Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

INDAHNYA BERDZIKIR ( ASMAUL HUSNA )


TA’RIF DZIKIR, MANFAAT DZIKIR, PROBLEMATIKA
DZIKIR

Dosen Pengampu:
Drs. H.Ramedlon M.Pd

Disusun Oleh :
1. Delvia Adriana 2111210169
2. Riska Nopiani 2111210156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SUKARNO
BENGKULU 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
“Akidah Akhlak” ini dengan baik Kami sadari masih banyak sekali
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, semoga hal ini tidak
menghalangi kami untuk terus belajar. Kami berharap dimasa yang akan
datang, kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Semoga dengan membuat makalah ini dapat menambah kemampuan dan
pengetahuan kami dimasa yang akan datang. Kami berharap makalah ini dapat
mendatangkan pengetahuan bagi kami dimasa yang akan datang dan juga
memberi manfaat bagi pembaca agar lebih meningkatkan kesadaran untuk
membaca dan mencari informasi seluas mungkin. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt senantiasa meridhoi segala
usaha kita.

Bengkulu, 05 November 2022

Pemakala

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Indahnya Berdzikir (ASMAUL HUSNA)...................................................3
B. Pengertian Ta’rif Dzikir...............................................................................7
C. Manfaat Dzikir.............................................................................................8
D. Problematika Dzikir.....................................................................................9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Islam keyakinan merupakan masalah yang pertama dan utama
dalam menjalani hidup dan kehidupaan seorang Muslim, jika semangat
keyakinannya menurun maka reaktivitasnya pun menurun, maka ada tiga hal
menjadi aksi pada manusia, yaitu ucapan perbuatan, dan hati. Ucapan
merupakan pengakuan seorang hamba Allah untuk taat kepada sang yang
Maha Pencipta, seperti pengakuan memeluk agama Islam, maka seseorang
harus terlebih dahulu zahirnya ikrarun bi al lisan, wa i’tiqadun bi al qalbu,
wa’amalun biarkan (mengucapkan dengan lidah, mengi’tiqadkan di dalam hati
dan membuktikan dengan amal perbuatan.
Beragam cara ditempuh oleh manusia untuk mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta, yaitu Allah Swt. Cara tersebut ada yang melalui jalan
merenung atau bertafakur atau berzikir. Ada pula seseorang menjadi dekat
dengan Allah Swt. Yang disebabkan oleh musibah yang menimpanya.
Demikianlah Allah Swt.membuka cara atau jalan bagi seseorang, tentu saja
kita harus mampu menempuh cara apapun agar dekat dengan Allah Swt.
Kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya tentu saja
akanmengantarkannya mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan
dan kenikmatan yang tiada tara. Bukankah seorang anak yang dekat dengan
orangtuanya atau seorang pegawai bawahan dengan atasannya akan
memberikan peluang atas segala kemudahan yang akan dicapainya.Jalan lain
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. adalah melalui zikir. Zikir artinya
mengingat Allah Swt. dengan menyebut dan memuji nama-Nya.Syarat yang
sangat fundamental yang diperlukan untuk mendekatkan diri kepada Allah
Swt. Melalui zikir adalah kemampuan dalam menguasai nafsu, selanjutnya
bila menyebut nama Allah Swt. (Asmaul Husna) berulang-ulang di dalam hati
akan menghadirkan rasa rendah hati (tawadu) yang disertai dengan rasa takut
karena merasakan keagungan-Nya. Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di

1
manasaja. Berzikir tidak perlu menghitung berapa jumlah bilangan
yang harus dizikirkan, namun yang penting adalah zikir harus benar-benar
menghujam didalam kalbu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Indahnya Berdzikir (ASMAUL HUSNA)?
2. Apa yang dimaksud dengan Pengertian Ta’rif Dzikir?
3. Apa Saja Manfaat Dzikir?
4. Apa Saja Problematika Dzikir?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Indahnya Berdzikir.
2. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud dengan Pengertian Ta’rif Dzikir.
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Dzikir.
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Problematika Dzikir.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Indahnya Berdzikir (Asmaul Husna)


