapi mengambil fungsi masing-masing.
(Efesus 3:20)
“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang nyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
…”
New International Version (NIV) Now to him who is able to do
immeasurably more than all we ask or imagine, according to his power
that is at work within us,”

DOA melibatkan semua cara berpikir kita. Sehingga, apa yang kita doakan
itulah yang akan mengubah kita. Khususnya cara berpikir kita. Hal ini sejalan
dengan kutipan dari Soren Kierkegaard
“The function of prayer is not to influence God, but rather to change the nature
of the one who prays.”
― Soren Kierkegaard
Bahwa doa tidaklah berfungsi untuk mengubah Allah untuk selaras dengan
kita, melainkan merubah kita untuk selaras dengan Allah. Sehingga, doa yang
benar menghantarkan pikiran, hati, kehendak kita tidak berdasar pada
jawaban Allah yang kita mau tapi pikiran dan hidup kita akan menjadi semakin
selaras dengan apa yang Allah mau. Sebab, Allah mampu melakukan
immeasurably more than we could ever ask or imagine.

POLA PIKIR POSITIF (Fil. 4:8)


“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua
yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar,
semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”
Surat Filipi adalah satu dari empat surat (Efesus, Kolose, Filemon) yang
dituliskan Paulus saat dia dipenjara sebagai dorongan untuk bertahan sampai
akhir dengan setia. Secara khusus, dalam ayat ini Paulus mendorong jemaat
untuk memikirkan semuanya itu. Kita “pikir” dalam hal ini tidak sekedar
tindakan berpikir sejenak dan berlalu begitu saja, tetapi merenungkan agar itu
dapat terwujud. Untuk itu, dalam ayat 9 Paulus untuk jemaat melakukan
semuanya itu.

Pikiran positif yang dimaksudkan itu berbeda dengan Toxic Positivity.


Toxic positivity is the belief that no matter how dire or difficult a
situation is, people should maintain a positive mindset. While there are
benefits to being optimistic and engaging in positive thinking, toxic
positivity rejects all difficult emotions in favor of a cheerful and often
falsely-positive façade.
Toxic positivity adalah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya
sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta
menolak emosi negatif. Melihat suatu hal dengan positif memang baik,
tapi jika dibarengi dengan menghindari emosi negatif, hal ini justru dapat
berdampak buruk bagi kesehatan mental.

kita tidak dilarang untuk mengekspresikan pikiran tas situasi yang buruk
dengan emosi-emosi “negatif” tapi orang-orang percaya tidak boleh berlarut-
larut dalam itu semua.
Juga, dorongan paulus dalam ayat ini melatih pola pikir kita sehingga dalam
situasi terpuruk, pikiran yang menjadi lemah akan mudah untuk diubahkan
menjadi kekuatan. Layaknya orang yang sering olahraga dan memiliki pola
hidup sehat.

Pikiran yang diubahkan menjadi begitu penting karena akan terwujud dalam
tindakan kita.

PEKERJAAN ROH KUDUS


Allah sebagai pelaku dari perubahan pikiran kita, sehingga keterlibatan Allah
menjadi bagian yang sangat penting. Kita bisa berdoa, kita bisa berupaya
berpikir positif, tai dengan kekuatan kita sendiri atau menggunakan ego kita
semua itu akan berujung kepada keinginan daging dan kepura-puraan.

Dalam Titus 3:5, “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan
karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya
oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus”

Pekerjaan Roh Kudus di dalam diri kita untuk mengerjakan


pembaharuan pikiran kita mewajibkan kita untuk menerima Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Serta, pembaharuan ini tidak
terjadi sekali saja, melainkan memerlukan proses sepanjang hidup
seperti yang dituliskan rasul Paulus dalam Kolose 3:10 bahwa
pembaharuan itu terjadi terus menerus sampai memperoleh
pengetahuan yang benar menurut gambar Allah.

Anda mungkin juga menyukai