Anda di halaman 1dari 12

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI

KEMENANGAN ATAS DOSA


ROMA 5: 12-17

MAKALAH DISERAHKAN KEPADA


TONI IRAWAN, M.A.
UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MATA KULIAH
HERMENEUTIK II

OLEH
PRISCILLA DOANI SARI PANGAYOUW

MALANG, INDONESIA
1 MEI 2019
KEMENANGAN ATAS DOSA
(ROMA 5: 12-17)

Pendahuluan

Surat Roma di tulis oleh Rasul Paulus karena adanya permasalahan dalam jemaat yang

harus diselesaikan. Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus karena adanya permasalahan yang

disebabkan oleh sikap-sikap orang Yahudi yang salah, begitu juga sebaliknya.1 Terlepas dari

masalah-masalah ini, terdapat topik yang menarik dalam Kitab Roma yang dibahas oleh Rasul

Paulus, yaitu konsep keberdosaan manusia. Keberdosaan manusia dalam kitab Roma dibahas

Rasul Paulus dalam Roma 5: 12-21.

Analisa Konteks Historis

Kitab Roma ditulis oleh Paulus dalam perjalannya misinya yang tearkhir. Paulus

sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk membawa persembahan kasih ke gereja-gereja

Kristen non-Yahudi yang miskin.2 Guthrie menuliskan bahwa sejak awal pelayanan misinya

(Paulus), ia menyadari pentingnya kota Roma bagi penyebaran Injil.3

Penerima

Seperti yang telah tertulis dalam kitab Roma yang telah diketahui bahwa surat ini

ditujukan kepada jemaat di Roma, maka pembaca kitab ini adalah jemaat di kota Roma. Surat

ini diantarkan oleh Febe dari Kengkrea.4 Namun, jemaat di Roma bukan didirikan oleh

Paulus dan asal-usulnya tidak diketahui dengan jelas.5 Agaknya jemaat itu didirikan oleh

1
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, cet. 1. (Malang: Gandum Mas, 1994), 1833.
2
Ibid.
3
Donal Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru, Volume 2 (Surabaya: Momentum, 2010), 1.
4
Henry H. Halley, Penuntun ke Dalam Perjanjian Baru (Surabaya: Tromolpos,1979), 199.
5
Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 1992), 375.
orang-orang Roma yang ada di Yerusalem pada hari Pentakosta (Kis. 2: 10).6 Namun, belum

ada dokumen dari abad pertama yang memberikan jawaban.

Jemaat di Roma dibagi menjadi dua, yakni orang-orang Kristen Yahudi dan orang-

orang Kristen non-Yahudi.7 Juga perpecahan dalam jemaat antara orang-orang Kristen

Yahudi dan orang-orang Kristen non-Yahudi juga terjadi. Namun, jemaat di Roma

didominasi oleh orang-orang Kristen non-Yahudi. Hal ini yang menyebabkan orang-orang

Kristen Yahudi yang kembai dari pengasingan merasa cemburu kepada mereka.

Tanggal Penulisan

Kitab Roma ditulis oleh Rasul Paulus dalam perjalanan misinya. Tepatnya pada

masa-masa akhir perjalanan misi Paulus. Tidak ada perdebatan yang cukup penting mengenai

kepenulisan Kitab Roma.8 Namun, seperti yang tertulis dalam Roma 16: 22, kitab ini ditulis

dengan bantuan Tertius sebagai juru tulis. Berdasarkan kronologinya, surat Roma ditulis di

Korintus (Roma 15:32). Kitab Roma diperkirakan ditulis pada akhir tahun 56 M atau awal

tahun 57 M,9 pada masa kekuasaan Raja Agripa dan wakilnya Fentus.10

Tujuan

Pada saat itu ajaran Yudaisme sudah mulai masuk kedalam komunitas jemaat di

Roma. Paulus dan orang Yahudi lain yang masuk Kristen mengalami masalah yang sangat