Dalam islam salah satu solusi untuk menghilangkan perasaan
tidak tenang dan tidak nyaman adalah dengan berzikir mengingat
kepada Allah dalam arti yang luas. Berkaitan dengan zikir sebagai
penenang jiwa, hal tersebut telah disebutkan didalam Al-Qur’an
dan hadis Rasulullah dalam berbagai tuntunan dan petunjuknya
bahwa untuk mengatasi kegelisahan batin dan kegalauan jiwa.
Islam telah memberikan solusi dari berbagai persoalan yang
dihadapi oleh manusia termasuk kondisi psikologi yang tidak
tenang, dan agar manusia merasakan ketenangan dan kedamaian
dalam hati maka diperintahkan untuk berzikir kepada Allah swt.
Dengan zikir dan doa, akan menumbuhkan sifat optimis dan
percaya diri dan itulah yang dapat mengusir kegelisahan jiwa.1
TABEL ASMAUL HUSNA DAN ARTINYA

NO LATIN ARAB ARTINYA


1 Ar Rahman ُ‫الرَّحْ َمن‬ Allah SWT memiliki sifat Pemurah
2 Ar Rahiim ‫ال َّر ِحي ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Penyayang
3 Al Malik ُ ِ‫ْال َمل‬
‫ك‬ Allah SWT memiliki sifat
Merajai/Memerintah
4 Al Quddus ُ‫ْالقُ ُّدوس‬ Allah SWT memiliki sifat Suci
5 As Salaam ‫ال َّسالَ ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Memberi
Kesejahteraan
6 Al Mu’min ُ‫ْال ُمْؤ ِمن‬ Allah SWT memiliki sifat Memberi
Keamanan
7 Al Muhaimin ‫ْال ُمهَ ْي ِم ُ]ن‬ Allah SWT memiliki sifat Pemelihara
8 Al ‘Aziiz ‫ْال َع ِزي ُز‬ Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9 Al Jabbar ‫ْال َجبَّا ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Perkasa
10 Al Mutakabbir ‫ْال ُمتَ َكبِّ ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Megah, Yang
Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq ُ ِ‫ْالخَال‬
‫ق‬ Allah SWT memiliki sifat Pencipta
12 Al Baari’ ِ َ‫ْالب‬
‫ارُئ‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Melepaskan (Membuat, Membentuk,
1
Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah, Berdzikir kepada Allah Kajian Spiritual Masalah
Dzikir dan Majelis Dzikir (Yogyakarta: Sajadah_press, 2007) hlm., 01.

3
Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir َ ‫ْال ُم‬
‫ص ِّو ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar ‫ْال َغفَّا ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Pengampun
15 Al Qahhaar ‫ْالقَهَّا ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Memaksa
16 Al Wahhaab ُ‫ْال َوهَّاب‬ Allah SWT memiliki sifat Pemberi
Karunia
17 Ar Razzaaq ُ ‫ال َّر َّزا‬
‫ق‬ Allah SWT memiliki sifat Pemberi Rejeki
18 Al Fattaah ‫ْالفَتَّا ُح‬ Allah SWT memiliki sifat Pembuka
Rahmat
19 Al ‘Aliim ‫اَ ْل َعلِ ْي ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Mengetahui
(Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh ُ‫ْالقَابِض‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith ُ‫ْالبَا ِسط‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh ُ‫ْال َخافِض‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi’ ‫الرَّافِ ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Meninggikan (makhluknya)
24 Al Mu’izz ‫ْال ُم ِع ُّز‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil ُّ‫ال ُم ِذل‬ Allah SWT memiliki sifat Yang
Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii’ ‫ال َّس ِمي ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mendengar
27 Al Bashiir ‫صي ُر‬ ِ َ‫ْالب‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Melihat
28 Al Hakam ‫ْال َح َك ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Menetapkan
29 Al ‘Adl ‫ْال َع ْد ُل‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Adil
30 Al Lathiif ُ‫اللَّ ِطيف‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Lembut
31 Al Khabiir ‫ْال َخبِي ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengetahui Rahasia
32 Al Haliim ‫ْال َحلِي ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Penyantun
33 Al ‘Azhiim ‫ْال َع ِظي ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Agung
34 Al Ghafuur ‫ْال َغفُو ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Pengampun
35 As Syakuur ‫ال َّش ُكو ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al ‘Aliy ‫ْال َعلِ ُّي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Tinggi
37 Al Kabiir ‫ْال َكبِي ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Besar
38 Al Hafizh ُ‫ْال َحفِيظ‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Menjaga
39 Al Muqiit ‫ال ُمقيِت‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pemberi
Kecukupan