6
Henry H. Halley, Penuntun ke Dalam Perjanjian – Baru (Surabaya: YAKIN, 1965), 199.
7
Merrill C. Tenney, 375.
8
David K. Lowery dan Roy B. Zuck, ed., A Biblical Theology of The New Testament (Malang: Gandum
Mas, 2011), 321.
9
Everett F. Harrison, Introduction to the New Testament (Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans
Publishing Co., 1974), 304.
10
D.A. Carson dan Douglas J. Moo, An Introduction of The New Testament (Malang: Gandum Mas,
2016), 405.
mendesak. Masalah itu tercetus oleh kenyataan bahwa kebanyakan orang Yahudi tidak

sampai percaya pada Yesus Kristus serta injil.11 Sehingga, prioritas utama Paulus dalam

menulis surat Roma adalah untuk memperhalus beberapa aspek pemikirannya yang ternyata

dapat disalahtafsirkan. Sebab, setibanya Paulus di Yerusalem, ia harus menjelaskan mengenai

dirinya kepada orang Kristen Yahudi disana.12 Roma 5-8 menggambarkan menggambarkan

hasil hubungan baru dengan Allah, yaitu kebebasan dari murka Allah.13

Analisa Konteks Sastra

Konsep dosa merupakan salah satu tema penting dalam kitab Roma. Keberdosaan

manusia dalam kitab ini dibahas dalam Roma 5:12-21. Dalam ayat-ayat ini Paulus

menjelaskan perihal cara dosa masuk ke dalam dunia, yaitu lewat Adam. Dosa itulah yang

membawa maut, seperti dalam bagian yang lain mengatakan, “Upah dosa adalah maut”

(Roma 6:23). Dan maut telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat

dosa (Roma 3:23). Dengan demikian, Paulus percaya semua manusia turut berdosa dalam

pelanggaran Adam; dan sebagai konsekuensi dari dosa, maut menguasai semua manusia.14

Konteks Dekat

Roma 5:12-17 berbicara mengenai kemenangan atas dosa dan maut dengan

menggunakan tipologi Adam dan Kritus. Juga, teks sebelumnya berbicara mengenai “hasil

pembenaran” karena iman yang menuntun kepada kasih karunia Allah dalam Kristus Yesus.

Pada Roma 5: 8 dituliskan, “Akan tetapi, Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita,

oleh karena Kritus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Ayat ini menunjukkan

11
C. Groenen OFM, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1984), 224.
12
John Drane, Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1996), 369.
13
Ibid, 370.
14
Willam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983), 125.
bahwa kasih yang kita terima dari Allah diperoleh melalui kematian Kristus atas setiap dosa

kita. Dan pada ayat berikutnya ditulisakan bahwa pengorbanan Kristus menjadikan status kita

dibenarkan dan diselamatkan dari murka Allah, serta memperdamaikan kita dengan Allah.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, kita menemukan bahwa Rasul Paulus menekankan

tentang tindakan atau perbuatan dosa manusia yang telah dilakukan baik orang Yahudi

maupun orang non-Yahudi. Kemudian, Paulus menjelaskan tengtang pembenaran yang

dilakukan oleh Allah kepada seluruh umat manusia. Lalu, pada Roma 5: 18-19 menuliskan

kembali ayat 15 tentang palanggaran Adam menyebabkan semua orang memperoleh

penghukuman dan Kristus datang membawa pembernaran untuk hidup bagi semua orang.

Roma 5: 20 menuliskan, “Hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi

semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi

berlimpah-limpah.” Ini menunjukkan bahwa dosa telah ada sebelum adanya Hukum Taurat.

Hukum Taurat tidak membawa manusia ke dalam dosa, melainkan pelanggaran terhadap

hukum taurat membuat manusia semakin berdosa. Manusia tidak dapat membenarkan dirinya

dengan melakukan hukum Taurat. ketidakmampuan ini disebabkan karena manusia telah

jatuh ke dalam dosa. Hanya kasih karunia Allah yang sanggup membenarkan setiap manusia.

Dalam ayat 21, kita bisa melihat bahwa kasih karunia itu diperoleh melalui Yesus Kristus.

Konteks Jauh

Namun, bukan berarti pembenaran atas dosa karena kasih karunia membuat kita dapat

terus-menerus hidup dalam dosa. Perikop sealnjutnya tentang “Mati dan bangkit dengan

Kristus” menjelaskan kalau kita tidak boleh bertekun dalam dosa karena kelimpahan kasih

karunia Allah (ayat 1-2). Sebab, dalam ayat 5-11 menjelaskan bahwa kita telah mati (dosa

kita) berasama-sama dengan Kristus dan kita telah diabngkitkan bersama-sama dengan

Kristus sebagai anak Allah. Oleh karena itu, dalam Roma 6:12-14 menjelaskan bahwa kita

tidak boleh lagi hidup dalam kuasa dosa dan menuruti keinginannya. Sebaliknya, kita harus
menyerahkan tubuh kita kepada Allah sebagai senjata kebenaran, sebab kita tidak lagi hidup

dalam hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia Allah.