4
40 Al Hasiib ُ‫ْالح ِسيب‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil ‫ْال َجلِي ُل‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Mulia
42 Al Kariim ‫ْال َك ِري ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pemurah
43 Ar Raqiib ُ‫ال َّرقِيب‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengawasi
44 Al Mujiib ُ‫ْال ُم ِجيب‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengabulkan
45 Al Waasi’ ‫ْال َوا ِس ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Luas
46 Al Hakiim ‫ْال َح ِكي ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maka Bijaksana
47 Al Waduud ‫ْال َودُو ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pencinta
48 Al Majiid ‫ْال َم ِجي ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Mulia
49 Al Baa’its ‫ث‬ ُ ‫ْالبَا ِع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Membangkitkan
50 As Syahiid ‫ال َّش ِهي ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Menyaksikan
51 Al Haqq ‫ق‬ُّ ‫ْال َح‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Benar
52 Al Wakiil ‫ْال َو ِكي ُل‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Memelihara
53 Al Qawiyyu ُّ‫ْالقَ ِوي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Kuat
54 Al Matiin ُ‫ْال َمتِين‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Kokoh
55 Al Waliyy ‫ْال َولِ ُّي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Melindungi
56 Al Hamiid ‫ْال َح ِمي ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Terpuji
57 Al Mushii ‫صي‬ ِ ْ‫ْال ُمح‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengkalkulasi
58 Al Mubdi’ ‫ْال ُم ْب ِدُئ‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Memulai
59 Al Mu’iid ‫ْال ُم ِعي ُ]د‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii ‫ْال ُمحْ يِي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Menghidupkan
61 Al Mumiitu ُ ‫اَ ْل ُم ِم‬
‫يت‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mematikan
62 Al Hayyu ‫ْال َح ُّي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Hidup
63 Al Qayyuum ‫ْالقَيُّو ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Mandiri
64 Al Waajid ‫ْال َوا ِج ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Penemu
65 Al Maajid ‫ْال َما ِج ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Mulia
66 Al Wahiid ‫ْالوا ِح ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Tunggal
67 Al ‘Ahad ‫اَالَ َح ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Esa
68 As Shamad ‫ص َم ُد‬ َّ ‫ال‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir ‫ْالقَا ِد ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir ‫ْال ُم ْقتَ ِد ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Berkuasa

5
71 Al Muqaddim ‫ْال ُمقَ ِّد ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mendahulukan
72 Al Mu’akkhir ‫ْال ُمَؤ ِّخ ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengakhirkan
73 Al Awwal ‫األ َّو ُل‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Awal
74 Al Aakhir ‫اآلخ ُر‬
ِ Allah SWT memiliki sifat Maha Akhir
75 Az Zhaahir ‫الظَّا ِه ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Nyata
76 Al Baathin ُ‫ْالبَا ِطن‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Ghaib
77 Al Waali ‫ْال َوالِي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Memerintah
78 Al Muta’aalii ‫ْال ُمتَ َعالِي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Tinggi
79 Al Barri ُّ‫ْالبَر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Penderma
80 At Tawwaab ُ‫التَّ َواب‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Penerima Tobat
81 Al Muntaqim ‫ْال ُم ْنتَقِ ُم‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Penuntut
Balas
82 Al Afuww ‫ال َعفُ ُّو‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf ُ‫الرَُّؤوف‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pengasih
84 Malikul Mulk ْ‫ ْال ُمل‬ ‫ك‬ ُ ِ‫َمال‬ Allah SWT memiliki sifat Penguasa
‫ك‬
ِ Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali  ‫وال َجالَ ِل‬ ْ ‫ُذ‬ Allah SWT memiliki sifat Pemilik
Wal Ikraam ‫َواإل ْك َر ِام‬ Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith ُ‫ْال ُم ْق ِسط‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Adil
87 Al Jamii’ ‫ْال َجا ِم ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy ‫ْال َغنِ ُّي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Berkecukupan
89 Al Mughnii ‫ْال ُم ْغنِي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Memberi
Kekayaan
90 Al Maani ‫اَ ْل َمانِ ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Mencegah
91 Ad Dhaar ‫الضَّا َّر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Memberi
Derita
92 An Nafii’ ‫النَّافِ ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Memberi
Manfaat
93 An Nuur ‫النُّو ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha
Bercahaya (Menerangi, Memberi
Cahaya)
94 Al Haadii ‫ْالهَا ِدي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pemberi
Petunjuk
95 Al Baadii ‫ْالبَ ِدي ُع‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pencipta
96 Al Baaqii ‫اَ ْلبَاقِي‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Kekal
97 Al Waarits ُ‫ارث‬ ِ ‫ْال َو‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid ‫ال َّر ِشي ُد‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Pandai