Eksegesis Teks

Dengan mempertimbangkan struktur teks Roma 5:12-17, dapat dibuat garis besar

pembagian eksegesis ayat-ayat tersebut sebagai berikut:

Ayat 12-14: Pelanggaran Adam

Ayat 15-17: Kasih karunia Allah

Pelanggaran Adam

2: 12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa. 2: 13 Sebab sebelum hukum Taurat ada,
telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum
Taurat. 2: 14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai
kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang
sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan
datang.

Pada ayat 12, Paulus mengatakan “demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua

orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Kata “dosa” atau hamartia (hamartia) yang

berasal dari kata hamartano (hamartano) adalah kata benda bahasa Yunani yang berarti

menolak kehendak Allah dan gagal melakukan keinginan Alah. Dosa juga dapat diartikan

sebagai perbuatan dosa itu sendiri, sifat atau kondisi melawan kebenaran, suatu kuasa, atau

akibat perbuatan itu.15 Jadi, dosa dalam ayat ini menggambarkan sebuah tindakan/ perbuatan

yang melawan kehendak Allah. Dosa dalam teks ini bersifat universal. Seluruh manusia

adalah keturunan Adam dan mengambil bagian dari dosanya dan konsekuensinya.16

15
Hasan Sutanto, Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkordansi Perjanjian Baru
(PBIK). (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 52.
16
Finis Jennings Dake, Dakes Annotated Reference Bible: The New Testament (With the Addition of
Daniel, Psalm, and Proverbs (Atlanta, USA: Dake Bible Sales, Inc., 1964), 164.
Kata “maut” Thanatos  yang berasal dari kata thensko yang artinya death17

atau kematian. Kata “menjalar” dalam versi Dake’s Annontated Reference Bible

menggunakan kata passed upon18 yang artinya “ditanggungkan”. Jadi, kematian tidak datang

karena dosa pribadi, seperti halnya dalam kasus Adam. Kematian ditanggungkan ke atas

semua manusia karena dosa Adam. Manusia kini mewarisi kecenderungan untuk berbuat

dosa seperti yang Adam lakukan.

Dalam ayat 13, frase “diperhitungkan” dalam bahasa Yunani ellogeo ( yang

dalam bahasa Inggris berarti to charge to atau “dibebankan kepada seseorang.” Jadi, kalimat

“tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat” menjelaskan bahwa dosa

tidak dibebankan kepada seseorang karena hukum Taurat. Melainkan, dosa telah ada di

dalam dunia sebelum hukum Taurat ada.

Ayat 14, kata “berkuasa,” basileuo kata kerja dalam bahasa Yunani yang

berasal dari kata basileus (to rule as a king)19 yang artinya memerintah sebagai raja. Jadi

“maut telah berkuasa” menjelaskan bahwa kematian telah memerintah layaknya seorang raja

dari zaman Adam sebagai manusia pertama hingga Musa dimana hukum Taurat dituliskan.

Frase “yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam”

zaman Adam dan manusia yang hidup di bawah hukum Taurat berbeda. Mereka mati karena

telah berdosa, tetapi tanpa perintah tegas yaitu hukum Taurat sebagai ukuran pelanggaran.

Paulus menggunakan frasa “gambaran” kepada Adam sebagai perbandingan antara

Adam dengan Kristus. Frasa “gambaran” yang dalam bahasa Yunani tupos dari asal kata

tupto (prefiguring something or somebody) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan

17
Fritz Reinecker, 360.
18
Finis Jennings Dake, 164.
19
Ibid.
sebagai “gambaran awal sesuatu atau seseorang.” Jadi, kalimat “gambaran Dia yang akan

datang” menunjukkan perbandingan antara Adam yang adalah gambaran awal Kristus.”

Perbandingan Adam dengan Kristus digunakan bukan karena adanya kesetaraan.

Tetapi, menunjukkan seluas mungkin perbedaan antara Adam dengan Kristus bahwa bahwa

apa yang telah dihilangkan oleh Adam diperoleh kembali oleh Kristus. Penggunaan istilah

“gambaran Dia yang akan datang” dimaksudkan karena manusia saat ini adalah keturunan

Adam yang turut ikut dalam konsekuensi dari pelanggaran Adam, sehingga bebas juga untuk

mengambil bagian dalam penebusan Kristus.20 Seperti dalam 1 Korintus 15: 22, “Karena

sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang

akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”

Kasih karunia Allah

2: 15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika
karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh
lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas
semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. 2: 16 Dan kasih karunia tidak
berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu
telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak
pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. 2: 17 Sebab, jika oleh dosa satu orang,
maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah
menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan
berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

Bila melihat latar belakang penulisan surat Roma, surat ini ditulis oleh Paulus karena

masuknya ajaran Yudaisme dalam jemaat di Roma. Ajaran ini menimbulkan

ketidakpercayaan dalam kebanyakan jemaat Yahudi kepada Yesus Kristus dan injil.21 Di ayat

15, Paulus mulai menjelaskan mengenai kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus. Paulus

menggunakan kalimat “tidaklah sama, jauh lebih besar lagi, tidak berimbangan” untuk

membedakan antara dosa dan kasih karunia. Dosa datang ke dalam dunia melalui

20
Finis Jennings Dake, 164.
21
C. Groenen OFM, 224.
pelanggaran Adam, namun Kristus mengalahkan dosa dengan kasih karunia-Nya yang

dilimpahkan kepada semua orang.

Dalam ayat 15, Paulus menggunakan kata (transgressions)22 yang berarti

banyak pelanggaran dan kata an act of grace)23 yang berarti Allah memberikan

kasih karunia kepada manusia atas kemauan diri-Nya sendiri. Jadi, sekalipun manusia

melakukan pelanggaran yang begitu banyak, Allah tetap mau memberikan kasih karunia-Nya

atas kemauan-Nya sendiri. Serta, dalam ayat 16, kata  (judgment, decision)24 yang

berarti keputusan. Allah memutuskan untuk menganugerahkan karunia atas manusia yang

mengakibatkan pembenaran. Dengan demikian, hal ini membuktikan bahwa kasih karunia

Allah hanyalah semata-mata karena inisiatif Allah. Tidak ada tindakan manusia yang turut

andil dalam pemberian kasih karunia itu. Bahkan pelanggaran manusia tidak membatalkan

kasih karunia itu dan justru, kasih karunia Allah membenarkan manusia dari penghukuman.

Di ayat 17, Paulus menuliskan “maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima

kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu

orang itu, yaitu Yesus Kristus. Paulus ingin jemaat di Roma mengerti bahwa kasih karunia

Allah itu jauh lebih berkuasa dibandingkan dosa dan maut. Dan kemenangan atas dosa itu

dilakukan hanya oleh satu orang, yaitu Yesus Kristus.

Dari ayat 17, dapat terlihat bahwa kasih karunia sebagi hadiah gratis melebihi

konsekuensi dosa. Siapa yang menerima kelimpahan kasih karunia dan karunia kebenaran

akan memerintah dalam hidup oleh Yesus Kristus.25 Kuasa dosa yang ditanggungkan kepada

semua manusia oleh pelanggaran Adam, dikalahkan oleh kasih karunia dalam Yesus Kristus.

22
Jr. Rogers. Cleon L. dan Cleon L. Rogers III, The New Linguistic and Exegetical Key to the Greek
New Testament (United States of America: Zondervan Publishing House, 1998), 326.
23
Fritz Reinecker, 360.
24
Ibid.
Dalam Roma 5:12-17 Paulus menjelaskan bahwa dosa masuk ke dalam dunia melalui

pelanggaran Adam dan menghasilkan maut. Maut menjalar kepada semua orang, sebab

semua orang telah berbuat dosa. Dengan demikian, Paulus percaya semua manusia turut

berdosa dalam pelanggaran Adam; dan sebagai konsekuensi dari dosa, maut menguasai semua

manusia. Namun, Paulus menuliskan bahwa, Kristus datang ke dalam dan melimpahkan

kasih karunia yang jauh lebih besar kepada semua orang.

Eksposisi

Tema besar dari Surat Roma adalah mengenai pembenaran Ilahi. Khususnya, pasal 5

surat Roma membahas mengenai hasil pembenaran sebagai perwujudan dari pembenaran

Ilahi. Paulus menggunkan tipologi antara Adam dengan Kristus untuk menunjukkan besarnya

kuasa kasih karunia Allah yang membenarkan manusia atas dosa melalui pengorbanan

Kristus.