6
99 As Shabuur َّ ‫ال‬
‫صبُو ُر‬ Allah SWT memiliki sifat Maha Sabar

B. Pengertian Ta’rif Dzikir


Arti dzikir dari segi Bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara,
yadzukuru, dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan dengan
lisan (menyebutkan, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati
(mengingat dan menyebut). Kemudian ada yang berpendapat
bahwa dzukr(bidlammi) saja yang dapat diartikan pekerjaan hati
dan lisan sedang dzikir(bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan
lisan. Sedangkan dari segi peristilahan, peristilahan, dzikir tidak
terlalu jauh pengertiannya dengan makna-makna laughawinya
semula. Bahkan di dalam kamus modern seperti al-Munawir, dan
al-Munjid. Sudah pula menggunakan Pengertian-pengertian istilah
seperti adz-dzikr dengan arti bertasbih, mengagungkan Allah swt.
istilah seperti adz-dzikr dengan arti bertasbih, mengagungkan
Allah swt.
Menurut Syekh Abu Ali ad-Daqqaq yang dikutip oleh joko
S. Kahhar & Gilang Vita Madina mengatakan, “Dzikir adalah tiang
penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah swt. Sungguh
dzikir adalah landasan bagi thariqat itu sendiri. Tidak ada seorang
pun yang dapat mencapai Allah swt. Kecuali mereka yang dengan
terus-menurut berdzikir kepada-Nya. Dzun Nuun al-Mishry
menegaskan pula mengenai dzikir dzikir bahwa, “Seseorang yang
benar-benar dzikir kepada Allah swt. maka ia akan lupa segala
sesuatu selain dzikirnya. Allah swt. akan melindunginya dari
segala sesuatu, dan ia akan diberi ganti dari segala sesuatu.
Adapun arti dzikir secara istilah yaitu proses komunikasi
antara seorang hamba dengan Allah SWT agar selalu mengingat
dan tunduk pada perintah-Nya.
Dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara (‫ )رﮐذ‬artinya
mengingat, mem-perhatikan, mengenang, mengambil pelajaran,

7
mengenal, dan mengerti. Sedangkan dalam pengertian terminologi
dzikir sering dimaknai sebagai suatu amal ucapan atau amal
qauliyah melalui bacaan-bacan tertentu untuk mengingat Allah.2