Semua manusia di muka bumi ini, di mulai dari Adam sebagai manusia pertama

hingga kepada Musa sebagai penerima langsung hukum Taurat yang berisi hukum-hukum

Allah atas bangsa Israel pada masa itu, dan hingga kepada manusia pada masa kini tidak ada

yang tidak berdosa. Semua manusia di dunia ini telah jatuh ke dalam dosa oleh karena

pelanggaran Adam. Dosa menyebabkan semua manusia mengalami kematian.

Manusia menjadi berdosa, bukan di mulai saat manusia melanggar hukum Taurat di

zaman Musa. Melainkan sejak awal, yaitu di zaman Adam ketika Adam melanggar keinginan

Allah, manusia telah jatuh ke dalam dosa. Pelanggaran akan hukum Taurat bukanlah

penyebab dosa, melainkan dosalah yang menyebabkan manusia melanggar hukum Taurat.

ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia kemudian memiliki natur atau tabiat untuk

melanggar keinginan Allah.

25
Finis Jennings Dake, Dakes Annotated Reference Bible: The New Testament (With the Addition of
Daniel, Psalm, and Proverbs (Atlanta, USA: Dake Bible Sales, Inc., 1964), 164.
Penggunaan tipologi antara Adam dengan Kristus menjadi cara Paulus untuk

menunjukkan seluas mungkin perbedaan antara keduanya. Adam menjadi “gambaran awal”

dari Kristus. Adam berbeda dengan Kristus. Adam adalah gambaran dari ketidaktaan kepada

perintah Allah dan Kristus adalah gambaran dari ketaatan yang sempurna. Namun, Adam

membawa dosa masuk ke dalam dunia lewat pelanggarannya dan Kristus datang untuk

memenagkan manusia atas dosa dengan kasih karunia-Nya.

Pelanggaran Adam yang menebabkan semua menusia ikut terjerat dalam maut, namun

pelanggaran Adam juga membawa kita turut mendapat bagian dalam penebusan Kritus (5:16-

17). Sehingga, semua manusia menerima kasih karuna sebagai pemberian cuma-Cuma yang

jauh lebih berkuasa dibanding konsekuensi dari dosa. Kasih karunia ini menyebabkan kita

tidak lagi hidup dalam kuasa maut, melainkan kita memerintah dalam hidup melalui Kristus.

Kasih karunia Allah tidak dapat disandingkan dengan maut. Kasih karunia Allah jauh

lebih berkuasa atas dosa. Penghukuman yang diterima manusia akibat dosa, yaitu mengalami

maut tidak menyebabkan manusia kalah oleh dosa. Kasih karunia menyelamatkan manusia

dengan cara membenarkan manusia atas dosa. Dosa memang menyebabkan manusia harus

mengalami maut atau kematian, namun kuasa kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus

menyebabkan manusia dapat hidup dan berkuasa.

Kesimpulan

Pembahasan mengenai “Kemenagan atas Dosa” dalam teks Roma 5: 12-17

memberikan kesimpulan bahwa setiap manusia telah jatuh ke dalam dosa. Dosa

menyebabkan maut datang ke dalam dunia dan ditanggungkan kepada semua orang oleh

karena pelanggaran. Pelanggaran Adam menyababkan semua manusia turut berdosa dan

mengalami kematian. Namun, kasih karunia Allah jauh lebih berkuasa untuk memenangkan

manusia atas dosa dan memperoleh hidup, yaitu melalui Yesus Kristus.
DAFTAR PUSTAKA

Barclay, Willam. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma. (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1983.

Carson, D.A. dan Douglas J. Moo, An Introduction of The New Testament. Malang: Gandum
Mas, 2016.

Drane, John. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis (Jakarta: BPK


Gunung Mulia, 1996.

Guthrie, Donal. Pengantar Perjanjian Baru, Volume 2. Surabaya: Momentum, 2010.

Halley, Henry H. Penuntun ke Dalam Perjanjian – Baru. Surabaya: YAKIN, 1965.

Halley, Henry H. Penuntun ke Dalam Perjanjian Baru. Surabaya: Tromolpos,1979.

Harrison, Everett F. Introduction to the New Testament. Grand Rapids, Michigan: Wm. B.
Eerdmans Publishing Co., 1974.

Lowery, David K. dan Roy B. Zuck, ed. A Biblical Theology of The New Testament. Malang:
Gandum Mas, 2011.

OFM, C. Groenen Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1984.

Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1992.

Anda mungkin juga menyukai