C. Manfaat Dzikir
Manfaat Dzikir Asmaul Husna Nabi Muhammad SAW.
bersabda:
Artinya: Dari Abu Hurairah, bersabda Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama yakni seratus kurang
satu barang siapa yang menghafalkan (Luar Kepala seluruhnya
akan dimasukkan ke dalam Surga” (HR. Bukhori).
Dari penggalan hadist tersebut, menyatakan bahwa siapa
saja yang bersedia mengamalkan membaca Asma‟ul Husna, maka
Allah akan memasukkannya ke dalam surga-Nya. Lebih mendalam
berkenaan dengan manfaat yang dapat kita peroleh dengan
menjadikan Asma‟ul Husna sebagai bacaan zikir sehari-hari, di
antaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengamalkan bacaan asma‟ul husna akan dapat mengantarkan
kita untuk lebih mengenal atau ma’rifat kepada Allah
swt.Membaca asma‟ul husna akan memberikan pemahaman
dan pengetahuan kepada kita tentang sifat-sifat Allah, sebab
dari setiap asma‟ Allah tersebut menggambarkan tentang sifat-
sifat mulia yang dimiliki oleh Allah.
b. Mengamalkan membaca asma‟ul husna, akan dapat
menumbuhkan baik sangka (husnuzhan) kepada Allah, sebab
kita akan mengetahui jika Allah adalah Tuhan yang maha
pengasih dan penyayang, Tuhan yang mengabulkan do‟a-do‟a
hamba-Nya, Tuhan yang maha pengampun dan maha
bijaksana.

2
Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah, Berdzikir kepada Allah Kajian Spiritual Masalah
Dzikir dan Majelis Dzikir (Yogyakarta: Sajadah_press, 2007) hlm., 02.

8
c. Menyebut dan membaca asma‟ul husna menjadikannya sebagai
bacaan zikir setiap saat, terlebih lagi menghafalkannya, akan
dapat membawa dan mengantarkan kita kepada surga Allah.
d. Membaca asma‟ul husna akan mampu menumbuhkan perasaan
cinta (mahabbah) kepada Allah, dan akan menjadikan kita
menjadi hamba Allah yang dicintai-Nya.
e. Mengamalkan membaca asma‟ul husna akan memberikan
kesadaran pada kita tentang hakikat hidup dan kehidupan yang
sedang kita jalani.
f. Menyebut dan membaca asma‟ul husna akan memberikan
kekuatan (energi) lahir dan batin pada kita, menumbuhkan
kedamaian dan ketenangan yang sangat mendalam dalam jiwa
dan hati kita.3

D. Problematika Dzikir
Bangsa Indonesia saat ini menghadapi problematika
pembangunan material dan spiritual sekaligus. Pembangunan
ekonomi, teknologi, dan keterampilan sebagainya tercakup dalam
pembangunan material. Sedangkan pembangunan spritual meliputi
budaya politik, kesenian, filsafat, kesadaran, dan religiusitas
masyarakat bangsa. Dalam konteks ini, reaktualisasi konsep fikir,
dzikir, dan amal saleh, yang merupakan landasan dasar bagi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia menemukan titik
relevansinya untuk diketengahkan sebagai tawaran penyelesaian
problematika bangsa Indonesia.
Dalam problematika berdzikir baik arah dan orientasi dzikir
ini dapat dikategorikan ke dalam dua hal. Pertama, dizikir sebagai
aktivitas beragama untuk mengenal,menghayati, dan melaksanakan
perintah Tuhan, termasuk di dalamnya adalah memahami nilai-

3
Ikhtiar Baru Van Houve, Ensiklopedia Islam, jilid 6(Jakarta: PT Ichtiar Baru van Houve,2007) hlm.
332

9
nilai dan visi-misi agama secara benar dan mendalam dan
mentaatitnya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, aktifitas
dzikir juga merujuk pada aktivitas tazkiyatu al-nafs, yakni
menyucikan hati dan pikiran sesuai dengan nilai-nilai yang
diserukan oleh agama.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
berpikir adalah aktivitas menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-
nimbang dalam ingatan.
Menurut Fatoni, berpikiradalah gejala jiwa manusia dalam
upaya menentukan hubungan-hubungan secara tepat dan dialektis
antara pengetahuan-pengetahu yang Didalamnya tentu terdapat
aktivitas mempertimbangkan, merenung, menganilisis,
membuktikan, menunjukkan alasan-alasan, mencari hubungan,
mengkategorisasikan, hingga menarik kesimpulan. Serangkaian
aktivitas itu secara sederhana dapat disebut dengan berfikir.
Demikian juga ketika zikir sebagai pelaku agama secara
luas tanpa dibarengi dengan aktivitas berpikir yang juga total,
maksimal, dan radikal, maka yang terjadi adalah muncul cara
beragama yang ultraliteralistik, kaku, dogmatis, dan pemeluknya
akhirnya merasa benar sendiri karena membatasi aktivitas pikir
dalam beragama. Karena klaim kebenaran ini berada di dalam diri
pemeluk agama maka muncullah kemudian karakter beragama
yang arogan, sombong, keras dan jauh dari rendah hati dan
kebijaksanaan yang sebenarnya dilarang dalam ajaran agama. Cara
beragama yang demikian ini akan dikalahkan nafsu sehingga dapat
merusak dan menimbulkan kegaduhan di antara umat-umat
beragama.
Cara beragama yang di dalamnya diiringi oleh aktivitas
pikir yang total, maksimal dan radikal akan menghasilkan cara
beragama yang substantif memahami nilai-nilai dan visi misi
ketuhanan dan kenabian, sehingga menciptakan suatu komunitas

10
pemeluk agama yang rendah hati kamu bijaksana dan toleran
demikian juga aktivitas pikir pengembangan ilmu pengetahuan,
sains dan teknologi yang diiringi dengan kreativitas dzikir dalam
arti luas maka akan menghasilkan saintis dan pengguna teknologi
yang beretika, menjunjung tinggi kekuasaan Tuhan tidak membuat
kerusakan di bumi, dan menciptakan kedamaian dalam hati serta
kemaslahatan di bumi sesuai dengan visi dan misi dalam
menjalankan agama yang baik dan benar4

BAB III
4
Abdul Mulkhan, Kesalehan Multikultural; Ber-Islam Secara Autentik Kontekstual di Era
Peradaban Global (Jakarta: PSAP, 2005),hlm 7.

11
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam islam salah satu solusi untuk menghilangkan perasaan
tidak tenang dan tidak nyaman adalah dengan berzikir
mengingat kepada Allah dalam arti yang luas.
2. Arti dzikir dari segi Bahasa, dzikir berasal dari kata dzakara,
yadzukuru, dzukr/dzikr yang artinya merupakan perbuatan
dengan lisan (menyebutkan, menuturkan, mengatakan) dan
dengan hati (mengingat dan menyebut).
3. Menyebut dan membaca asma‟ul husna akan memberikan
kekuatan (energi) lahir dan batin pada kita, menumbuhkan
kedamaian dan ketenangan yang sangat mendalam dalam jiwa
4. Dalam problematika berdzikir baik arah dan orientasi dzikir ini
dapat dikategorikan ke dalam dua hal. Pertama, dizikir
sebagai aktivitas beragama untuk mengenal,menghayati, dan
melaksanakan perintah Tuhan,

B. Saran
Dengan mengingat nama Allah dan meminta pertolongannya
secara tidak sadar kemampuan seseorang menjadi naik mungkin
hal yang tidak mungkin terjadi namun seperti pepatah Islam
berkata apa yang terjadi maka terjadilah hal tersebut secara logika
tidak mungkin terjadi tapi bila Allah berkehendak maka terjadilah.
Bacaan doa dan zikir tersebut dalam Bahasa Arab, maka
disarankan kepada pembaca agar mempelajari bacaan teks doa atau
zikir daripada orang yang boleh atau memahami bahasa arab agar
setiap kalimat yang dibaca betul dari segi bacaan dan maknanya
kerana apabila bacaan berubah, maka artinya juga akan berubah.
Harapan penulis, semoga dengan adanya Makalah ini, dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri dan
semua kelompok masyarakat yang sudi untuk
membacanya.Semoga, Allah swt selalu memberikan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya kepada kita

DAFTAR PUSTAKA

12
Joko S. Kahhar&Gilang Cita Madinah, 20007. Berdzikir kepada Allah Kajian
Spiritual Masalah Dzikir dan Majelis Dzikir , Yogyakarta.
Ikhtiar Baru Van Houve, 2007. Ensiklopedia Islam, Jakarta.
Abdul Mulkhan, 2005, Kesalehan Multikultural; Ber-Islam Secara Autentik
Kontekstual di Era Peradaban Global, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai